Back to jaman gue SMP.Gue punya temen. Cowo. Berpostur sedang. Putih. Sipit . Dengan rambut acak-acakan dan selalu cengar-cengir. Banyak yang bilang dia aneh. Memang dia tidak pernah terlihat bergerombol seperti umumnya cowo-cowo lain.
Herannya dia selalu gonta ganti cewe. kayaknya dia nyaris nggak pernah ditolak. Gue pernah bertanya Why ? kok bisa ?Dia bilang begini “Cewe itu kalo bilang nggak kan biasanya pake alasan. Nah alasan itu yang harus ditawar.
Gue penasaran. “emang apa aja alasannya ?”
"Ya berkisar gue belum boleh pacaran sama nyokap. Gue nggak suka ma elu, gue dah punya pacar, semua alasan bisa ditawar deh”
Wah!! Dia memang persistent.
Kami tertawa. Kami memang masih SMP saat itu. Tapi sungguh pendapatnya ini sangat berkesan buatku. Cowo memang seharusnya persistent.
Gue dan dia emang nggak sekelas. Kami cuma searah pulang. Kami teman seperjalanan. Kami naik bis yang sama. Blok M Lebak Bulus. Dengan Route Blok M-RS Fatmawati - Terogong - Pondok Indah - Lebak Bulus-Ps Jumat. Dia selalu turun duluan di Pondok Indah.
Begitu SMA kita pisah. Gue ke 6 dia ke 70. Sama-sama di Blok M sih.Sekolah kami bertetangga. Saat gue kelas 1 SMA, Bertha temen di 6 senyum-senyum mengoda dan bilang “Bin, lu dapat salam”
“Dari siapa ?”
“Willy”
Gue cuma ketawa “lu kenal dimana ?”
"Temen gereja. Lu kenal dimana ?"
“Temen SMP”
Ih, Willy norak banget pake kirim salam segala :-D
Walau nggak sering kita masih suka pulang bareng kok. Kadang –tak terduga –dia nunggu gue depan garden hall, yagn sekarang jadi Blok M Plaza. Cengar cengir seperti biasa. Lalu kita jalan bareng ke terminal bis di blok M. Yang bikin gue was was, dia nggak perduli saat itu 6 dan 70 lagi tawuran ato nggak. Kita masih suka pulang bareng.
Satu hal lain yang gue ingat. Dia kadang turun Pondok Indah kadang turun Kebayoran. Saat gue tanya kenapa ? Dia bilang “Mami di Pondok Indah. Papi di Kebayoran. Mereka bercerai”. Dia cuman cengar-cengir. Gue kasihan. Tapi gue nggak tau musti bilang apa.
Beda sekolah membuat kami jarang ketemu lagi. Lambat laun Willy menghilang dari keseharian gue. Sampai saat kelas 3 Bertha bilang gini “Bin lu dah denger ?”
“Apaan ? “
“Willy sekarang ikut terapi ketergantungan obat”
Hatiku mencelos. Willy teman pulang bareng gue!! ... yang play boy... yang broken home.
“Dimana ?” tanya gue sama Bertha
“nggak tau. ..katanya sih diluar kota. Gue juga baru tau dari temen-temen gereja “
Gue cuman tertegun lamaaaaaaaaa.Hm, Kasihan.
Tahun terus berganti. Gue udah kuliah di IPB. Gue sedang libur semester. Gue jalan sendiri di Blok M Plaza. Surprise ! Gue ketemu Willy. Dia masih cengar-cengir seperti dulu. Kurus banget !! Postur khas pecandu narkotik. Dia mengakui bahwa dia masih ikut terapi narkoba. Dia nggak kuliah.
Kami ngobrol. Mengupdate kabar, dan itulah pertemuan terakhir gue sama Willy. Gue nggak pernah dengar lagi tentangnya.
Sekarang, gue cukup sering datang reuni SMP di citos. Tapi Willy tidak pernah ada.
Tidak ada yang pernah tau dia dimana. Tak ada yang perduli dia dimana :-(
No comments:
Post a Comment