Thursday, December 20, 2007

Idul Adha Kini

Non, tolong ini difax ke Singapore dan bla..bla..bla..” aku meminta tolong beberapa hal pada sekertaris boss ku. Saat itu, sekitar 5 tahun lalu, aku masih berkantor di kuningan. Cewe kurus jangkung berjerawat itu bilang “ Boleh besok Bubin? Aku buru buru pulang..mau setor uang kurban di masjid dekat rumah”

Aku tercekat.. Saat itu aku sudah manager, sudah menikah. Pendapataku pastinya lebih besar dari seorang sekertaris lajang. Dan yang tidak kuduga, Gadis kurus jangkung berjerawat itu menyisihkan sebagian dari gajinya, untuk berkurban. Sedang aku tidak.

Kejadian itu sangat membekas dalam hidupku. Aku merasa malu.Dan hal ini melecutku untuk lebih taat berkurban saat Idul adha tiba

Idul adha kini, aku menerima sepotong sms dari seorang teman…Selamat hari raya Idul Adha 1428H, semoga keikhlasan (berkurban) menjadi bagian dari keseharian kita…Aku tertegun. Wow, bagus betul?? Sejauh ini berkurban sudah seperti jadi rutinitas tahunan yang wajib dilakukan, tanpa perlu dipertanyakan keikhlasannya. Aku malah nyaris lupa bahwa dibutuhkan sepotong keikhlasan dalam berkurban. Well, memang kehidupan duniawiku kini, seakan menengelamkanku dalam kesibukan panjang tak berujung.

Aku berpikir. Ikhlas- kayaknya bukan gue banget…you know… “menyesal” adalah my middle name. Selain cengeng dan emosional. Halah…basi!! Aku sering sedih aku sering menangis karena sulit bagiku untuk ikhlas, untuk menerima banyak kenyataan hidup yang tak sesuai harapan , untuk memahami bahwa dibutuhkan banyak ikhlas untuk merasa bahagia…since people said that happiness is not about get what you want, but like what you get…

Ikhlas – memang bukan gue banget…Lebih mudah bagiku mengikhlaskan hal hal yang berupa materi dan lebih sulit untuk hal yang berurusan dengan perasaan dan emosi. Rasanya karena aku –alhamdulillah- memiliki kelonggaran materi, namun hati yang sempit oleh banyak luka emosi.

Jadi? Rasanya aku harus berusaha memperbesar hatiku, berupaya menyembuhkan luka batinku agar aku bisa menempatkan, sepotong iklhas dalam keseharianku. Idul Adha kini, mengingatkanku tentang hal itu.