Monday, July 31, 2006

No More ReGroup Please....

Sabtu kemaren aku heran. Kenapa teman-teman ramai-ramai potong padi berkumpul di depan kelas di IPMI. Aku memang telat datang. Reza melambai memintaku bergegas bergabung.
"Whats up?"
“Ngomongin re group”
lho ? ada issue apa lagi sih.
Ternyata walau voting tentang group dan re group yang pernah diumumkan berakhir dengan no regroup masih ada beberapa orang yang pengin pindah. Mereka ngotot. Mereka pergi dari existing group dan melamar ke group tertentu. Kacau!! Banyak orang sakit hati, banyak orang kecewa.beberapa cewe menangis.

Brengsek! Ugh pusing!! Aku cuma punya sau concern. Apa pengaruhnya dengan group 2. Group kami berenam.

“Dengan kondisi yang ada ini group 2 harus ngurangin anggotanya satu. Six is too much. Make it Five!”
Kami bertukar pandang. Seperti sudah kuduga, tiba juga saat yang sulit ini. Dengan makin berguguran peserta kuliah di IPMI-krn postpone. Group kami memang jadi group yang punya member terbanyak. Dan menurut teman-teman itu tidak fair.

Kami berenam minggir. Duh ? siapa mau jadi volunteer ? kami sudah nyaman. Group kami kompak. Makanya sulit banget bagi kami memutuskan siapa harus pergi.
Rizki ngotot. “Bilang aja kita tetap mau berenam”
Reza bilang "nggak bisa egois. Kita musti consider group lain "
Aku bilang “ kalo salah satu dari group kita harus pergi, pastikan dia pindah ke group yang dia pilih. Aku nggak tega kalo dia sampai dapat group yang nggak nyaman.”
Sudah satu semester kita lalui bersama. Sudah terlihat group mana yang bermasalah dan yang tidak.
Akhirnya Jo volunteer untuk pindah. Dengan alasan jarak rumah yang lebih dekat. Dia pilih group 5 yang majoritas membernya tinggal di kelapa gading. Tapi ini tidak juga memberikan solusi. Karena group 1 complain keras. Tersinggung. “Kenapa lu nggak mau pindah group gue ?” Buntu. Karena Jo Cuma mau pindah ke group 5.

Masalah makin rumit. Orang-orang yang tidak puas membentuk group baru. Member dalam 1 group semakin sedikit. Dan dampaknya, group kami diminta melepas 2 orang.
Reza dan Deeny volunteer untuk pindah. Aku speechless saat Reza bilang begitu di depan forum. Our Denny ? Our Reza ? oh No!!
Wafa langsung kecut. Dia minta kami bicara berenam di koperasi. Dia marah “apa-apan kalian ?! tiba-tiba bilang mau pindah tanpa persetujuan kita-kita. Emang kita ada masalah apa??“
Ups!! Aku nggak nyangka Wafa sesensitif itu. Reza berusaha menebus suasana yang ngak enak “ya..kan kita mau volunteer pindah cuma kalo kalian setuju”. Wafa berkeras bilang nggak. The rest of us not agree too. Sampai Dewi menelphonku. Sama dengan Dewi, aku termasuk dituakan di kelas.

“Ada update baru. Lu bangtu gue ngomong sama satu orang. Kalo ini berhasil. Kalian cuma harus ngelepas satu orang. Dan orang lu itu bisa pergi ke group 5 as per his request. Aku segera kembali ke lobby depan kelas. Memanggil seorang cewe dan berusaha membujuk. Duh, mulai dari mana ? akhirnya berhasil memang, dia setuju tapi kemudian menangis. Dan aku jadi ikut menangis. Sedih membayangkan jika harus dalam posisi unwanted sepertinya.

Akhirnya tugas accounting yang jadi agenda kami siang itu jadi terbengkalai. Banyak waktu terbuang cuma buat ngebahas re group. Ribet dan menguras emosi.

Bye Jo...we let u go not because we don’t care with You…please think that group 5 is need and care to you as well. I feel bad. I feel sad.

Now-without Jo-there’re only the 5 of us. Damn!! No more regroup please….

No ReGroup Please...

Sabtu itu kami berlima –karena Rizki sakit-berjalan menuju tempat parkir. Melewati Group satu-group vivi- yang sedang berdiskusi.
"Eh, kalian mau kemana ?" Tanya Vivi
"Sentul." Jawabku
"Ngapain ?"
"Survey."
"Lho klan tadi malem udah . Nonton bareng kan ?"
Aku tersenyum.
Itu kan final project Mcom. Ini buat final project ME.
"Wah, enak ya kalian jalan-jalan mulu" begitu kata Vivi

Kami semua naik satu mobil. Jo pilot, wafa co pilot. Aku kiri belakang, Denny kanan belakang.sedang Reza terjepit di tengah Kami melaju menuju sentul. Cihui !! Udah berasa mau pergi piknik.

Sepanjang jalan kami tertawa. Kami senang ngodain Jo yang selalau blushing kalo diledek soal cewe. Dengerin lagu di mobil sambil nyanyi-nyanyi. Ups Begini deh pergi ma orang-orang NF. Pilihan lagunya mellow semua. Dari Glen, ari lasso, samson Gigi, sampai padi. Ih, jadi inget jalan-jalan-jaman kuliah dulu.

Sampai juga kami di lokasi survey. bukit sentul. Kami melihat-melihat, bertanya-tanya, foto-foto. Semua yang kami butuhkan untuk final project ME kami.

Setelah merasa cukup mendapat informasi kami istirahat di restorant yang tersedia. Cuma minum cendol dan makan bakwan sih. Lalu Ngobrol dilanjut.. Ketawa-ketawa lagi. Sayang hari sudah terlalu sore. Jadi kami segera kembali ke Jakarta. Bukan hanya membawa bahan untuk final project ME, tapi juga membawa pulang kenangan akan kebersamaan group kita.

Selasa sore.Rizki bertanya “gimana diskusinya sabtu kemarin Mbak?"
“kita nggak jadi diskusi kok. Sabtu kemarin tinjau lokasi".
"Oh Survey ?" tanya Rizki keliatan menyesal.
“nggak !! jalan-jalan!! “kataku tertawa.

Appendix

Aku terkejut!! Saat menerima email dari milis kelasku di IPMI. Mereka mengadakan Voting untuk pilihan apakah semester depan kelas kita akan re group atau tetap dengan existing group. Waduh ?
Kuliah Steve –ketua kelas kami-online segera ku YM dia
Aku ngomel “$%#&^%&%!!!”
“Eh, jangan marah dong" pintanya
“usul siapa tuh ?" tanyaku
“rahasia dong. Kalo gue nggak bikin vote ntar gue dikira nggak respon sama aspirasi temen-temen"
"Aduh!! Re group kan berarti wasting time buat adaptasi lagi”keluhku

"Tapi ada positifnya Mbak. kita bisa kenal orang-orang dari group lain. Supaya nggak bosen . masa dua tahun se group ma orang-orang yang sama"

Steve is correct. But I have feel comfortable with my existing groupmates. May be our group was not the best group in class. But definetely not the worst.

Wafa dan Reza Online. Kutanya mereka lewat YM
“Udah vote ? pada pilih apa ? Aku nggak setuju regroup"
Wafa “stay with existing Group”
Reza”Aku juga. We’re Family Mbak”

I realize our group have problem. No one have accounting and economic background. The six of us were engineer. No wonder we face difficulty when discuss about economic. But I assume another group also have problem . Maybe different problem that driven voting for re-group

But that the real life. You couldn’t hope everything easy .You have to adapt. I have spent my time for adaptation. So I prefer to stay with my group. No re-group, please….

The Time Machine

Seorang teman lama bilang, "Andai orang bisa naik mesin waktu dan kembali ke masa lalu yang lebih menyenangkan. Enak kali ya ? Kamu pengin gitu juga nggak Bin?"
Aku memandangnya lekat-lekat. Dan ingatanku berputar.

Aku punya masa kecil yang menarik, tapi berlebihkan kalo disebut sangat bahagia. Karena yang kuingat adahal banyak kecemburuan dengan kakakku.
Aku punya masa remaja yang menyenangkan, tapi berlebihan kalo disebut terlalu bahagia. Karena masih bisa kuingat sulitnya membagi waktu antara belajar dan bersenang-senang.
Aku punya masa kuliah yang luar biasa, tapi berlebihan kalo ini disebut masa paling bahagia. Karena walau bisa kuingat banyak tawa, aku juga ingat banyak airmata. Dan Cukup! aku tidak akan sanggup menjalaninya lagi!

Harus ku akui, Aku masih sayang kamu
Namun hatiku tak mungkin dapat 'Tuk memiliki hatimu
Walau pedih...Tapi ku baik-baik saja….
(Aku baik-baik saja-RATU)

Kini, Aku punya anak –anak yang lucu dan membanggakan. Inilah masa aku paling bahagia. Dan aku menjawab pada temanku itu “No, thanks. Aku bahagia dengan diriku sekarang.”

Aku bahagia karena aku bersyukur atas semua yang kumiliki saat ini.
I don’t need the time machine.

Friday, July 28, 2006

Aku dan Para Sahabat Di Hari Wisuda

Evelyn, Watiek, Dewi

Evelyn dan Watiek dekat. Mereka bersahabat. Awalnya mereka kemana-mana berdua. Aku tertarik buat ikut bergabung. Menurutku mereka menyenangkan. Tak lama Dewi ikutan. Kami lalu banyak menghabiskan waktu berempat.

Jika kami diibaratkan kakak beradik. Dewi adalah kakak sulung. Dengan pembawaan yang tenang. Jalan pikir yang dewasa. Dia pantas untuk posisi itu. Walau aku lebih tua dari Evelyn, tapi dia lebih stabil secara emosi. Dia lebih pantas jadi kakak kedua. Aku lalu memanggilnya Teteh. Aku jadi yang ketiga, karena Watiek memang pantas jadi bungsu. Dia senang bermanja-manja dengan kami. Dan kami dengan senang hati mengurusnya. Dia lemah jantung. Dia sering pingsan. Aku menyayangi mereka!!

Kami berempat bersahabat dekat.Walau tidak ada yang tinggal satu kost, kami selalu berbagi gossip, berita dan cerita tentang apa saja. Soal keluarga, cowo-cowo (saat itu ini bahasan paling menarik dan nggak ada habisnya ha..ha..) dan hal-hal yang menyangkut kuliah. Semua dibahas tuntas!!

Kami pernah nginep bareng berdesakan di kamarku di Melati. Kami sering cekikikan di kamar Dewi di Sunda Karya. Belanja belanji, ngerujak & nge-jus, jalan bareng, naik gunung bareng, makan indomie di sindang reret depan persada. Tapi aku ingat, kami adalah pelangan setia warung makan Yunani yang persis didepan kost Dewi .Semua itu mewarnai hari hari kami selama kuliah.

Hari wisuda sahabat-sahabatku

Makanya sebetulnya aku cemburu, saat januari 1993 mereka bertiga wisuda bareng. Aku ketinggalan. Aku belum lulus. Bukan salah siapa-siapa. Aku memang lambat mengerjakan penelitian dan skripsiku.

Namun Aku berusaha berbesar hati. Aku datang wisuda mereka. Aku merelakan sahabat-sahabatku tersayang, lulus duluan. Di hari mereka wisuda, kami berfoto bersama.
Untuk mengabadikan kenangan, akan persahabatan kita berempat.


Windy, Muslih, Heru,

Aku mengenal Windy sejak TPB. Dia sering ke tempat kostku di TM18 menemui Masta. Mereka satu SMA. Mereka sama-sama tomboy. Mereka satu gereja

Aku mulai dekat denganya menjelang tingkat akhir. Aku dan dia sekamar di AGK. Kami bersahabat. Dia sudah tidak lagi tomboy. Dia tidak lagi ke gereja. Dia pindah Islam.

Di tahun-tahun pertama ku di MP aku memang dekat dengan Evelyn, Dewi dan Watiek. Tapi di tingkat akhir, aku paling dekat dengan Windy. Kami berbagi kamar, gossip, berita ,cerita, apa saja!! Semuanya!! Tidak ada yang kusembunyikan darinya. Dia mengenalku luar dalam. Vice versa.

Windy cewe yang pandai. Kami berimbang.
Hanya saja aku lebih beruntung.
IP ku lebih tinggi dari IP nya :-)

Hari Ujian Windy
Hari itu Windy ujian sarjana. Aku, Muslih, Heru dan teman-teman menunggu diluar ruang sidang. Ngobrol. Waktu berlalu. Menjelang sidang berakhir Muslih mengintip kedalam melalui celah jendela . Dia bilang sesuatu yang mengejutkan “Jangan-jangan Windy nggak lulus. Pak kamar keluar nggak pake salaman sama Windy!!”.

Pintu ruang sidang terbuka. Pak Kamarudin keluar bersama dosen penguji yang lain. Kami segera menghambur ke dalam. Muslih benar. Windy tidak lulus. Dia menangis dalam pelukanku.

Aku bisa merasakan kesedihannya. Malam-malam panjang yang dihabiskan untuk penenelitian di lab Energi . Seakan berakhir sia-sia.

Sambil memeluk Windy yang terus menangis aku jadi teringat ujian sarjanaku beberapa minggu sebelumnya. Aku juga terganjal. Pak Bambang tidak memberiku kelulusan begitu saja. Aku lulus bersyarat. Aku dinyatakan lulus, asal dalam seminggu sejak tanggal aku ujian, aku memasukan paper tentang pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa kujawab di ruang ujian. Untunglah hari itu aku sudah membereskan persyaratan itu.

Windy cewe yang cerdas. Kami berimbang.
Hanya saja aku SELALU lebih beruntung
Pak Bambang memberiku lulus bersyarat
Sedang Pak Kamarudin tidak meluluskannya :-(

Windy diberi kesempatan untuk mengulang ujiannya. Agar dapat ikut wisuda periode Mei-jadwal hari wisudaku. Walau aku dan teman-teman berusaha memotivasi dia untuk mengejar tengat waktu wisuda, tapi Windy terlalu lelah untuk itu. She need break,and we all understand.

Hari Wisudaku
Di hari wisudaku aku datang terlambat. Hampir 30 menit terlambat. Mobil Bapak bermasalah di Tol. Untung Eddy bisa membereskannya. Hm. Bapak memang bisa mengandalkan banyak hal pada calon menantu kesayangannya itu.

Para wisudawan sudah masuk GWW. Aku berpencar dengan keluarga. Wisudawan dan keluarga memiliki pintu masuk yang berbeda. Aku bergegas.

Di depan pintu khusus wisudawan. Aku bertemu Heru. Dia berdiri disana sambil membawa kameranya. Aku melambai dan tersenyum. Dia balas melambai dan tersenyum. Aku sudah begitu telat. Aku tidak sempat mengucapkan sepatahkatapun, walau cuma untuk sepotong “thanks”. Aku bergegas masuk, dan berbaur dengan wisudawan lain.

Saat itu aku senang bisa wisuda bareng sahabatku Muslih. Teman-teman yang ketika itu juga Wisuda antara lain Tuti, Arum, Sutini, Robby, Bogi, Arief, dan Erfan -ehm, kesadaran bahwa aku wisuda bareng Erfan, sayangnya kudapat bertahun-tahun kemudian.

Setelah acara wisuda di Fateta berakhir. Aku foto berdua Muslih. Aku foto berdua Evelyn –dia hadir mendampingi Arief yang juga wisuda. Aku berfoto bersama para sahabat.
Aku melihat sekeliling. Apakah Windy hadir disana?
Ternyata tidak. Banyak yang bilang dia ada di AGK. Heru menemaninya.

Di hari wisuda aku bahagia, bisa membuat Bapak bangga akan diriku. Walau tetap terselip perih. Karena Aku meningggalkan Windy dan Heru lulus duluan. Aku meninggalkan sahabat-sahabatku itu untuk wisuda duluan.

Epilog.
Windy akhirnya lulus sidang sarjana nya yang kedua. Dia wisuda pada periode berikutnya. Aku khusus datang dari Jakarta untuk menghadiri wisudanya. Kami berfoto bersama.

Sedang Heru, well..aku tidak tau persis kapan dia lulus. Sebab rasanya saat itu aku sudah menikah dan menetap di jakarta. Tetapi Menurut informasi yang kudapat dari Muslih-setelah lulus ujian, Heru memilih untuk tidak ikut wisuda. I never asked Heru why, coz I knew him as a freak best friend of mine :-D

Aku, Kalis dan Menulis

Bin, bukunya bagus banget. Bbrp kisah bikin nangis..salah satu hikmah disini membangkitkan hobi lama baca dan nulis. Saya nulis renungan-renungan mudah-mudahan layak dibikin buku.

Itu ringkasan sms-sms panjang yang dikirim Kalis dari suatu tempat di Sumedang.Pada satu malam yang sudah larut. Aku terharu membacanya. Aku baru tahu, Kalis ternyata suka menulis.

Aku jadi ingat yang berikut.
Saat itu aku masih kuliah di Darmaga.Kalis mampir ke kamarku. Mencari Windy. Lupa urusan apa.Yang jelas dia harus menunggu. Dari pada iseng dan bengong, dia cari bacaan.

Kalis mengambil sebuah majalah lama dari rak bukuku.Ups!! Untung aku sempat melihat, cepat-cepat aku menahanya. "Yang lain aja Lis, jangan yang ini" kataku sambil mengambil kembali majalah Gadis terbitan tahun 1987 itu dari tangannya.Dia heran "lho, kenapa ?"

Dengan tersipu-sipu aku bilang begini "hm, ada cerpen gue dimuat disitu. Majalah ini file pribadi"
"oh, maaf saya teh nggak tahu. Yang lain aja ? boleh ? "katanya sambil tersenyum lebar. Wow !! Pasti dia berpikir….Ih, Ibin ? nulis cerpen gitu ? Aku lalu mengulurkan majalah lain.

Bukannya aku ngak mau sharing. Tapi aku takut ditertawakan. Teman-teman mengenalku sebagai pribadi yang cuek, cerewet, sedikit sinis. Apa jadinya kalo mereka tau aku jago menulis cerpen yang melankonis gitu?. Aku malu kalo mereka tau sebetulnya aku punya sisi romantis juga. Gubrak !! Ugh. Nggak deh !! Untung Kalis tidak pernah menanyakan lebih lanjut. Paling dia lupa, cowo memang gampang lupa :-)

Berikut ringkasan sms-sms panjang yang aku kirim ke Kalis dari suatu tempat dicirendeu. Pada satu malam yang sudah larut.

Gw kalo lagi sedih juga suka baca buku itu. Touching. Dan kalo baca itu kita jadi tau bahwa banyak juga orang lain yang kesulitan. Kita nggak sendiri Lis….Nulis deh, bisa ngilangin sumpek. Take care !!

Sungguh aku baru tahu. Aku dan Kalis sama-sama suka menulis.

Saat Sahabatku Jatuh Cinta

Aku punya banyak sahabat perempuan. Ketika kami tingkat empat, salah satu dari sahabat perempuanku, jatuh cinta. Dia ditaksir dua cowo sekaligus !! Hebatnya lagi, kedua cowo itu, aku dan sahabat perempuanku itu sekelas !! kami berempat kuliah bersama.
Hah ?! Yup, it was a complicated competition.

Saat itu, aku sedang berdua saja dengan sahabat perempuanku itu kamar kostnya. Aku mengoda dia "Jadi ? yang mana nih yang dipilih ?"
Sahabatku cuma senyum-senyum, pura-pura nggak dengar. Dia meneruskan beres-beres kamar.
Memilih.Memang tidak mudah. Aku tau itu. Tapi aku senang mengoda sahabatku itu. Senang melihat senyum dan sorot matanya yang berbinar-binar. No Wonder. Dia memang sedang jatuh cinta.
Aku terus mendesak. Dia terus mengelak.
Well, dia memang tidak seterbuka aku.

Bosan mendesak tanpa ada hasil, Aku iseng menyanyikan lagu Vina Panduwinata yang saat itu sedang popular di radio, untuk mengodanya

Ku tak mampu untuk bicara
Terlebih mengungkapkan
segala yang kini tengah kurasakan

Ku tak mau terus begini
Karena setiap kali kupejamkan mata
Terbayang wajahmu

Telah kucoba, lupakan segala tentang dirimu
Tetapi entahlah kenyataannya
Ku tak mampu

Sahabatku tersenyum-senyum.
Dia memeluk bahuku dan mulai ikut menyanyikan reff-nya

Rasa sayang itu ada dihatiku
Rasa rindu pun tlah tumbuh mengodaku
Entah harus bagaimana memulainya
Kasih, aku jatuh cinta kepadamu

Sekali lagi, aku tak mampu
Haruskah angan kita yang indah
Hanyalah tersimpan di hati

Kami tertawa bersama. Walau aku tau suara kami tidaklah merdu, tapi ini adalah kenangan manis yang kuingat, saat sahabat perempuanku jatuh cinta.

Epilog,
Sahabat perempuanku itu akhirnya menikah dengan salah satu dari cowo yang disebut diatas. Mereka punya anak 4. Sedang cowo satunya, walau sempat kecewa karena ditolak 0h I knew exactly how his feeling coz he had shared with me- Sudah menikah juga dan punya anak dua. Mereka semua hidup bahagia. Happy Ending Story.
Yeah, Memang kita harus percaya, sebagaimana mana halnya umur dan rejeki, Jodoh kita adalah kuasa dan sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

Satu Kata by Hary Mukti

Hanya satu kata
Tiada tempat terucap
Walau kita berjumpa
Dan saling menyapa

Hanya satu kata
Kembali karam di hati
Walau sering bicara
Sampai lupa waktu

Dimana kuharus mencari
Sebuah kata yang hilang
Saat denganmu
Bukan banyak kata
Ketika ingin bicara
Tentang bara di dada
cukup satu kata

Reff
Jangan kau ragu dan membisu
Ucapkan saja isi hatimu
Lewat satu kata
Ketika ingin bicara
Tentang bara di dada
Cukup satu kata

hanya satu kata, hanya satu kata

Thursday, July 27, 2006

Banyak Tawa Yang Kuingat

Banyak tawa yang aku jalani jaman kuliah dulu. Berikut yang bisa aku ingat.

SMA 6 Yogya
Masa Matrikulasi. Aku dan Gunawan (TPG) belajar bareng di takol Kami ngobrol boso jowo. Ya, aku memang prefer berbahasa jawa dengan teman-teman yang bisa berbahasa jawa. Berasa lebih akrab aja.
Dia tanya begini “Bin, kamu dulu SMA piro tho ?”
Aku menjawab pendek “SMA 6”
Gunawan terlihat heran “SMA 6 yogya iku sebelah ndi yo ?”
"Maksudnya ?" Aku balik bertanya
"Lho kamu dari Yogya kan ? aku liat kamu selalu bareng rombongan anak-anak yogya".
Hm, pasti yang di maksud Muslih, Adi kadarso, Heru, Hadi and the gang, teman-temanku matrikulasi.
Aku tertawa. “Aku anak Jakarta...SMA 6 Jakarta!!” seruku.
Gunawan Bengong. Mungkin dia nggak nyangka kalo aku yang begitu fasih ngomong jowo, ternyata anak Jakarta :-)

Daddy’s Son
Saat itu kami bertiga naik VW kodok putih . Anto dan Erfan di depan. Aku dibelakang. Kami mau cari makan. Menunggu Kuliah berikutnya nanti siang. Mobil masih berjalan lambat dalam kampus saat kami berpapasan dengan Pak Dodo yang berjalan kaki.
Anto panik. Dia takut ketahuan sedang merokok.
Dia mengoper rokoknya ke Erfan, “Pegangin rokok gue Fan!!”
Anto membuka kaca mobil, melambai dan berseru “Daddy !! kuliah hidrologi nanti jam berapa ?”
ih. Anto basa-basi banget deh. Kita kan tau kuliah itu ntar jam 2.
Pak Dodo juga keliatan heran “Tanya Dedi dong…”begitu jawabnya.
Yang dimaksud pasti Pak Dedi kusnadi.
Anto melambai ke Daddynya dan kami segera berlalu.

Di dalam mobil aku geli. Menertawakan Anto.
Rupanya He’s a daddy’s good son :-D

Udah Hapal
Arya pernah nebeng sholat di tempat kostku.
Dia sholat cepet banget. Seorang teman sekostku bertanya heran.
“kok sholatnya cepet banget Mas”
Arya menjawab enteng “udah hapal”
Aku tertawa geli mendengarnya :-D

Berisik Banget!!
Satu satunya teman sekelas yang kostnya paling dekat adalah Hasan di Persada. Suatu saat Aku kesana buat tanya tugas. Mereka lagi nonton bola. DR juga lagi nonton disitu

Aku takut menganggu. Aku jadi bergabung ikut nonton.Kayaknya seru banget. DR sibuk berkomentar. Tentang pemain X. soal pemain Y. Rasanya semua dikomentari. Walau aku nggak ngerti bola tapi aku merasa terganggu dengan sikap DR.

Setelah Bola berakhir. DR basa-basi sedikit denganku. Lalu dia pulang.
Aku meneruskan ngobrol sama Hasan.
Tiba-tiba teman-teman Hasan di Persada ikutan nimbrung ngobrol.
“Hasan, temen lu yang tadi jangan boleh deh nonton sini. Berisik banget”
“Iya kita jadi nggak konsen nonton bolanya”.
“Suruh aja dia nonton tempat lain”.
Hasan mengangguk- angguk "beres..beres” begitu katanya
Aku tertawa geli :-D

Satu setengah
Djarot bikin heboh
Dihari ulangtahunnya dia mentraktir kita sekalas makan-makan.
Sekelas ? nggak salah ? dimana ? Askil Bara IV.
Pengumuman itu ditulis di papan tulis ruang tempat kami selesai kuliah.

Kami menyambut dengan antusias. Belum pernah kami sekelas makan bareng begini.
Segera terjadi antrian yang panjang di Askil.
Putu-berdiri didepanku-Dia ditanya petugas askil dengan pertanyaan standart “nasinya berapa? satu apa setengah?”
Putu melihat kiri kanan lalu berbisaik “Stt Mbak, satu setengah”
Aku yang antri persis dibelakangnya tertawa geli
Pantes aja dia gendut. Kalo makan porsinya satu setengah!! :D


Bayar SPP
Seusai KKN. Aku, Muslih dan teman-teman ke kampus baranangsiang. Bayar SPP.
Herannya. Kami bertemu Pak Dodo dilokasi bayar SPP.
Salah seorang dari kami berbasa-basi “Siang pak ? habis meeting ?"
Pak Dodo menjawab dengan datar “Sama seperti kalian. Bayar SPP nya si Anto. Dia masih liburan”
Kami tertawa, menertawakan Anto :-D

Acid yang Naif
Kami sekelas lagi seru-serunya ngodain Evelyn yang baru jadian sama Arief. Aku sempat heran saat Acid menarik tanganku dan mengajakku menjauh dari teman-teman. Ada apa sih serius banget ?
“Bener Arief jadian sama Evelyn, Bin ?” desaknya meminta kepastian
Aku mengangguk antusias. Aku senang Evelyn punya pacar.Tapi Acid keliatan cemas
“Eh lu kenapa ?’ tanyaku penasaran
“Gue takut kalo Arief punya pacar. Dia berubah jadi nggak punya waktu main sama gue lagi. Arief kan sahabat gue”
Aku tertawa keras. Acid…naif banget deh lu :-D


Kayak anak kecil
Aku naik VW Combi Kalis. Duduk depan. Kalis tertawa melihatku duduk.
“kenapa ?” tanyaku heran
“Ibin duduknya kayak anak kecil. Kakinya nggak nyentuh lantai. Goyang-goyang”
Kalis memang jangkung. Posisi duduknya sangat pas dengan setelan jok di VWnya. Sedang aku duduk mengantung, joknya ketinggian sih. Kakiku jadi bergoyang goyang seirama laju mobil. Aku jadi ikut tertawa :-D


Playboy Batin
Entah bagaimana awalnya BP dipanggil Bajul. Hampir semua teman bilang dia Buaya alias Playboy.
Mungkin karena Auranya begitu :-)
Dia pernah curhat sama aku di kantin sapta. Apa lagi kalo bukan soal cewe yang sedang dihuntingnya.Aku tertawa keras menyadari dia jomblo.
Ternyata, BP cuma seorang Playboy Batin :-)

Himajom
Banyak Himpunan Mahasiswa yang kukenal. Tapi yang paling lucu adalah Himajom = Himpunan Mahasiswa jomblo. Ananta yang memperkenalkanku pada istilah itu.
Aku tertawa bareng dia.
Ah, aku jadi inget Nanta, berharap dia Jojoba=jomblo-jomblo bahagia :-D

Aku Beruntung
Muslih menelphon kejakarta, bicara dengan mamah. Mamah lalu bilang aku ditunggu dikampus untuk ikut seleksi, ehm semacam pemilihan mahasiswa teladan gitu deh. Setiap angkatan diwakilkan 2 orang, 1 cowo dan 1 cewe. Aku lupa kenapa, tapi pastinya aku nggak hadir. Windy mengantikanku. Dia cerita soal proses penjurian
"Gue nervous banget. masa pertanyaan sepele pun gue nggak bisa jawab"
"misalnya?" tanyaku penasaram
"Siapa pak Dodo ?" katanya
Aku tertawa "Lu lupa kalo Pak Dodo Dekan ?"
“Itulah…padahal kita kan tau banget pak Dodo bukan cuma dekan. Pak Dodo babenya Anto. Teman kita ndiri !!”Windy seakan nggak habis pikir.
Kami tertawa. Windy gadis yang pandai. Kami berimbang.
Tapi aku lebih beruntung. Aku nggak perlu nervous ikut penjurian itu :-D

License to drive
Aku, Muslih, Asep dan Uus baru aja selesai mengerjakan laporan praktikum. Udah malem tapi aku lagi bete. Aku belum pengin pulang. Akhirnya kita berempat sepakat pergi nonton. Kami berempat naik angkot ke satu-satunya bioskop yang ada di darmaga. Film kuno. License to drive. Walau bioskopnya jelek banget. Kami tetap ketawa ketiwi sepanjang film.

Malam sudah larut ketika bioskop usai. Saat itu yang berkesan bukan filmnya, tapi kebersamaan kami untuk melepaskan bete dan berbagi tawa bersama. :-D

Teladan Teteh Evelyn.
Tuti kalo ngomong vulgar banget. Porno.
Kali itu Tuti ngelucu di himateta yang lagi penuh sesak.
Temen-temen yang ada disitu–majoritas cowo- tertawa-tawa.
Aku serba salah. Penginnya ketawa habis memang lucu banget!!
Tapi kok rasanya gak pantas. Joke itu tidak pada tempatnya.
Aku melirik ke Evelyn. Luar biasa!!
Dia tidak ketawa. Tersenyumpun tidak
Seakan memprotes Tuti. Untuk tidak lagi ngomong porno.
Aku segera menahan tawaku. Tersenyumpun tidak.
Teteh Evelyn emang bener-bener teladan hebat!! :-)


Saudara Kembar
Aku dan Muslih kemana-mana bareng. Maklum no absen kita urut jadi aku selalu seregu di banyak praktikum dan tugas. Temen-temen selalu bilang kita saudara kembar. Mending kalo cuma kembar berdua.
Mereka bilang “Ibin, Muslih dan motornya saudara kembar. Kayak pinang dibelah busuk semua!! Aku muslih dan motornya emang sama-sama hitam :-D
Dan aku selalu tertawa jika diledek begitu.
Belasan tahun berlalu. Andi masih saja mengingatnya. Dia selalu bilang Ibin,muslih dan motornya saudara kembar. Dasar si Andi!! :-D


Wisuda Bareng
Muslih lulus. Dia bersiap-siap mendaftar wisuda bulan januari. Tapi dia Apes. Dia dan 3 teman yang lain ketangkap basah main kartu di kantin sapta. Pak Frans memberikan hukuman. Mereka berempat mundur wisuda di Mei. Walau muslih cerita pada ku dengan tampang sedih, tapi aku justru tertawa.
“Muslih!! Udah deh, Lu tuh emang ditakdirkan selalu bareng gue!!"
Muslih akhirnya ikut tertawa.
Aku senang Muslih wisuda bareng aku di bulan Mei :-)

Pelupa
Ospek baru saja kelar. Aku ulang tahun. Beberapa hari kemudian, aku mengundang beberapa teman makan-makan di tempat kostku di Bateng.
Tentu saja aku mengundang Heru.
Herannya, Heru datang sehari sebelum hari H
“Kok sepi Bin?” tanyanya innocent
Aku geli menyadari betapa pelupanya Heru.
"Acaranya besok Ru !!"
Kami tertawa bareng :-D

Teka-Teki Acid
Windy Penelitian. Soal passive cooling.
Makanya dia butuh mengambil data di lab. Sepanjang malam.
Jadilah dia mengilir kami sahabat-sahabatnya untuk nemenin nginep di lab.
Selalu ada yang cowo, buat jaga-jaga kalo ada yang ngeganggu.
Malam itu giliranku dan Acid menemani Windy. Kami main kartu.
Aku ingat, Acid ngasih kami tebak-tebakan begini
“air segelas kalo dikasih gula 1 ons jadinya apa ?"
Aku dan windy berpandangan. Apaan ? ih, nggak pernah dengar ya?
Acid lalu bersenandung. “terlalu manis….”
Kami tertawa bersama.

Hm, aku kenal lagu itu. SLANK memang norak, tapi lagu mereka jujur.

….Dimalam yang dingin dan gelap sepi
Benakku melayang pada kisah kita
Terlalu manis untuk dilupakan…
Kenangan yang indah bersamamu

tinggalah mimpi…

Wednesday, July 26, 2006

Bin...Lu oke?

"Bin…lu oke ? lu ada masalah ?" Enny bertanya heran.
Menatapku lekat-lekat.
Saat itu aku tingkat akhir, kami berdua sedang makan siang bareng. Di warteg belakang gilang. Enny mungkin heran melihat betapa sederhananya aku makan. Cuma nasi setengah dan sepotong tempe. Minumpun aku minta yang gratis. Air Putih.

Aku terlalu gengsi untuk mengakui. Aku menggeleng. Tapi aku sangat menghargai perhatian Enny. Dari seluruh teman dan sahabat yang kumiliki. Enny menaruh perhatian yang besar. Dia curiga aku bermasalah.

Saat itu aku memang benar-benar lack of cash. Aku ngambek sama Bapak. Aku tidak mau pulang untuk mengambil uang saku bulananku. Aku belum terpikir solusinya. Yang aku tau aku harus berhemat dengan ketat.

Enny terdiam. Aku tahu, dia tidak yakin aku berkata jujur. Aku memang sedih sekali, itu sangat terlihat di ekspresi wajahku. Tapi Enny tidak berani mendesak. Dia menghargai pilihanku untuk tidak berbagi. Aku terlalu gengsi.

Memang pada akhirnya Bapak mengalah dan luluh, Beliau meminta tolong Eddy untuk mengantar uang saku ku ke Bogor, dan membujukku pulang. Aku lalu pulang dan meminta maaf. Aku menyesal.

Sampai sekarang aku tidak pernah lupa pada pertanyaan pendek Enny yang “dalam” …Bin, lu oke ?
Ah Enny, Lu emang bener-bener teman yang penuh perhatian.
Jadi ? kapan nih kita bowling bareng lagi :-D

Tuesday, July 25, 2006

Mereka Mengantarku Pulang

Mengantar pulang adalah hal yang sepele. A Piece of cake. Tapi mengantarku pulang saat aku memBUTUHkan diantar pulang, adalah hal yang berkesan. Berikut adalah cerita tentang mereka yang pernah mengantarku pulang.

Kampus Baranangsiang-TM18

Aku masih TPB. Saat itu aku ikut kegiatan di kampus baranangsiang sampai larut malam. Aku tak sadar sudah melanggar jam tutup pintu tempat kostku di TM18. Sudah nyaris 30 menit aku dan dia berada di depan pagar TM18 dengan cemas. Duh gimana kalo nggak dibukain pintu ? Untung cowo itu sabar menunggu diatas motornya, sampai pintu pagar dibuka tante kost yang marah, karena aku bikin repot. Aku pulang terlambat.
Malam itu aku bersyukur. Heru mengantarku Pulang

Ruang kuliah Darmaga– Melati Bateng.

Aku memaksakan diri datang kuliah. Saat kuliah berlangsung aku berkeringat dingin. Perutku nyeri. Aku pusing. Aku memang selalu begini kalo PMS. Teman-teman berbisik “Ibin pulang aja”. Aku meringis menahan sakit “iya, tapi gimana ? aku dah ngak kuat jalan” Teman-teman kembali berbisik ke belakang. Saling memberi kode. Akhirnya aku berhasil digeser ke belakang, dibantu keluar kelas dan dipindahkan ke mobil VW berwarna merah.
Pagi itu aku beruntung. Djarot mengantarku pulang.

Himateta – Melati Bateng

Aku datang ke kantor Himateta di awal semester, just say hello sebab kuliah baru mulai besok. Teman-teman mengucapkan happy belated birthday. Tiba-tiba tas dan arlojiku ku dilucuti. Aku di seret keluar ruangan, lalu di guyur sember besar teh manis basi,sisa konsumsi ospek kemarin.
Huh!! Aku berasa kayak tikus kecemplung comberan. Bukan cuma basah kuyup. Tapi juga lengket dan bau teh basi. Aku bingung, gimana mau pulang ?.
Seorang cowo hitam kurus dan jangkung menawariku naik motornya.
Siang itu aku berterimakasih. Arya mengantarku pulang.


Lab gambar – Melati Bateng.

Aku dan teman-teman sedang begadang. Kami menyelesaikan tugas mengambar teknik di lantai atas kampus darmaga. Kami biasa menginap di lab. Saat itu Jam 4 dan aku sudah tidak tahan. Capek.Aku mau pulang, tapi sama siapa ? akhirnya seorang cowo bilang “bareng gue aja, kita kan searah pulang”
Kami jalan kaki menembus gelap, dan dia sempat menakut-nakutiku soal hantu yang konon banyak menghuni kampus dan jalan menuju bateng he..he...
Subuh itu aku tak akan pernah lupa. Dahnial mengantarku pulang.

Hard to Say "No"

Back to jaman gue kuliah.
Heru pelupa. Aku benar-benar heran. Dia banyak janji ke orang. Tapi dia tidak bisa memanagenya. Aku termasuk orang yang suka kecewa. Aku tau dia selalu bermaksud baik.
Dia melakukannya tanpa sengaja. Tapi kalo terlalu sering. Menyebalkan sekali kan?!.

Pada suatau hari di awal Januari, aku memberinya sebuah agenda saku. Cukup kecil untuk dibawa kemana saja. Aku sendiri punya. Untuk mencatat jadwal janji dan tugas-tugasku.
Ini adalah satu hal yang kuteladani dari Eddy -yang well organized.

Dia menerima agenda itu tanpa terlihat antusias. Apakah dia tersinggung?
“kayaknya masalah Lu bukan cuman di agenda deh Ru”
“maksud Ibin ?”
“Lu terlalu baik sama orang. Gue liat Lu nggak pernah bisa bilang "nggak” kalo orang meminta tolong”
Heru mengangguk “memang” katanya
Aku panjang lebar ngomong, intinya “bilang "nggak" menurut gue lebih bagus dibanding "iya" tapi nggak bisa menepatinya”.
Heru mengeleng. “aku nggak mau ngecewain teman, Ibin”. Hm, Heru memang selalu helpful
“lho dengan tidak menepati kamu toh ngecewain juga”
“Paling tidak aku berusaha”
“Tapi Ru, Pada kenyataannya lu nggak bisa membagi waktu. Lihat … Lu hampir nggak punya waktu buat dirilu sendiri. Tugas-tugas lu. Kehidupanlu. Belajar deh bilang "nggak" itu penting kok” .
Dia terdiam cukup lama. Aku terus berusaha meyakinkan dia. Untuk belajar bilang “nggak”

Beberapa tahun berlalu. Kami sudah sama-sama lulus.
Heru bilang “nggak” padaku. Aku lupa soal apa.
Aku complain “tumben lu bilang Nggak”
“kan Ibin yang ngajarin”jawabnya enteng.
Aku cuma bisa nyengir. Sialan !! Senjata makan tuan

Monday, July 24, 2006

Catatan Tentang Kuliahku

A. Tentang Statika Dinamika

Empat !! aku menatap kertas hasil ujian stadinku dengan tak percaya. Selama aku kuliah di IPB. Belum pernah mendapat nilai sejelek ini. Segera kuhampiri pak Erizal. Dosen Stadin adalah pak Bambang. Pak Erizal assistennya yang mengkoreksi ujian kami.

Aku berusaha banding “Pak mungkin Bapak salah mengkoreksi yang nomor 4 dan 5 menurut saya betul.” Pak Erizal mengambil kertasku. Membaca hitunganku sepintas. Beliau tersenyum.
“Ada gaya yang tidak kamu hitung bla..bla..bla." Beliau menjelaskan beberapa hitungan. Aku menyimak baik-baik. Ih, Dia betul.
Aduh ? aku jadi malu udah protes. Aku yang salah !!
"Ehm, maaf pak." Kataku salah tingkah
Pak Erizal cuma mengangguk. Sungguh, aku tidak akan pernah lupa pada ujian stadinku yang dapat empat.


B. Tentang Teknik Pengolahan Pangan-1

Pe-eR kami dibagikan. Kuliah TPP. Dosennya pak Hadi. Assisten dosennya pak Solehudin, pasti dia yang mengkoreksi karena ada sedikit note di kertasku. “kok banyak salahnya ? makanya lain kali kalo bikin Pe-Er jangan nyontek”
Aku sebal. Kuhampiri dia. Protes.
“Mas, justru karena aku bikin sendiri, peer ini banyak salahnya. Kalo nyontek, mending nyontek punya Kikin dan Dahma - pastinya bener".
Pak Solehudin keliatan terkejut. Dia tidak meyangka aku seberani itu.
“ya sori deh.” Mas Solehudin bilang begitu. Aku segera berlalu.

C. Tentang Teknik Pengolahan Pangan-2

Kejadian lain.Masih dikuliah yang sama. Nilai ujian ku jelek. Salah banyak. Di kertas itu ada tulisan tangan pak Hadi, bunyinya “kamu kenapa?” beserta icon orang sedih :-(
Tapi aku malas datang pada pak Hadi.
Sebab pada kenyataannya aku baik-baik saja kok.
Emang suatu hal yang aneh kalo aku dapat nilai jelek ?

D. Tentang Ekonomi Teknik.

Aku memakai bando baruku. Sebuah bando berbalut kain. Bermotif garis-garis halus berwarna pink. Cukup menyolok. Tapi aku menyukainya. Aku duduk di baris depan saat kuliah Ekotek. Pak Bambang mengajar. Aku kaget melihat baju yang dipakai pak Bambang, motifnya mirip banget dengan motif bandoku.

Beberapa teman menunjuk nunjuk bandoku, lalu ke pak Bambang.
Teman-teman ketawa-ketawa di belakang.
Ih, aku jadi malu. Salah tingkah. Aku ingin kuliah ini cepat berakhir.
Untung pak Bambang sepertinya tidak menyadari.

“Bagaimana ? mengerti ?” begitu tanya pak Bambang diakhir kuliah.
Tidak ada yang merespon. Semua masih sibuk mencatat.
“kalo nggak ngerti tanya sama Bintari “ Beliau menunjukku sebelum bergegas meninggalkan kelas. Aku tersanjung.Sepertinya, aku memang mahasiswa kesayangan beliau.

Tapi sejak saat aku tidak pernah pake bando itu lagi ke kampus. Takut samaan baju Pak Bambang lagi kan berabe :-D

Buku Ini Aku Pinjam

"Buku ini gue pinjam ya, Nta!!"
"Gue bawa kekamar gue boleh ?" Siang itu aku bertanya pada Ananta.
Aku sedang membaca buku milik Nanta di kamarnya. Tentang perbandingan Injil dan Al Quran.Aku belum kelar membacanya. Tapi aku masih penasaran isinya.
Nanta keberatan.
“Kenapa ?” tanyaku
“Ibin kan sekamar sama Windy. Dia kan katholik."
“Trus ?”
“kalo ditemukan Windy dan dibaca dia gimana ? Aku nggak enak, Bin.”
“Gue janji nyimpen baik-baik. Kalo perlu dibawah kasur”
Aku sedikit memaksa.Akhirnya Ananta setuju.
Tapi aku memang ceroboh. Aku asal saja menjejalkan buku itu di rak.
Bersama-sama buku kuliah yang lain.

Ketika itu kami tingkat empat Akhir. Kami sudah jarang kuliah. Aku lebih banyak di Jakarta. Sepulang ke Darmaga. Aku terkejut mendengar Windy masuk Islam. Saat aku berdua saja dikamar AGK bersama Windy, dia sharing proses pencarian akan Islam.
“Antara lain gue baca buku itu” katanya menunjuk rak bukuku.
Aku terkejut!! Aku tau. Dia pasti baca buku Ananta.
Aku salah tingkah.”Buku yang bagus” kataku.
“Ya, bikin gue makin yakin untuk pindah Islam”
Siapa yang pernah sangka, buku pinjaman itu turut berkontribusi akan pindahnya Windy menjadi muslim.

Pintu diketuk. Djarot berdiri dimuka pintu kamar.
“Aku mau shalat bareng Windy. Pengin jadi imam mualaf”.
Siang itu memang menjelang Dzuhur. Kami suruh Djarot masuk kamar kami. Djarot sempat meledekku. “Wah Bin, lu nggak boleh kalah rajin sholat dibanding Windy yang mualaf dong ya” Aku malu. Djarot benar. Aku memang suka tertinggal shalat.
Kami sholat berjamaah bertiga dengan Djarot sebagai Imam.

Kemudian aku ke kamar Ananta. Mengembalikan buku sambil menceritakan soal Windy.Buku yang aku pinjam dari Ananta. Ternyata membantu Windy menemukan Hidayah-Nya.
“Alhamdulilah” begitu Nanta bilang.

Sunday, July 23, 2006

Remember The First

Prolog.
IPMI punya ruang khusus untuk merokok. Dan aku pernah mencuri dengar percakapan disana. Tentang berapa orang dalam satu regu yang perokok.
“Member group gue ada yang ngerokoknya kadang-kadang doang. Itu si Haryanto. Di group kamu gimana ? ada nggak yang begitu ? siapa ?”
Wafa mengangguk. Menjawab pendek “Mbak Bintari” Ups!!

Saat itu kami tingkat 2 di IPB. Aku, Evelyn, Watiek dan Dewi bersahabat. Kami begitu antusias untuk ikut naik gunung gede. Acara naik gunung yang diadakan teman-teman sekelas. Sebelumnya Aku belum penah naik gunung. Bapakku tidak pernah mengijinkan.

Aku senang dan bersemangat kami berempat bisa ikut. Sejak sore kami sudah menyiapkan bekal. Snack, minum, kue-kue. Wah pasti ini pengalaman yang seru!! Rombongan kami cukup besar. Mungkin 25-35 orang. Setelah sholat Isya kami naik angkot sewaan ke cibodas. kami sih nurut aja. Teman-teman pencinta alam yang banyak mengkoordinasi.

Mungkin karena aku tidak pernah olahraga. Baru setengah jam mendaki aku sudah kepayahan. Evelyn, Watiek, dan Dewi sudah jauh duluan. Firto kasihan kepadaku. Dia melambatkan langkah, lalu mengandengku. Sepanjang perjalanan ke atas, dia rela mengandeng tangaku. Aku memang cepat cape. Untung Firto mengerti. Kadang kami berhenti sebentar untuk menarik nafas, lalu lanjut lagi. Kami jauh tertinggal. Akhirnya dengan susah payah aku sampai di pos satu.

Tak kuduga Evelyn dan Dewi nyangkut disitu. Mereka juga nyerah. Alone menemani mereka. Aku bilang terimakasih sama Firto. Aku minta ditinggal disitu saja sama Dewi dan Evelyn.
Firto melanjutkan mendaki. Aku terduduk lemas. Kedinginan. Mereka memberiku snack dan minuman. Lumayan.

Aku melihat sekeliling “hey ? Watiek mana ?”
“Dia terus keatas. Biar aja kalo dia emang masih kuat” kata Evelyn
Waduh, biasanya Watiek paling lemah secara fisik diantara kita berempat. Dia gampang pingsan Hebat dia bisa terus kepuncak.

Aku masih kedinginan. Alone merokok. “cobain Bin “ tawar Alone padaku
Evelyn menatapku lekat-lekat. Mencoba melarang dalam diam.
Tapi aku pikir. Kapan lagi ? kesempatan tidak datang dua kali.
Aku lalu belajar merokok sama Alone.
Inilah untuk pertamakalinya aku merokok.
Aku ingat Bapak. Wah kalo beliau tahu pasti marah.
Evelyn melihat tingkah kami dengan sebal.

Kami ngobrol ngalor ngidul sampai pagi. Menjelang subuh kami turun. Setelah sholat subuh. Baru deh terasa ngantuk ngak tidur semalaman. Kami berempat. 3 cewe dan 1 cowo tidur berjejer di taman cibodas dan baru terbangun saat teman-teman yang dari puncak turun.

Ini adalah pengalaman ku naik gunung yang pertama. Dan kalo inget ini, aku inget sahabat-sahabatku Evelyn, Dewi, Watiek. Juga Firto & Alone…..and of course - my very first cigarette he..he..he..

Saturday, July 22, 2006

Satu Sama!!

Satu hari di awal bulan September. Andi datang ke tempat kost ku di bateng sambil membawa seikat bunga. “Happy Birthday Bin”begitu katanya. Dia memberikan bunga itu.

Aku menatap Andi dengan heran. Kok tumben ? Jangan –jangan Lynda lagi ngambek dan Andy sudah terlanjur membeli bunga, jadi diberikannya bunga itu padaku. Kayaknya Andi bisa membaca jalan pikiranku.
“Gue tadi nganter nyokap ke pasar Bogor. Nyokap beli kembang. Gue inget lu ulangtahun. Makanya sekalian gue beli buat lu”

“Oh oke..thanks “ aku segera menaruh bunga itu dalam vas berisi air.
Setelah Andi pulang aku masih saja menatap bunga dalam vas yang ada di atas meja belajarku. Terus terang ini adalah bunga pertama yang kuterima dari seorang cowo. Wow ? how sweet ?? Aku merasa tersanjung walau yang memberi bunga adalah cowo orang.
Hm, Andi memang pacar Lynda.

Seminggu berlalu. Bunga itu layu.Aku membuangnya dengan perasaan sayang.

Beberapa hari kemudian, Andi datang lagi ke kostku. Kali ini tampangnya serius. "Bin gue buru-buru nih mau nganter nyokap keluar kota, seminggu. Gue kayaknya nggak sempat bikin tugas kuliah yang harus dikumpul lusa. Tolong Lu bikinin gue sekalian ya ?" begitu pintanya.

Aku terkejut. Sungguh mati kalo cowo lain yang minta aku pasti sudah bilang "No way !!". Tapi Ini Andi lho.... Andi Isvandiar yang memberiku bunga dihari ulangtahunku!! Walau permintaannya adalah dilema. Pada akhirnya aku menjawab “Ya”.
Aku tidak mampu menolak.

Akhirnya aku mengetik dan mengumpulkan dua paper tipis.
Satu punyaku. Satu punya Andi Isvandiar.
Tapi Setelah itu aku tidak lagi merasa berutang budipadanya.
Kamu memberiku bunga. Aku membuatkan tugasmu.
Kita impas Ndi. Satu sama !!

Friday, July 21, 2006

Teman Dua Generasi

A.Kami Berteman

Kalo aku pulang ke Jakarta aku suka nebeng Kalis ampe Bogor. Lumayan nggak perlu naek angkot Darmaga – Bogor. Mobil Kalis sebuah VW Combi yang sudah dimodifikasi. Warnanya kombinasi putih, dan coklat tua.

Kalis memang jagoan otomotif. Dia selalu antusias kalo cerita soal mesin mobil. Dia bilang VWnya itu sudah ganti pake mesin L300 . Kalo pake mesin VW nggak cocok untuk iklim Indonesia yang terlalu panas. Kalo nggak salah, soalnya mesinVW nggak pake system pendingin radiator.

Seneng banget jadi temen seregu Kalis di praktikum motor bakar. Sebab aku cuma bisa bantuin bongkar, tapi nggak bisa masang lagi. Kalis yang menghandle semuanya. Dia mengajariku memasang sekrup. Mengeraskan baut.Well, pelajaran yang berharga.
Aku geli kalo inget temen-temen suka bilang “kita cuma terima bongkar. Nggak terima pasang”

Kalo regu lain kesulitan menghidupkan kembali mesin motor yang tadi dibongkar. Regu kita patut bersukur. Karena Kalis membereskan semuanya. Mesin motor kita nggak pernah bermasalah.

B. Anak Kami Berteman.

Berbelas tahun berlalu. Saat itu aku sedang di Gramedia PIM. Aku sedang antri acara launching buku Harry Potter ke 5. Seperti halnya Iqbal , aku inget sulung Kalis juga ngefans sama penyihir cilik itu. Segera ku-sms dia " Kalis, nggak antri buku Harry Potter nih ?"
Kalis menelphon."Bin, saya nyusul deh ke PIM sekarang". Padahal itu Midnight. Launching Harry Potter memang selalu tengah malam :-)

Ya memang, sulung ku dan sulung Kalis sebaya. Aku dan Kalis sering bertemu karena anak-anak kami seumuran. Mereka berteman. Mereka satu sekolah. Mereka bersebelahan kelas. Mereka berobat di rumahsakit yang sama. Mereka jalan-jalan di mall yang sama.

Tidak pernah terbayangkan di jaman kuliah bareng.
Kami akan mengalami pertemanan dua generasi.
Kami berteman. Anak kami berteman.
Sampai akhirnya dia dan keluarga pindah dari selatan ke timur.

Tahun berganti tahun....
Saat-saat ini, jika bayang seorang Kalis melintas.
Entah mengapa hatiku perih....

Thursday, July 20, 2006

Ayah Patah Hati

Ayah makan sambil menyimak televisi baik-baik. Bukan, ini bukan berita soal indeks saham di Metro Teve, bukan siaran langsung balap F1 dari Monaco, bukan juga pertandingan bola worldcup 2006. Ayah lagi ngedengerin infotainment.

Lho kok tumben ?? Ya soalnya infotainment itu lagi ngebahas rencana pernikahan artis malaysia terkenal Siti Nurhaliza Agustus depan, dan Ayah mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

kau membuatku menikmati …kesan kasih sayang kau terpaksa pergi ingin kuterus dicintai …walau bisikanmu azimat berduri

Aku menyanyikan sepotong lagu Siti Nurhaliza untuk mengoda Ayah.
Ayah cemberut “Jangan nyanyi lagu itu!! Gue patah hati nih”

Bunda terbahak. Sejak muda ayah suka Deep Purple, Red Zeplin, Eric Clapton. Selera musik Ayah cukup "keras". Makanya Aku heran kok Ayah bisa ngefans sama Siti Nurhaliza. Ayah mengagumi suaranya, kesantunan busananya saat show, kerendahan hatinya saat interview, dan yang paling utama – kecantikannya, yang nyaris sempurna.

“Gue pikir dia bakal kawin sama cowo imut-imut model pemain sinetron kita. Taunya dapat datuk, duda 3 anak pula!!” Ayah menggerutu. Seakan nggak rela.

Aku terbahak. Melihat Ayah patah hati.

Wednesday, July 19, 2006

KKN = Kenangan Kisah Nyata

Prolog
Pangandaran berduka. Aku melihat di Metro teve, berita tentang tsunami yang terjadi hari senin kemarin. Aku miris melihat banyak puing, aku sedih mendengar banyak korban jiwa yang jatuh. Bagaimanapun, aku pernah menjadi bagian dari kecamatan pangandaran. Aku KKN disana.


“Aku tidak setuju!!” begitu Muslih bilang.Suatu hari ditahun 1991. Saat itu kami, peserta KKN dari IPB sedang meeting dikecamatan. Membahas program kerja dan diskusi darimana kami mendapat dana. Seseorang iseng mengusulkan Porkas. Dan Muslih menentang dengan keras.

Ya, saat itu memang porkas sedang ngetrend. Perjudian terselubung itu memang resmi dari Depsos. Tetapi judi tetaplah judi. Sebagai mahasiswa terpelajar akhirnya kami sepakat untuk tidak meminta sponsor dari porkas.

Kami memang harus memberi contoh yang baik kepada masyarakat tempat kami KKN. Selama KKN aku melihat dengan mata kepala sendiri kondisi akar rumput bangsa yang sesungguhnya. Mereka gemar porkas. Mereka mensukseskan pemilihan kuwu (=lurah) dengan cara membagi amplop sana-sini. Cara yang dicontohkan partai politik yang mendominasi daerah ini. Mereka tidak concern akan sawah dan ladang yang mereka miliki. Mereka lebih senang mencari uang dengan menyewakan ban, berjualan minuman dan pakaian di pantai.

Pantai Pangandaran membantu mengerakan perekonomian di desa-desa sekitarnya. Tidak heran pengetahuan mereka tentang pertanian tertinggal, itu yang aku simpulkan dari bertukar cerita lewat surat dengan para sahabat yang ber KKN di kabupaten lain. Aku juga bisa memaklumi rasa frustasi petugas penyuluh pertanian yang ditempatkan disana.Objek Wisata Pantai Pangandaran memang lebih menjanjikan income.

Selain belajar banyak tentang kehidupan disana. Aku juga banyak menyimpan kenangan saat KKN. Aku masih ingat serunya naik dibak terbuka sebuah pickup (itulah public transportasi yang tersedia, udah untung kalo nggak bareng kambing), berbonceng motor bertiga, menikmati senja di pantai, makan kelapa muda ampe bosen, memanen padi di sawah. Nonton bioskop dengan film yang udah basi, dan kebaikan hati seorang Muslih.

Kalau aku lagi bete dengan teman-teman se desaku, aku suka cari suasana baru dengan pergi ke desa Muslih. Naik ojek pagi-pagi sekali, untuk menghabiskan hari di desa Muslih.Aku bantu-bantu kegiatan teman-teman KKN di desa itu. Menjelang magrib Muslih mengantarku pulang. Beberapa kali terjadi seperti itu. Sampai dengan KKN berakhir.

Aku KKN bareng Muslih. Akhirnya tanggal 28 Mei 1993, aku wisuda bareng Muslih. Kuajak Mamah dan Bapak untuk menyalami muslih. Mengucapkan selamat.
Yang tidak kuduga Bapak bilang gini “ Nak Muslih. Terimakasih ya Bintari banyak dibantu dan ditemani saat KKN”
Ups Aku jadi malu. Ih, Bapak? apa-apaan sih?
Muslih tersenyum. Aku cuma bisa nyengir.

Epilog
Pangandaran berduka. Aku meng-sms Muslih. Kami sama-sama berharap. Agar Mereka yang terkena musibah, dapat menerima cobaaan ini dengan sabar dan tabah.

Tuesday, July 18, 2006

Ingatlah Hari Ini - Sebuah Reuni

….Kamu sangat berarti
Istimewa dihati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti
Kita tlah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini…

Empat tahun lalu, aku jadi panitia copydarat milis teman-temanku jaman kuliah. Sebuah reuni dengan konsep acara piknik bareng di Kebun Raya Bogor Sejak pagi aku sudah senewen. Soal kabel power buat organ, soal tikar untuk duduk, soal sedikitnya peserta yang konfirmasi, soal konsumsi. Untungnya banyak teman panitia membantu. Semua beres teratasi.

Aku senang peserta yang datang lebih banyak dari target.Semua berjalan sesuai agenda, sedikit sambutan, banyak games & lomba, nyanyi-nyanyi. Tiba-tiba, Surprise!!
Erfan membawa kue tart dengan lilin menyala. Aku tertegun. Terkejut!!
Benar saja, dia bilang keteman-teman kalo aku ultah September ini, dan minta siapa saja yang juga berulangtahun di bulan September ikut maju. Untuk tiup lilin denganku.
Aku terharu. Kok inget sih?? I’m flattered . It’s a nice surprise!!

Setelah lagu Happy Birthday berakhir. Acara berlanjut, nyanyi-nyanyi, dansa poco-poco ,dibawah keteduhan Kebun Raya Bogor.
Berbagi tawa, joke, cela-celaan dan saling meledek. Seru !!
Saat kumpul sama teman-teman lama gini,semua berasa sepuluh tahun lebih muda.

Aku berdiri di samping Erfan. Mengawasi jalannya acara. Kami bertukar pandang. Aku nyengir. “Hm, thanks banget ,Fan. Gue bener-bener nggak nyangka” kataku.
“ya Bin, sama-sama" jawabnya enteng

Well, teman-teman kuliahku dulu di Bogor memang luar biasa. Bersama mereka aku bukan cuma sharing catatan kuliah & laporan pratikum, bikin pe-er & belajar bareng, berbagi stress saat Ujian dan seminar, tapi juga menjalani banyak kelucuan dan kegilaan bersama-sama !! Bocor abiiiiiz !!


Ngobrol seru di kantin sapta, nanyi-nanyi di himateta, nongkrong beli jagung di puncak pass, ndaki gunung gede, jalan-jalan cari roti bakar,martabak, asinan, batagor, nginep di lab, camping di carita ….wuih masih banyak lagi !! Kalo ditulis lengkap bisa jadi satu novel nih :-)
Itulah sebabnya aku selalu rajin datang reuni, untuk mengingatkanku akan hari-hari istimewa bersama mereka. Hari-hari yang manis dikenang, saat bete dan suntuk datang.

…Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku…

(“Ingatlah Hari Ini” – by Project P)

Tears on My Wedding Day

Prolog
Saat aku remaja, seorang Bude pernah sharing kenangan.
“saat kamu masih kecil, kowe nate crito karo aku
Soal ? tanyaku heran
Kowe crito ngene “Bude, kenapa kalo Bapak pulang dinas luar kota. Baru sampai pagar Bapak pasti sudah panggil ...Ary !!”
Dinas luar kota memang selalu indentik dengan oleh-oleh.
Terus ? tanyaku masih heran
Teruse kowe ngomong ngene “Tapi kalo Bapak lagi istirahat di kamar, dan terdengar ada yang berantem, Bapak pasti panggil “Bintari!!”
Emangnya aku selalu identik dengan keonaran ?
Bude tertawa. Saat itu aku cuma nyengir. Well, ternyata perasaan ini sudah aku rasakan sejak aku anak-anak. Dengan bahasa yang polos, aku sudah bisa complain ke Bude Tik-Kakak Perempuan Bapak.


Bapak menangis di hari pernikahan mbak Ary, sejak acara siraman. Bapak menangis saat mbak Ary sungkem. Meminta restu. Kami semua memang menangis saat itu. Terharu.
Bapakku orang yang tegar, dan hari itu beliau menangis cukup lama, saat putri sulung kesayangannya meminta restu untuk menikah.

Sebelumnya aku pernah baca artikel. Kedekatan seorang Bapak dan anak perempuannya bisa diukur saat mereka meminta restu untuk menikah. Jika sang Bapak menangis, berarti dia sangat menyayangi putrinya itu. Artikel yang berkesan buatku.

Aku menikah setahun kemudian. Walau Mamah menangis sambil memelukku saat aku sungkem, tapi Bapak tidak menagis. Aku sendiri menangis cukup lama, karena aku meminta restu dan maaf atas semua kesalahanku tapi-aku ingat- Bapak tidak menangis.

Aku berusaha berbesar hati dengan berpikir positif. Mungkin ini adalah moment mantu yang kedua, sehinga Bapak sudah lebih pengalaman untuk tidak menangis. Mungkin karena aku menikah dengan laki-laki yang begitu disayang Bapak-He knew that I married with the right man- jadi Bapak merasa tidak perlu menangisi. Mungkin karena aku memang pribadi yang cuek, sehingga Bapak merasa aku tidak perduli jika Bapak tidak menangis. Tapi ternyata, aku perduli. Aku selalu ingat.

Empat tahun kemudian. Dian menikah-melangkahi Bram. Di Acara siraman, Bapak menangis saat Dian sungkem. Bapakku menangis saat putri bungsu kesayangannya itu meminta restu untuk menikah.

Membuatku kembali tak habis pikir. Kenapa Bapak tidak menangis di hari pernikahanku ??

Setahun setelah Dian. Bram menikah. Walau Mamah, Mbak Ary, Aku dan Dian menangis terharu, tapi Bapak tidak menangis. Bapak justru banyak tersenyum. Bangga dan Bahagia. Pernikahan Bram memang menuntaskan kewajiban Bapak untuk menikahkan kami anak-anaknya.

Tapi aku masih juga tidak puas, masih penasaran. Mengapa Bapak tidak menangis di hari pernikahanku ? Aku kan tidak sama dengan Bram. Aku anak perempuannya. Sama dengan Mbak Ary dan Dian. Menangis bukan hal yang bisa direkayasa atau dikontrol. Menangis adalah dorongon emosi yang jujur. Tentang seberapa besar kesedihan yang kita rasakan.

Bapakku kini menikmasi hari tuanya yang tenang bersama Mamah. Dan aku tidak berani bertanya, mengapa Bapak tidak menangis di hari pernikahanku? Biarlah ini menjadi pertanyaan panjang tak terjawab. Yang terus bergema dalam ingatanku. Entah sampai kapan :-(

Monday, July 17, 2006

3650 & 9300

Nokia3650 ku jatuh telak jumat kemaren. Diatas aspal. Buyar ke kolong mobil. Duh sayang banget ?! Begitu dipake, ternyata rusak.

Sudah hampir empat tahun aku tidak ganti HP. Aku menyayanginya.
Bukan hanya karena HP ini adalah hadiah ulangtahun perkawinan dari Ayah. Tapi karena aku sudah nyaman bersamanya.

Bukan cuman telp ,SMS dan MMS Aku bisa retrieve email & chatting pake YM. Untuk mengisi waktu atau mengusir bosan saat menunggu. Walau butut, gompel dan ketinggalan jaman. Aku tetap menyayanginya.

Aku begitu membutuhkan HP.
Dengan sangat menyesal, aku terpaksa mengantinya.Ayah membelikan Nokia9300. Sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal pada ringtone poliponic Sekali Ini Saja nya Glen Fredly. Sekarang aku harus aware jika Kikan Cokelat berteriak Karma!

Sunday, July 16, 2006

Kebanggaan di Hari Wisuda

Bogor macet total dihari wisuda IPB. Banyak mobil dijalur menuju Damaga. Bapak Mamah dan Eddy menghadiri wisudaku. Aku dan Mamah ribet berkebaya. Bapak dan Eddy memakai jas terbaik mereka. Ini hari istimewa. Ini hari aku wisuda.

Acara wisuda akbar di pusatkan di gedung GWW Darmaga. Tidak terlalu berkesan karena terlalu banyak orang. Yang aku ingat justru wisuda di Fakultas. Aku sudah tau sehari sebelumnya-saat mengambil pinjaman toga- bahwa wisudawan dengan nilai memuaskan akan mendapat tempat khusus. Tempat duduk di barisan depan. Begitu juga orang tua mereka.

Bapak kelihatan surprise, saat keluarga kami mendapat tempat istimewa itu. Bapak terlihat bangga. Aku lulus sangat memuaskan. Tidak banyak wisudawan yang lulus dengan predikat sangat memuaskan-terlebih dari jurusanku-dan aku salah satunya.

Sudah begitu banyak kesalahpahaman, pertentangan, debat, konflik, kekecewaan yang Bapak rasakan terhadapku. Well, harus diakui aku memang pribadi yang sulit.Tapi di hari wisuda aku bahagia, bisa membuat Bapak bangga akan diriku.

Sedikit sekali kebanggaan yang bisa kuberikan. Wisuda dengan predikat Sangat Memuaskan – adalah kenangan terbaik akan itu.
Gaudeamus igitur iuvenes dum sumus
Gaudeamus igitur iuvenes dum sumus
Post iucndam iuventutem
Post molestam senectutem
Nos habebit humus
Nos habebit humus

Saturday, July 15, 2006

Namaku Disebut

Aku masih tingkat satu di IPB. Masih banyak adaptasi yang harus kujalani,bukan cuma soal belajar dan teman-teman, tapi juga soal hidup mandiri. Hidup jauh dari orang tua yang selama ini selalu mengurusku.

Walau pada awalnya aku tidak terlalu antusias untuk kost, tapi kemudian aku menyadari bahwa ini adalah saat untuk menikmati kebebasanku. Aku tidak perlu minta ijin kemanapun aku pergi. Aku bisa pulang jam berapapun aku mau. Aku bebas mengatur hidupku. Aku jadi excited!!

Bapak dan Mamah mempercayakan aku kost di Bogor. Tanpa sering menengok. Tanpa sering mengatur ini itu.Aku senang sekaligus cemas. Mampukah aku ??

Hidup jauh dari orang tua, tidak selamanya mulus. Bukan Cuma masalah klasik seperti kamar kost kebanjiran, kehabisan pakaian karena pakaian tidak kering-maklum Bogor hujan terus, lack of cash, lack of food, tapi juga lack of attention. Betul, aku punya banyak teman dan sahabat. Benar aku senang menikmati kebebasanku bersama mereka. Tapi aku tetap merasa ada yang hilang. Aku tetap kangen Rumah.

Hidup jauh dari orangtua tidak selamanya smooth. Bukan cuman banyak tugas dan laporan, ujian dan praktikum, tapi juga banyak masalah pribadi. Betul, aku punya banyak teman dan sahabat Benar aku bisa berbagi bersama mereka. Tapi aku tetap merasa ada yang kurang- aku jauh dari keluarga- aku harus menghadapi masalahku sendiri.

Karenanya aku berkaca-kaca–aku ingat Mamah- saat mendengar lagu ini dinyanyikan di hari wisuda IPB, hari wisuda kakak kelasku.

Di saat ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi, ibuku bertelut
Sujud berdoa kudengar, namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku kudengar
Ada namaku disebut

Kini bidukku tlah siap, kudayung sendiri
Mengarung samudra luas, berjuang mandiri
Namun bayangan ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar, namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku kudengar
Ada namaku disebut

Hm, jalan masih panjang. Aku masih tingkat satu.
Aku percaya Mamah akan selalu menyebut namaku, dalam doa-doa yang beliau panjatkan.

Friday, July 14, 2006

Talkabout Walkabout Project - Group 2

Charge for 5 hour parking tickets Rp 10.000
Cover charge for table Rp 75.000/person
Nonton bareng with Good Friends
.
Priceless

Text itu terpampang di dinding kelas, bersama foto kami berenam . Itu adalah plesetan dari iklan master card yang terkenal. Itu adalah slide terakhir dari presentasi walkabout project kami.Teman-teman sekelas bertepuk tangan dengan semangat. Melihat sambutan mereka, rasanya tidak percuma usaha kita sebulan ini untuk menyiapkan walkabout project. Final project for MCom class.

Presentasi group kami kamis minggu lalu memang unik. Kami tampil dengan seragam team bola piala dunia. Kami membagi bendera supporter dari negara peserta worldcup untuk menciptakan antusiasme among the audiance. Kami membawa bola ke ruang kelas. Kami membawa kartu kuning sebagai cue card. All about football!! Kami membahas fenomena nonton bareng.

Denny (Argentina) memulai presentasi. Dia sharing soal sejarah sepakbola. Melempar Joke, Membuat Quiz yang membangun excitement. Mengugah mood audience agar lebih semangat !! Lalu bola yang pertamakali dipegang Denny. Dioper ke Jo (Germany). Jo ganti presentasi tentang amazing fact world cup 2006 di Germany. Bola dioper ke Rizky. Berikutnya Rizki bercerita soal bisnis café selama musim noton bareng. Lalu Rizki (Portugal) mengoper bola ke aku (Italy). Hup !!

Although I was nervous I try to smile and start with
“ We know football is all about men. Just like this evening. We have committed to wear football uniform, but unfortunately I didn’t have one. So, I borrow this shirt from my husband”.

The class was laugh at the blue Italy uniform that I borrow from Ayah. Just for an ice breaker. I feel relax and shared my part. Advantage of “nonton bareng” from psychology approach.
I threw the ball to Haryanto and asked him to share his opinion about hugging friend during watching football. The class was laugh at his statement. Then the ball threw to Jefry and I asked him to share what his feeling when his favorite team lost at the match. Even though Jefri was not a football freak, he could share his personal experience. By throwing the ball, Bernard, Galih and Saroh is the next participant. I was glad the audience want to share and participate during my presentation.

“That’s all from me. Lets move to Wafa” kataku sambil melempar bola ke Wafa (Nederland). Berikutnya Wafa menampilkan a lot of beautiful pictures from the football match. Terakhir bola dilempar Wafa ke Reza (England)

Reza mengeluarkan senjata pamungkas. sharing the best part. Cuplikan film2 dari banyak tempat nonton bareng yang kita datangi. Front Row Senayan. La piazaa Kelapa Gading. Cilandak Town Square, sampai Parkir Timur yang merakyat!!. Berbagi special moment yang kami rekam. Dengan English yang begitu fasih, Reza share antusiasme yang kami dapatkan dari event-event itu.Reza menutup presentasi kami dengan apik. Lagu Theme song World cup2006 “celebrate the day” membahana di dalam kelas.

Slide terakhir, plesetan iklan master card itu terpampang di dinding kelas.Mengundang tepuk tangan meriah dari audience. We’re glad our classmate show enthusiasm on our presentation. It's a lot of Fun , excitement and laugh. We’re proud when Ms. Netta said “excellent!!” to our group.
Kami berenam tersenyum Lega. Presentasi Walkabout project kami berlangsung sukses.
Ini adalah moment yang berkesan untuk group kami. Moment yang pantas untuk dikenang sampai kami -insya Allah- lulus bersama kelak.
Thanks for the good work guys!!

Thursday, July 13, 2006

Talkabout Walkabout Project - Group 3

Rabu sore di Yahoo Messenger
Galih : Aku mau off nih… ke kampus
Bintari : What ? ngapain ? check sound ?
Galih : Iya. Gladi resik
Ya Ampun!! Serius betul ??

Kamis Malam di IPMI. Satu catatan pengalaman yang sayang terbuang. Adalah tentang walkabout project tetangga kita. Group 3. Mereka nggak presentasi. Mereka bikin Show!!

Keheranan dimulai saat mereka datang ke kelas dengan pakaian kemeja putih dan celana hitam. Bawa serbet dipundak, dan menganti sepatu dengan sandal jepit. Ih apaan sih ?? Aku menahan diri untuk tidak bertanya detail. Takut merusak surprise yang akan mereka tampilkan.

Ms. Netta bertanya heran “ what is that?” sambil menunjuk banyak gelas di sudut kelas. Galih menjawab tangkas “Its part of the show , Bu!!
Ms. Netta cuma tersenyum maklum. Wah? aku makin penasaran.

Setelah group kami yang funky tampil dengan total football. Now is their turn... Wow….ternyata mereka menyorot kehidupan orang yang selama ini luput dari perhatian. Orang yang tersisihkan. Kehidupan Office Boy.

Adhie menyampaikan orasi pegantar. merubah mood seisi sekelas. Dari seru menjadi cooling down Mereka memutar film yang diproduksi sendiri. Cukup panjang. Mungkin 20 menit. Yang membuatku salut, sambil kami menyimak film dokumenter tentang keseharian dan testimonial office Boy itu, mereka bertukar peran. No more manager. Mereka tampil bak office boy –lengkap dengan serbet di pundak!! Dengan sopan mereka membagikan teh ke masing-masing orang di kelas. Menyiapkan gorengan di setiap baris. Betul-betul penjiwaan yang serius!! Karena tidak seorang pun diantara mereka ber enam yang tertawa. Ck..ck hebat betul ??

Interesting!! Mereka tidak menyebut Walkabout Project mereka sebagai presentasi. Mereka bilang This is the Show. Karena memang lebih mirip pementasan theater. Bergantian baca puisi. Puter film. Menghayati Acting sebagai office boy (mereka office boy paling keren yang pernah gue liat ha..ha..) background music yang pas, wah cantik…..It’s really touching my heart….

Walau film mereka sudah sampai credit title aku masih juga takjub. What an amazing show !! Congrat Pak !! salute for your creativity!! Aku bertepuk tangan bersama-sama teman sekelas. kami memberikan applaus meriah untuk penampilan group 3

Terakhir kami terbahak melihat foto Fino yang capek ketiduran terpampang di dinding kelas. Ya ampun. Begitu besar effort group 3 ampe kudu nginep bareng buat project Mcom ini. Tapi hasilnya juga membanggakan kok!!

“kanggo walkabout project Mcom iki wae aku karo konco-konco wis cuti soko kantor. Piye nek sok mben Final Project yo?? "kata Galih – salah satu member group 3 yang selalu duduk sebelahku di kelas Mcom
Aku ketawa. Kalo liat hasilnya sebagus ini….. Worthed kok pak !!

Wednesday, July 12, 2006

Sepotong Ingatan Tentang Sebuah Lupa

Back to jaman gue kuliah..
Saat TPB-Kelompok 10-Aku cukup dekat dengan Asri. Satu hari itu kami jalan kaki bersama. Pulang kuliah bareng. Sampai di samping gedung akademik, kami bertemu seorang cowo.

Dia menyapa Asri. Mereka ngobrol. Aku sudah banyak mendengar cerita tentang cowo ini. Teman Asri main basket. Banyak yang bilang dia keren. Tapi aku nggak perduli.
Astri memperkenalkan kami.
Cowo itu tersenyum ramah sambil menjabat tanganku.
Aku menyebutkan namaku
Dia menyebutkan namanya.
Tapi sungguh mati aku nggak perduli.

Dua hari berlalu. Aku sedang jalan sendiri di taman Satari. Saat kudengar seorang cowo memanggil “Bintari”
Hah ? Ternyata Cowo -teman Asri -yang kuceritakan tadi. Dengan ramah dia mengajakku ngobrol sambil berdiri. Aku salahtingkah. Aku ngobrol sambil berpikir keras. memeras ingatan. Duh ? ini cowo namanya siapa ya ?? Aku ingin obrolan ini segera berakhir. Aku Malu banget. Dia ingat namaku. Sedang aku lupa namanya. Nggak ingat Blas!!

Begitu kelar, aku bergegas pulang ke kostku di TM18.
Aku segera menghambur ke kamar Elise-yang berseberangan dengan kamarku.
Elise keliatan terkejut saat aku menghujani dia dengan pertanyaan panjang “Elise?! Siapa sih nama cowo kelompok 9 yang suka lu certain ? Yang anak Bogor ? yang jago basket ? yang keren ? yang anak dosen ? yang lagi hunting Lynda Malabar 20?”
Elise memang sahabat Lynda. Mereka satu SMA.
Walau heran kenapa aku begitu penasaran, Elise menyebut juga sebuah nama ”Andi Isvandiar”.

Hah !! Ya betul !! Nama cowo itu Andi Isvandiar. Kejadian Perkenalan pertamaku denga Andi ini sangat berkesan. Sejak saat itu – hinga kini- aku berusaha menyimak nama orang lain saat berkenalan. Kalo perlu dengan bertukar kartu nama. Aku tidak ingin kejadian memalukan ini berulang kembali. Ini pelajaran berharga buatku :-)

Tuesday, July 11, 2006

Life Begins At 40

Prolog
“Eddy Blewah orangnya low profile & high philosophy. Maksudnya? Susah neranginnya, tapi coba aja ngobrol sama dia. Ntar bakal nemu sendiri maksudnya apa….” begitu sedikit testimonial seorang teman yang kukutip dari friendster ayah.


Life Begins At 40. Begitulah orang bilang. Hidup dimulai sejak usia 40. Mungkin yang dimaksud adalah kehidupan yang mapan. Pola pikir yang mature. Karir yang stabil. Keluarga yang established. Anak-anak yang berangkat remaja.

Bagaimana dengan puber kedua ?? banyak yang bilang fenomena itu dimulai usia 40 tahun. Disaat kondisi sudah stabil, tidak lagi banyak tantangan padahal Laki-laki menyukai challenge agar tidak terjebak dalam kejenuhan.

Tahun lalu ayah 40 tahun. Saat aku bilang concernku soal puber kedua. Dia Cuma ketawa. “Gue tuh nggak pake puber kedua. Tiap hari juga puber, But I’m glad your have concern about that” Dia nyengir mengoda. Aku cemberut. Ayah-yang saat itu sudah rapi mau pergi kekantor-memelukku. Harum parfumnya tercium jelas, aku hafal aromanya, dia prefer yang sportif. Ih ? Masak iya tiap hari puber ??

Sampai pada satu kesempatan aku menemukan artikel yang bilang puber kedua bukan fenomena, lebih tepat disebut fatamorgana, sesuatu yang tampak nyata padahal tidak ada. Pubertas – yang umum terjadi saat remaja- didefinisikan sebagai matangnya organ reproduksi dengan ditandai perubahan fisik, diikuti juga dengan dorongan kejiwaan untuk memikat lawan jenis.

Menurut artikel itu, ekses dari puber yaitu-memikat lawan jenis- terus belanjut sampai usia berapapun. Itulah sebabnya marak industri parfum & kosmetik, mode&fashion,salon&spa, lahir trend metrosexual dan larisnya mobil-mobil prestige yang mahal. Bisnis yang nggak ada matinya!! Karena semua itu berawal dari dorongan puber tadi. Wah bener juga nih si Ayah!!

Hari ini Ayah berusia 41 tahun. Dia juga tidak sependapat dengan “life begins at 40” tadi.
Dia punya filosofi sendiri
“Life begins at any age”
“Why”
tanyaku
“Because everyday is a new day” katanya optimis
Aku memeluk Ayah dan berbisik “Happy Birthday Ayah !!”
Hope You always have a new better day. For Everyday.
Warm Hug and many kisses on your birthday. We love you!!


Epilog
"...Well, most of all, Om Blewah ini orangnya pinter, baiiiik banget, lucu dan alim (kombinasi yang jarang nih…hehehe). Seneng deh bisa punya temen kayak dia….."
Hm,begitu sedikit testimonial seorang teman lain yang kukutip dari friendster ayah

Friday, July 07, 2006

Cinta Terakhir by GIGI

Pada nonton Brownies ??
Filmnya sih B(iasa) banget!!
Soundtracknya? Boleh lah...
Enak didengar
Bagus disimak
Berikut yang terbaik.....
Cinta Terakhir by GIGI



Tak semestinya ku merasa sepi
Kau dan aku ditempat berbeda
Seribu satu alasan
Melemahkan tubuh ini

Aku disini mengingat dirimu
Ku menangis tanpa air mata
Bagai bintang tak bersinar
Redup hati ini

Reff
Dan ku mengerti sekarang
Ternyata kita menyatu
Di dalam kasih yang suci
Ku akui kamulah cinta terakhir

Saturday, July 01, 2006

Roti Cinta

Prolog
"Bunda!! Lihat !!Ini Roti Cinta"
Aim berseru sambil memperlihatkan roti tawar yang telah digigitnya. Meninggalkan lubang berbentuk Hati. Tanda Cinta.Ah. Aim memang hebat. Tidak sia-sia Ayah bekerja keras. Agar kami dapat selalu membelikan Roti Cinta buat Aim, dan Abang.

Aku terbelalak. Nggak salah ?! pikirku
Baru saja aku mendengar Ayah berkata “Sabtu ini Ayah harus pergi ke sukabumi. Arung jeram”
Aku kaget!!”Ngapain Arung Jeram? Kan bahaya ?” .
Duh ?? masa Ayah nggak dengar banyak kecelakaan yang berakhir kematian di arung jeram??.
“Ayah ngak mungkin nggak ikut, Bun. Ini program outbound kantor.”
Aku cemberut. Mengomel panjang @#$kenapa??%&*%$@&*@#??&%@$bahaya*&?!$%$"??%&*??!$@&*@#senang??&%@$*&?!$%$#@ !!!!
Ayah jadi jengkel.”Bunda !! I don’t having Fun. This is for the sake of my Job!”
Aku terdiam. Percuma. Kalo diteruskan pasti kami bertengkar.

Well, mungkin aku paranoid. Tapi aku pernah melayat seorang teman yang suaminya meninggal kecelakaan motor di jalur pantura. Saat berkonvoy dengan sesama pengemar moge. Aku juga pernah melayat seorang senior dikantor, suaminya berpulang mengenaskan, karena gantolenya terbang tak terkendali, lalu jatuh terhempas. Aku menangis bersama janda-janda itu, teman-temanku.

Kenapa sih banyak orang suka akan kegiatan yang berbahaya ?? senang menantang maut ??

Sabtu subuh Bunda mengantar Ayah ke kantor, berkumpul untuk berangkat ke Citarik-Sukabumi.Dengan postive thingking bahwa semua akan baik-baik saja. Ini bukan musim penghujan. Semoga jeram citarik tidak seganas biasanya.
Bunda berdoa agar Ayah pulang selamat tak kurang suatu apa. Bunda membutuhkan Ayah, agar kami tetap dapat membelikan roti cinta buat Aim, dan Abang. Take care Ayah. We love You !!