Aku ingat, pernah baca kalo otak manusia cuma terpakai rata-rata 20% or even less. Banyak penelitian bilang seharusnya bisa dimaksimalkan. Banyak metode belajar menghitung cepat. Sempoa. Kumon. Sakamoto, Berusaha menstimulasi kerja otak supaya lebih maksimal
Aku ingat, konon semua kejadian yang pernah kita alami. Sesuatu yang pernah kita dengar. Apapun yang kita baca. Seharusnya semuanya melekat di otak. Menempel di pikiran. Tapi kenapa kita bisa lupa?
Aku ingat, katanya struktur otak tiap orang beda. Ibarat komputer yang nggak pernah di defrag, nggak beraturan data yang disimpan. Tentu saja susah diretrieve atau di recall. Makanya orang lupa, ada yang sedikit lupa ada yang banyak lupa :-)
Aku ingat pernah bertanya-tanya kenapa orang cenderung inget hal-hal yang berkesan? Hal-hal yang menarik saja ? Kalo dianalogikan dengan browsing di internet, kesan itu seperti bookmark, punya shortcut kemana memori itu disimpan. No wonder. Kebanyakan orang hanya inget hal yang berkesan atau menarik baginya.
Aku ingat seorang temen lama. Kami mengelarinya kamus pintar hidup. Esklopedia berjalan. Sampai kini dia masih ingat tahun perang Diponegoro, sinus cosinus, rumus phitagoras, konsep simbios- mutualisme, rantai makanan, dan banyak detail lain.Makanya kalo teman-teman perempuannya kesulitan dengan PR anak masing-masing..just call him..beres :-D
Aku ingat pernah heran tentangnya. Apakah dia guru/dosen ? Apakah dia selalu memonitor pelajaran anaknya ? Tidak!! Dia seorang laki-laki lajang yang hebatnya banyak membaca, dan sepertinya bisa memakai otaknya melebihi kebanyakan orang. Dia mengingat banyak hal...
Sound Great ? hah ? Well, mungkin..tapi.....
Aku jadi ingat. Sebuah kutipan yang kubaca, bahwa lupa adalah karunia yang diberikan Allah untuk membantu manusia melupakan kesediahan. melupakan banyak air mata. Lupa adalah mekanisme untuk mereduce stress. Lupa dalah solusi bisa memaakan dengan tulus. Jadi ? Sebetulnya mending jadi pelupa atau sebaliknya ??
Aku ingat banyak hal. Aku ingat banyak kejadian.
Aku ingat banyak, mungkin terlalu banyak.
Tapi, aku ingat bahwa aku pernah lupa. Aku lupa bertanya pada temanku itu saat ketemu di reuni "bagaimana dia melupakan semua kesedihan di masalalunya? :-)
No comments:
Post a Comment