Beribu kata, banyak cerita ditulis dari sudut sebuah rumah. Untuk membingkai kenangan -mengabadikan pengalaman -mengoreskan harapan.
Monday, October 27, 2008
Wednesday, October 15, 2008
Sepotong Kebahagiaan , Sebuah Reuni..
Erfan tertawa enteng. “ Yo ora nuuu..sing betul..orang yang datang reuni adalah orang yang bahagia dengan masa lalunya dan bahagia dengan dengan kehidupannya kini”
Diskusi soal reuni, ketemu lagi dengan teman teman lama. Hangout bareng, kongkow kongkow, mengobrol panjang dengan teman teman jaman kuliah kami dulu, memang tidak bisa dipisahkan dengan sosok seorang Erfan. Aku dan Erfan kuliah bareng tapi nyaris nggak kenal each others. Setelah lulus justru kami dekat karena kami punya hobby yang sama. Senang datang reuni.
Aku nyengir mendengar jawaban Erfan. Dia emang diplomatis. Optimis. Namun kutahu pasti bahagia meang bukan milik komunitas, bahagia sangat pribadi sifatnya. Person to person is different.
Aku melamun.Menerawang panjang, mencari jawab mengapa aku senang datang reuni? Sedang kutau tak semua orang merasa begitu. Datang reuni butuh effort, perlu menyisihkan waktu, mengorbankan kebersamaan dengan keluarga. Apakah hasil yang didapat sebanding?? Adakah sedikit margin keuntungan yang didapat?
Lha kalo semua pake itungan matematis. Pendekatan Profit dan Loss tentu saja jatuhnya loss. Rugi, Buang buang waktu. Sayang tenaga. Emang nggak ada kerjaan lain yang lebih penting? Tapi hey? Reuni memang tidak akan pernah align dengan kenyataan bahwa kita adalah orang dewasa dengan seabreg tugas dan segunung kewajibab yang diberikan kehidupan.
Menurutku pergi reuni memang harus dimaknai dengan hati. Bagiku, reuni itu seperti katup pengaman. yang menjaga kita tidak meledak ditengah tekanan berat keseharian . yang member sedikit variasi pada rutinitas harian yang monoton. Agar tidak jatuh bosan dot com. Karena saat reuni kita bisa tertawa bersama teman teman lama, mengenang bersama masa muda yang penuh warna. Melupakan sejenak-sebentar-sekejap- kehidupan dewasa kini yang pastinya lebih challanging, stressfull, hard and tough dibanding masa muda dulu.
Mungkin sebagian Anda mencibir, Ah, itu kan karena kamu punya masa muda yang luarbiasa, dan kamu rindu untuk kembali. Well, tidak juga. Hidupku kini juga luarbiasa kok, dan aku tidak rindu untuk kembali pada kehidupan lalu. Hidup terus berjalan dan semua ada pada masanya bukan?
Betul, aku bahagia akan masa mudaku dulu, dan seperti kata Erfan didepan, aku juga bahagia akan kehidupanku kini. Karena disini, didalam ingatan aku menyimpan manis kenangan akan masa mudaku, dan disini didalam hati aku menyimpan kehangatan persahabatan dengan teman teman lamaku. Semua itu kudapat karena aku rajin datang reuni. Semua itu membantu ku melewati hujan badai, pasang surut, panas getir jalan hidupku. Aku tidak pernah merasa sendiri. Aku selalu bersyukur untuk itu. Dan aku merasa bahagia saat aku masih mampu mengucap syukur, Alhamdulillah.
Thursday, October 09, 2008
Mamma-Mia -The Movie
Satu opini: sangat Menghibur. Dengan rentang usia 4 tahun dengan adik bungsuku itu, kami sangat familiar dengan lagu lagu ABBA yang popular saat kami muda. Ini memang film musical, minim dialog, alur cerita dibangun base on lirik lagu lagu yang dinyanyikan sepanjang film.
Kisah tentang seorang gadis yang senang bersenandung akan
I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
Tentang manis kisah cinta jaman dulu yang didendangkan
I can still recall our last summer
I still see it all
Walks along the Seine, laughing in the rain
Our last summer
Memories that remain
Soal betapa getir mengakui bahwa kita pecundang melalui lagu
I don't wanna talk
About things we've gone through
Though it's hurting me
Now it's history
The winner takes it all
The loser's standing small
Semua lagu terasa begitu pas terpintal rapi membangun jalinan cerita, tentang seorang gadis yang ingin ayahnya hadir dihari pernikahannya, dan berikutnya mengalir kisah yang tak biasa. Tentang kedatangan tiga laki laki laki sekaligus, para mantan pacar masa muda Ibunya, yang semua merasa sebagai ayahnya.Nah lho??
Dengan pemandangan alam pantai dan laut yang indah, koreografi tarian yang apik, lagu lagu yang familiar di kuping membuat film ini segar dan tidak membosankan , 90 menit rasanya kurang!!
Saat gundah, sedih, bete datang dihati, film ini bisa jadi hiburan yang menyenangkan.Highly recommen..
Laskar Pelangi - The Movie
Walau tetap sih angkat topi-saluuut- buat Hanung Bramantyo dan team untuk kerja kerasnya mewujudakan novel itu ke layar lebar-dan laris!! itu kerja keras yang luarbiasa.
Kalo pembandingan Novel ps I love you dan filmnya, bagus novelnya. Jika Buku spiderwick dan filmnyanya, bagus filmnya. Untuk Laskar Pelangi, bisa dibilang seperti Harry Potter. Sama-sama bagus.
Menurutku tantangan terbesar mengangkat buku ini ke layar lebar adalah karena novelnya berisi monolog panjang yang cerdas dan memikat, yang memang menjadi daya tarik utama buku ini. Andrea Hirata pelit membangun dialog antar tokohnya, karena asyik bercerita tentang detail banyak hal. Sedang sebuah film butuh dialog antar tokoh agar tidak membosankan. Namun luar biasa-ditangan seorang Riri Reza-film Laskar Pelangi bisa begitu menarik. Its very touching you know. Mbrebes mili. Menguras airmata. Hiks. Baik buku dan Filmnya masing masing jadi punya daya tarik tersendiri.
Aku sempat tertegun saat datang ke Citos21, 45 menit sebelum film mulai dan ternyata sudah sold out. Beli tiket jam tayang berikutnya yang berarti musti tunggu 45 menit plus 120 menit membuat anak anak bete. Tapi gimana lagi? Itupun sudah dapat duduk, dua row dari depan! Wow..padahal ini hari pertama tayang di jaringan cinema21, kupikir belum banyak yang ngeh. Rupanya-seperti juga film Harry Potter-banyak orang sudah menunggu film itu dirilis. Akankah sebagus bukunya yang best seller?
Sepuluh orang anak local Belitong tiba tiba ngetop. Setelah melalui proses casting yang ketat, mereka mendadak jadi bintang utama film ini. Walau ada Sepuluh anak, cerita lebih focus pada tida anak utama : Ikal-yang merupakan personifikasi dari Andrea Hirata-himself, sang genius Lintang dan seniman cilik nyentrik Mahar
Pilihan produser yang pintar, karena sangat terlihat mereka memang pas untuk peran peran di buku itu . Tubuh yang ceking dan hitam khas anak kepulauan yang kaya akan hasil tambang, mungkin sulit ditemukan jika casting diadakan diantara anak anak yang biasa main film metropolitan sepeti “liburan seru” or even “petualangan sherina” atau “untuk Rena”. Sebagai actor dadakan perlu dipuji mereka bermain bagus. Begitu menjiwai.Seakan memang itulah kisah keseharian mereka.
Jika peran anak anak tidak mengandalkan artis cilik popular. Peran orang dewasa justru bertabur bintag. Cut Mini bermain hebat sebagai bu Muslimah, yang merupakan tokoh dewasa paling penting di kisah ini. Ikranegara sebagai kepala sekolah SD Muhamadiah Gantong yang nyaris rubuh, didampingi istrinya yang diperankan Jajang C. Noor. Mathias Muchus dan Dyah Pitaloka sebagai orangtua Ikal. Alex Komang, sebagai orangtua tunggal Lintang, Robby Tumewu sebagai babah pemilik toko sinar harapan. Slamet Rahadjo Djarot sebagai penilik sekolah. Tora Sudiro sebagai guru SD PN Timah. Juga Lukman Sardi sebagai Ikal dewasa yang cuma muncul diawal dan diakhir film.
Melihat dari pilihan pemaninnya saja, menunjukan film ini digarap serius . Masih ditambah pemanis OTS “Laskar Pelangi” yang dinyanyikan Ndiji, dengan beat yang Ndiji banged. Eh?Ndiji itu konon juga bahasa jepang dari pelangi, lho..
Bukunya lebih detail dari filmnya-for sure. Lebih menyentuh, lebih seru, lebih jenaka - Namun seorang Riri Reza mampu memvisualisasikan beberapa bagian dengan penuh kejutan yang mampu memancing komentar dan emosi dari barisan penonton. Mereka hanyut dan ikut berseru..aaah..uuuuh..tertawa getir dan meneteskan air mata haru ditengah gelap ruang bioskop. Membuat filmnya punya nilai plus juga dibandingkan bukunya.
Sedikit mengutip kritik yang kubaca di Kompas Riri Reza terlalu berusaha setia pada bukunya, sehingga ada beberapa adegan yang sebetulnya kurang nyambung, dibuangpun tak terlalu berpengaruh. Well, kayaknya Riri Reza berusaha setia mati mengadaptasi buku Andrea Hirata dan tak ingin penonton kecewa sedikitpun, dengan kerjakerasnya yang luarbiasa.
Apakah ini film anak anak? Walau ditulis semua umur, menurutku film ini lebih pas ditonton dewasa, remaja, dan anak anak diatas 10 tahun yang sudah bisa memahami pesan filosofis yang sarat dimuat dalam film ini.
Ini adalah cerita tentang pahit kemiskinan, yang butuh dientaskan dengan kesempatan pendidikan yang didukung idealisme tinggi. Tentang kaum marjinal yang nyaris terabaikan namun punya semangat mengejar pelangi. Bersama sebungkah mimpi, akan sepotong cita cita untuk kehidupan yang lebih baik.
Realistis. Touching. Inspiring…bahwa kesempatan mendapat pendidikan yang setinggi tingginya adalah cara mengentaskan bangsa kita tercinta ini dari rantai kemiskinan berkepanjangan. Well, ya itu sih mungkin Pe-eR untuk para pejabat negeri ini.
Sedang bagi kita, setidaknya film ini mengingatkan untuk selalu berucap syukur, Alhamdulillah- untuk pendidikan sampai jenjang diploma, sarjana, master, doctoral yang telah kita raih– juga mengugah kita untuk sedikit perduli akan nasib pendidikan anak bangsa sendiri. Karena di tangan mereka masa depan bangsa ini ditentukan...
Ps I love You – The Novel
Novel ini bercerita dengan sangat realistis, kesedihan Holly- seorang janda muda, yang pada usia tigapuluh tahun merasa begitu terpuruk, tidak punya suami, tidak punya anak, tidak punya pekerjaan, dan tidak punya tabungan. Merasa tidak punya apapun yang membuatnya bahagia. Tengelam dalam duka panjang. Berkubang bersama hujan airmata..
Suatu kejutan yang manis, bahwa ternyata sang suami –Gerry-meninggalkan sepuluh pesan yang ditulis sebelum derita tumor otak merengut nyawanya. Pesan pesan sederhana yang secara luarbiasa mampu mengembalikan semangat hidupnya, walau masih saja sering terselip sedih dihati akan kehilangan sang suami.
Ini bukan kisah tentang perempuan luarbiasa yang tangguh menghadapi kematian orang tercintanya. Bukan tentang perempuan religius yang lantas dekat dengan Tuhan untuk meminta pertolongan . Bukan tentang wonderwoman yang bisa menghandle semua masalah sendirian.
Ini kisah tetang perempuan biasa yang butuh sahabat sahabatnya yang gila untuk pergi berlibur, mabuk dan hangout ke pub untuk melupakan kesedihan. Tentang perempuan pada umumnya yang butuh dukungan keluarga untuk melewati masa masa sulit hidupnya.
Sepuluh pesan mendiang sang suami, yang dibuka dalam sepuluh bulan kedepan setelah kematiannya, adalah sebuah penghiburan bagi Holly. Surat singkat yang selalu diakhiri dengan pesan ps.I love you seakan jadi lentera, sebuah panduan mengisi hidup berikutnya. Mengembalikan warna hari-harinya.
Bagian paling menyedihkan adalah saat Holly-membaca surat yang menyuruhnya menemui Barbara disebuah travel agent. Si Barbara dengan berlinang airmata menceritakan bagaimana Gerry yang sudah sakit keras masih bersusah payah datang ke travel agent tersebut, untuk membelikan paket liburan untuk istri dan sahabat sahabatnya, karena Gerry tau, Holly membutuhkan liburan itu untuk menepis kesedihan akan kematiannya. Wow, saat bacanya terasa mengharu biru. Mberebes mili tiada henti you know..
Menguras emosi-pastinya. Banjir airmata-tentunya. Namun buku ini juga banyak bercerita tentang serunya persahabatan, hangatnya keluarga besar, Indahnya kenangan, dan pentingnya harapan untuk menciptakan kenangan kenangan baru dimasa yang akan datang. Dan utamanya tentang betapa powerfullnya sebaris pesan pendek, ps I love you…
Buku ini memang sudah difilmkan, aku juga sudah lihat. Tapi please deh, beda banged!! So? Aku sangat merekomendasikan bukunya, namun tidak filmnya.
Tuesday, September 23, 2008
Tuesday, September 02, 2008
Milestone of Life
Saat aku gadis cilik berusia sepuluh tahun, pernah aku bertanya, seperti apa saat aku berusia duapuluh tahun?
Saat aku mahasiswa berumur duapuluh tahun, pernah aku bertanya seperti apakah saat aku berumur tigapuluh tahun?
Saat aku menjadi Bunda beranak satu di umur tigapuluh tahun, aku bertanya..
Walau diusiaku kini, ada yang bilang jiwa-ku seperti gadis 17 tahun, penampilanku kayak perempuan 30 tahun, tapi KTP nggak bisa membohongi kenyataan akan usiaku yang nyaris 40 tahun ini.
Sunday, August 31, 2008
Si Mumun Terong
Dengan sigap aku segera menyelipkan Karimun-ku yang imut ditempat sempit yang ditunjuknya. Cihui!! Thats why I love this car so much. Mungil, imut, tangguh, nggak rewel, dan enaknya… gampang parkir.
Saturday, August 30, 2008
Jiwa Matahari
Yellow is my fave. Sun flower is my inspiration.
Halah! Kuning begitu? Dangdut banget…
Walau kusadari Matahari tak butuh itu. Matahari hanya tau memberi. Matahari hanya tau mencintai, tak berharap Pelangi berterimakasih, tak meminta Bulan membalas cintanya.
Hangat bersemangat dipagi hari. Riang menyenangkan disiang hari. Menebar senyum terindah yang menghibur disore hari. Tulus memberi tanpa berharap kembali.
Kutau pasti, itu tak mudah sayang. Karenanya, saat hujan datang dihati. Saat gerhana memeluk diri . Aku rindu Matahari.
Thursday, August 28, 2008
Happy is my Right.
Prolog: Saat Raker nasional bulan Maret lalu, NSM di kantor memberiku mouse pad dari merchandise motivator terkenal Adiwongso, text yang tertulis di mouse pad berwarna hitam itu adalah : Success is My Right.
Aku terdiam panjang sebelum menjawab “ Gue bahagia karena gue berusaha bersyukur”
“Kenapa Mbak terlihat ragu? Kakak Iparku selalu menjawab spontan . aku bahagia!!”
Monday, August 11, 2008
Keep Your Dream Alive
Prolog : Gue check diblog gue ini, kalo gue nulis tentang Erfan, pasti soal reuni, kopidarat, bubar bareng. Hih, basi ya? Kali ini pengin nulis sesuatu yang lain ah..
Tuesday, August 05, 2008
Teladan Sebuah Potret Kehidupan
Dalam perjalan ke kantor Radiodalam, hampir setiap pagi aku melewati kawasan elite Pondok Indah.
Gamangkah aku? tentu saja. Dengan usia yang tak lagi muda. Dengan ketatnya persaingan di dunia kerja. Dengan standard salary yang biasa kuperoleh kini. Mencari pekerjaan baru, bukan hal yang mudah.
Cemaskah aku? Ya iyalah…walau kutahu seharusnya tidak. Seharusnya aku meneladani potret kehidupan yang kulihat pagi hari di satu sudut pondok indah. Seharusnya aku yakin, seharusnya aku percaya bahwa urusan rejeki ada ditangan Allah.
Seperti halnya rahasia besar Allah tentang Jodoh dan Mati, seharusnya aku percaya Allah punya rencana rejeki lain untukku. Seharusnya aku yakin semua ini yang terbaik untukku. Aku berusaha yakin, aku berusaha percaya. Smoga Bapakku, begitu juga.
Aku berusaha menepiskan rasa gusar dan cemas, bersama semangat hari baru yang diberikan matahari pagi yang mengintip dalam kaca jendela mobilku.
Friday, July 11, 2008
Happy Birthday, Honey..
“Soalnya lu mau jadi cewe-nya Eddy” begitu kata Sauqi, cowo yang duduk disebelahku tadi. Kami bertiga terbahak. Aku-Eddy dan Sauqi yang merupakan sahabat Eddy saat kuliah di FTUI
Sungguh, sampe sekarangpun gue ngga habis pikir, kenapa gue bisa termehek mehek pada cowok dekil tengil belagu anak FTUI itu. Kayaknya Sauqi benar, gue kenak kutuk #halah# buktinya aku dan Eddy kini menikah dan telah mengarungi hampir limabelas tahun hidup bersama.
Wish you all the best..
We love you!!
"Kenapa?" Everything should have a reason, I think
"Kayak perempuan!!" serunya lagi
Aku terbahak. Whatever you say, Honey...
Saturday, June 21, 2008
Kenangan Dalam Sepasang Sepatu.
Wednesday, June 18, 2008
Gamang di malam tak berbintang..
Bunda Gamang. Halah! Kegamangan yang sudah basi.
“Bunda kayaknya ganti ganti kantor mulu deh”
“Menurut Abang kenapa?”
“Karena Bunda pembosan”
Seratus-you really know me, batinku
”Emang Abang tau Bunda pertama kali kerja dimana?”
“Di kuningan “ jawab abang lalu menyebut sebuah merk cosmetic Import.
“Salah”
“Lho kok?”
“Iya salah, sebelumnya, sebelum abang lahir, waktu Bunda masih gadis, Bunda pernah kerja di PT LA” kata Bunda menyebut perusahaan komunikasi data, under Telkom group.
“Masa? Bukannya itu kantor pertama Ayah?”
“Iya, Ayah Engineer di Gambir, Bunda part time di Thamrin, Cuma sebentar paling tiga bulan, Cuma ngisi waktu sebelum dapat yang permanen”
Duh? Aku jadi inget masa masa itu. Setahun setelah menikah, dan belum hamil juga, Aku memang break bekerja. Istirahat total dua tahun. Setahun menjalani kehamilan, Setahun lagi mengasuh Abang. Makanya Abang sangat lengket dengan Bunda karena saat itu memang Bunda full time Mother.
Ya, tapi berikutnya umurku
Pengalaman panjang dan lulus MM
Ya, tapi udah males kalo musti ngantor jauh jauh
Yo
Mana sempat? Kerjaan kantor aja rasanya ngga kelar kelar.
Sunday, June 15, 2008
Mata, jendela hati
Kata orang Mata adalah jendela hati
“Yang matanya belo? Kenal dong”
Duh? Aku jadi ketawa sendiri. Temanku masa kecilku itu benar. Aku punya mata yang lebar dan besar. Dipayungi alis hitam lebat yang kuwarisi dari Bapak, dan sepasang bulu mata lentik panjang yang diturunkan oleh Mamah, dan kini dimiliki anak anakku. Banyak yang bilang (ehm) aku punya mata yang Indah. Itulah kenapa , walau harus, tapi aku malas pake kacamata. Halah!
“Matamu Bagus, Nak. Andai kamu jadi menantuku”
“Kowe
Well ya, sepantasnya aku senang. Seharusnya aku bersyukur dikaruniai mata yang Indah. Dan kini kupintakan pada-Nya, sebuah hati yang lebih sabar, ikhlas dan tabah. Doakan saja
Semoga matahari selalu bersinar di angkasa dan dihatiku...
Sunday, June 01, 2008
Senyum buat Matahari
Lu deg deg-an nggak Steve?” tanya ku pada Steve dengan innocent.
”Ngga Bubin. Lebih deg deg-an waktu mo married” jawab Steve enteng.
”ya udah gue anter kekampus, ntar gue drop pulang” kataku enteng. Aku toh pake supir anyway. Sepanjang jalan kuningan-kalibata kami lebih banyak diam. Ngantuk banget!!
Pagi yang menjadi titik akhir perjuangan mengejar jam kuliah malam tanpa telat, mengerjakan paper ditengah lelahnya tekanan kerjaan kantor, tetap semangat sepanjang weekend untuk diskusi tugas. Alhamdulillah!! Berakhir sudah. Ucapkan sayonara pada segudang havard business case yang harus dicerna. Say goodbye pada seabreg quiz yang sering bikin melintir- saking susahnya. Sampaikan selamat tinggal pada diskusi kelas yang sering bikin perut mendadak mules.. hah! Kiss goodbye now...
Aku nyengir mengingat Hari. Kerja keras dan jerih payah selama ini seakan terbayar lunas, dengan banyak ucapan selamat yang kubaca di layar handphoneku. Membuat pagi berikutnya, dari balik kemudi mobil -aku tersenyum pada matahari..
Tuesday, March 11, 2008
From Bogor With Love
Matahari bersinar dengan malas diatas tol, mengiringi laju 406 kami ke Bogor. Sabtu kemarin kami kebogor dengan tiga agenda...satu menuruti request Aim buat nonton 4D theater di Bogor Nirwana Residence. Resensi film ”Fly me to the moon ini” dimuat di majalah Bobo terbaru, makanya Aim segera update. Anak gaul gitu lho...interestnya ngga jauh dari begituan.
Ke-dua memenuhi permintaan tante Di buat shopping di pusat tas tajur. Tiga, nengokin temen Ayah yang istrinya baru melahirkan anak ke lima. Hari gini punya anak lima? Amazing hah??
”Yang merah boleh?”
Aku cepat mengangguk, aku sendiri udah punya tas merah branded yang klasik di rumah, yang ini memang lebih trendy..tapi ya..merah tetap merah..sami mawon
Sunday, March 02, 2008
Obituary – Profesor Severus Snape
Nyesek. Begitu perasaan yang terasa setelah menamatkan buku Harry Potter yang ke tujuh. Setelah bertahun tahun setia menunggu launching bukunya, menjadi bagian dari antrian mengular demi mendapatkan ticket film Harry Potter, akhirnya kita tiba pada buku ketujuh dan terakhir- The Deathly Hallows. Semua buku Harry Potter itu seperti punya kekuatan sihir. Sekali dibaca..nggak bisa lepas sebelum tamat euy..
Eh? Tapi kenapa nyesek? Untuk sebuah buku anak anak yang umumnya happy end, buku terakhir ini terasa berat. Kenapa? Karena banyak tokoh yang populer harus mati. Kematian Sirius Black di buku kelima dan meninggalnya Dumbledore di buku ke enam, seakan enteng dibanding banyak kematian di buku ke tujuh ini.
Berawal dari Mad Eye Moody ..can you imagine? Its hard to believe..one of the tough auror itu? Sudah harus mati diawal bab buku ke tujuh. Lalu pasangan suami istri Tonks-Lumpin…Tragedi Fred yang mati muda meninggalkan George saudara kembarnya, adakah keceriaan tersisa untuknya? Masih banyak lagi sih, tapi buatku paling nyesek adalah kematian Severus Snape.
Sejak buku pertama Snape digambarkan sebagai peran antagonis yang misterius. Double agen. Kita tidak pernah tau, kepada siapa kesetiaannya diberikan. Hogwarts? Orde Phoniex? Kementrian Sihir? Atau Dia ”Yang namanya tak boleh disebut”. Jika untuk jajaran murid Hogwarts aku memilih duo kocak George dan Fred Weasly sebagai favorit. Untuk tokoh dewasa, akhirnya aku memilih Profesor Sverus Snape yang berhidung bengkok dan berambut hitam lurus berminyak.
Aku tau ini bukan pilihan populer. Sebagai mantan Death Eater, musuh bebuyutan Harry Potter, dan bahan olok olok geng populer James Potter-Sirius Black-Lumpin-Petergrew-saat sekolah bareng di Hogwarts. Guru pelajaran ”poison” yang super galak dan punya obsesi mengajar ”Defense Against the Dark Art”. Profesor Severus Snape? Hiiih...ngga banget deh...
Buku ketujuh seakan menjelaskan segalanya. Begitu juga dengan sosok misterius Snape yang ngirit omong dan selalu sinical. Jagoan Occlumency dan Legitimency, pakar vitaserum dan ramuan polijus. Patromasnya yang berbentuk rusa betina. Kepada siapakah kesetianya diberikan? Surprisely...ternyata pada Lili Potter, tetangga sekaligus teman bermainnya sejak kecil.
Sesungguhnya banyak hal yang dilakukan Snape untuk melindungi Harry, anak dari Lili yang dikasihinya, sayangnya tingkah Harry sangat mirip dengan James yang begitu menyebalkan buat Snape. Melalui pelajaran private occlumency dan legitimency Harry-tanpa sengaja, off course-bisa melihat pengalaman pahit Severus muda yang selalu jadi object keisengan James and the gang, perseteruan Severus dan James, juga kenangan indah Snape akan Lili Potter, bahkan sebelum mereka masuk Hogwarts.
Jadi? kepada siapa kesetiamu diberikan? Kusarankan lebih baik belajar occlumency, untuk melindungi isi pikiranmu, sebelum aku menerobos masuk ingatanmu dengan tongkat sihir teracung dan berseru ....Legitimency!! Ah, sosok Profesor Severus Snape telah mengajariku, banyak hal tak terduga bisa terjadi dimana saja ....with or without magic ....lumos!!
Tuesday, February 12, 2008
Proses Belajar Dua Generasi
Masih bisa kuingat dari masa kanak kanakku di tahun 70an, belum banyak buku belajar membaca yang menarik tersedia di pasaran. Karenanya Bapak membuat sendiri sebuah buku belajar membaca buat Bram.
Djarot : Bin? Ngapain sih lu sekolah lagi?
Ibin (nyengir) : cari daun muda !!
Erfan : ha..ha..ha..Elu banget...
Friday, February 08, 2008
la neige au Sahara
Je serai ta lune, ton repère
Et si le soleil nous brûle, je prierai qui tu voudras
Pour que tombe la neige au Sahara
Si le désert est le seul remède à tes doutes
Femme de sel, je serai ta route
Et si la soif nous brûle, je prierai tant qu'il faudra
Pour que tombe la neige au Sahara...
Baca buku " sang pemimpi" -nya Andrea Hirata menginggatkan akan sebuah mimpi yang nyaris terlupakan bersama segudang kesibukan sekarang ..betul, pernah datang beberapa kesempatan yang nyaris mewujudkannya, sayangnya semua itu tak jua tercapai hingga kini.
Bukan mimpi yang luarbiasa memang, jika aku mau egois dengan extra budget dan sedikit waktu yang tersisa, aku bisa menjadikannya nyata dengan segera. Tapi entahlah, mungkin memang aku bukan seorang pengejar mimpi.
Mimpi itu haruslah besar, begitu yang kudengar.
entahlah, mewujudkan mimpi mimpi kecilku saja aku tak berani banyak berharap. Aku lebih nyaman menginjak bumi realitas, dibanding terbang mengapai mimpi...
Sejak masa mudaku... aku ingin melihat Paris - Perancis yang konon romantis, sampai saat ini semua itu masih jadi impian kecilku. Memang cuma mimpi kecil - tak sebesar mengharap salju turun di sahara - seperti kata Anggun C Sasmi -la neige au Sahara..