Menembus ruang dan waktu…
menyatu di dalam jiwaku…
Tetes air mata… mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita tak akan berhenti mengejar
Terus mengejar matahari
Emang matahari bisa dikejar? Bohong banget!! Begitu Aim mengomentari salah satu lagu favorit Bunda itu. Aku Cuma bisa tertawa
Well, boleh dibilang, aku mengagumi matahari sejak kecil. Sun flower is one of my Inspiration. Yellow. A lot of energy. Full of Spirit. Warm and Bright. Bagiku Matahari seakan memberikan harapan baru, semangat baru.
Sepanjang yang kuingat dari masa kecilku Matahari pagi selalu mengantarku pergi sekolah, dengan segudang problemnya, telat bangun, sarapan yang terburu buru, menangis dimarahi orang tua, sampai dengan bis yang selalu penuh sesak. Namun matahari seakan jadi penghiburku. Penyelamatku. Bahwa aku harus selalu punya semangat. Mengejar Matahari.
Kini, dengan seabgreg kewajiban kuliah, segunung tugas dikantor, segudang urusan dirumah, kadangkala membuatku terpuruk pada satu titik. Exhausted. Hang. Seperti computer yang ngadat. Males mikir. Males bergerak. Males ngapa ngapain….cuma berandai andai, tentang kenikmatan tidur panjang tanpa mimpi
Tapi..sebuah kesadaran mengetuk keras. Bumi berputar. Waktu berjalan. Banyak hal tidak bisa menunggu. Banyak tugas punya batas waktu. Menunda. Cuma menumpuk masalah dibelakang. Pada akhirnya semua itu harus dilakoni-dijalani juga. Jika aku bisa melewati sulitnya masa kecilku bersama matahari. Aku harus percaya, matahari yang sama akan tetap menemaniku melewati pasang surut hidupku kini
Dibalik kemudi Mobil. Aku memacu mobil di TOL ke timur. Bikin tugas ke kampus. Dalam dunia yang sama. Aku berharap tetap bisa punya semangat mengejar matahari yang sama. Yang memberikan harapan baru. Yang menjanjikan kebahagian baru.
Aku benci hujan, bisikku
Kenapa ?
Karena -bagiku- hujan identik dengan kesedihan
No comments:
Post a Comment