"Gue bareng lu aja. ah" Begitu laki-laki itu bilang. Well, aku jadi inget jaman kita sekolah bareng. Smp dan Sma . Kita bukan cuma belajar bareng, tapi juga pergi ulang tahun bareng. Pulang sekolah bareng.
Makanya akhirnya kita bareng ke excelso café di citos. Reuni rutin temen smp. Tempat kita ngobrol tentang kini dan sharing kenangan tentang dulu. Kami menyebutnya di milis sebagai, memori daun pisang :-D
Karena citos dekat rumah, aku sering datang. Sedang laki-laki itu baru kali ini datang. Rumahnya di bogor, makanya dia mengandalkan aku untuk datang bareng.
"Hai ..masih pada inget ? Riad nih !!" Begitu sapaku pada temen-temen yang udah duluan datang. Beberapa ingat . Beberapa confuse. "Oh, ini Riad yang pacarnya si anu ?" Prima bilang sok tau. Riad pucat. Aku terkejut . Masa Sih ?
Kami tertawa bareng saat Widia mengklarifikasi “ Hush salah!! Riad ini dulu dekatnya sama Bintari”. Ah. Memori daun pisang deh.
Memori saat smp. Daun pisang. Daun mangga. Daun jambu. Daun kelor. Tetaplah memori. Kenangan yang lucu dikenang saat reuni bareng. Betapa nakalnya kelasku dan Wisnu, sampai wali kelas kami menangis jengkel. Betapa bandelnya si A, si B, si C tapi alhamdulillah saat kini dewasa, mereka justru lebih religius di banding kami-kami yang rajin belajar.
“Sorry Bin, Gue nggak seperti dulu. Gue ngerokok sekarang “ Begitu wisnu – salah satu kutu buku dikelas kami – bilang sambil mulai merokok. Aku cuman bisa nyengir. People change . Everywhere. Bukan cuma fisik l dan penampilan, Tapi juga habit dan cara pandang. Makin malam makin banyak yang datang. Hm, memori daun pisang terus digelar :-)
Tiba-Tiba Aim protes. “Bun, pulang yuk!! Aim dah ngantuk!" Gubrak !! aku seperti tersadar balik ke realitas. Memori daun pisang menguap seketika. Aku memang membawa serta Aim, soalnya tadi dia menangis pengin ikut. Dan sekarang, baru jam sembilan, dia merengek pulang. Udah ngantuk :-(
Permintaannya menyeretku pada kenyataan. Bahwa aku bukan lagi gadis lima belas tahun yang sedang becanda sepulang sekolah. Aku seorang Ibu beranak dua yang sedang datang reuni. Membahas memori daun pisang :-)
Aku pamit. Wido protes “ Sengaja ya bawa anak ? biar bisa pulang duluan ? Baru jam sembilan nih . belum semua kumpul masih banyak yang macet di jalan”
Aku cuma bisa nyengir. Aku suka hang out dengan mereka. Berkumpul berbagi memori daun pisang. Escape from reality. Refreshing. Membuat pikiran duapuluh tahun lebih muda. Tapi kali realitas datang lebih dini. Aim memaksa minta pulang.
Aku melambai pada Riad. Aku melambai pada Tito, pada Wisnu, Nevid, Ferdi, Widia, Wido, Prima, Arief. Oki, Dita, Prima, dan masih banyak lagi. Aku melambai pada orang-orang itu , teman-teman smpku. Pada memori daun pisang kami. Ugh!! Gubrak!!
Malam belum larut buat Citos. Tapi aku duluan menstater mobil. Aim duduk disamping ku. Aku kembali ke kenyataan. Aku meninggalkan memori daun pisangku jauh dibelakang :-)
1 comment:
kasiaaan deh lu... hehehe
Post a Comment