Beribu kata, banyak cerita ditulis dari sudut sebuah rumah. Untuk membingkai kenangan -mengabadikan pengalaman -mengoreskan harapan.
Sunday, November 26, 2006
Labbaik Allahumma Labbaik...
aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah! aku datang memenuhi panggilan-Mu..
aku datang memenuhi panggilan-Mu, (Tuhan) yang tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu
Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan adalah kepunyaan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu...
================================================
.....aku titipkan orangtua dan saudara saudaraku... aku percaya Allah akan menjaga mereka...
Saturday, November 25, 2006
Tuesday, November 21, 2006
Sebuah Surat Wasiat. Sebuah Bukti Cinta.
"Emang perlu buat wasiat ?" begitu Edwin tanya saat kami makan siang bareng.
“Dulu gue pikir juga nggak….. Tapi kita kan nggak pernah tau apa yang bakal terjadi kalo kita pergi haji“
“waaaah, kalo mikirnya gitu, kapan aja sebetulnya surat wasiat dibutuhkan…kita kan nggak tau apa yang bakal terjadi setiap hari. Lagian Bin, pergi haji jaman sekarang kan nggak beresiko tinggi seperti jaman dulu….”
Aku cuma tersenyum. Aku sadar. Masih banyak orang yang berpikir membuat surat wasiat sebelum pergi haji adalah hal yang berlebihan. Apalagi jika asset yang dimiliki tidaklah banyak.
Well, kalo aku kok mikir justru karena nggak banyak makanya perlu dibuat wasiat. Agar asset yang ditinggal bisa dimanage dengan lebih hati hati dan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Sehingga-insyaAllah- cukup untuk biaya sekolah mereka sampai universitas.
Dengan pengalaman sebagai broker rumah profesional. Aku tau untuk melikuid sebuah asset yang sudah ditinggal meninggal pemiliknya tidaklah mudah. Anak-anak yang belum dewasa tidak bisa bertransaksi. Mereka perlu diwakili seorang dewasa sebagai wali.
Masalahnya, jika tidak ada wasiat, penunjukan wali ini akan melalui proses pengadilan yang makan waktu panjang. Aku membuat wasiat sebetulnya untuk menyederhanakan hal ini aja sih. Sekedar shortcut. Aku menunjuk seorang wali untuk anak-anakku.
Uhm Memilih wali juga jadi hal yang sensitive. Ini masalah kepercayaan jangka panjang. Sulit juga memilih alternative yang ada. Tapi aku bersyukur tidak harus memilih yang terbaik dari yang buruk. Aku memilih yang terbaik dari yang baik-baik..
Air mataku mengalir saat aku mengumpulkan dokumen dokumen untuk pendukung surat wasiat seperti yang diminta kantor notaris. Satu demi satu. Copy KTP. Surat nikah. Kartu keluarga. Akte kelahiran anak-anak. Beberapa sertifikat. Beberapa BPKB. Banyak polis asuransi…dan penik pernik lain. Kuhapus airmataku. Uhm, kami memang tidak berharap hal buruk terjadi kok. Kami hanya berjaga jaga…
Sebuah surat wasiat. Bukanlah bukti paranoid. Justru aku merasa surat wasiat adalah bukti cinta kami pada anak anak. Agar mereka punya kepastian berkekuatan hukum yang insyaAllah dapat membantu mereka bertahan, jika ternyata kami memang ditakdirkan berpulang menghadap Allah saat pergi haji.
Berikutnya aku menelphon seorang adik ipar
“Mi…aku minta copy KTPnya papi dong”
“Waah baru diperpanjang…kan oktober kemarin habis”
“ya udah..sms aja data data yang ada di KTP. Copynya bisa nyusul”
“Buat apa sih Bunda ??”
“Dokumen pendukung surat wasiat”
“Ih Bunda !! Mami jadi merinding….”
“Dulu gue pikir juga nggak….. Tapi kita kan nggak pernah tau apa yang bakal terjadi kalo kita pergi haji“
“waaaah, kalo mikirnya gitu, kapan aja sebetulnya surat wasiat dibutuhkan…kita kan nggak tau apa yang bakal terjadi setiap hari. Lagian Bin, pergi haji jaman sekarang kan nggak beresiko tinggi seperti jaman dulu….”
Aku cuma tersenyum. Aku sadar. Masih banyak orang yang berpikir membuat surat wasiat sebelum pergi haji adalah hal yang berlebihan. Apalagi jika asset yang dimiliki tidaklah banyak.
Well, kalo aku kok mikir justru karena nggak banyak makanya perlu dibuat wasiat. Agar asset yang ditinggal bisa dimanage dengan lebih hati hati dan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Sehingga-insyaAllah- cukup untuk biaya sekolah mereka sampai universitas.
Dengan pengalaman sebagai broker rumah profesional. Aku tau untuk melikuid sebuah asset yang sudah ditinggal meninggal pemiliknya tidaklah mudah. Anak-anak yang belum dewasa tidak bisa bertransaksi. Mereka perlu diwakili seorang dewasa sebagai wali.
Masalahnya, jika tidak ada wasiat, penunjukan wali ini akan melalui proses pengadilan yang makan waktu panjang. Aku membuat wasiat sebetulnya untuk menyederhanakan hal ini aja sih. Sekedar shortcut. Aku menunjuk seorang wali untuk anak-anakku.
Uhm Memilih wali juga jadi hal yang sensitive. Ini masalah kepercayaan jangka panjang. Sulit juga memilih alternative yang ada. Tapi aku bersyukur tidak harus memilih yang terbaik dari yang buruk. Aku memilih yang terbaik dari yang baik-baik..
Air mataku mengalir saat aku mengumpulkan dokumen dokumen untuk pendukung surat wasiat seperti yang diminta kantor notaris. Satu demi satu. Copy KTP. Surat nikah. Kartu keluarga. Akte kelahiran anak-anak. Beberapa sertifikat. Beberapa BPKB. Banyak polis asuransi…dan penik pernik lain. Kuhapus airmataku. Uhm, kami memang tidak berharap hal buruk terjadi kok. Kami hanya berjaga jaga…
Sebuah surat wasiat. Bukanlah bukti paranoid. Justru aku merasa surat wasiat adalah bukti cinta kami pada anak anak. Agar mereka punya kepastian berkekuatan hukum yang insyaAllah dapat membantu mereka bertahan, jika ternyata kami memang ditakdirkan berpulang menghadap Allah saat pergi haji.
Berikutnya aku menelphon seorang adik ipar
“Mi…aku minta copy KTPnya papi dong”
“Waah baru diperpanjang…kan oktober kemarin habis”
“ya udah..sms aja data data yang ada di KTP. Copynya bisa nyusul”
“Buat apa sih Bunda ??”
“Dokumen pendukung surat wasiat”
“Ih Bunda !! Mami jadi merinding….”
Monday, November 20, 2006
Saat Laki Laki Menangis
Menangis adalah urusan perempuan. Perempuan menangis adalah lumrah. Laki laki menangis? lumrah juga jika masih balita...kalo udah SD masih menangis juga, namanya cengeng.
Cengengkah laki-laki dewasa yang menangis? Entahlah!! Yang aku tau mereka hanya menangis dikala tertentu.Hanya disaat moment istimewa yang mengetarkan hati. Menangis memang bukan milik laki laki.
Tapi...
dalam jalan kehidupanku aku melihat beberapa laki-laki istimewa dalam hidupku menangis.
Bapakku menangis saat putri sulungnya menikah...aku juga
Adikku menangis saat simbok pengasuh kami saat kecil meninggal....aku juga
Suamiku menangis saat sulung kami lahir....aku juga
Sahabatku menangis saat aku harus pergi....aku juga.
Temanku menangis saat perkawinanya kandas...hm, aku tak tahan mendengar curhatnya...aku juga.
Well, Aku pernah menangis bersama mereka. Para laki laki itu. Dalam haru...bahagia....sedih.
Just curious. Menangiskah mereka jika aku MATI?
Cengengkah laki-laki dewasa yang menangis? Entahlah!! Yang aku tau mereka hanya menangis dikala tertentu.Hanya disaat moment istimewa yang mengetarkan hati. Menangis memang bukan milik laki laki.
Tapi...
dalam jalan kehidupanku aku melihat beberapa laki-laki istimewa dalam hidupku menangis.
Bapakku menangis saat putri sulungnya menikah...aku juga
Adikku menangis saat simbok pengasuh kami saat kecil meninggal....aku juga
Suamiku menangis saat sulung kami lahir....aku juga
Sahabatku menangis saat aku harus pergi....aku juga.
Temanku menangis saat perkawinanya kandas...hm, aku tak tahan mendengar curhatnya...aku juga.
Well, Aku pernah menangis bersama mereka. Para laki laki itu. Dalam haru...bahagia....sedih.
Just curious. Menangiskah mereka jika aku MATI?
Sunday, November 19, 2006
Andai Bisa Pamit Sebelum Mati..
Back to saat aku masih SMP
Mas Hari-salah satu keponakan Bapak akan menikah. Bapak membawa kami ke Blok M. Berbelanja baju baru. Aku paling rese. Tidak juga setuju dengan baju-baju yang dipilihkan."Masa segini banyak baju nggak ada yang cocok ??" Aku tetap cemberut dan menggeleng. Beliau tak sabar menghadapiku. Well, Aku memang lebih rewel dibanding Mbak Ary yang penurut. Aku sering membuat Bapak jengkel. Uhm, mengingat hal ini aku menyesal, sungguh!!
Kembali ke kini, lebaran tahun 2006
"Bunda kalo pake gamis kayak lepet "begitu adik kandungku bilang. Ya iyalah..kalo adik ipar mana berani bilang gitu sama aku ?? Tante Dian mengomentari gamis panjang biru tosca yang melengkapi jilbab yang kupakai dihari lebaran. Aku cuma nyengir. Aku tau aku memang nggak pantas pake gamis. Makanya Aku cuma punya satu gamis yang kubeli di satu butik. Cukup mahal, tapi awet dipakai melewati beberapa tahun lebaran dan banyak pengajian.
"Bawa gamis yang banyak" begitu saran seorang teman perempuan yang sudah berhaji. "praktis, tingal pake mukena dan kaos kaki, bisa langsung sholat deh.." uhm, saat itu memang aku minta advice apa aja perlengkapan yang sebaiknya dibawa pergi haji.
Ugh!! aku cuma punya satu gamis andalah. Buat beli lagi rasanya males banget...Mamahku tau itu. Makanya satu hari seusai lebaran beliau menelphon. "Bapak beliin Bunda gamis buat dibawa pergi haji...kesinilah...cobain muat apa nggak.."
Glek. Aku tercekat. Aku sudah lama menikah. Aku sudah lama jadi perempuan mandiri. Terselip rasa haru. Bapak masih membelikan ku baju baru.
Satu sore aku mampir ke condet sebelum kuliah. Mencoba tiga gamis yang dibeli Bapak : putih-hijau-coklat. Aku menahan haru saat mencobanya. satu demi satu. Aku tidak perduli apakah gamis itu cocok untuk postur tubuhku yang tidak lagi langsing. Aku tidak pusing soal apakah aku keliatan seperti lemper atau lepet. Aku menghargai apapun yang Bapak berikan..menyadarkanku, walau aku sudah lama mentas dan mandiri..Bapak selalu menyayangiku...
Dirumah, saat aku mengantung gamis gamis itu dilemari, aku berkaca kaca...aku teringat betapa banyak daftar dosaku kepada Bapak. Aku gadis kecil yang nakal. Aku gadis remaja yang sering protes. Aku perempuan muda yang sering membantah. Dan kini aku perempuan dewasa yang terlambat menyadari...alangkah panjang daftar kesalahanku pada Bapak...
Kali berikutnya di telp
"Akhir tahun gini, Eropa musim dingin lho" begitu kataku ada Mamah
"Iya, Kemarin Bram udah beli mantel, sekalian Bapak juga dibeliin" jawab mamah
Glek. Aku kembali tercekat. Aku sudah lama menikah. Aku sudah lama jadi perempuan mandiri, tapi aku tidak pernah membelikan Bapak baju, semahal overcoat yang dibelikan Bram. Well, kami tau... kami sadar..baju paling mahal pun tak akan mampu membayar semua jerih payah Bapak selama membesarkan kami. Yang Bram lakukan hanyalah memberikan kesenangan kecil di hari tua Bapak kami.
Tiga buah gamis. sebuah overcoat.Menjadi bukti, apapun yang telah kita lewati bersama, apapun yang telah kami jalani selama ini, kami adalah keluarga besar yang saling menyayangi...
Sabtu kemarin, H-10 dari insyaAllah jadwal keberangkatan kami untuk berhaji...Aku memeluk Bapakku erat erat. Aku menangis. Lebih keras dari saat aku akan menikah tahun 1993. Lebih hebat dari saat aku melepas Bapak pergi haji tahun 2001. Aku meminta maaf. Aku minta diikhlaskan atas semua kesalahan. Aku gadis kecil yang nakal. Aku gadis remaja yang sering protes. Aku perempuan muda yang sering membantah, dan kini aku perempuan dewasa yang terlambat menyadari...alangkah panjang daftar dosaku pada Bapak... aku menyesal.. hiks..hiks..hiks.. Ah, andai bisa pamit sebelum mati.. mungkin beginilah rasanya. Sediiiih buanget...
Bapakku tidak menangis. Beliau bilang "yo wis...sing tatag yo Nduk.." Uhm, Bapakku memang pribadi yang tegar.
Bram dan Bapak akan pergi untuk dua minggu kedepan. Mereka terbang ke eropa sabtu malam itu . Bram pergi menghadiri training di Finland, sekalian mengantar Bapak ke Berlin, untuk menengok adiknya yang sudah lama jadi warganegara Jerman. Menengok Oom Djuk di Berlin, memang sudah jadi impian Bapak sejak lama...
Berikutnya aku memeluk Bram, aku tak kuasa menahan tangis saat bilang "Kalau terjadi apa apa sama kami, aku titip anak-anak ya, Bram..." Bram yang pendiam Speechless. Papi cuma mengangguk dan memeluk Bunda erat erat. Ah, andai bisa berpesan sebelum mati..mungkin beginilah rasanya.Sediiiih buanget...
Aku dan Mamah melambai depan rumah Bram di condet. Mami dan Thara mengantar Papi dan Bapak ke bandara..
Have a productive training Bram... Have a pleasant trip Bapak... I love You...
Mas Hari-salah satu keponakan Bapak akan menikah. Bapak membawa kami ke Blok M. Berbelanja baju baru. Aku paling rese. Tidak juga setuju dengan baju-baju yang dipilihkan."Masa segini banyak baju nggak ada yang cocok ??" Aku tetap cemberut dan menggeleng. Beliau tak sabar menghadapiku. Well, Aku memang lebih rewel dibanding Mbak Ary yang penurut. Aku sering membuat Bapak jengkel. Uhm, mengingat hal ini aku menyesal, sungguh!!
Kembali ke kini, lebaran tahun 2006
"Bunda kalo pake gamis kayak lepet "begitu adik kandungku bilang. Ya iyalah..kalo adik ipar mana berani bilang gitu sama aku ?? Tante Dian mengomentari gamis panjang biru tosca yang melengkapi jilbab yang kupakai dihari lebaran. Aku cuma nyengir. Aku tau aku memang nggak pantas pake gamis. Makanya Aku cuma punya satu gamis yang kubeli di satu butik. Cukup mahal, tapi awet dipakai melewati beberapa tahun lebaran dan banyak pengajian.
"Bawa gamis yang banyak" begitu saran seorang teman perempuan yang sudah berhaji. "praktis, tingal pake mukena dan kaos kaki, bisa langsung sholat deh.." uhm, saat itu memang aku minta advice apa aja perlengkapan yang sebaiknya dibawa pergi haji.
Ugh!! aku cuma punya satu gamis andalah. Buat beli lagi rasanya males banget...Mamahku tau itu. Makanya satu hari seusai lebaran beliau menelphon. "Bapak beliin Bunda gamis buat dibawa pergi haji...kesinilah...cobain muat apa nggak.."
Glek. Aku tercekat. Aku sudah lama menikah. Aku sudah lama jadi perempuan mandiri. Terselip rasa haru. Bapak masih membelikan ku baju baru.
Satu sore aku mampir ke condet sebelum kuliah. Mencoba tiga gamis yang dibeli Bapak : putih-hijau-coklat. Aku menahan haru saat mencobanya. satu demi satu. Aku tidak perduli apakah gamis itu cocok untuk postur tubuhku yang tidak lagi langsing. Aku tidak pusing soal apakah aku keliatan seperti lemper atau lepet. Aku menghargai apapun yang Bapak berikan..menyadarkanku, walau aku sudah lama mentas dan mandiri..Bapak selalu menyayangiku...
Dirumah, saat aku mengantung gamis gamis itu dilemari, aku berkaca kaca...aku teringat betapa banyak daftar dosaku kepada Bapak. Aku gadis kecil yang nakal. Aku gadis remaja yang sering protes. Aku perempuan muda yang sering membantah. Dan kini aku perempuan dewasa yang terlambat menyadari...alangkah panjang daftar kesalahanku pada Bapak...
Kali berikutnya di telp
"Akhir tahun gini, Eropa musim dingin lho" begitu kataku ada Mamah
"Iya, Kemarin Bram udah beli mantel, sekalian Bapak juga dibeliin" jawab mamah
Glek. Aku kembali tercekat. Aku sudah lama menikah. Aku sudah lama jadi perempuan mandiri, tapi aku tidak pernah membelikan Bapak baju, semahal overcoat yang dibelikan Bram. Well, kami tau... kami sadar..baju paling mahal pun tak akan mampu membayar semua jerih payah Bapak selama membesarkan kami. Yang Bram lakukan hanyalah memberikan kesenangan kecil di hari tua Bapak kami.
Tiga buah gamis. sebuah overcoat.Menjadi bukti, apapun yang telah kita lewati bersama, apapun yang telah kami jalani selama ini, kami adalah keluarga besar yang saling menyayangi...
Sabtu kemarin, H-10 dari insyaAllah jadwal keberangkatan kami untuk berhaji...Aku memeluk Bapakku erat erat. Aku menangis. Lebih keras dari saat aku akan menikah tahun 1993. Lebih hebat dari saat aku melepas Bapak pergi haji tahun 2001. Aku meminta maaf. Aku minta diikhlaskan atas semua kesalahan. Aku gadis kecil yang nakal. Aku gadis remaja yang sering protes. Aku perempuan muda yang sering membantah, dan kini aku perempuan dewasa yang terlambat menyadari...alangkah panjang daftar dosaku pada Bapak... aku menyesal.. hiks..hiks..hiks.. Ah, andai bisa pamit sebelum mati.. mungkin beginilah rasanya. Sediiiih buanget...
Bapakku tidak menangis. Beliau bilang "yo wis...sing tatag yo Nduk.." Uhm, Bapakku memang pribadi yang tegar.
Bram dan Bapak akan pergi untuk dua minggu kedepan. Mereka terbang ke eropa sabtu malam itu . Bram pergi menghadiri training di Finland, sekalian mengantar Bapak ke Berlin, untuk menengok adiknya yang sudah lama jadi warganegara Jerman. Menengok Oom Djuk di Berlin, memang sudah jadi impian Bapak sejak lama...
Berikutnya aku memeluk Bram, aku tak kuasa menahan tangis saat bilang "Kalau terjadi apa apa sama kami, aku titip anak-anak ya, Bram..." Bram yang pendiam Speechless. Papi cuma mengangguk dan memeluk Bunda erat erat. Ah, andai bisa berpesan sebelum mati..mungkin beginilah rasanya.Sediiiih buanget...
Aku dan Mamah melambai depan rumah Bram di condet. Mami dan Thara mengantar Papi dan Bapak ke bandara..
Have a productive training Bram... Have a pleasant trip Bapak... I love You...
Thursday, November 16, 2006
Sebuah kangen. Seekor kucing.
...Tiada yang salah
Hanya aku manusia bodoh
Yang biarkan semua ini permainkanku
Berulang ulang ulang kali...
(from Manusia Bodoh by Ada Band)
Andai boleh punya filosofi sendiri tentang kangen, aku kok merasa kangen itu kakak beradik , berkerabat, bersaudara dengan kecemasan..
eh, apa kabarnya ya..?? waah jangan jangan hal buruk terjadi nih??
eh, kok gue kangen ya..kenapa?? something wrong happened??
eh, Kok gue termimpi mimpi ya? apakah semua baik baik saja ??
semua pikiran jelek... semua bayangan buruk... memicu kangen
.....ugh!!..I just want to make sure everything oke..
Sebuah kutipan bilang, kecemasan - bisa diibaratkan sama seperti kursi goyang. Rocking Chair. Its give you something to do, but not bring you anywhere..
Kangen dan cemas bersaudara ...berkerabat ...sama sama menyiksa... and not bring you anywhere.. so what for?? wasting time.. you know..
Yup ..agree ..tapi itu kan kalo dipikir pake otak.
Kangen... sebagaimana juga cemas... adalah urusan hati.... sebuah suara berbisik begitu..
lha siapa suruh memilih diperbudak hati?? kalo hati bisa mengkontrol pikiran bersiaplah mengeong ....meong.. jadi kucing!! kucing yang nggak pernah mikir pake otak bahwa nyolong ikan asin itu beresiko digebuk pake sapu..gubraak...sakit euy!! duh? galak bener ya..
Capeklah nurutin kata hati yang bego dikuasai emosi...dan kalo isi kepala juga udah bete berdebat sama hati yang bodoh tapi sok tau... what should we do?? Well, berdoa adalah pilihan yang bijaksana..
Berdoa agar Allah membantu diri menjaga hati untuk tidak menjajah pikiran. Supaya hati menempati porsinya yang proper. Singkirkan semua pikiran jelek. Buang semua bayangan buruk. Hapus airmata...percayalah. yakinlah. semua akan baik baik saja.
So? berhentilah cemas. berhentilah kangen. berhentilah menangis.... coz its not bring you anywhere..unless you prefer become...a cat!! Meong :-)
Kini dan nanti...jika kangen tak jua pergi...berusahalah untuk saling mendoakan. Percayalah. Yakinlah. Semua akan baik baik saja...
Hanya aku manusia bodoh
Yang biarkan semua ini permainkanku
Berulang ulang ulang kali...
(from Manusia Bodoh by Ada Band)
Andai boleh punya filosofi sendiri tentang kangen, aku kok merasa kangen itu kakak beradik , berkerabat, bersaudara dengan kecemasan..
eh, apa kabarnya ya..?? waah jangan jangan hal buruk terjadi nih??
eh, kok gue kangen ya..kenapa?? something wrong happened??
eh, Kok gue termimpi mimpi ya? apakah semua baik baik saja ??
semua pikiran jelek... semua bayangan buruk... memicu kangen
.....ugh!!..I just want to make sure everything oke..
Sebuah kutipan bilang, kecemasan - bisa diibaratkan sama seperti kursi goyang. Rocking Chair. Its give you something to do, but not bring you anywhere..
Kangen dan cemas bersaudara ...berkerabat ...sama sama menyiksa... and not bring you anywhere.. so what for?? wasting time.. you know..
Yup ..agree ..tapi itu kan kalo dipikir pake otak.
Kangen... sebagaimana juga cemas... adalah urusan hati.... sebuah suara berbisik begitu..
lha siapa suruh memilih diperbudak hati?? kalo hati bisa mengkontrol pikiran bersiaplah mengeong ....meong.. jadi kucing!! kucing yang nggak pernah mikir pake otak bahwa nyolong ikan asin itu beresiko digebuk pake sapu..gubraak...sakit euy!! duh? galak bener ya..
Capeklah nurutin kata hati yang bego dikuasai emosi...dan kalo isi kepala juga udah bete berdebat sama hati yang bodoh tapi sok tau... what should we do?? Well, berdoa adalah pilihan yang bijaksana..
Berdoa agar Allah membantu diri menjaga hati untuk tidak menjajah pikiran. Supaya hati menempati porsinya yang proper. Singkirkan semua pikiran jelek. Buang semua bayangan buruk. Hapus airmata...percayalah. yakinlah. semua akan baik baik saja.
So? berhentilah cemas. berhentilah kangen. berhentilah menangis.... coz its not bring you anywhere..unless you prefer become...a cat!! Meong :-)
Kini dan nanti...jika kangen tak jua pergi...berusahalah untuk saling mendoakan. Percayalah. Yakinlah. Semua akan baik baik saja...
Kantor Lama dan Penampilan Baru (2)
Siang itu aku kembali meluncur ke arah bunderan HI. Dulu aku selalu dibelakang kemudi hyundai setiap ke kantor itu. Tapi kali itu aku naik mobil ayah dan diantar seorang supir. Untung banget, soalnya kuningan dan sudirman merayap total!! weleeeh jadi ingat betapa dulu aku sering memaki kemacetan yang membuat frustasi ini..
Tante...?? waaah… pangling...!!
Hm, teman teman disini emang memanggilku tante. Menurut mereka aku terlalu fungky untuk dipanggi Ibu manager.
Walau tidak seheboh kantor lamaku yang dikuningan, teman teman lama di kantor Thamrin ini tetap surprise dengan penampilan baruku yang berkrudung.
Tante udah nambah belum?
Uhm, aku tau yang ditanyakan pasti soal anak, tapi aku menjawab dengan nyeleneh
Apanya ? Suami? masih satu tuh..kataku sambil nyengir lebar
Mereka tertawa Ih Tante udah pake jilbab masih juga ngaco
Masih belum sembuh...
Masih kayak dulu...
Begitu komentar teman teman.
Aku tertawa. Perubahan penampilan emang gampang, buat yang didalam justru yang sulit..
How do I look? begitu tanyaku pada mereka, menirukan iklan ponds yang sering muncul diteve
apik..apik..pantes kok...Tan..
Uhm, kantor lamaku yang di thamrin ini memang dominan non muslim, Aku yang datang dengan kerudung, alhamdulillah diterima dengan baik.
Insya Allah Gue mau pergi haji akhir november ini, Mohon maaf untuk kesalahan gue selama gue ngantor disini ya.
mereka mengerti dan mengucapkan selamat jalan
"Tante, ngga pamit kokoh ?? tanya seorang kakak kelas di IPB, teman se kost di darmaga, yang pernah jadi bossku disitu..
Ugh!! aku tau yang dimaksud kokoh adalah Bapak Managing Director disini. Seorang laki laki chinese yang punya karir tinggi diusia muda. Aku ragu. Ruangan ku dan ruang beliau dulunya bersebelahan. Sebetulnya aku tidak terlalu nyaman bertemu dengan Beliau. Dulu maupun sekarang....tapi well, okelah..
Aku bersyukur kali ini aku menghadap pak HW bukan buat diskusi proposal seperti dulu, aku menemuinya tanpa beban...kami ngobrol berbasa basi
Beliau bilang selamat jalan ya..
Aku bilang terimakasih..
Ibu finance director yang sedang diskusi diruangan beliau menambahkan pesan "jangan jadi haji tomat.."
"waah apaan tuh?"
"perginya tobat, pulangnya kumat.."
Kami tertawa bersama.
Satu jam berlalu cepat Aku senang bertemu mereka. Para profesional di industri FMCG yang dinamis...well..mereka teman temanku. Mereka pernah menjadi bagian dari hidupku...
Tante...?? waaah… pangling...!!
Hm, teman teman disini emang memanggilku tante. Menurut mereka aku terlalu fungky untuk dipanggi Ibu manager.
Walau tidak seheboh kantor lamaku yang dikuningan, teman teman lama di kantor Thamrin ini tetap surprise dengan penampilan baruku yang berkrudung.
Tante udah nambah belum?
Uhm, aku tau yang ditanyakan pasti soal anak, tapi aku menjawab dengan nyeleneh
Apanya ? Suami? masih satu tuh..kataku sambil nyengir lebar
Mereka tertawa Ih Tante udah pake jilbab masih juga ngaco
Masih belum sembuh...
Masih kayak dulu...
Begitu komentar teman teman.
Aku tertawa. Perubahan penampilan emang gampang, buat yang didalam justru yang sulit..
How do I look? begitu tanyaku pada mereka, menirukan iklan ponds yang sering muncul diteve
apik..apik..pantes kok...Tan..
Uhm, kantor lamaku yang di thamrin ini memang dominan non muslim, Aku yang datang dengan kerudung, alhamdulillah diterima dengan baik.
Insya Allah Gue mau pergi haji akhir november ini, Mohon maaf untuk kesalahan gue selama gue ngantor disini ya.
mereka mengerti dan mengucapkan selamat jalan
"Tante, ngga pamit kokoh ?? tanya seorang kakak kelas di IPB, teman se kost di darmaga, yang pernah jadi bossku disitu..
Ugh!! aku tau yang dimaksud kokoh adalah Bapak Managing Director disini. Seorang laki laki chinese yang punya karir tinggi diusia muda. Aku ragu. Ruangan ku dan ruang beliau dulunya bersebelahan. Sebetulnya aku tidak terlalu nyaman bertemu dengan Beliau. Dulu maupun sekarang....tapi well, okelah..
Aku bersyukur kali ini aku menghadap pak HW bukan buat diskusi proposal seperti dulu, aku menemuinya tanpa beban...kami ngobrol berbasa basi
Beliau bilang selamat jalan ya..
Aku bilang terimakasih..
Ibu finance director yang sedang diskusi diruangan beliau menambahkan pesan "jangan jadi haji tomat.."
"waah apaan tuh?"
"perginya tobat, pulangnya kumat.."
Kami tertawa bersama.
Satu jam berlalu cepat Aku senang bertemu mereka. Para profesional di industri FMCG yang dinamis...well..mereka teman temanku. Mereka pernah menjadi bagian dari hidupku...
Wednesday, November 15, 2006
Kantor Lama dan Penampilan Baru (1)
"Hai..Apa kabar non..?!! Bilangin Ibu dong...aku minta waktu ketemu..mau lebaran sama pamitan.." begitu kataku pada sekertaris ibu GM, ketika senin kemarin aku datang ke kantor lamaku di kuningan..
Teman teman lama satu persatu keluar menemuiku di reseption, tempat aku menunggu. Heboooh. Surprise... karena aku datang berjilbab...
emang lu udah sholat bener? lima waktu?
emang lu udah nggak suka ngelirik suami orang?
emang lu udah ngga suka dugem??
emang lu udah ngga suka marah marah??
Mereka menyebut satu persatu ke”badung”anku saat berkantor disitu
Aku tertawa keras bersama mereka…mengenang itu semua..
Sekeretaris boss kembali keluar
Mbak, Ibu tanya… pamit kemana?
Uhm.gue Insya Allah mau pergi haji..
Hah?! temen teman kembali berseru
Waah..hebat lu ya...
Kalo bukan istrinya pak Eddy kayaknya lu belum tentu pergi haji deh..
Aku tertawa mengiyakan. Teman teman lamaku rupanya masih ingat. Eddy-suamiku- emang religius.
Akhirnya Ibu GM bersedia ditemui. Uhm..long time no see her..
Aku segera menuju ruangan besar di pojok yang cukup familiar denganku, sebab kubik meja kerjaku dulu bersebelahan dengan ruang ini.
Mbak..maaf lahir batin...sekalian pamit nih..aku insya Allah mau berangkat end nov ini....
Ibu GM itu menerimaku dengan hangat. Well, Aku terharu. Bagaimanapun beliau punya kontribusi besar dalam perjalanan karirku. Sejak aku masih fresh gradute yang single, sampai jadi manager beranak dua. Kami ngobrol. Meng-update kabar anak anaknya.Ternyata mereka yang sudah kuliah.waaah ternyata kita sudah tuwir ya...padahal masih bisa kuingat beliau sedang hamil besar anak ketiga saat aku mulai bergabung disitu tahun 93.
Tidak seperti temen teman yang heboh. Beliau lebih calm. Kami berpelukan ringan sebelum aku pamit pulang.
Beberapa teman masih lanjut ngajak ngobrol dengan antusias. Aku senang melihat mereka.
"waah kalian makin gaya euy..!!" kataku. Penampilan teman temanku disitu emang cantik, modis, trendy dan glamour.
"Lu juga....kurus...langsing lagi"
Uhm, kalo dibilang-alhamdulilah- cantik mah udah biasa, tapi pake baju longar dan krudung gini dibilang langsing? Alhamdulillah banget...thanks, anyway..ngga percuma aku pake tas, stileto dan kalung panjang yang modis. Di kantor ini penampilan memang didewakan.
Aku mencoba serius..."Gue insya Allah pergi haji end nov ini...maaf ya buat semua salah gue selama kita berteman disini..."
Teman teman mengangguk " iya lah..ya..sama sama.."
"Mbak titip namaku, panggil ya supaya aku bisa pergi haji"
"Aku juga nitip Bubin, supaya cepet dapat jodoh"
"Lho? jadi nggak boleh ketuker nama ngedoainnya nih..bisa berabe kalo salah.." kataku kembali becanda. Kami tertawa bareng. Uaaah..pipi ampe pegel ketawa mulu!!
"Bin..doain gue bisa lebih sabar ya" kata sales manager yang dulunya satu teamwork denganku. Aku ingat kami pernah melewati banyak tawa dan tangis bersama. Tekanan pekerjaan dan tuntutan sales, makes us closed each other..so I know..sabar adalah hal yang langka disini.
"sama sama Mbak..aku juga masih perlu banyak belajar sabar" kataku tersenyum bersimpati.
Satu jam berlalu cepat. Senang rasanya bertemu mereka. Perempuan perempuan karir yang cantik, modis dan sangat memperhatikan penampilan... Well..mereka teman temanku. Mereka pernah menjadi bagian dari hidupku...
Teman teman lama satu persatu keluar menemuiku di reseption, tempat aku menunggu. Heboooh. Surprise... karena aku datang berjilbab...
emang lu udah sholat bener? lima waktu?
emang lu udah nggak suka ngelirik suami orang?
emang lu udah ngga suka dugem??
emang lu udah ngga suka marah marah??
Mereka menyebut satu persatu ke”badung”anku saat berkantor disitu
Aku tertawa keras bersama mereka…mengenang itu semua..
Sekeretaris boss kembali keluar
Mbak, Ibu tanya… pamit kemana?
Uhm.gue Insya Allah mau pergi haji..
Hah?! temen teman kembali berseru
Waah..hebat lu ya...
Kalo bukan istrinya pak Eddy kayaknya lu belum tentu pergi haji deh..
Aku tertawa mengiyakan. Teman teman lamaku rupanya masih ingat. Eddy-suamiku- emang religius.
Akhirnya Ibu GM bersedia ditemui. Uhm..long time no see her..
Aku segera menuju ruangan besar di pojok yang cukup familiar denganku, sebab kubik meja kerjaku dulu bersebelahan dengan ruang ini.
Mbak..maaf lahir batin...sekalian pamit nih..aku insya Allah mau berangkat end nov ini....
Ibu GM itu menerimaku dengan hangat. Well, Aku terharu. Bagaimanapun beliau punya kontribusi besar dalam perjalanan karirku. Sejak aku masih fresh gradute yang single, sampai jadi manager beranak dua. Kami ngobrol. Meng-update kabar anak anaknya.Ternyata mereka yang sudah kuliah.waaah ternyata kita sudah tuwir ya...padahal masih bisa kuingat beliau sedang hamil besar anak ketiga saat aku mulai bergabung disitu tahun 93.
Tidak seperti temen teman yang heboh. Beliau lebih calm. Kami berpelukan ringan sebelum aku pamit pulang.
Beberapa teman masih lanjut ngajak ngobrol dengan antusias. Aku senang melihat mereka.
"waah kalian makin gaya euy..!!" kataku. Penampilan teman temanku disitu emang cantik, modis, trendy dan glamour.
"Lu juga....kurus...langsing lagi"
Uhm, kalo dibilang-alhamdulilah- cantik mah udah biasa, tapi pake baju longar dan krudung gini dibilang langsing? Alhamdulillah banget...thanks, anyway..ngga percuma aku pake tas, stileto dan kalung panjang yang modis. Di kantor ini penampilan memang didewakan.
Aku mencoba serius..."Gue insya Allah pergi haji end nov ini...maaf ya buat semua salah gue selama kita berteman disini..."
Teman teman mengangguk " iya lah..ya..sama sama.."
"Mbak titip namaku, panggil ya supaya aku bisa pergi haji"
"Aku juga nitip Bubin, supaya cepet dapat jodoh"
"Lho? jadi nggak boleh ketuker nama ngedoainnya nih..bisa berabe kalo salah.." kataku kembali becanda. Kami tertawa bareng. Uaaah..pipi ampe pegel ketawa mulu!!
"Bin..doain gue bisa lebih sabar ya" kata sales manager yang dulunya satu teamwork denganku. Aku ingat kami pernah melewati banyak tawa dan tangis bersama. Tekanan pekerjaan dan tuntutan sales, makes us closed each other..so I know..sabar adalah hal yang langka disini.
"sama sama Mbak..aku juga masih perlu banyak belajar sabar" kataku tersenyum bersimpati.
Satu jam berlalu cepat. Senang rasanya bertemu mereka. Perempuan perempuan karir yang cantik, modis dan sangat memperhatikan penampilan... Well..mereka teman temanku. Mereka pernah menjadi bagian dari hidupku...
Tuesday, November 14, 2006
Menjemput Hidayah
Hari minggu kemarin adalah manasik terakhir kami. Terselip rasa malu...jika teringat saat Ayah mendaftar haji dua tahun lalu ditahun 2004.
"Bunda...Ayah udah daftar ONH buat kita berdua lho ya.."
Ayah yang memanage keuangan kami memang leluasa untuk melakukan itu.
Saat itu Ayah tidak menanyakan apakah aku sudah merasa terpanggil? Apakah aku sudah siap ? Ayah yang jauh lebih religius dariku emang rada memaksa diriku ikut berhaji. Menurutnya, kami -Insya Allah- mampu, dan Haji menjadi hal yang wajib bagi kami. Pada prinsipnya sih aku ok ok aja..
"Emangnya kapan berangkat?" tanyaku acuh tak acuh
"Katanya waiting list..perkiraan akhir 2006"
Ah, masih lama, pikirku. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri, dan aku kembali tenggelam dalam kesibukan pekerjaan.
Dua tahun berlalu cepat. Walau pada awalnya aku cemas akan kesiapanku pergi haji, tapi setelah mengikuti manasik pertama di bulan Agustus lalu, hatiku mulai terbuka...too late hah ? but better late than never…
Hidayah memang harus dijemput, begitu kata seorang teman. Uhm, rasanya kini saatnya bagiku untuk menjemput Hidayah Allah. Makanya aku lalu membaca buku agama dan aku baru menyadari Haji adalah ibadah yang begitu mulia, begitu banyak berkah dan ampunan, begitu luar biasa....Alhamdulillah kesadaran itu akhirnya datang juga tanpa dipaksakan.
Luruskan Niat, Bersihkan Hati, Ibadah Haji hanya untuk mengharap Ridha dari Allah. Berharaplah menjadi Haji mabrur...karena Allah menjanjikan Surga bagi para haji yang mabrur...Subhanallah..begitu luar biasa ya..Aku terus membaca dan membaca tentang keutamaan ibadah haji dan hal itu makin membuatku bersyukur...aku merasa beruntung..aku insya Allah segera punya kesempatan untuk itu..
Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaikka la syarikala labbaik...
Aku selalu saja berkaca kaca saat berlatih membaca talbiah.Aku beruntung. Aku bersyukur Ayah telah mendaftarkan kami untuk haji sejak dua tahun lalu...Aku bersyukur punya suami yang memberiku begitu banyak kebebasan, tapi tetap mampu membimbingku dijalan yang benar...Seperti bermain layang layang, Ayah tau kapan harus mengulur benang untuk memberiku kebebasan mengaktualisasikan diri, tapi juga tau kapan harus menarik benang kontrol agar aku tidak kebablasan...
"Ayah masih di singapore sampe tanggal 18..bunda yang jemput Ibu sama Papa di airport ya..pake aja sopir ma mobil ayah.."
"bisalah..insyaAllah Jumat Bunda nggak ada acara" Aku menyanggupi untuk menjemput mertuaku yang akan datang dari Jambi di bandara.
Keberangkatan kami insya Allah tinggal dua minggu lagi..sayangnya Ayah masih sibuk banget. Ayah masih harus ikut empat hari training di singapore. Duh ? itu kan cuma seminggu dari jadwal keberangkatan kami..Ugh!! Mepet banget sih??
Aku membuang perasaan cemas jauh jauh. Aku percayakan keselamatan Ayah kepada Allah. Karena Allah lah pemilik semua kehidupan.Aku memeluk Ayah yang masih sibuk didepan komputer, dan berbisik..
Uhm, thanks for being such a great husband, honey..I love you
I love you more, gorgeous
Honey, do you realize ??
Yup? What ?
We will have our anniversary* there.. in mecca..
I know..so we could ask Allah for always blessing our marriage ..our kids..our family..we'll ask directly at Baitullah...
wow..I'm touched...its wonderful opportunity..
Aku sungguh beruntung... Sudah seharusnya aku berhenti mengeluh dan lebih banyak bersyukur ... Allhamdulillah... Aku akan menjemput hidayahku dengan pergi berhaji bersama suami-insya Allah- akhir bulan ini...
* 12/12/93 - 12/12/06
"Bunda...Ayah udah daftar ONH buat kita berdua lho ya.."
Ayah yang memanage keuangan kami memang leluasa untuk melakukan itu.
Saat itu Ayah tidak menanyakan apakah aku sudah merasa terpanggil? Apakah aku sudah siap ? Ayah yang jauh lebih religius dariku emang rada memaksa diriku ikut berhaji. Menurutnya, kami -Insya Allah- mampu, dan Haji menjadi hal yang wajib bagi kami. Pada prinsipnya sih aku ok ok aja..
"Emangnya kapan berangkat?" tanyaku acuh tak acuh
"Katanya waiting list..perkiraan akhir 2006"
Ah, masih lama, pikirku. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri, dan aku kembali tenggelam dalam kesibukan pekerjaan.
Dua tahun berlalu cepat. Walau pada awalnya aku cemas akan kesiapanku pergi haji, tapi setelah mengikuti manasik pertama di bulan Agustus lalu, hatiku mulai terbuka...too late hah ? but better late than never…
Hidayah memang harus dijemput, begitu kata seorang teman. Uhm, rasanya kini saatnya bagiku untuk menjemput Hidayah Allah. Makanya aku lalu membaca buku agama dan aku baru menyadari Haji adalah ibadah yang begitu mulia, begitu banyak berkah dan ampunan, begitu luar biasa....Alhamdulillah kesadaran itu akhirnya datang juga tanpa dipaksakan.
Luruskan Niat, Bersihkan Hati, Ibadah Haji hanya untuk mengharap Ridha dari Allah. Berharaplah menjadi Haji mabrur...karena Allah menjanjikan Surga bagi para haji yang mabrur...Subhanallah..begitu luar biasa ya..Aku terus membaca dan membaca tentang keutamaan ibadah haji dan hal itu makin membuatku bersyukur...aku merasa beruntung..aku insya Allah segera punya kesempatan untuk itu..
Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaikka la syarikala labbaik...
Aku selalu saja berkaca kaca saat berlatih membaca talbiah.Aku beruntung. Aku bersyukur Ayah telah mendaftarkan kami untuk haji sejak dua tahun lalu...Aku bersyukur punya suami yang memberiku begitu banyak kebebasan, tapi tetap mampu membimbingku dijalan yang benar...Seperti bermain layang layang, Ayah tau kapan harus mengulur benang untuk memberiku kebebasan mengaktualisasikan diri, tapi juga tau kapan harus menarik benang kontrol agar aku tidak kebablasan...
"Ayah masih di singapore sampe tanggal 18..bunda yang jemput Ibu sama Papa di airport ya..pake aja sopir ma mobil ayah.."
"bisalah..insyaAllah Jumat Bunda nggak ada acara" Aku menyanggupi untuk menjemput mertuaku yang akan datang dari Jambi di bandara.
Keberangkatan kami insya Allah tinggal dua minggu lagi..sayangnya Ayah masih sibuk banget. Ayah masih harus ikut empat hari training di singapore. Duh ? itu kan cuma seminggu dari jadwal keberangkatan kami..Ugh!! Mepet banget sih??
Aku membuang perasaan cemas jauh jauh. Aku percayakan keselamatan Ayah kepada Allah. Karena Allah lah pemilik semua kehidupan.Aku memeluk Ayah yang masih sibuk didepan komputer, dan berbisik..
Uhm, thanks for being such a great husband, honey..I love you
I love you more, gorgeous
Honey, do you realize ??
Yup? What ?
We will have our anniversary* there.. in mecca..
I know..so we could ask Allah for always blessing our marriage ..our kids..our family..we'll ask directly at Baitullah...
wow..I'm touched...its wonderful opportunity..
Aku sungguh beruntung... Sudah seharusnya aku berhenti mengeluh dan lebih banyak bersyukur ... Allhamdulillah... Aku akan menjemput hidayahku dengan pergi berhaji bersama suami-insya Allah- akhir bulan ini...
* 12/12/93 - 12/12/06
Monday, November 13, 2006
Doakan Saja...
Satu sore di IPMI
"hai Mbak..gue pikir siapa" begitu kata Reza saat ketemu dikoperasi IPMI
"Lho si mbak toh? waaaaah mendadak jilbab nih!" begitu seru Wafa
Dwiya yang religius berucap "alhamdulillah".
Yang lain bilang pangling. Heran. Ngga nyangka...
Waaah nggak bisa ngajak Mbak ke embassy…score…front row…lagi neeeh
Aku cuma nyengir saat teman teman mengabsen tempat tempat dugem yang kukenal
Yaaa nggak berani nawarin rokok lagi deh…Ups!!
Ela bertanya Heran “Ini pake jilbab seterusnya ? apa dalam rangka lebaran doang?” Aku cuma bilang “doakan saja”
Dewi terbelalak kaget. Big surprise. Gubraak!! nyaris pingsan. Dia speechless agak lama. Aku cuma berbisik "doakan saja"
"sejak kapan lu merasa siap berjilbab?" tanya Dewi
"siap? Kalo ditunggu siap mah ngga akan pernah siap, Wie...Bismillah aja deh..mudah mudahan semua jadi lebih baik"
“So guys..please understand…if she’s change” begitu Dewi bilang pada temen temen.
Aku tersenyum dan mengangguk. Doakan saja please…Pake jilbab atau kerudung membutuhkan commitment... its not only about cover ur hair.. u should show the good attitude as well.
Memang, umumnya orang memperbaiki diri dulu baru merasa siap berjilbab. Agar lebih pantas dan ngga malu maluin. Tapi aku sebaliknya, aku niat berjilbab agar kedepannya bisa jadi pribadi yang lebih baik..at least ngurangi dosa berikutnya deh..doakan saja..
Hm, jadi pribadi yang lebih baik emang ngga mudah. Aku masih aja cuek kalo ngomong. Spontan dan ngga dipikir panjang kalo bicara. Seperti saat dikelas accounting itu Galih berkomentar "waaah saiki aku kudu nyeluk Ibu Bintari ki...ben luweh sopan.."
hah Ibu ?? tuwir bener?? tetap panggil mbak aja doooong?!! aku sebal dan tak kuasa menahan ucapan "sampeyan durung nate diwalang sandal yo??"
ups!! detik berikutnya aku sadar aku salah. Walau Galih cuma ketawa dan ngga marah.... He knows I dont mean that..just kidding ... tapi aku sendiri malu dengan kata kataku....
Astagfirullah aladhzim..aku memang masih perlu banyak sabar dan bebenah diri...doakan saja ya..
Apendix-Satu sore di kantor Bintaro
Setelah basa basi panjang. Update kabar seusai libur lebaran. Mbakyu Yanti kembali berbisik, mengusir bosen ditengah meeting yang menjemukan, ngajak guyon…
“Jeng sampeyan wis ruh singkatan SMS sing anyar??”
“Sing endhi maneh ??…wis akeh tho ??”
“SMS = Selangkah Menuju Selingkuh”
Aku tertawa tertahan, takut ditegur pak Ahmad euy…lagi meeting kok cekikikan??
“Hush ngawur kowe…” bisikku tajam.
“Waaaaah jeng Bintari saiki nganggo jilbab wis gak pantes ngomong soal selingkuh yo ??” kata Yanti-seorang katolik yang taat- menggodaku
Uhm, gitu ya ?? lets see then…
"hai Mbak..gue pikir siapa" begitu kata Reza saat ketemu dikoperasi IPMI
"Lho si mbak toh? waaaaah mendadak jilbab nih!" begitu seru Wafa
Dwiya yang religius berucap "alhamdulillah".
Yang lain bilang pangling. Heran. Ngga nyangka...
Waaah nggak bisa ngajak Mbak ke embassy…score…front row…lagi neeeh
Aku cuma nyengir saat teman teman mengabsen tempat tempat dugem yang kukenal
Yaaa nggak berani nawarin rokok lagi deh…Ups!!
Ela bertanya Heran “Ini pake jilbab seterusnya ? apa dalam rangka lebaran doang?” Aku cuma bilang “doakan saja”
Dewi terbelalak kaget. Big surprise. Gubraak!! nyaris pingsan. Dia speechless agak lama. Aku cuma berbisik "doakan saja"
"sejak kapan lu merasa siap berjilbab?" tanya Dewi
"siap? Kalo ditunggu siap mah ngga akan pernah siap, Wie...Bismillah aja deh..mudah mudahan semua jadi lebih baik"
“So guys..please understand…if she’s change” begitu Dewi bilang pada temen temen.
Aku tersenyum dan mengangguk. Doakan saja please…Pake jilbab atau kerudung membutuhkan commitment... its not only about cover ur hair.. u should show the good attitude as well.
Memang, umumnya orang memperbaiki diri dulu baru merasa siap berjilbab. Agar lebih pantas dan ngga malu maluin. Tapi aku sebaliknya, aku niat berjilbab agar kedepannya bisa jadi pribadi yang lebih baik..at least ngurangi dosa berikutnya deh..doakan saja..
Hm, jadi pribadi yang lebih baik emang ngga mudah. Aku masih aja cuek kalo ngomong. Spontan dan ngga dipikir panjang kalo bicara. Seperti saat dikelas accounting itu Galih berkomentar "waaah saiki aku kudu nyeluk Ibu Bintari ki...ben luweh sopan.."
hah Ibu ?? tuwir bener?? tetap panggil mbak aja doooong?!! aku sebal dan tak kuasa menahan ucapan "sampeyan durung nate diwalang sandal yo??"
ups!! detik berikutnya aku sadar aku salah. Walau Galih cuma ketawa dan ngga marah.... He knows I dont mean that..just kidding ... tapi aku sendiri malu dengan kata kataku....
Astagfirullah aladhzim..aku memang masih perlu banyak sabar dan bebenah diri...doakan saja ya..
Apendix-Satu sore di kantor Bintaro
Setelah basa basi panjang. Update kabar seusai libur lebaran. Mbakyu Yanti kembali berbisik, mengusir bosen ditengah meeting yang menjemukan, ngajak guyon…
“Jeng sampeyan wis ruh singkatan SMS sing anyar??”
“Sing endhi maneh ??…wis akeh tho ??”
“SMS = Selangkah Menuju Selingkuh”
Aku tertawa tertahan, takut ditegur pak Ahmad euy…lagi meeting kok cekikikan??
“Hush ngawur kowe…” bisikku tajam.
“Waaaaah jeng Bintari saiki nganggo jilbab wis gak pantes ngomong soal selingkuh yo ??” kata Yanti-seorang katolik yang taat- menggodaku
Uhm, gitu ya ?? lets see then…
Saturday, November 11, 2006
Catatan Habis Lebaran - Kepatuhan & Ketaatan
Ibin2 : Eh, Lu udah pake jilbab kan ?
Wido : udah
Ibin2 : kok avatar YM lu masih pake tank top ??
Wido : Habis nggak ada avatar yang pake krudung he..he..
Ibin 2 : he..he.. ok, besok jadi ketemuannya ??
Wido : Citos ya Bin…jam 12..
Ibin2 : ok, CU tomorrow
Well, Siang itu sebulan sebelum ramadhan kemarin, Wido-seorang teman SMP yang punya gelar lurah Citos- ngajak makan siang bareng buat ngobrol. Ngebahas kesibukan apa yang produktif, buat kami yang berstatus pengacara. Saat ketemu, aku rada pangling melihatnya berjilbab. Aku sendiri pake kaos lengan pendek pas badan yang nyaman...uhm..mungkin aku punya selusin kaos begini :-)
Lu tau Ratih Sang? tanya Wido
Ya iyalah...sebagai pembaca setia Gadis dimasa 70-80 pastinya gue tau Ratih Sanggarwati. Perempuan ngawi yang finalis pemilihan Putri Indonesia versi majalah Gadis. Cantik pandai dan berprestasi. Dengan postur kutilang -kurus tinggi langsing, Ratih Sang sempat ngetop sebagai model, dimajalah maupun catwalk. Beberapa tahun terakhir aku tau dia sudah hijrah. Dia berjilbab.
Aku mengangguk cepat "Gue pernah meeting ma dia"
Aku lalu bercerita tentang pertemuanku yang berkesan dengan Ratih yang sudah berjilbab saat datang ke dikantorku di bilangan kuningan. Saat itu meeting preparation event belum usai, dan dia minta break untuk sholat. Aku tak pernah bisa melupakannya, sebab saat itu ada perasaan malu menohok di dada. Waaah andai aku bisa memprioritaskan sholat dibanding kesibukan kantor, seperti dia..
Wido- ganti berbagi. "Gue pergi haji bareng dia awal 2006 kemaren"
Wido lalu lanjut bercerita.”ada kata kata Ratih yang berkesan ke gue”... dia sharing- mengutip kata kata Ratih Sang yang kurang lebih begini :
Bayangkan jika mbak Wido punya anak, nggak nurut perintah mbak Wido. apakah mbak Wido akan mengabulkan permintaannya -beli mainan misalnya - begitu juga dengan Allah.
Allah sudah memerintahkan berjilbab bagi perempuan Muslim, kalo kita menolak, nggak nurut, apakah Allah berkenan mengabulkan doa doa kita. permintaan kita, tobat kita, menerima amal ibadah kita ?? kepatuhan.ketaatan. adalah hal yang dibutuhkan..agar permintaan kita didengar. dan insya Allah dikabulkan...
Ups !! Aku merinding. Merenungkan kata kata Ratih Sang yang diulang Wido kepadaku. Kata kata yang membuat Wido yakin berjilbab sepulang haji di awal 2006. Kepatuhan. Ketaatan.Kata kata itu terus terngiang ngiang dikepala..teringat Mamah, Ibu Mertua. seorang kakak, seorang adik. seorang adik ipar, dua orang adik suami. Mereka semua sudah berjilbab.
Ugh!! batinku masih saja berperang. antara keinginan berjilbab atau tetap merasa nyaman, tampil apa adanya seperti kini. Antara menjadi perempuan yang lebih baik atau tetap mempertahankan Aku yang sekarang. Dengan berjilbab, aku yakin aku harus banyak berubah.Padahal aku nyaman dengan diriku sekarang. Hati kecilku terus saja berdebat, antara kepatuhan pada Allah dan perubahan kelakuan yang drastis. Aku takut tak bisa mengenali diriku sendiri. Aku takut jadi orang lain....
Uhm. kalo kutunggu aku siap untuk berjilbab, entah kapan hidayah itu akan tiba, masalahnya apakah umurku cukup panjang untuk itu?? Kepatuhan. Ketaatan. Masih terus terngiang-ngiang.
Aku berpikir ulang, merenung...aku memang nyaman dengan diriku kini. Aku baik baik saja kok. Tak ada yang salah dengan diriku kini. Tapi Well, itu kan kalo penilaian dunia yang dipakai sebagai patokan. Jika ukuran akhirat yang digunakan ? waaah, betapa panjang daftar dosaku...
Aku berpikir ulang, merenung...kalo nggak sekarang, kapan lagi kita bebenah ? mengkoreksi diri. Menjadi lebih baik emang sulit. Emang butuh waktu. Tapi kalo nggak segera dimulai, apakah maut mau menunggu ?? Well, rasanya aku tidak perlu menunggu siap, sebab -aku tau- aku tak akan pernah siap....aku berniat berjilbab justru untuk membantuku menemukan diriku yang lebih baik
Sampai akhirnya, setelah lebaran usai aku mengirim sms pada seorang sahabat yang udah lama encourage me untuk berjilbab.
Gue mulai pake jilbab sejak lebaran, doakan bisa istiqomah ya…
Alhamdulillah, selamat dan semoga selalu istiqomah
Uhm..thanks Fan…
Special thanks buat Wido, untuk berbagi tentang kapatuhan dan ketaatan pada Allah...
Uhm, teringat Mamah, Ibu Mertua. seorang kakak, seorang adik. seorang adik ipar, dua orang adik suami. Mereka semua sudah berjilbab....senang rasanya, aku bisa seperti mereka...
ki-ka : Bunda-Tante-Mami
Wido : udah
Ibin2 : kok avatar YM lu masih pake tank top ??
Wido : Habis nggak ada avatar yang pake krudung he..he..
Ibin 2 : he..he.. ok, besok jadi ketemuannya ??
Wido : Citos ya Bin…jam 12..
Ibin2 : ok, CU tomorrow
Well, Siang itu sebulan sebelum ramadhan kemarin, Wido-seorang teman SMP yang punya gelar lurah Citos- ngajak makan siang bareng buat ngobrol. Ngebahas kesibukan apa yang produktif, buat kami yang berstatus pengacara. Saat ketemu, aku rada pangling melihatnya berjilbab. Aku sendiri pake kaos lengan pendek pas badan yang nyaman...uhm..mungkin aku punya selusin kaos begini :-)
Lu tau Ratih Sang? tanya Wido
Ya iyalah...sebagai pembaca setia Gadis dimasa 70-80 pastinya gue tau Ratih Sanggarwati. Perempuan ngawi yang finalis pemilihan Putri Indonesia versi majalah Gadis. Cantik pandai dan berprestasi. Dengan postur kutilang -kurus tinggi langsing, Ratih Sang sempat ngetop sebagai model, dimajalah maupun catwalk. Beberapa tahun terakhir aku tau dia sudah hijrah. Dia berjilbab.
Aku mengangguk cepat "Gue pernah meeting ma dia"
Aku lalu bercerita tentang pertemuanku yang berkesan dengan Ratih yang sudah berjilbab saat datang ke dikantorku di bilangan kuningan. Saat itu meeting preparation event belum usai, dan dia minta break untuk sholat. Aku tak pernah bisa melupakannya, sebab saat itu ada perasaan malu menohok di dada. Waaah andai aku bisa memprioritaskan sholat dibanding kesibukan kantor, seperti dia..
Wido- ganti berbagi. "Gue pergi haji bareng dia awal 2006 kemaren"
Wido lalu lanjut bercerita.”ada kata kata Ratih yang berkesan ke gue”... dia sharing- mengutip kata kata Ratih Sang yang kurang lebih begini :
Bayangkan jika mbak Wido punya anak, nggak nurut perintah mbak Wido. apakah mbak Wido akan mengabulkan permintaannya -beli mainan misalnya - begitu juga dengan Allah.
Allah sudah memerintahkan berjilbab bagi perempuan Muslim, kalo kita menolak, nggak nurut, apakah Allah berkenan mengabulkan doa doa kita. permintaan kita, tobat kita, menerima amal ibadah kita ?? kepatuhan.ketaatan. adalah hal yang dibutuhkan..agar permintaan kita didengar. dan insya Allah dikabulkan...
Ups !! Aku merinding. Merenungkan kata kata Ratih Sang yang diulang Wido kepadaku. Kata kata yang membuat Wido yakin berjilbab sepulang haji di awal 2006. Kepatuhan. Ketaatan.Kata kata itu terus terngiang ngiang dikepala..teringat Mamah, Ibu Mertua. seorang kakak, seorang adik. seorang adik ipar, dua orang adik suami. Mereka semua sudah berjilbab.
Ugh!! batinku masih saja berperang. antara keinginan berjilbab atau tetap merasa nyaman, tampil apa adanya seperti kini. Antara menjadi perempuan yang lebih baik atau tetap mempertahankan Aku yang sekarang. Dengan berjilbab, aku yakin aku harus banyak berubah.Padahal aku nyaman dengan diriku sekarang. Hati kecilku terus saja berdebat, antara kepatuhan pada Allah dan perubahan kelakuan yang drastis. Aku takut tak bisa mengenali diriku sendiri. Aku takut jadi orang lain....
Uhm. kalo kutunggu aku siap untuk berjilbab, entah kapan hidayah itu akan tiba, masalahnya apakah umurku cukup panjang untuk itu?? Kepatuhan. Ketaatan. Masih terus terngiang-ngiang.
Aku berpikir ulang, merenung...aku memang nyaman dengan diriku kini. Aku baik baik saja kok. Tak ada yang salah dengan diriku kini. Tapi Well, itu kan kalo penilaian dunia yang dipakai sebagai patokan. Jika ukuran akhirat yang digunakan ? waaah, betapa panjang daftar dosaku...
Aku berpikir ulang, merenung...kalo nggak sekarang, kapan lagi kita bebenah ? mengkoreksi diri. Menjadi lebih baik emang sulit. Emang butuh waktu. Tapi kalo nggak segera dimulai, apakah maut mau menunggu ?? Well, rasanya aku tidak perlu menunggu siap, sebab -aku tau- aku tak akan pernah siap....aku berniat berjilbab justru untuk membantuku menemukan diriku yang lebih baik
Sampai akhirnya, setelah lebaran usai aku mengirim sms pada seorang sahabat yang udah lama encourage me untuk berjilbab.
Gue mulai pake jilbab sejak lebaran, doakan bisa istiqomah ya…
Alhamdulillah, selamat dan semoga selalu istiqomah
Uhm..thanks Fan…
Special thanks buat Wido, untuk berbagi tentang kapatuhan dan ketaatan pada Allah...
Uhm, teringat Mamah, Ibu Mertua. seorang kakak, seorang adik. seorang adik ipar, dua orang adik suami. Mereka semua sudah berjilbab....senang rasanya, aku bisa seperti mereka...
ki-ka : Bunda-Tante-Mami
Friday, November 10, 2006
Catatan Habis Lebaran - Musim Ujian
"so class..for halalbihalal meeting we will have presentation from group 5... and I will give you a brief for final exam preparation.."
Uhm..nobody had payed full attention on Mr Warry announcement at the last sesion in the end of ramadhan. Everybody not have enough consentration....we're in the lebaran mood..already..
Hari berganti minggu dengan cepat. Lebaran identik dengan Mudik. Sirahturahmi. Upik Abu. Krisis pembantu. Seminggu usai lebaran saatnya kuliah terakhir accounting dan selesainya first term kuliah OM. Minggu Ini sampailah musim Ujian, yang bertepatan dengan musim Ujan :-D
Mid term exam Operational Management hari selasa. Berbelas case dibaca ulang...duh? banyak hitungan direview lagi. kenapa begini kenapa begitu ? waaaah kok ngga nempel dikepala juga?? Minum lem UHU dulu Bun..supaya nempel pelajarannya..begitu kata Iqbal :-D
Aih, sudahlah..siap ngga siap toh ujian datang juga..sedikit yang membuat tenang..open book. open laptop. 30 menit sebelum ujian mulai kelas kembali sibuk...Ngapain??! ngaktifin Bluetooth :-D
Gubraaak!! nyaris pingsan baca soal yang semua related to ALL case that we had discussed in the class. Duileh?? siapa yang sanggup kuasai case sebanyak itu dengan detail?? seisi kelas mengeluh..susah!!
well, Gimana lagi ? soal udah didepan hidung, dan waktu gak mau nunggu dikerahkan deh tuh semua ajian dan ilmu soal six sigma. balanced scorecard, ISO....dipilah pilah ampe detail deh casenya stermon mills, southwest airline, AT&T, Toyota, Toshiba, Natural Blend, ACC vs DJC and so on...dihitunglah capacity, flesibility, process, effisiency Oh No!!..kita berpacu dengan waktu yang terbatas..
Galih pertama keluar..waduh?!! bikin yang lain minder...
Ugh!! Kagak nyangka euy..dosen OM kami yang babyface dan fullsmile (*halah* jangan-jangan ini yang bikin gue rajin kuliah OM) kalo bikin soal ujian mauuut...aku ngga yakin dapat bagus. aku merasa jawabanku dangkal.....tapi satu hal yang perlu disyukuri.... satu ujian dah lewat :-D
Cuma selang sehari. Kamis kemarin final exam for Managerial Accounting. Diskusi di kelas, aku banyak ngga mudeng. Belajar sendiri apalagi. Samimawon buntunya. ..sutralaaah. Toh open book dan open laptop ini :-D
Begitu soal dibagi, seorang teman yang jago IT langsung me search file dikomputernya pake software khusus. "chapter 26" begitu bisik bisk yang beredar. "case 26-5.." kata satu cewe yg duduk didepanku. Segera kubuka text book accounting yang setebal bantal. duh? ternyata bener soal ujian itu ada dibuku. cuma diganti nama company dan pelaku bisnisnya..waaah lega deh...
Seisi kelas saling bertukar senyum penuh arti. Semua orang menatap layar laptopnya dengan penuh konsentrasi. duh? Andai Mr Warry tau betapa sophisticatednya kelakuan kelas kami dalam menghandle ujian...well.. just thanks to technology then :-D
What is your recomendation ? Why ? cuma sebaris pertanyaan tapi analisanya hampir 4 halaman, lengkap dengan itungan profit, asset related cost, lost sales, cash flow, invenntory cost...uih!! 3 jam kelar juga...
Ali pertama kelar. No wonderlah.dia emang pendekar dikelas accounting...yang lain maklum deh
Malam sudah larut di IPMI, tapi kami masih chit chat di lobby..
Duh? senangnya sabtu ini gak ngumpul bikin tugas ya...
Jangan lupa baca buku marketing stategy buat selasa..!! kataku mengingatkan
duh si mbak? break dulu nape??
Ok deh...bye Rizki..daaag Wafa..take enough rest Reza....Have a Great Weekend Guys...
Uhm..nobody had payed full attention on Mr Warry announcement at the last sesion in the end of ramadhan. Everybody not have enough consentration....we're in the lebaran mood..already..
Hari berganti minggu dengan cepat. Lebaran identik dengan Mudik. Sirahturahmi. Upik Abu. Krisis pembantu. Seminggu usai lebaran saatnya kuliah terakhir accounting dan selesainya first term kuliah OM. Minggu Ini sampailah musim Ujian, yang bertepatan dengan musim Ujan :-D
Mid term exam Operational Management hari selasa. Berbelas case dibaca ulang...duh? banyak hitungan direview lagi. kenapa begini kenapa begitu ? waaaah kok ngga nempel dikepala juga?? Minum lem UHU dulu Bun..supaya nempel pelajarannya..begitu kata Iqbal :-D
Aih, sudahlah..siap ngga siap toh ujian datang juga..sedikit yang membuat tenang..open book. open laptop. 30 menit sebelum ujian mulai kelas kembali sibuk...Ngapain??! ngaktifin Bluetooth :-D
Gubraaak!! nyaris pingsan baca soal yang semua related to ALL case that we had discussed in the class. Duileh?? siapa yang sanggup kuasai case sebanyak itu dengan detail?? seisi kelas mengeluh..susah!!
well, Gimana lagi ? soal udah didepan hidung, dan waktu gak mau nunggu dikerahkan deh tuh semua ajian dan ilmu soal six sigma. balanced scorecard, ISO....dipilah pilah ampe detail deh casenya stermon mills, southwest airline, AT&T, Toyota, Toshiba, Natural Blend, ACC vs DJC and so on...dihitunglah capacity, flesibility, process, effisiency Oh No!!..kita berpacu dengan waktu yang terbatas..
Galih pertama keluar..waduh?!! bikin yang lain minder...
Ugh!! Kagak nyangka euy..dosen OM kami yang babyface dan fullsmile (*halah* jangan-jangan ini yang bikin gue rajin kuliah OM) kalo bikin soal ujian mauuut...aku ngga yakin dapat bagus. aku merasa jawabanku dangkal.....tapi satu hal yang perlu disyukuri.... satu ujian dah lewat :-D
Cuma selang sehari. Kamis kemarin final exam for Managerial Accounting. Diskusi di kelas, aku banyak ngga mudeng. Belajar sendiri apalagi. Samimawon buntunya. ..sutralaaah. Toh open book dan open laptop ini :-D
Begitu soal dibagi, seorang teman yang jago IT langsung me search file dikomputernya pake software khusus. "chapter 26" begitu bisik bisk yang beredar. "case 26-5.." kata satu cewe yg duduk didepanku. Segera kubuka text book accounting yang setebal bantal. duh? ternyata bener soal ujian itu ada dibuku. cuma diganti nama company dan pelaku bisnisnya..waaah lega deh...
Seisi kelas saling bertukar senyum penuh arti. Semua orang menatap layar laptopnya dengan penuh konsentrasi. duh? Andai Mr Warry tau betapa sophisticatednya kelakuan kelas kami dalam menghandle ujian...well.. just thanks to technology then :-D
What is your recomendation ? Why ? cuma sebaris pertanyaan tapi analisanya hampir 4 halaman, lengkap dengan itungan profit, asset related cost, lost sales, cash flow, invenntory cost...uih!! 3 jam kelar juga...
Ali pertama kelar. No wonderlah.dia emang pendekar dikelas accounting...yang lain maklum deh
Malam sudah larut di IPMI, tapi kami masih chit chat di lobby..
Duh? senangnya sabtu ini gak ngumpul bikin tugas ya...
Jangan lupa baca buku marketing stategy buat selasa..!! kataku mengingatkan
duh si mbak? break dulu nape??
Ok deh...bye Rizki..daaag Wafa..take enough rest Reza....Have a Great Weekend Guys...
Sunday, November 05, 2006
Catatan Habis Lebaran - Krisis Pembantu
Pak, maaf saya belum bisa floortime. masih krisis pembantu
begitu sms yang kukirim ke kantor sepuluh hari setelah lebaran. Walau pekerjaanku fleksible tapi kami tetap punya commitment untuk memenuhi jadwal floortime alias piket dikantor.
Ok, selamat "melantai"
begitu reply dari pak Ahmad, seniorku di kantor. Aku nyengir.
Krisis pembantu. Terjadi dimana mana seusai lebaran. Apalagi saat si upik abu alias oshin, sudah harus kembali Ngantor. Panik. Itu yang biasanya terjadi kalo sang pembantu tak juga kembali sesuai janji.
Senewen. begitu juga yang aku rasakan. Telp sudah berdering. SMS sudah minta dijawab
"Bin, buat kuliah accounting besok casenya yang mana ya??"
Gue belum liat lagi, tanya temen segroup lu deh..
" Mbak, Tugas accounting case'e sing endi?"
gurung moco !! aku seh mumet urusan pembantu.
Baca case accounting mana sempat...Tugas marketing belum disentuh blas. Mid ujian OM tinggal minggu depan. Final Exam Accounting dah didepan mata. Duh ?? Apa yang harus kulakukan ?? tanganku hanya dua ?? *halah* upik abu banget deh..
Aku nggak sabar dan datang ke sebuah yayasan penyalur pembantu langanan di cipete. Waduh ? disana persis pasar malam. banyak perempuan muda seliwar seliwir. Tiga petugas administrasi melayani telp yang terus berdering dan tamu yang mengalir datang.
"Mbak, saya cari Sintawati dari lampung, udah dateng belum ? Dia janji pulang balik selasa dan saya diminta jemput disini. Udah kamis gini kok belum ada kabar ??" katku to the point.
"Bu, saya udah lama disini, kalo pembantu bilang mau balik, belum tentu bisa dipegang omongannya!!" kata Raras-petugas administrasi.
Aku mulai tak sabar. Emang gue Bego ?? Gue juga tau perempuan yang berstatus pembantu itu minim pendidikan. manalah mereka peduli soal commitment, profesionalisme, dan loyalitas.
Aku dan petugas administrasi itu berdebat panjang. Intinya, aku minta kejelasan atas status sinta yang baru tiga bulan lalu jadi pembantu kami, mereka terus ngomong berbelit belit. Aku out of control...
"Ibu jangan marah marah sama saya dong. Ibu liat sendiri disini sibuk banget. Bukan cuma Ibu yang butuh pembantu" Untungnya si Raras lebih sabar dariku.
"ok, saya tunggu sampai minggu " kataku mengalah dan pulang hampa tangan.
Krisis pembantu.Terjadi dimana mana seusai lebaran. Teman kuliah, teman sekantor, Adik Ipar, Teman-teman perempuan yang lain, mengeluhkan hal yang sama. yayasan penyalur pembantu sibuk, panen raya dari jasa mendistribusikan perempuan dari kampung itu kerumah yang membutuhkan.
Ugh!! Aku bete. Malas banget harus mencari pembantu baru yang sesuai dengan kebutuhan di rumah...dan lagi..badan udah pegel linu, kuku tangan udah pada patah nih, seminggu lebih jadi upik abu alias Oshin.
Di penghujung minggu, Leha datang dari kampung. Aku bisa sedikit lega. Cuma Sinta yang meleset. duh ? kapan ya nyari pembantu baru ?? Kuliah sudah menanti. Ujian sebentar lagi. Jadwal floortime harus ditepati...
"Mpok. besok datang ya" aku kembali menelphon Mpok Salmah, perempuan betawi yang tinggal deket rumah.
"Kenape neng ??"
"Biasa. Bantu cuci baju ame strika"
"oh? iye dah...besok saye dateng"
Thank you Mpok...appreciate that...*halah*..emang mpok Salmah ngerti ??
begitu sms yang kukirim ke kantor sepuluh hari setelah lebaran. Walau pekerjaanku fleksible tapi kami tetap punya commitment untuk memenuhi jadwal floortime alias piket dikantor.
Ok, selamat "melantai"
begitu reply dari pak Ahmad, seniorku di kantor. Aku nyengir.
Krisis pembantu. Terjadi dimana mana seusai lebaran. Apalagi saat si upik abu alias oshin, sudah harus kembali Ngantor. Panik. Itu yang biasanya terjadi kalo sang pembantu tak juga kembali sesuai janji.
Senewen. begitu juga yang aku rasakan. Telp sudah berdering. SMS sudah minta dijawab
"Bin, buat kuliah accounting besok casenya yang mana ya??"
Gue belum liat lagi, tanya temen segroup lu deh..
" Mbak, Tugas accounting case'e sing endi?"
gurung moco !! aku seh mumet urusan pembantu.
Baca case accounting mana sempat...Tugas marketing belum disentuh blas. Mid ujian OM tinggal minggu depan. Final Exam Accounting dah didepan mata. Duh ?? Apa yang harus kulakukan ?? tanganku hanya dua ?? *halah* upik abu banget deh..
Aku nggak sabar dan datang ke sebuah yayasan penyalur pembantu langanan di cipete. Waduh ? disana persis pasar malam. banyak perempuan muda seliwar seliwir. Tiga petugas administrasi melayani telp yang terus berdering dan tamu yang mengalir datang.
"Mbak, saya cari Sintawati dari lampung, udah dateng belum ? Dia janji pulang balik selasa dan saya diminta jemput disini. Udah kamis gini kok belum ada kabar ??" katku to the point.
"Bu, saya udah lama disini, kalo pembantu bilang mau balik, belum tentu bisa dipegang omongannya!!" kata Raras-petugas administrasi.
Aku mulai tak sabar. Emang gue Bego ?? Gue juga tau perempuan yang berstatus pembantu itu minim pendidikan. manalah mereka peduli soal commitment, profesionalisme, dan loyalitas.
Aku dan petugas administrasi itu berdebat panjang. Intinya, aku minta kejelasan atas status sinta yang baru tiga bulan lalu jadi pembantu kami, mereka terus ngomong berbelit belit. Aku out of control...
"Ibu jangan marah marah sama saya dong. Ibu liat sendiri disini sibuk banget. Bukan cuma Ibu yang butuh pembantu" Untungnya si Raras lebih sabar dariku.
"ok, saya tunggu sampai minggu " kataku mengalah dan pulang hampa tangan.
Krisis pembantu.Terjadi dimana mana seusai lebaran. Teman kuliah, teman sekantor, Adik Ipar, Teman-teman perempuan yang lain, mengeluhkan hal yang sama. yayasan penyalur pembantu sibuk, panen raya dari jasa mendistribusikan perempuan dari kampung itu kerumah yang membutuhkan.
Ugh!! Aku bete. Malas banget harus mencari pembantu baru yang sesuai dengan kebutuhan di rumah...dan lagi..badan udah pegel linu, kuku tangan udah pada patah nih, seminggu lebih jadi upik abu alias Oshin.
Di penghujung minggu, Leha datang dari kampung. Aku bisa sedikit lega. Cuma Sinta yang meleset. duh ? kapan ya nyari pembantu baru ?? Kuliah sudah menanti. Ujian sebentar lagi. Jadwal floortime harus ditepati...
"Mpok. besok datang ya" aku kembali menelphon Mpok Salmah, perempuan betawi yang tinggal deket rumah.
"Kenape neng ??"
"Biasa. Bantu cuci baju ame strika"
"oh? iye dah...besok saye dateng"
Thank you Mpok...appreciate that...*halah*..emang mpok Salmah ngerti ??
Friday, November 03, 2006
There is someting about Heru
Aku melambai. Heru mendekat ke meja kami. Aku dan Eddy lalu ngorol bareng Heru di kantin Sapta. Nge-update kabar. Chit chat. Ngobrol enteng. Ugh! Aku jadi inget kejadian berbelas tahun silam di Darmaga itu.
Seperti fim box office yang dibikin sequel nya, remake, retake..whateverlah...Selasa kemarin, aku kembali melambai. Heru yang datang bersama juniornya-Uli, mendekat ke meja kami. Aku bukan cuma sama Eddy. Kami juga bersama dua junior- Iqbal dan Aim.
Kejadian kedua ini lakonnya tetap sama tapi settingnya beda. Siang itu aku mengundang Heru makan siang bareng di Pizza Hut Bogor Indah Plaza. Pizza Hut emang favorit anak-anak sih. Eddy mempelopori obrolan...
Ini si kecil manggilnya apa ? Mama Papa atau Bapak Ibu?
Ayah.
Ayah sama siapa ?
Bunda.
Oh ?? sama dong.
Iya.
Aku membatin dalam hati. Kedua laki laki itu emang sama sama dipanggil Ayah oleh para junior, tapi setauku mereka berbeda. Secara teori, Eddy yang ENFJ pastinya ngga sama dengan Heru yang ISTJ. In real life… the difference is more complicated…yup...I guess…
Uhm, ngga pernah terbayangkan setelah berbelas tahun lewat momen itu bisa berulang kembali. Kami meng-update kabar . Chit chat dan ngobrol enteng lainnya. Masih seperti kejadian dulu, Eddy yang talkative- lebih dominan dan me-lead topik obrolan , tapi waaah yang bikin meriah justru para junior itu !! Celoteh dan kelakuan mereka bikin rame makan siang bareng kami kali itu. Aku cuma bisa nyengir melihat kehebohan mereka. Anak-anak- cowo pula- emang ngga pada bisa anteng…
“Udah ?? pada minta balon sana gih” kataku pada anak-anak setelah mereka kelar makan.
“Gue heran. Pizza Hut ini perusahaan balon yang kasih pizza ?? atau perusahaan Pizza yang kasih balon sih ??" kata Eddy becanda. Kami ketawa.
Begitu dapat balon, waaaah udah deh Aim langsung main pedang-pedangan balon sama Uli. Anak-anak emang gampang banget membaur. Mereka masih begitu innocent untuk tidak memilih milih teman. Begitu juga dengan diriku dulu. Walau banyak yang bilang Heru aneh. ..Freak...Weirdo… Nerd…. Uhm, the fact is he’s one of the best friends of mine…
People Change…and I guess Heru also changed, even though I don’t know how much he had changed…..
Since I knew him at that wonderful old days, I just followed my intuition for guessing many things about Him …its not easy you know…but truly... It’s challenging to have a good friend like him…although up to this time…I still need guessing… just like in the old days that we had been through many moment together...
Never mind…its ok…because the most of all…there is something about Heru that I believe remain the same. He’s the same Heru that always remind me to be patient and encourage me to think positively
Uhm, I actually understand about that such things , Ru…but in the daily life, I often disregard about it..over and over...that’s why I’m so grateful …you keep remind me..for always.
Well, satu jam berlalu cepat. Masih banyak urusan nih…. Kami masih mau mampir ke rumah sepupu di Bogor, Heru juga harus segera balik ke kantor. Thanks for coming Ru…nice to see you,Uli…take care..
Seperti fim box office yang dibikin sequel nya, remake, retake..whateverlah...Selasa kemarin, aku kembali melambai. Heru yang datang bersama juniornya-Uli, mendekat ke meja kami. Aku bukan cuma sama Eddy. Kami juga bersama dua junior- Iqbal dan Aim.
Kejadian kedua ini lakonnya tetap sama tapi settingnya beda. Siang itu aku mengundang Heru makan siang bareng di Pizza Hut Bogor Indah Plaza. Pizza Hut emang favorit anak-anak sih. Eddy mempelopori obrolan...
Ini si kecil manggilnya apa ? Mama Papa atau Bapak Ibu?
Ayah.
Ayah sama siapa ?
Bunda.
Oh ?? sama dong.
Iya.
Aku membatin dalam hati. Kedua laki laki itu emang sama sama dipanggil Ayah oleh para junior, tapi setauku mereka berbeda. Secara teori, Eddy yang ENFJ pastinya ngga sama dengan Heru yang ISTJ. In real life… the difference is more complicated…yup...I guess…
Uhm, ngga pernah terbayangkan setelah berbelas tahun lewat momen itu bisa berulang kembali. Kami meng-update kabar . Chit chat dan ngobrol enteng lainnya. Masih seperti kejadian dulu, Eddy yang talkative- lebih dominan dan me-lead topik obrolan , tapi waaah yang bikin meriah justru para junior itu !! Celoteh dan kelakuan mereka bikin rame makan siang bareng kami kali itu. Aku cuma bisa nyengir melihat kehebohan mereka. Anak-anak- cowo pula- emang ngga pada bisa anteng…
“Udah ?? pada minta balon sana gih” kataku pada anak-anak setelah mereka kelar makan.
“Gue heran. Pizza Hut ini perusahaan balon yang kasih pizza ?? atau perusahaan Pizza yang kasih balon sih ??" kata Eddy becanda. Kami ketawa.
Begitu dapat balon, waaaah udah deh Aim langsung main pedang-pedangan balon sama Uli. Anak-anak emang gampang banget membaur. Mereka masih begitu innocent untuk tidak memilih milih teman. Begitu juga dengan diriku dulu. Walau banyak yang bilang Heru aneh. ..Freak...Weirdo… Nerd…. Uhm, the fact is he’s one of the best friends of mine…
People Change…and I guess Heru also changed, even though I don’t know how much he had changed…..
Since I knew him at that wonderful old days, I just followed my intuition for guessing many things about Him …its not easy you know…but truly... It’s challenging to have a good friend like him…although up to this time…I still need guessing… just like in the old days that we had been through many moment together...
Never mind…its ok…because the most of all…there is something about Heru that I believe remain the same. He’s the same Heru that always remind me to be patient and encourage me to think positively
Uhm, I actually understand about that such things , Ru…but in the daily life, I often disregard about it..over and over...that’s why I’m so grateful …you keep remind me..for always.
Well, satu jam berlalu cepat. Masih banyak urusan nih…. Kami masih mau mampir ke rumah sepupu di Bogor, Heru juga harus segera balik ke kantor. Thanks for coming Ru…nice to see you,Uli…take care..
Wednesday, November 01, 2006
A House with Happiness
A house
should be clean enouhg to be healtly
Should be dirty enough to be happy
Begitu poster yang tertempel di dinding salah satu rumah di Bona Indah yang pernah aku handle pemasarannya. Aku tersenyum membacanya. Setuju!!
Back to dua belas tahun lalu. Saat aku dan ayah belum punya anak dan pembantu kami sedang mudik lebaran "Kok ngepelnya gitu ? mana bisa bersih?!" Ayah complain keras.
Aku naik pitam. Badan udah capek semua masih juga diprotes ?? Ugh!! kubanting gagang pel. "Ya udah !! kalo nggak suka sama cara gue ngepel. Lu ngepel aja ndiri deh !!" Aku berseru sebal lalu masuk kamar. Meninggalkan tugas mengepel yang belum kelar.
Ayah emang bukan perfectionist, tapi dia punya standard yang lebih tinggi soal kerjaan rumah tangga. Dia mengepel lebih baik dari Bunda. Dia mencuci baju lebih bersih. Dia mensetrika lebih rapi. Dia lebih apik, dia lebih rajin beberes. Ayah emang lebih care urusan kerjaan rumah tangga dibanding diriku.
Waktu terus berjalan. Anak-anak lahir. Kerjaan rumahtangga semakin banyak dan complicated. Apalagi saat mereka masih bayi. Kalo pembantu dan babysitter mudik saat lebaran. Ugh!! rasanya kiamat kecil. Kami kewalahan. Ayah dan aku berbagi tugas, nyuci popok yang segunung, membuat bubur, memasak nasi tim, menjerang dot dan botol, menyuapi, mengendong, menidurkan, mandiin bayi. ngeberesin mainan. Weleeeh!! rasanya nggak ada habisnya. 24 jam sehari rasanya kurang. Untungnya dengan berjalannya waktu Ayah sudah lebih santai. Dia emang masih suka ngomel kalo rumah kotor dan berantakan, tapi nggak sekeras dan sesering dulu.
Waktu terus berjalan. Kami semakin dewasa. Anak-anak semakin besar. Setahun sekali kami melewati hidup tanpa pembantu karena mereka mudik lebaran. Aku dan Ayah sudah jarang bertengkar soal kerjaan rumah tangga. Semuanya dinikmati aja. Nggak pa pa sedikit kotor. Its ok a litte bit messy. Yang penting kami happy... I love you, honey...
should be clean enouhg to be healtly
Should be dirty enough to be happy
Begitu poster yang tertempel di dinding salah satu rumah di Bona Indah yang pernah aku handle pemasarannya. Aku tersenyum membacanya. Setuju!!
Back to dua belas tahun lalu. Saat aku dan ayah belum punya anak dan pembantu kami sedang mudik lebaran "Kok ngepelnya gitu ? mana bisa bersih?!" Ayah complain keras.
Aku naik pitam. Badan udah capek semua masih juga diprotes ?? Ugh!! kubanting gagang pel. "Ya udah !! kalo nggak suka sama cara gue ngepel. Lu ngepel aja ndiri deh !!" Aku berseru sebal lalu masuk kamar. Meninggalkan tugas mengepel yang belum kelar.
Ayah emang bukan perfectionist, tapi dia punya standard yang lebih tinggi soal kerjaan rumah tangga. Dia mengepel lebih baik dari Bunda. Dia mencuci baju lebih bersih. Dia mensetrika lebih rapi. Dia lebih apik, dia lebih rajin beberes. Ayah emang lebih care urusan kerjaan rumah tangga dibanding diriku.
Waktu terus berjalan. Anak-anak lahir. Kerjaan rumahtangga semakin banyak dan complicated. Apalagi saat mereka masih bayi. Kalo pembantu dan babysitter mudik saat lebaran. Ugh!! rasanya kiamat kecil. Kami kewalahan. Ayah dan aku berbagi tugas, nyuci popok yang segunung, membuat bubur, memasak nasi tim, menjerang dot dan botol, menyuapi, mengendong, menidurkan, mandiin bayi. ngeberesin mainan. Weleeeh!! rasanya nggak ada habisnya. 24 jam sehari rasanya kurang. Untungnya dengan berjalannya waktu Ayah sudah lebih santai. Dia emang masih suka ngomel kalo rumah kotor dan berantakan, tapi nggak sekeras dan sesering dulu.
Waktu terus berjalan. Kami semakin dewasa. Anak-anak semakin besar. Setahun sekali kami melewati hidup tanpa pembantu karena mereka mudik lebaran. Aku dan Ayah sudah jarang bertengkar soal kerjaan rumah tangga. Semuanya dinikmati aja. Nggak pa pa sedikit kotor. Its ok a litte bit messy. Yang penting kami happy... I love you, honey...
Subscribe to:
Posts (Atom)