Masih bisa kuingat dari masa kanak kanakku di tahun 70an, belum banyak buku belajar membaca yang menarik tersedia di pasaran. Karenanya Bapak membuat sendiri sebuah buku belajar membaca buat Bram.
Entah dengan alasan apa, Bapak mengajar Bram membaca sejak dini, sejak belum masuk sekolah. Masih bisa kuingat buku tulis bergaris sederhana yang digambar dan ditulis sendiri oleh Bapak. Gambar bola diikuti kata B-o-l-a...Bo-la.. gambar gelas diikuti g-e-l-a-s...ge-las. Hasilnya? Bram bisa membaca sebelum dia masuk TK. Amazing hah??
Kehidupan kini ternyata menempatkanBapak dan Bram diposisi yang bergantian. Sejak pensiun Bapak menghabiskan masa tuanya dengan mengajar filsafat dan mata kuliah dasar di sebuah akademi bahasa asing. Awalnya Bapak mengajar berbekal plastik transparency yang berisi materi kuliah. Namun kini jaman berubah cepat. OHP digusur hadirnya komputer projector. Diusia tuanya Bapak harus beradaptasi. Belajar lagi membuat presentasi bahan kuliahnya di atas powerpoint...and you know what? Kali Ini Bram yangmengajari.
Dengan kesabaran khas miliknya, Bram menemani Bapak belajar memakai laptop, dan mengetik materi kuliah dalam power point. Satu hal yang Bapak sukai dari hal ini, materi kuliahnya gampang diupdate tiap saat dibutukan. Tanpa repot. Tanpa banyak effort. Tinggal delete, copy, paste dan save. Beres!! Kami semua bangga Bapak masih mau belajar hal baru diusianya yang nyaris 70.
Makanya aku heran kalo ada yang tanya begini…
Djarot : Bin? Ngapain sih lu sekolah lagi?
Ibin (nyengir) : cari daun muda !!
Erfan : ha..ha..ha..Elu banget...