
Hal ini untuk mengantisipasi supaya nggak repot nantinya di bandara. Untung satu rombongan kami tidak ada yang overweight. Koper koper besar itu berangkat H-1 darihari terakhir kami di Mekkah, dan langsung di kirim ke airport King Abdul Aziz-Jeddah.
Pada hari H-setelah tawaf wada kami harus menunggu berjam jam di lobby dan tepi jalan depan maktab tanpa kepastian-uhm, again and again. Seorang Bapak sampai marah-marah hebat “Kami ini manusia, bukan kambing!! Jangan perlakukan begini!!” Nah Lho?!
Menunggu berjam jam tanpa kepastian adalah hal yang sering harus dijalani selama perjalanan haji. Kalo saat itu aku nggak ikutan complain, itu karena aku sudah tidak perduli!! Bodo amat lah…
Akhirnya menjelang dzuhur berangkat juga ke Jeddah. Sepanjang perjalanan aku lebih banyak diam. Ingatan akan banyak pengalaman di Madinah, Mekkah dan Armina melintas cepat.. Uhm… I‘ll miss it…. I’m very sure I’m gonna miss it…
Alhamdulillah, sesampainya di Jeddah kami ditempatkan di hotel bintang empat bernama Hotel Al-Adzar. Aku tidur sekamat berdelapan. Ah, sudahlah, toh cuma buat semalam.




Besoknya, sebetulnya jadwal ziarah rombongan kami untuk melihat lihat kota Jeddah. Namun karena sudah merasa cukup tadi malam, kami memutuskan tidak ikut. Agak siang dengan naik taxi kami-aku, ayah dan kakak tertua di kamarku- merencanakan mampir ke balad, namun kami kecele.Weeeiiiiks!! Ternyata balad tutup.

Jam 10.30 Hpku berdering “udah dekat belum ? kita sudah siap siap mau chek out” kata teman sekamar.
“Oh ya..ya..ini lagi on the way balik ke hotel”. Dalam limableas menit taxi kami sudah sampai di hotel..
No comments:
Post a Comment