Beribu kata, banyak cerita ditulis dari sudut sebuah rumah. Untuk membingkai kenangan -mengabadikan pengalaman -mengoreskan harapan.
Saturday, June 21, 2008
Kenangan Dalam Sepasang Sepatu.
Wednesday, June 18, 2008
Gamang di malam tak berbintang..
Bunda Gamang. Halah! Kegamangan yang sudah basi.
“Bunda kayaknya ganti ganti kantor mulu deh”
“Menurut Abang kenapa?”
“Karena Bunda pembosan”
Seratus-you really know me, batinku
”Emang Abang tau Bunda pertama kali kerja dimana?”
“Di kuningan “ jawab abang lalu menyebut sebuah merk cosmetic Import.
“Salah”
“Lho kok?”
“Iya salah, sebelumnya, sebelum abang lahir, waktu Bunda masih gadis, Bunda pernah kerja di PT LA” kata Bunda menyebut perusahaan komunikasi data, under Telkom group.
“Masa? Bukannya itu kantor pertama Ayah?”
“Iya, Ayah Engineer di Gambir, Bunda part time di Thamrin, Cuma sebentar paling tiga bulan, Cuma ngisi waktu sebelum dapat yang permanen”
Duh? Aku jadi inget masa masa itu. Setahun setelah menikah, dan belum hamil juga, Aku memang break bekerja. Istirahat total dua tahun. Setahun menjalani kehamilan, Setahun lagi mengasuh Abang. Makanya Abang sangat lengket dengan Bunda karena saat itu memang Bunda full time Mother.
Ya, tapi berikutnya umurku
Pengalaman panjang dan lulus MM
Ya, tapi udah males kalo musti ngantor jauh jauh
Yo
Mana sempat? Kerjaan kantor aja rasanya ngga kelar kelar.
Sunday, June 15, 2008
Mata, jendela hati
Kata orang Mata adalah jendela hati
“Yang matanya belo? Kenal dong”
Duh? Aku jadi ketawa sendiri. Temanku masa kecilku itu benar. Aku punya mata yang lebar dan besar. Dipayungi alis hitam lebat yang kuwarisi dari Bapak, dan sepasang bulu mata lentik panjang yang diturunkan oleh Mamah, dan kini dimiliki anak anakku. Banyak yang bilang (ehm) aku punya mata yang Indah. Itulah kenapa , walau harus, tapi aku malas pake kacamata. Halah!
“Matamu Bagus, Nak. Andai kamu jadi menantuku”
“Kowe
Well ya, sepantasnya aku senang. Seharusnya aku bersyukur dikaruniai mata yang Indah. Dan kini kupintakan pada-Nya, sebuah hati yang lebih sabar, ikhlas dan tabah. Doakan saja
Semoga matahari selalu bersinar di angkasa dan dihatiku...
Sunday, June 01, 2008
Senyum buat Matahari
Lu deg deg-an nggak Steve?” tanya ku pada Steve dengan innocent.
”Ngga Bubin. Lebih deg deg-an waktu mo married” jawab Steve enteng.
”ya udah gue anter kekampus, ntar gue drop pulang” kataku enteng. Aku toh pake supir anyway. Sepanjang jalan kuningan-kalibata kami lebih banyak diam. Ngantuk banget!!
Pagi yang menjadi titik akhir perjuangan mengejar jam kuliah malam tanpa telat, mengerjakan paper ditengah lelahnya tekanan kerjaan kantor, tetap semangat sepanjang weekend untuk diskusi tugas. Alhamdulillah!! Berakhir sudah. Ucapkan sayonara pada segudang havard business case yang harus dicerna. Say goodbye pada seabreg quiz yang sering bikin melintir- saking susahnya. Sampaikan selamat tinggal pada diskusi kelas yang sering bikin perut mendadak mules.. hah! Kiss goodbye now...
Aku nyengir mengingat Hari. Kerja keras dan jerih payah selama ini seakan terbayar lunas, dengan banyak ucapan selamat yang kubaca di layar handphoneku. Membuat pagi berikutnya, dari balik kemudi mobil -aku tersenyum pada matahari..