Kenapa Bogor disebut kota Hujan?
Soalnya Hujan Melulu.
Kenapa Hujan melulu?
Soalnya kalo nggak hujan, siapa yang sanggup nyiramin Kebun Raya Bogor??
*Halah*
Begitu joke basi yang sudah sering kudengar.
Menghabiskan 5 tahun kuliah di Bogor adalah masa yang berkesan, walau Bogor selalu identik dengan hujan. Kamar kost bocor, kehabisan pakaian kering karena hujan tak kunjung reda, sepatu kotor berlumpur, kemana mana bawa payung, Jemur baju dalam rumah, bateng mati lampu melulu adalah bagian dari suka duka kuliah di Bogor.
Walau begitu, hujan kota Bogor tetap menyisakanku banyak pengalaman Indah. Aroma khas segarnya tanah basah, Senja jingga usai hujan sepanjang pajajaran yang romantis. Berpayung dibawah basah gerimis sore. Belajar larut malam ditemani derasnya hujan. Sampai dengan kenikmatan tidur berselimut ditengah dingin udara karena hujan
Aku menjalani semua yang diberikan Bogor dan hujannya dengan semangat masa muda.
Namun kini, aku benci hujan.
Aku tidak lagi bisa melihat sisi indah tentang hujan. Macet luar biasa, membuatku sering berjam jam terjebak dalam kebosanan panjang dibalik kemudi mobil. Banjir, air tergenang membuatku sering merasa cemas kalo mogok dijalan. Basah. Dingin. Membuatku makin tersiksa dengan rasa sepi.
Pemandangan diluar mobilpun tak jua bersahabat. Anak anak mengojek payung. Banyak orang basah kedinginan di angkutan umum. Banyak pengendara motor menepi menunggu hujan reda. Pedangan asongan. Penjual Koran. Menanti akan berhentinya hujan.
Entahlah. Aku tidak perduli kamu setuju atau tidak, namun aku benci hujan.
Karena yang kurasa kini.
Hujan identik dengan kesedihan.
2 comments:
hujan kan berkat, masa dibenci sih..
bayangkan dunia tanpa hujan, alangkah gersang dan panasnya ( just my opinion :P )
bunda, ada pr dari aku nih bun' - mampir yaaa... ;)
Post a Comment