Sunday, June 01, 2008

Senyum buat Matahari

Lu deg deg-an nggak Steve?” tanya ku pada Steve dengan innocent.
”Ngga Bubin. Lebih deg deg-an waktu mo married” jawab Steve enteng.Kami terbahak .“Tuh denger Adhi, Reza, Willy…Lebih deg degan pemberkatan di gereja” kataku meledek para lajang dalam kelompok kami.

Jakarta pagi itu masih berkutat dengan kemacetan saat kami sudah bersiap di lantai dua sebuah kantor di Kuningan. Jumat pagi itu pagi istimewa, pagi yang sudah begitu dinantikan sejak lama dan akhirnya datang juga. Pagi itu kami akan presentasi di depan client kami, sebuah NGO internasional yang berkantor di kuningan, sebagai syarat kelulusan dari Business School yang sudah kami tekuni bersama dua tahun terakhir.

Semua orang berusaha serileks mungkin. Berbagi jokes. Berfoto bareng. Namun tetap saja waktu terasa lama saat kami menunggu kedatangan Operation Director WWF yang akan menilai hasil dari project kami. Semua orang bergantian mengechek jam, melihat handphone, dan melirik timer di laptop sambil melatih persiapan presentasi. Uggh..senewen!!

Akhirnya datang juga. Dengan menebar senyum lebar, Seorang bapak ditengah usia 40 tahun menyapa kami ” Good Morning Guys..Sorry I’m Late”. Terlambat satu jam. Menunggu lebih lama dari yang seharusnya. Bukan hal yang menyenangkan buat kami yang semalaman kurang tidur demi mempersiapkan presentasi ini , lalu masih harus bergulat dengan kemacetan pagi Jakarta.

Willy segera take the floor. Dengan pembawaan yang calm-khas miliknya-dia membuka presentasi kami, In English Off course-sebab cuma bahasa itu yang dipakai selama dua tahun di IPMI business School. Aku berikutnya. Sharing hasil dari responden kami tentang bagaimana presepsi mereka soal bekerja di WWF. Lebih baik dari saat roleplay semalam, presentasiku berjalan mulus. Tanpa tersendat lack of vocab. Tanpa kepleset pronunciation. Hah!!

Kami bergantian menyeleaikan 40 slide yang telah disiapkan, Steve mengakhiri dengan conclusion and recommendation. Mr. Dedi tetap antusias sepanjang presentasi. Hati kami berdebar. Saatnya Q&A. Berdoa dan berharap, smoga tidak terlalu sulit

Pak Dedi was nice. He didn’t give us hard time. He asked and we answer it the best as we can base on our survey and analysis.. Then he fill in the evaluation form from IPMI academic, and give us that paper in the sealed envelope. Finally he give us a big smile and said “ You guys do a good job. Well done”

Kelegaan yang luar biasa menghari biru dalam hatiku. Walau aku sadari ini bukan hasil maksimal dari team kami, tapi mengningat persiapan yag begitu mepet dan kejaran dari Mr Raj untuk segera prsentasi, aku tau kita sudah berusaha sebaik mungkin. Semua gugup, perasaan tertekan, ketegangan, segera menguap dari wajah wajah lelah kami. Semua orang tersenyum senang saat kami foto bersama. Say Cheeese..Klick!!

Makan siang bareng di Belagio-Kuningan jadi agenda bareng kami siang itu ”Gue seneng deh, jumat malem bisa dugem, tanpa mikir sabtu masih kudu bikin tugas” kata Reza spontan. Kami terbahak bersama, walau tetap terselip sedikit rasa penasaran . Eh? WWF kasih nilai apa ya?? Untuk membuka amplop dengan paksa, jelas kami tidak berani, bisa bisa Mr Raj yang sangat idealis mengurangi nilai kami, kan gawat. Akhirnya kami sepakat harus ada yang mengantar amplop yang ujug ujug penting itu ke akademik dan menunggu sampai nilai itu dibuka.

Reza tidak bisa menghindar. Dengan rumah yang hanya berjarak duaratus meter dari kampus, dia mengemban tugas istimewa itu.”Lu bawa mobil Za?” tanyaku. Selama ini Reza lebih sering nebeng aku kalo pulang dari kampus.
”Ngga Mbak. dipake Adik. Tadi naik ojeg”.
”ya udah gue anter kekampus, ntar gue drop pulang” kataku enteng. Aku toh pake supir anyway. Sepanjang jalan kuningan-kalibata kami lebih banyak diam. Ngantuk banget!!

Aku menunggu di lobby, Reza naik ke bagian akademik dilantai-3, dalam lima belas menit kedepan dia turun dengan berita ” A minus, Mbak” Aku mengedrop Reza dirumah, lalu meng SMS teman teman soal A minus tea. Beragam respon kudapat, Anyhow..apapun hasilnya kita bersyukur telah melewati pagi itu.

Pagi yang menjadi titik akhir perjuangan mengejar jam kuliah malam tanpa telat, mengerjakan paper ditengah lelahnya tekanan kerjaan kantor, tetap semangat sepanjang weekend untuk diskusi tugas. Alhamdulillah!! Berakhir sudah. Ucapkan sayonara pada segudang havard business case yang harus dicerna. Say goodbye pada seabreg quiz yang sering bikin melintir- saking susahnya. Sampaikan selamat tinggal pada diskusi kelas yang sering bikin perut mendadak mules.. hah! Kiss goodbye now...

Kini, saatnya berhenti sejenak. Break. Pause. Sebentar saja..sebelum lanjut mengapai tantangan berikutnya. Well, Hidup ini memang tak pernah mudah sayang..selama bumi masih berputar, disanalah matahari harus dikejar....dengan semangat baru..dengan harapan baru...

Senja datang bersama sms pendek dari Hari ” Big Congratulation!!”
Aku nyengir mengingat Hari. Kerja keras dan jerih payah selama ini seakan terbayar lunas, dengan banyak ucapan selamat yang kubaca di layar handphoneku. Membuat pagi berikutnya, dari balik kemudi mobil -aku tersenyum pada matahari..

No comments: