Dokter Bambang memandangku gusar “Kenapa Ibu nggak konsultasi dulu kalo mau pergi perjalanan dinas?. Keluar negeri lagi!”
“Maaf dok..saya pikir biasa saja, toh ini kehamilan saya yang kedua” saat itu-enam tahun lalu- kehamilanku memang masih dua bulan, aku masih langsing dan belum seperti perempuan hamil.
Dokter Bambang menggeleng.” solusio plasenta…janin Ibu tidak lagi aktif….harus bedrest... Malam ini juga.!! " Aku tercekat. Solusio plasenta artinya pelepasan ari ari dari dinding rahim.
Uhm, di hari hari terakhir aku dinas di Singapore aku memang mengalami pendarahan. Yang tidak kuduga, ternyata sangat fatal. Solusio plasenta bisa berakhir dengan kematian janin. Untung aku mengalami solusio plasenta ringan.
Dua minggu kemudian aku habiskan di lantai 3 RSPI. Ugh bosan!! Aku udah kayak lurah disana. Semua suster kenal padaku. Seminggu berikutnya aku habiskan bedrest dirumah. Bosan bosan bosan!! Namun aku memang harus menebus keteledoranku karena pergi ke Singapore tanpa persetujuan dokter Bambang.
HEBOH. Satu kata itu yang bisa mengambarkan sembilan bulan proses mengandunng Aim.
Setelah masalah solusio plasenta teratasi. Berikutnya dokter Bambang kembali mengejutkanku “dari USG terakhir ada indikasi hydrocepalus. Saya kirim USG di RSCM ya..supaya lebih akurat… " Selama menunggu jadwal ke RSCM aku cuma bisa menangis dan menangis. Hydrocepalus adalah hal yang mengerikan. Walau Ayah lebih tabah dan tawakal akan apapun yang bakal terjadi, namun aku terus saja menangis dan menangis
Untung saja, USG di RSCM yang diyakini lebih akurat hasilnya mengembirakan. Calon bayiku yang saat itu berumur 3 bulan dalam kandungan normal dan baik baik saja. Syukurlah…
Selesaikan ? Belum!! Saat aku sudah kembali sibuk dengan urusan promotion, launching, special event, aku mengalamai gejala pre-eklamsia. Muka dan jari jari tanganku bengkak. Aku bergegas menemui dokter Bambang. Tensiku normal. Aku cuma kelebihan asupan garam. Aku lalu diwajibkan diet dari garam. Walau berat, aku mematuhinya, semua ini demi anakku…
Berakhirkan? Belum juga. Saat aku suda hamil tua. Dokter Bambang kembali mewanti wanti “solusio plasenta bisa terulang saat sudah hamil besar..”
“bagaimana saya tahu bayi saya baik baik saja?” tanyaku cemas. Hey aku sudah mengandung delapan bulan. Aku tidak mau kehilangan bayiku. Aku sudah menyayanginya!! “Setiap jam Ibu harus hitung berapa kali dia bergerak. Kalo dibawah standard. Ibu harus cepat cepat kerumah sakit."
Saking kuatirnya aku lalu meminta jadwal praktek dokter Bambang di tempat lain. RS Asih, RSP Pertamina, SOS-Cilandak, Klinik Retna..semua!! Aku lalu membuat kartu pasien disana, in case something happen, catatan kehamilanku sudah tersedia disitu.
Selanjutnya, ditengah kesibukanku meeting, koordinasi, presentasi. Aku selalu menyempatkan diri menghitung berapa kali bayiku bergerak dalam satu jam. Ugh!! Ini hal yang membuatku cemas you know…
Satu kali pernah. Aku merasa bayiku tak lagi bergerak. Aku panik!! Karena saat itu hari minggu. dokter Bambang tidak praktek, Ayah mengantarku ke bu Bidan dekat rumah. Untungnya bu Bidan itu bisa menenangkanku. “Ini masih kedengaran kok detak jantungnya, kalo nggak bergerak..lagi males aja kali” hiburnya. Aku sangat berterimakasih pada bu Bidan tetanggaku itu. Dia benar. Sampai dirumah bayiku bergerak gerak lagi. Ah, kamu membuat Bunda cemas sayang…
Usaikan ? Belum juga tuh. Saat aku sudah dirumah untuk cuti melahirkan, dua minggu sebelum prediksi tanggal kelahiran. Aku kembali panik. Jam dua malam bayiku tak lagi bergerak. Ayah udah nggak tahan meliatku begitu paranoid. Kami meluncur ke RSPI dini hari menjelang subuh.. Aku sudah menangis dan menangis sepanjang perjalanan...
Suster lantai 3 RSPI bilang bayiku oke, tapi dokter Bambang menyuruhku stay dirumah sakit. Hari hari berikutnya aku habiskan di RSPI dengan kecemasan panjang. Bisa bertahankah bayiku?? Menjelang satu minggu berakhir dokter Bambang memutuskan untuk operasi caesar. Bayiku itu, anak keduaku, akhirnya lahir seminggu lebih dini. Kelahiran itu terjadi tanggal hari ini-persis enam tahun lalu.
Well, mengandung dan melahirkan Aim..adalah kehebohan terpanjang dalam hidupku. Namun aku senang aku bahagia. Allah mempercayaiku mempunyai satu anak lagi. Satu anak yang membuat hidupku berikutnya jadi lebih lengkap. Satu anak yang membuat hidupku selanjutnya jadi lebih berwarna. Hey!! I’m a mother of two …and its great!!
1 comment:
hai mba, waktu didiagnosa terkena solusio plasenta tindakan apa selain bed rest yang dilakukan yang akhirnya membuat soluiso plasentanya sembuh?
Post a Comment