Datang juga panggilan untuk manasik pertama. Aku meng-sms seorang teman yang sudah berhaji beberapa tahun sebelumnya “Mulat, kalo manasik, kudu pake jilbab nggak ?”
Mulat menjawab “untuk pantasnya sih pake Bin”
Aku segera membongkar lemariku. Memilah-milah jilbab yang pantas. Walau sehari-hari aku tidak berjilbab. Aku memiliki beberapa jilbab yang biasa kupakai ke pengajian di masjid Pondok Indah atau sholat Ied. Sesampainya di lokasi manasik, untung aku nggak salah kostum. Semua perempuan disana berjilbab. Untung aku juga berjilbab :-D
Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaikka la syarikala labbaik...
Mendengar seruan itu aku terharu. Sudah sejak 2004 lalu kami mendaftar. Baru tahun ini no porsi kami masuk list untuk-insyaAllah- berangkat. Daftar yang belum berangkat masih lebih panjang, konon untuk DKI sampai 2008 sudah fullbook. Aku terharu aku punya kesempatan akhir tahun ini.
Well, aku datang manasik dengan pengetahuan yang NOL besar. Aku tidak tau banyak soal agama. Aku mengerjakan sholat, puasa dan zakat dengan ukuran standard. Mengerjakan hanya yang wajib. Sedang yang sunnah nyaris tidak pernah, lebih karena memang aku tak tau banyak. Selalu bersekolah di sekolah negri sejak SD sampai SMA dengan jam pelajaran agama yang terbatas. Membuatku hanya mengerti agama sebatas basic. Yang wajib –wajib saja.
Manasik kali ini masih general. Lebih berupa sharing pengalaman dan briefing dari pejabat depag Jakarta selatan. Dengan bahasa yang menarik, beliau-beliau bercerita tentang kondisi di mekah saat musim haji. Apa yang harus kita siapkan. Apa yang harus kita pelajari. Aku menyimak baik-baik. Antusias. Sekaligus cemas. Mampukah aku ?
Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaikka la syarikala labbaik...
Mendengar seruan itu aku berkaca-kaca. Aku akan pergi haji dengan begitu banyak dosa dan kesalahan dimasa lalu. Aku masih di Jakarta, di aula kantor depag jaksel, keberangkatanku masih 120 hari lagi, tapi aku sudah nervous duluan. Ya Allah bimbinglah aku.
Epilog.
Mulat mengirim email, dia menulis begini:
Banyak kok bin yang berangkat haji tapi tidak tahu apa-apa mengenai agama, tapi setelah pulang, menjadi semakin baik. Itulah yang namanya haji mabrur, insyaAllah... kalau boleh sarankan, banyak shalat taubat, perbanyak istighfar, lebih lembut terhadap sesama dan mulai minta maaf ke rekan-rekan, apalagi yang mungkin pernah kita sakiti.
Duh ? Aku kembali cemas. Mampukah aku ??
No comments:
Post a Comment