Thursday, December 20, 2007

Idul Adha Kini

Non, tolong ini difax ke Singapore dan bla..bla..bla..” aku meminta tolong beberapa hal pada sekertaris boss ku. Saat itu, sekitar 5 tahun lalu, aku masih berkantor di kuningan. Cewe kurus jangkung berjerawat itu bilang “ Boleh besok Bubin? Aku buru buru pulang..mau setor uang kurban di masjid dekat rumah”

Aku tercekat.. Saat itu aku sudah manager, sudah menikah. Pendapataku pastinya lebih besar dari seorang sekertaris lajang. Dan yang tidak kuduga, Gadis kurus jangkung berjerawat itu menyisihkan sebagian dari gajinya, untuk berkurban. Sedang aku tidak.

Kejadian itu sangat membekas dalam hidupku. Aku merasa malu.Dan hal ini melecutku untuk lebih taat berkurban saat Idul adha tiba

Idul adha kini, aku menerima sepotong sms dari seorang teman…Selamat hari raya Idul Adha 1428H, semoga keikhlasan (berkurban) menjadi bagian dari keseharian kita…Aku tertegun. Wow, bagus betul?? Sejauh ini berkurban sudah seperti jadi rutinitas tahunan yang wajib dilakukan, tanpa perlu dipertanyakan keikhlasannya. Aku malah nyaris lupa bahwa dibutuhkan sepotong keikhlasan dalam berkurban. Well, memang kehidupan duniawiku kini, seakan menengelamkanku dalam kesibukan panjang tak berujung.

Aku berpikir. Ikhlas- kayaknya bukan gue banget…you know… “menyesal” adalah my middle name. Selain cengeng dan emosional. Halah…basi!! Aku sering sedih aku sering menangis karena sulit bagiku untuk ikhlas, untuk menerima banyak kenyataan hidup yang tak sesuai harapan , untuk memahami bahwa dibutuhkan banyak ikhlas untuk merasa bahagia…since people said that happiness is not about get what you want, but like what you get…

Ikhlas – memang bukan gue banget…Lebih mudah bagiku mengikhlaskan hal hal yang berupa materi dan lebih sulit untuk hal yang berurusan dengan perasaan dan emosi. Rasanya karena aku –alhamdulillah- memiliki kelonggaran materi, namun hati yang sempit oleh banyak luka emosi.

Jadi? Rasanya aku harus berusaha memperbesar hatiku, berupaya menyembuhkan luka batinku agar aku bisa menempatkan, sepotong iklhas dalam keseharianku. Idul Adha kini, mengingatkanku tentang hal itu.

Wednesday, November 28, 2007

Tentang Hujan

Kenapa Bogor disebut kota Hujan?
Soalnya Hujan Melulu.
Kenapa Hujan melulu?
Soalnya kalo nggak hujan, siapa yang sanggup nyiramin Kebun Raya Bogor??
*Halah*
Begitu joke basi yang sudah sering kudengar.

Menghabiskan 5 tahun kuliah di Bogor adalah masa yang berkesan, walau Bogor selalu identik dengan hujan. Kamar kost bocor, kehabisan pakaian kering karena hujan tak kunjung reda, sepatu kotor berlumpur, kemana mana bawa payung, Jemur baju dalam rumah, bateng mati lampu melulu adalah bagian dari suka duka kuliah di Bogor.

Walau begitu, hujan kota Bogor tetap menyisakanku banyak pengalaman Indah. Aroma khas segarnya tanah basah, Senja jingga usai hujan sepanjang pajajaran yang romantis. Berpayung dibawah basah gerimis sore. Belajar larut malam ditemani derasnya hujan. Sampai dengan kenikmatan tidur berselimut ditengah dingin udara karena hujan

Aku menjalani semua yang diberikan Bogor dan hujannya dengan semangat masa muda.
Namun kini, aku benci hujan.

Aku tidak lagi bisa melihat sisi indah tentang hujan. Macet luar biasa, membuatku sering berjam jam terjebak dalam kebosanan panjang dibalik kemudi mobil. Banjir, air tergenang membuatku sering merasa cemas kalo mogok dijalan. Basah. Dingin. Membuatku makin tersiksa dengan rasa sepi.

Pemandangan diluar mobilpun tak jua bersahabat. Anak anak mengojek payung. Banyak orang basah kedinginan di angkutan umum. Banyak pengendara motor menepi menunggu hujan reda. Pedangan asongan. Penjual Koran. Menanti akan berhentinya hujan.

Entahlah. Aku tidak perduli kamu setuju atau tidak, namun aku benci hujan.
Karena yang kurasa kini.
Hujan identik dengan kesedihan.

Saturday, November 24, 2007

Mengejar Matahari

Menembus ruang dan waktu…
menyatu di dalam jiwaku…
Tetes air mata… mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita tak akan berhenti mengejar
Terus mengejar matahari

Emang matahari bisa dikejar? Bohong banget!! Begitu Aim mengomentari salah satu lagu favorit Bunda itu. Aku Cuma bisa tertawa

Well, boleh dibilang, aku mengagumi matahari sejak kecil. Sun flower is one of my Inspiration. Yellow. A lot of energy. Full of Spirit. Warm and Bright. Bagiku Matahari seakan memberikan harapan baru, semangat baru.

Sepanjang yang kuingat dari masa kecilku Matahari pagi selalu mengantarku pergi sekolah, dengan segudang problemnya, telat bangun, sarapan yang terburu buru, menangis dimarahi orang tua, sampai dengan bis yang selalu penuh sesak. Namun matahari seakan jadi penghiburku. Penyelamatku. Bahwa aku harus selalu punya semangat. Mengejar Matahari.

Kini, dengan seabgreg kewajiban kuliah, segunung tugas dikantor, segudang urusan dirumah, kadangkala membuatku terpuruk pada satu titik. Exhausted. Hang. Seperti computer yang ngadat. Males mikir. Males bergerak. Males ngapa ngapain….cuma berandai andai, tentang kenikmatan tidur panjang tanpa mimpi

Tapi..sebuah kesadaran mengetuk keras. Bumi berputar. Waktu berjalan. Banyak hal tidak bisa menunggu. Banyak tugas punya batas waktu. Menunda. Cuma menumpuk masalah dibelakang. Pada akhirnya semua itu harus dilakoni-dijalani juga. Jika aku bisa melewati sulitnya masa kecilku bersama matahari. Aku harus percaya, matahari yang sama akan tetap menemaniku melewati pasang surut hidupku kini

Dibalik kemudi Mobil. Aku memacu mobil di TOL ke timur. Bikin tugas ke kampus. Dalam dunia yang sama. Aku berharap tetap bisa punya semangat mengejar matahari yang sama. Yang memberikan harapan baru. Yang menjanjikan kebahagian baru.

Aku benci hujan, bisikku
Kenapa ?
Karena -bagiku- hujan identik dengan kesedihan

Sunday, November 11, 2007

Sms Satu Kata

jam 11.30 handphoneku berbunyi. 1 message received.

Ugh!! mudah-mudahan bukan urusan kerjaan yang musti urgent, harapku sambil mengecheck sms itu. Yeah untungnya cuma sebuah sms dari Adhi, berbunyi

Gambarkan aku dengan satu kata. Hanya SATU kata!! Kirim jawabnya padaku lalu kirim pesan ini ke 10 orang dan lihat jawaban2 aneh dan mengagumkan tentangmu. Balas ya! its fun..

Aku tersenyum. Mengingat ingat banyak cela celaan diantara kami. Jojoba, Narsis. Ijo lumut. Jablay and many more…tapi hey? Aku berusaha berpikir terbalik. Jika aku yang mengirim sms itu pasti aku berharap mendapat jawaban yang ‘menghibur’… its just for fun…jadi aku menulis pendek Funny. Lalu segera berusaha tidur.

Esok paginya, ditengah macet kota Jakarta. Isengku kumat saat on the way kekantor. Aku kirim sms itu ke 10 orang, mereka saudara, sahabat dan teman temanku. Dalam mobil aku nyengir, mereka reka.. ih? apa ya jawaban mereka.

Dalam lima menit kedepan jawaban mulai masuk. Tanpa basa basi beberapa menjawab pendek satu kata yang diminta. Aku membalas untuk bilang thanks. Namun beberapa lain mulai menawar…satu kata? Kurang!! ..tiga kata gimana?..bingung..iki opo sih Bin? Aku tersenyum dan meladeni sms mereka. Toh saat itu pondok Indah- Radio Dalam pamer paha alias padat merayap tanpa harapan.

Menjelang sore, hampir semua merespon, dan luarbiasanya, tidak sebuahpun jawaban yang sama. Cantik…Manis…Ayu memang punya pengertian dekat, tapi tetap saja itu kata yang berbeda. Just wondering..ternyata begitu beragamnya pemikiran orang.

Saat dikampus aku menembak Reza “ Kok sms gue soal satu kata ngga direply ??”
“Panicky” kata Reza kalem. Aku tertawa. Uhm, he knows me, pikirku geli.

Kalo mau dianalisa, dari jawaban mereka bisa diliat apakah orang orang itu mengenal kita, bisa tau dari sisi mana mereka mengenal kita. Bagaimana mereka mengenal kita. Sebab aku merasa beberapa jawaban yang masuk, bukan gue banget gitu lho.

Anyway, yang tepat adalah jangan dipikir terlalu serius, seperti saat aku bertanya pada Adhi “ kok ngirim sms -nya malem banget sih?”

“Aku lagi bete Mbak..aku butuh dihibur”

Jadi ya..emang jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang menghibur. Sebab saat bete datang, senang rasanya ada orang yang mengingatkan tentang hal baik yang kita punya. Walau mungkin jadi gombal, seperti sms yang kuterima dari Papi , sudah nyaris tengah malam, saat semua orang sudah males mikir.

Ayu...
Yo ayu nu…mbakyu ne sopo ? balasku
Papi mereply, Soalnya itu yang paling gampang kepikir
Well, We’d grown-up together..pastinya butuh berjuta kata untuk mengambarkan diriku yang complicated.
Dan tengah malam itu, aku cuma bisa nyengir.

Mudik Lebaran 2007 - Tour de Sumatera














Monday, October 01, 2007

Kenangan Terindah

Expecto Patronas!!

Buat pengemar Harry potter pasti tau kalo itu mantra andalan untuk mengusir dementor. Emang siapa sih dementor? Dementor disebutkan sebagai sipir penjara dunia sihir yang bernama Azkaban. Kalo dementor datang hawa sekitar jadi dingin, membeku, kehangatan, kabahagian menguap pergi. Satu hal lagi jangan sampai dapat dementor’s kiss karena kalo udah kejadian di cup sama sang dementor, dijamin seluruh kebahagian hidup kita dibawa pergi. Menyisakan sang korban dalam kekosongan jiwa yang panjang.

Sudah sejak dini Harry Potter harus berhadapan dengan para dementor. Sejak awal dia berlatih mantra patronas tea. Gimana caranya? Well, syaratnya dia harus memikirkan moment paling bahagia dalam hidupnya, mengucapkan mantra tersebut dengan penuh keyakinan, dan sebuah bayang rusa perak akan muncul dari ujung tongkat sihirnya, mengejar dan mengusir para dementor pergi.

Pada mulanya masa Harry tidak sanggup mengingat kenanangan indah dalam hidupnya. Harap maklum sejak kecil dia yatim piatu dan hidup bersama keluarga Dudley yang kurang perduli karena dia penyihir. Sebab itu pada awalnya patronasnya hanya berbentuk kabut tipis yang tidak effective menghalau dementor. Lha? Trus gimana dia mewujudkan patronasnya yang powerfull? Ternyata dengan mengingat wajah James dan Lily Potter (orangtuanya) saat mereka tersenyum di cermin tarsah ( erised mirror – pssst.. bacanya dibalik), mengingatkan satu kebahagiaan dalam hidupnya. Amazing hah??

Uhm, dalam hidup ini, ada masa masa “dementor” datang kepada kita. Bete. Sebel. Kehangatan dan kebahagiaan sekan menguap pergi. Trus ? bagaimana mengusir “dementor” itu agar cepat berlalu??

Walau tanpa kibasan tongkat sihir , walau tanpa seruan mantra patronas. Aku berusaha mengingat kenangan indah dalam hidupku. Tersenyum, dan berbisik expecto patronas!! Halah !! Just kidding…itu sih Potter mania sekale…

Seriously, the moral of the story adalah kenangan Indah akan masa masa bahagia akan membantu kita melewati pasang surut kehidupan. At least, just like Harry Potter did, it always works for me.. Alhamdulillah.

Sunday, September 16, 2007

Ramadhan Kini

"Kemaren aku ajak adik adikku ke Masjid Kubah Mas …Udah mau ramadhan kok aku belum juga merasakan ghiroh Ramadhan” begitu kata seorang teman perempuan sekantor yang kuakui religius-beberapa hari sebelum Ramadhan datang.

“Trus? Gimana? Berkesan?” tanyaku. Aku tau masjid kubah emas itu. Masjid organisasi Dian Mahri yang terletak di Depok.

“Boro boro..adik adikku lebih pengin ke ITC cempaka mas. Belanja. Katanya disana juga bakal dapat pencerahan.” Kami tertawa. Geli. Ternyata perempuan sama aja. Aku juga jadi inget adik dan adik adik iparku sendiri.

Well, ghiroh atau spirit ramadhan, memang sulit dirasakan kalo kita tengelam dalam kesibukan duniawi. Kerjaan kantor yang tiada habis. Urusan dirumah yang seakan tak pernah selesai. Memang butuh waktu buat berhenti sejenak. Pause. Berpaling dari keduniaan dan berpikir tentang kehidupan kelak setelah mati.

Baru di hari kedua ramadhan, aku bisa pulang kantor on time dan berbuka bersama Abang dirumah. “ Bunda mau pergi Tarawih sama anak anak. Salah satu kalian tunggu rumah ya” begitu pintaku pada kedua pembantu kami. “Ya Bun, Leha dirumah, Biar Ria yang jagain Aim di Masjid”

Dengan adanya Ria yang ngejagain Aim kalo rewel dan minta pulang lebih dini dari masjid. Aku lebih bisa leluasa pergi sholat terawih ke masjid Komplek yang terletak di bibir sungai pesangrahan dan menempati satu sudut lahan di komplek kami. Ke Masjid, sudah lama sekali aku tidak lakukan. Datang kembali ke masjid membuat kenangan saat pergi haji kembali berputar. Sudah hampir setahun berlalu tapi seakan baru minggu lalu.

Bersujud di masjid, berdzikir dan berdoa dimasjid saat Ramadhan menghadirkan kembali menit menit kedekatan dengan Allah yang sering kurasakan saat di tanah suci, namun seakan hilang saat aku larut dalam kehidupan sibukku kini.

Bersujud di masjid, memohon ampun dan berdoa meminta banyak hal di masjid saat ramadhan membuatku kembali berkaca kaca. Bayangan kemegahan masjid Nabawi di madinah. Kenangan saat bersimpuh depan kabah saa di Masjidil Haram seakan jelas didepan mata, dan aku kembali meneteskan air mata.

Ingatan akan pergi haji membuatjku menelphon pada seorang sahabat jauh di seberang.Setelah berbagi kabar soal kondisi gempa bengkulu aku bertanya “Udah mulai manasik? Kapan berangkat?

“Akhir November. Gelombang satu” Kata sahabatku itu.
Aku menghela nafas panjang “Sama. Gue dulu juga akhir November. Tapi Mus, udah hampir setahun, selain sekarang pake krudung, rasanya nggak ada yang berubah sama gue”

“Ngga pa pa lagi Bin. Pokoknya gimana yang Ibin enak aja” . Uhm , aku tau dia menghibur.

Obrolan beralih soal banyak cita cita dan harapan yang masing masing pernah kita punya, tertawa akan kehidupan kini yang tak seperti apa yang pernah kita impikan.
“Apapun yang kita punya sekarang. Itu yang yang terbaik Bin” katanya menuntaskan
“Gitu ya?” tanyaku
“lho kok gitu ya? Yakin Bin. Inilah yang terbaik”
Saat bersujud, berdzikir dan berdoa saat ramadhan kini. Kupintakan keyakinan itu.

Saturday, September 15, 2007

Balanced Life

“Aku mau pulang on time ah..buka puasa sama suami dan anak anak dirumah..kan puasa hari pertama” Begitu kata seorang teman sekantor.

“Mbak nggak pulang on time ?” tanya teman kami yang nasrani padaku.
“On time sih. Tapi gue kuliah. Ada kelas” kataku datar.
Teman temanku itu berseru “ Kasian deh Lu…”

Aku memacu mobil ke kampus. Untungnya Bintaro-TB simatupang-ps Minggu-Kalibata lancar. Aku dan teman teman sekelas berkumpul di ruang makan sambil menunggu bedug. “ Mbak udah tau quote of the day yang baru?” tanya Adhi
“Apaan?”
“Berbukalah dengan yang manis “ katanya menirukan iklan the botol sosro yang popular
“Basi!!”
“Sekarang udah ganti lagi”
“Jadi Apaan ?”
“berbukalan BERSAMA yang manis”

Kami tertawa terbahak. Setuju!! Teman teman ku dikampus memang menyenangkan. Membuat diriku merasa sepuluh tahun lebih muda dengan banyak tawa dan joke yang disharing bersama.

Begitu Adzan berkumandang kami makan kolak, yang langsung dilanjut dengan sholat magbrib berjamaah. Usai sholat kami makan malam bareng sambil ngobrol ngalor ngidul Aku memandang teman temanku itu. Romantisme akan momen buka puasa bersama anak anak dan suami, jauh dari kenyataan. Relitas mendudukan diriku disini, di ruang makan besar kampus IPMI

Saat banyak orang pergi tarawih kami dikelas sibuk diskusi tentang pacific pride case. Analysis the industry. debating on porter’s theory about business advantage. Low cost operation. Differentiation positioning. Focus target market. Sharing experience and of course joke and laugh during the class.

Well, disaat banyak orang memperbanyak Ibadah di bulan ramadhan. Kami masih juga berkutat dengan urusan belajar dikelas. Ya Allah, berilah kami keleluasaan waktu dan kesempatan agar kami dapat menyeimbangakn kebutuhan jasmani dan rohani. Menyelaraskan timbangan dunia dan akhirat kami. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat nanti….

Saturday, September 08, 2007

Pilihan Kehidupan

Hidup ini memberikan kita ujian yang sama, pilihan yang berbeda, begitu seorang sahabat bilang
Hidup ini soal pilihan, uhm, apa iya??

Ingin rasanya memaki. Mengomel panjang lebar. Apa iya hidup ini pilihan?? Kok gue merasa kehidupan telah memilihkan banyak hal buat gue. Semua sudah default. Gue harus ngejalaninnya. Kadang terseok penuh air mata. Kadang bersinar terang bagai matahari siang hari. Buat gue hidup lebih kayak naik jet coaster. Naik turun. Pasang surut kayak ombak di tepi pantai. Mungkin itulah kenapa banyak orang bilang gue moody.

Hidup ini pilihan, kita dihadapkan pilihan dikendalikan perasaan atau mengendalikan perasaan, bagitu kata sahabat yang lain. Ugh!! Apa iya??

Ingin rasanya mengeluh. ngedumel tanpa akhir. Apa iya hidup ini pilihan? Kok gue sering bertemu pada kenyataan apa yang gue jalani salah. Apa yang gue lakoni tidaklah benar. Menyisakan gue sepenggal kata menyesal. Well, mungkin itulah kenapa “menyesal” adalah my middle name, selain “emosional” dan “cengeng” *halah*

Menyesal tidak menyesal adalah pilihan
Emosional dan tidak emosional adalah pilihan
Cengeng dan tidak cengeng adalah pilihan.

Jadi? Kalo gue pilih menyesal, emosional dan cengeng sepertinya itu berarti gue memilih dikendalikan perasaan dibandingkan mengendalikan perasaan. Dan gue benci itu, makanya gue menangis.

Lalu, kalo gue pilih tidak menyesal, tidak emosional dan tidak cengeng, itu berarti gue memilih mengendalikan perasaan dibandingkan dikendalikan perasaan. Dan gue tidak nyaman dengan itu, makanya gue menangis.

At the end –apapun pilihannya- gue tetap menangis.

Nah?? Siapa bilang hidup ini (selalu) menawarkan pilihan?

Atas nama profesionalisme. Atas nama kewajiban. Atas nama norma masyarakat. Butuh keberanian lebih buat memilih jalan yang berbeda. Dan gue tidak punya nyali sebesar itu!! Kalopun gue sanggup memilih. Seringkali gue nggak sanggup menjalani konsekuensinya. Makanya at the end, gue tetap sering menangis.

Hidup ini terlalu Indah, buat ngeributin hal hal kecil, begitu seorang sahabat mengingatkan.
Lho? besar kecil. Itu kan relative, batin hatiku
But hey!! Adalah suatu pilihan melihat satu hal jadi besar atau kecil, kata isi kepalaku
*halah*… sudahlah…soal besar kecil ini. bakal jadi diskusi panjang yang ngga akan kelar.

Yang jelas, alangkah beruntung punya sahabat sahabat yang mau berbagi sudut pandang yang berbeda tentang pilihan dalam kehidupan.. Menyadarkanku, hidup ini Indah kok. Bersyukurlah….Alhamdulillah… .

Wednesday, September 05, 2007

Happy “Belated” Birthday

Tahun ini, ulang tahunku jatuh di hari minggu

Dering telp dari condet, mengawali ucapan selamat ulang tahun dari Mamah. Isuk isuk, first in the morning, saat matahari pagi masih duduk manis di ufuk timur. Uhm, thanks Mah..love you so much!! Berikutnya peluk cium anak anak dan suami menyusul..thanks Honey..thanks kids…love you too…

Pagi beranjak siang. Sms mulai masuk, dari seorang teman lama. Aku mereply “Thanks..tumben lu inget”. Dia menjawab “ diingetin friendster”. Aku tertawa, lalu mereply“ Thanks to friendster then.”

Semakin siang semakin banyak sms masuk. Adik dan Kakak. Adik adik ipar, dan yang lucu dari teman-teman kuliah “ Happy Birthday Tante Bin”
“ Thanks…waduh? Tapi kok tante sih?
“Lha trus apa? Lu nggak cocok dipanggil Ibu lagi, Mbak…terlalu gaul” Aku tertawa geli

Tengah hari, sepotong sms dari seorang sahabat membuatku tertegun. Berawal dengan pesan sponsor “menjadi tua itu pasti…menjadi dewasa itu pilihan” dan berakhir dengan nasehat “ don’t expect too much..give more”. Uhm, aku speechless. Aku menjawab pendek “ Thanks Fan ..have a great weekend”


Sore hari itu, ditutup dengan telp dari seorang adik yang super sibuk “ Happy Birthday Bunda” Aku menjawab “Yeah thanks Papi.” Selanjutnya kami lmengobrol sampai menjelang magrib. Uhm thank you..thanks for everything today, batinku.

Malam berganti pagi. Esok adalah hari baru. Esok bukan lagi hari ulang tahunku. Namun surprisenya, aku masih saja menerima banyak sms dan imel “ Happy Belated Birthday Bin”. Teman teman kantor lama, teman teman kuliah dulu. Teman teman kuliah kini. Membaca sms dan imel mereka membuatku terharu. Mereka mendoakanku, smoga panjang umur, sukses selalu, dan banyak kebaikan lain. Sungguh aku terharu.

Malam berganti pagi lagi. Esok sudah hari yang baru lagi. Esok sudah jauh dari hari ulang tahunku. Tapi luar biasanya masih ada saja yangmengirimkan sms dan imel, mengucapkan selamat ulang tahun, dan mendoakan banyak kebaikan untukku. Aku tak lagi dapat menahan air mataku, just realize that have a lot of friends..that still remember me.

Jika kita punya banyak teman, sungguh bersyukur menyadari bahwa ulangtahun kita adalah bukan cuma di hari H, namun bisa di extend sampai H+1, H+2, H+3 …but again, don’t expect too much to your friends…just give more…yeah, I will remember that…I promise I will…

Friday, August 31, 2007

don’t worry..be happy

Life is too short to worry…don’t worry..be happy!!

Aku tertawa membacanya, satu pagi dihari kerja. Setelah mendung dan hujan jadi bagian hari hariku seminggu ini, sms seorang sahabat dipagi hari kerja itu sungguh menghibur.

"Lu kemaren berantem sama Mbak A? suaranya keras betul? Kedengaran kemana mana" Tanya seoran laki laki teman sekantor. "Yup"jawabku pendek. Sedikit menyesal. Aku lagi bete. Aku memang out of control!!

"Jangan begitu, Aku tau kamu care sama project itu. Mba A juga care. Aku juga kok. Kita semua care, Jangan sampai berantem lah," katanya dengan nice.Aku terdiam. Kata katanya menusuk, dalem banget!!. Aku ingat, saat itu si A –meninggalkan ruanganku nyaris menangis. Sedang aku sendiri meradang penuh kejengkelan.

Hari berikutnya satu siang di jam kantor, aku melihat si A sedang diskusi di ruangan laki laki tadi. Aku sebetulnya ragu. Tapi ah, aku harus bereskan ini sebelum berlarut larut. “Hai Mbak, Sorry about yesterday ya.” .kataku sambil berdiri di depan pintu

Perempuan itu kaget !!. Kayanya dia tidak terbiasa berbahasa English. Aku mengulangi kata kataku sambil melangkah masuk “ Maaf buat yang kemarin, don’t take it personally, ok” . Syukurlah perempuan itu tersenyum dan bilang “ nggak pa pa” Aku memeluk pundaknya dan bilang“ sedikit friksi di kerjaan, biasalah..sorry ya..jangan dimasukin hati”

Perempuan itu jadi salah tingkah, tapi untung dia balik memelukku hangat. Laki laki pemilik ruangan itu mengalihan pandangan dari computer dan berkomentar “ Nah gitu dong..gue bangga sama lu Mbak” Kami tertawa bersama.

Well, Meminta maaf, siapa bilang mudah? Tapi aku mikir jangka panjang , aku butuh relationship yang baik demi kinerja teamwork kami. Regardless siapa benar dan salah soal friksi kemarin, aku membuang gengsi ku jauh jauh. Aku meminta maaf.

Meminta maaf siapa bilang enteng?? Memaafkan siapa bilang gampang? Tapi dari semua itu –bagiku-yang paling sulit adalah me-LUPA-kan. Karena melupakan berarti bisa meminta maaf dengan penuh kesungguhan dan memberikan maaf dengan tulus. Uhm, andai aku bisa. seharusnya aku bisa, tapi mengapa sulit terwujudkan?? Mengapa banyak hal tetap menempel erat di ingatan, melekat kuat di hati. Menjadikanku terus larut dalam sakit hati, dan terbenam dalam kesedihan panjang tak berujung Ugh!! betapa menyebalkan!!

*halah* udah deh, life is too short to worry … I do my best to be happy

Tuesday, August 21, 2007

Jadi maunya apa ?

"Apa kabar Bin ?" seorang teman lama saat kuliah menelphon . Sore hari usai jam kerja kantor
"Alhamdulillah Baik" kataku pendek
"Gimana kantor ?" tanyanya lagi
"Stress" jawabku tanpa antusias
"Ah lu gimana ? ngga kerja ngeluh. Sekarang kerja ngeluh. Jadi maunya apa?"

Aku tertawa. Jadi maunya apa?? waah...pertanyaan bagus tuh!!

Pekerjaan, di divisi marketing emang umumnya stress. Due date. Sales Target. Budget constrain. Tough competition, hard negotiation, last minute preparation. Creativities, Idea and so on and so on..just like never ending...very Dynamic and under pressure!!

Sudah lama aku tau stress emang dibutuhkan untuk mendrive kita bekerja. Stress dibutuhkan agar kita tetap waspada akan due date, akan sales target. Yang dibutuhkan adalah bagaimana kita menghandle stress itu menjadi hal yang positif dan bukan malah jadi demotivate. Uhm That’s the challenge I guess…for everyone in the workplace, over the world!!

Jadi maunya apa? Dapat salary yang memadai tanpa stress? Uhm, susah lah ya. Mungkin lebih baik mikirnya, stress memang bagian dari salary..he..he..

Satu malam aku pulang kantor. Exhausted.
Aim memeluk. “Bunda capek? Stress?” tanyanya dengan ekpresi lucu
Aku terkejut! “ Kok Aim bisa bilang Bunda stress. Dengar dimana soal kata stress?”
“Ya Aim inget inget lah…mikir …Kalo orang ngantor kan stress”

Bunda terbahak. Semua stress seketika menguap pergi.
Jadi maunya apa? Sederhana aja. Bisa memeluk Aim. Memeluk Abang. Tertawa terbahak bareng mereka. Karena saat bersama mereka, stress seakan minggat jauh jauh.

Sunday, July 22, 2007

Berusaha Bersyukur..

"Kenapa aku tidak boleh mengeluh? tanyaku nyaris menangis

“Karena agama tidak memperbolehkan mengeluh” Jawab Ayah pendek. Tapi “dalem”. Ugh!! Gelap malam terasa datang lebih dini bersama berlalunya 406 Ayah dari rumah, di satu weekend yang seharusnya cerah.

Sabtu itu, aku tau matahari pagi masih bersinar hangat. Anak anak riang bermain bersama teman temannya didepan rumah. Weekend itu seharusnya cerah. Namun tidak begitu dengan hatiku..

Telp dan sms panjang dari condet barusan membuatku galau. Segera Ku Sms temen temanku yang emang udah janjian bikin tugas dikampus “sorry guys.. …today I’ll be late.. “ Berikunya kupacu karimun ku diatas tol TB Simatupang. Menuju timur. Menuju matahari yang bersinar cerah. Namun tidak begitu dengan hatiku.

Sebuah rumah di timur Jakarta terasa muram. Aku lebih banyak terdiam mendengar banyak keluhan dan hujan airmata. Uhm, andai semua orang bisa lebih peka. Andai semua orang bisa lebih punya waktu buat peduli. Beda usia. Beda jaman. Memicu perpedaan cara pandang.

Sungguhpun aku tau, aku tidak sanggup bilang “ jangan mengeluh karena agama tidak memperbolehkan mengeluh” pada mereka. Karena aku tau kami bukan perempuan super. Kami cuma perempuan perempuan biasa. Walau kami sudah berusaha untuk tidak mengeluh akan kehidupan kini, namun aku tau ada satu titik dimana semua terasa buntu. Sumpek. Gelap tak berujung. Dan kita butuh orang lain buat mengeluh.

Keluhan memang seperti sampah. Baru terasa enteng setelah ditendang keluar. Namun hey? Siapa yang tahan dapat sampah? Sebab sampah yang berupa keluhan itu bak virus flu burung . Menular. Bete. Bad mood menjalar dengan cepat.

Aku berusaha semampuku. Mendengar tanpa terlihat bosan dengan masalah yang itu itu juga. Berbicara tanpa berusaha mengurui dan menghakimi siapa benar dan siapa salah. But Hey?! Tanganku cuma dua hatiku cuma satu!! aku juga capek!!

Tanggung jawab akan bikin tugas menyeretku datang ke kampus, untungnya dalam sepuluh menit ke depan aku bisa tiba disana dengan rasa bersalah. Aku satu satunya yang terlambat. Walau tak ada lagi airmata tersisa, namun aku tetap bete!! Aku merasa capek!!

Diskusi tugas kelar jam lima. Menjelang magrib aku kembali memacu Karimunku. Pulang. Sepanjang jalan aku berusaha menghitung banyak hal positif yang kumiliki. Dan berusaha melupakan segudang hal negative yang membuatku bete. Aku berusaha meninggalkan keluh kesahku jauh dibelakang. Aku berusaha bersyukur. Untuk pengalaman berharga di hari hari kemarin. Pelajaran bernilai di hari ini. Dan harapan baru yang ditawarkan hari esok. Satu hal yang kurasa penting, aku bersyukur aku masih mampu untuk berusaha bersyukur.

Aku tiba dirumah dipenghujung senja. Exhausted memang. Namun aku merasa lebih baik. Saat malam datang, tak ada lagi insomnia datang menyiksa. Terakhir aku bersyukur hari itu, untuk sebuah tidur panjang tanpa mimpi.

Tuesday, June 12, 2007

Its a miracle….

Seorang perempuan senior dikantor, yang mengepalai operasional kantor agent property kami di Bintaro. Satu hari bilang “ Aku pulang duluan…Aku mau cuti ke Malang..Mohon doa restu ya…”

Kami terdiam. Heran. Maksud Ibu??

Perempuan disebelahku, yang sudah bertahun tahun join di kantor ini berbisik “ Beliau mau menikah lagi “ Aku yang berdiri paling dekat dengan calon pengantin yang bahagia itu spontan memeluknya dan berseru “ Waah Ibu? Congratulation ya!!” Teman teman yang lain turut antusias. Kami menghujani beliau dengan banyak peluk cium dan ucapan selamat. Mengapa begitu Istimewa? Well, beliau tak lagi muda. Beliau berusia hampir lima enam. Surprise hah ??

Setelah beliau berlalu pulang dengan berkaca kaca bahagia atas peluk cium itu, kami yang tinggal di kantor jadi rumpi. Nikah sama siapa? Ketemu dimana? Just curios aja. Dasar perempuan !! Dari perempuan senior di kantorku kami mendapat cerita menarik yang mengharu biru.

“Beliau itu mau menikah dengan pacar pertamanya. Dulu berpisah setelah lulus kuliah. Masing masing menikah. Ibu kita ini akhirnya bercerai tanpa anak, sedang calon suaminya-pacar pertamanya itu- menduda setelah istrinya meninggal dan punya satu anak yang sudah dewasa. Mereka bertemu kembali setelah 30 tahun…”

“Ketemu dimana ?”

“Disini!! Dikantor kita ini, Waktu itu si Bapak yang udah duda berniat jual rumah dan datang ke kantor kita..dan ketemulah dengan si Ibu…”

“Wow..its a miracle…” seru kami

“Bayangkan!! Bertahun tahun sang Bapak tingal di sktor 4, sedang si Ibu di sektor 2, tuh kan ya…kalau memang Allah menghendaki..semua bisa terjadi…”

“Trus…trus…kok tunggu empat tahun setelah ketemu lagi baru mereka putuskan menikah? Pake proses pacaran lagi ?

“Si Bapak ingin menikahkan anak tungalnya dulu. Jadi setelah sang junior mentas April kemarin, sekarang giliran Bapak dan Ibu deh…”

Wow..its too good to be true..setelah tiga puluh tahun? Emang orang ngak berubah? Emang rasa itu tetap sama ??” batinku. Well, aku memang cynical soal back to you..huh!! kayak ngga ada orang lain ajah!! But, I don’t know..I’m not sure now…

Dua bulan kemudian, saat itu kantor sepi dan aku giliran floortime. Aku dan Ibu tersebut punya kesempatan ngobrol berdua, Beliau sharing banyak. Berawal dari aku yang iseng mengoda "emang rasa itu masih ada? masih deg degan gitu? Blushing? Nervous saat ketemu Bapak?”

Can you imagine? Limapuluh something dan enampuluh something usia mereka. Ups!! Jatuh cinta (lagi) ternyata bukan cuma milik ABG.

“Yo iyo nu…namanya juga sama pacar lama”

“Emang Bapak ngga berubah ? Ibu ngga berubah?”

Aku percaya people change. Tiga puluh tahun. Bukan waktu yang sebentar!!

“Berubah pasti. Kami berubah. Butuh waktu panjang untuk saling menyesuaikan kembali. Semua serba tak terduga. Satu hal yang mendasari kami untuk saling beradaptasi, ternyata rasa itu tetap sama”

Glek. Aku tertegun. Ih, dalem banget?? Rasa itu tetap sama? Setelah tigapuluh tahun? Waduh? Personally Its hard for me to believe.. I don’t know…I’m not sure…I guess it like miracle from Allah for them. Jika memang Allah telah menghendaki untuk berjodoh, Walau tigapuluh tahun tertunda, Kesempatan itu pasti datang kembali.

Anyway…At the end…..Congratulation ya Bu…

Friday, May 25, 2007

Hang Mode On and Off

Pernah ngalamin computer Hang? Diketak ketik diem ajah ? nggak ngerespon. Diem. Anteng. And end up with re-start…Ugh!! Menyebalkan…

Udah lama ngga update blog. Kenapa? Nge-hang. Males ngapa ngapain even cuma buat ketak ketik di computer, biasanya berawal nulis sebaris dua baris pada kenyataannya berakhir ampe satu halaman…jadi deh tulisan buat ngeupdate blog.

Sekarang? Lagi Hang mode on nih….sumpe lo? Iya!! Disaat anak anak pergi sekolah dan suami kekantor, enaknya ngapain? Ke condet ? Ah, males nyetir. Belanja ke Mall? Uhm, cash flow lagi ketat nih… Hang out? mana enak kalo sendiri.. Jadi ngapain?

Disaat dua pembantu sibuk beberes rumah dan masak, enaknya ngapain? Kalo nurutin kata hati sih penginnya males malesan, dengerin musik di Ipod, Nonton film film basi HBO, memanjakan lamunan, pengin tidur tapi ngga bisa merem…weiks padahal kalo ngaca kaliatan banget mata cape kurang tidur. Sekali lagi pengin tidur tapi ngga bisa merem…Ugh!! Jadi enaknya ngapain?

Uhm, lama mikir mikir. Enaknya ngapain? Namun ujug-ujug sebuah kesadaran baru mengetuk dengan keras. Bermalas malasan. Menyia-nyiakan waktu rasanya kok kayak tidak bersyukur. Tidak bersyukur akan waktu yang berharga, tidak bersyukur akan kesehatan yang kita punya, Tidak bersyukur akan potensi yang ada.

Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Mumpung ada waktu. Mumpung sehat jasmani. Mumpung waras rohani. Gue segera mandi. Segarnya air dan wanginya sabun mandi membuatku lebih baik. Mengechek 9300 ku. Agenda interview, Jadwal floortime, tugas, presentasi, bacaan bahan kuliah…Uhm, ternyata banyak juga hutang dan kewajibanku ya…

Aku mulai re-start. Hang mode-ku off justru dengen turn on the computer. Internet on, YM on, bersyukur..bersyukur…kehidupan masih memberiku something to do…mengingatkanku bahwa aku masih punya satu hal yang tak habis untuk disyukuri..kehidupan itu sendiri…

Duh? Kenapa jadi melankonis gini ya? Weeeiks..makanya sebelum aku mulai bikin presentasi, baca bahan kuliah, mikirin tugas…paling pas ya ngeupdate blog…mengingatkanku bahwa saat Hang mode on gini, Saat semangat dan motivasi menguap pergi, Saat cuma sepi menemani kesendirian, aku masih punya catatan tentang bagaimana untuk re-start. Dengan bersyukur.

Berpikir untuk bersyukur…. beraktivitas dengan bersyukur….jadi walau kehidupan tak sedang bersahabat, kehidupan selalu punya sisi untuk disyukuri. …tergantung bagaimana kita melihatnya. Percayalah. Kehidupan selalu punya matahari yang tersenyum hangat. Dan aku memilih untuk meninggalkan kemalasanku jauh dibelakang, dan ikut tersenyum bersama matahari.

Tuesday, May 08, 2007

Spiderman 3 - The Movie


Saat jubahnya tiba-tiba berubah menjadi hitam pekat dan meningkatkan kekuatannya, bahkan mengubah pribadi Peter, mengeluarkan sisi gelap dan dendam yang tak dapat ia kendalikan. Dipaksa untuk memilih antara kekuatan hebat dari jubah barunya dengan pahlawan penuh kasih sayang, Peter harus mengatasi setan dalam dirinya…

Begitu synopsis tentang spiderman3 yang kubaca di web cineplex21. Membuatku penasaran tentang dilema dualisme pribadi sang superhero. Makanya aku bergegas menonton.

Benarkah sesuai sinopsis ? Uhm well, mungkin itu pesan yang ingin disampaikan pada penonton, tapi kok porsinya dikit amat? Udah satu jam film diputar baru deh mulai sang laba laba jagoan itu tampil dengan jubah baru yang hitam pekat. Penuh amarah dan keinginan untuk balas dendam.

Sejam pertama ngapain aja ? Uhm..ya gitu deh. khas spiderman. Menyelamatkan orang orang dengan berayun diantara gedung gedung tinggi. Kisah cintanya dengan MJ. Persahabatannya dengan Harry Osbon. Actionnya lumayan seru, walau ngga bisa dibilang hebat. Human relationshipnya mah klise. Basi banget!! Gampang ketebak arahnya…

Kalo diliat dari sisi produksi mungkin keren. Terutama tentang konsep sandman – Musuh besar spiderman kali ini. Gimana tuh bikin animasi komputernya? Wah kayaknya ribet banget deh. Salut lah idenya.

Namun kalo approach nya jalan cerita kok nggak istimewa ya? Setelah satu jam baru deh spiderman dengan jubah hitam beraksi. Tapi dilema tentang dua pribadi yang dialami kok tidak tergarap matang ya? Well, mungkin aku berharap terlalu banyak. Tanpa alasan dan trigger yang jelas ujug ujug sang superhero menanggalkan jubah hitamnya. Berdamai dan meminta bantuan sang “Goblin Kecil” alias Harry Osbon, sahabat merangkap junior musuh besarnya di film sebelumnya. Dan yang paling “lunak” adalah saat dia memafkan tokoh sandman..come on kita kan berharap ini film tentang spiderman sang super hero? Kok lebih banyak porsi soal peter parker?

Uhm, kalo diliat sebagai film romance, gue bilang paling disayangkan adalah saat tokoh Harry Osbon tewas nyaris di penghujung film. You know why ? coz He is so sweet…ehm..at least begitulah yang dibilang si cantik MJ, pacar Peter Parker eh ..Spiderman. Hih?! apa jadinya Spiderman 4 tanpa hadirnya si Harry Osbon yang ganteng, tajir dan jago nulis naskah drama tea ?? halah !! Hidup ini kan pilihan begitu kata Harry Osbon, dan produsen film spiderman memilih dia mati… hiks.. hiks we will miss him..

Harus diakui diantara segitu banyak super hero, Batman, Superman dan kawan kawan... spiderman adalah yang paling down to earth. Maksud? Ya…doi lah yang paling kental sisi manusiawinya. Tapi mbok yao jangan menyita hampir seluruh film dong..Ugh!! sayang. Penonton kan berharap banyak akan adegan action yang menengangkan dan penuh imajinasi …setuju??

Kesimpulannya? Baguskah? Uhm entahlah, gue kok masih prefer yang pertama ya? Bagaimana dengan Anda? Makanya segera nonton di 21 terdekat..cuih!! Promosi nih..

Monday, May 07, 2007

Tak Kenal Kata Terlambat…..

Seorang teman hatinya sedang berbunga bunga. Dia akan menikah. Disaat banyak teman yang lain sudah punya anak dua, tiga bahkan empat. Surprisingly, teman perempuanku itu baru akan menikah bulan depan..

Aku menelphonnya. Lebih tepat aku menelphon untuk mengodanya . Bahagia rasanya mendengar kenbali antusiasme seorang perempuan yang sedang jatuh cinta..sebab udah lama buanget aku ngga dengar yang beginian..

“Gue malu Bin.. kalian kan mungkin membahas beginian limabelas atao sepuluh tahun lalu “ katanya sambil menahan tawa.
"Ah, nggak perlu malu lagi..kita kan nggak pernah tau kapan jodoh kita datang” tukasku.

Well,bagaimanapun pernikahan yang terlambat tapi awet lebih baik dari yang duluan tapi cepat berakhir. Terselip getir dihati mengingat beberapa perkawinan yang kandas di depan mataku. Namun ah, sudahlah…

Berikutnya kami berbagi tawa. Cekikikan. Dia sharing pengalaman. Aku menyimak dengan excited. Ugh!! Berasa lima belas tahun lebih muda!! Dia cerita tentang awal perkenalan. Kopidarat pertama. Proses dating. Sampai moment “katakan cinta”... Ugh!! Merinding deh gue!! Serasa kayak ABG lagi..seru banget!!

"Jadi lagu apa yang pas nih? You’re raise me up? " tanyaku menggoda..
"Itu lho Bin... lagunya Naff ...Akhirnya Ku Menemukanmu... baca deh syairnya pas banget!! jawabnya.

Akhirnya kumenemukanmu
saat hati ini mulai merapuh
akhirnya kumenemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

kuberharap engkaulah

jawaban segala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

Reff:

jika nanti ku sanding dirimu
miliki aku dengan segala kelemahanku
dan bila nanti engkau disampingku
jangan pernah letih tuk mencintaiku

Kami terkikik. Geli. Menyadari lagu populer itu sering dinyanyikan anakku yang sebaya keponakannya. Ah, lucu juga menyadari lagu cinta tak pernah kenal batas usia..

Aku terharu. Aku senang. Seorang teman akan segera menikah. Berbagi cerita dan sharing soal beginian membuatku berasa limabelas tahun lebih muda. Kami seperti dua cewe yang lagi rumpi di kamar sebuah asrama mahasiswa IPB bernama Gilang Kencana.. berbagi tawa.. cekikikan.. hal yang lumrah terjadi kalo kita dulu lagi ngobrolin cowo.. Hih!! ajaib betul menyadari cinta tak pernah kenal kata terlambat…

Waaah..gue ikutan excited nih..Congratulation ya non…!!

Saturday, May 05, 2007

KaRMa - By Cokelat

Sejak awal punya 9300 gue pake lagu yang diserukan Kikan cokelat ini sebagi ringtone. Baru nyadar kalo liriknya ternyata "mengerikan" Hih!! coba simak..


Sekian lama kita bersama
Ternyata kau juga sama... saja...
Kau kira kupercaya semua
S'gala tipu daya oh... percuma...

Kau buat sempurna... awalnya
Berakhir bencana...

S'lamat tinggal sayang
Bila umurku panjang kelak ku kan datang tuk buktikan
Satu balas kan kau jelang

Jangan menangis sayang
Kuingin kau rasakan pahitnya terbuang sia... sia
Memang kau pantas dapatkan

Akhirnya... usai sudah semua
Ku dapat tertawa ba...ha...gi...a...
S'lalu tampak indah... awalnya
Berakhir bencana...

Friday, May 04, 2007

Monalisa Smile - The Movie

Nonton film ini di acara bioskop Trans-TV. Satu malam minggu yang telah larut. Perempuan banget. Lambat. Tapi menarik.

Film dengan setting Amerika tahun 1953 diawali dengan kuliah pertama seorang dosen bernama Katherine Watson, a recent UCLA graduate hired to teach art history at the prestigious all-female Wellesley College...Luar biasanya mahasiswi disitu..Pinter semua!! Si dosen ampe speechless menghadapi seluruh mahasiswi yang hadir sudah baca dan tau semua bahan yang akan diajarkan hari itu. Berikutnya Ms Watson harus extra effort untuk membuat pendekatan pengajar yang baru dan membuat cewe cewe pandai itu terkesan pada kelasnya.

Amerika saat itu, perempuan lebih memprioritaskan menikah lalu mengurus rumah tangga dibandingkan berkarir. Ms. Watson yang berstatus janda dan tidak mau berkomitmen pada relationship merasa frustasi pada kondisi ini. Dia mengencourage mahasiswinya untuk punya mimpi dan keinginan berkarir seperti laki laki. Mereka pandai. Mereka mampu untuk itu..

Amerika saat itu, perempuan tetaplah perempuan. Relationship dengan laki laki. Persahabatan dengan sesama perempuan. Memilih kesempatan berkarir dan menikah. Persaingan. Pastinya memicu konflik khas perempuan. Penuh airmata dan emosional banget.. beberapa kalimat berkesan terucap..
if you think you could change people..you’re lie to your self”
“the greatest pain is when the person you’re care about..just ingnore you.. “

Statement yang paling “dalam” sih “Look... Monalisa was smile….but look beyond the picture.. is she happy?" Ugh!! Kalimat sederhana itu menyadarkan diriku bahwa sesuatu itu tidak lah selalu seperti kelihatannya. Look beyond the picture…even though we often cann’t find the answer…

Film lambat ini berakhir dengan pengunduran diri Ms Watson sebagai dosen untuk kemudian pindah ke Eropa. Mahasiswinya merasa kehilangan, Because Katherine had inspires her students to challenge the lives they are expected to lead...

Emang sih ini film perempuan banget. Lambat. Tapi percayalah, menarik…

Friday, April 20, 2007

tHe LaSt MaN sTanDinG

Sistem pengadilan di negara ini butuh seorang saksi. Begitu pula sebuah sidang di pengadilan agama bekasi.

Menjadi saksi. Bukan perkara gampang. Disaat diri tak tau apa yang sebenarnya terjadi, menjadi saksi bukan hal yang mudah. Konsekuensi bukan hanya di dunia, pertanggungan jawaban menanti di akhirat kelak.. Aku menolak. Lebih tepat aku menolak dengan keras. Ayah menolak. Lebih tepat ayah berlindung pada alasan klise. Sibuk di kantor.

At the end..there is no other choice. There is only the last man standing. PaPi. He is the only man with huge responsibility. He is the last man with big accountibility. Aku sangat concern, sebab menjadi saksi bukan cuma urusan dunia, akhirat menanti. Namun PaPi bukanlah manusia bodoh. Dia selalu berpikir dalam diam, terlalu pelit berkata banyak. He simply said that we need no worries..

Well, I believe in you Bro..I know you're good damn smart! just tell them the truth and only the truth..I know I understand..its hard to be the last man standing.. the last man that we could count on during the crisis.. please just do your best...

Hari selasa pagi PaPi ngga masuk kantor. Sakit , begitu kata Ayah yang sekantor. Waduh? padahal rabu adalah jadwal sidang di bekasi lho... Rabu pagi Papi belum juga ngantor, namun dia tetap memaksakan diri pergi ke PA bekasi. Hih, rupanya commitmen sebagai the last man standing tetap Papi penuhi, dalam kondisi sakit sekalipun...

Uhm, love you Bro..forever..and always..

Sunday, April 01, 2007

Soulmate - a different concept

Setelah menikah..orang bilang..akhirnya dia MENEMUKAN soulmatenya..jodoh yang telah ditetapkan untuknya..uhm, apa iya sih begitu ? kalo aku kok punya different concept soal soulmate..

Saat menikah..betul Allah mentakdirkan kita menikah dengan someone..beloved one or not.. itu soal lain..perjalanan waktu yang akan membuktikannya. Namun aku bilang menikah bukan soal MENEMUKAN soulmate..menikah adalah soal MEMPERTAHANKAN orang yang kita yakini adalah soulmate kita.

Kita yakini..belum tentu sejalan dengan rencana besar Allah yang lain. Keyakinan akan soulmate akan menguap begitu berhadapan dengan kata bercerai. Keyakinan akan soulmate akan luntur saat kenyataan bilang pernikahan akan selesai..perkawinan akan segera berakhir..

Apa yang kita yakini sebagai soulmate..apa yang kita percaya sebagai the beloved one..akan diuji dengan pasang surutnya kehidupan..naik turunya perasaan. banyak yang bertahan, namun tak sedikit juga yang kandas.

Buat apa bilang forever...
Jika kenyataan berujung pada rasa getir berkepanjangan
Buat apa bilang setia..
Jika kata setia ternyata not vice versa
Buat apa bilang tak mungkin berpisah
Jika saat perpisahan. Perceraian. Akhirnya datang juga..

Menikah bukan soal menemukan jodoh kita. Menikah adalah soal bertahan akan keyakinan tentang jodoh kita. ..dan itu tidaklah mudah you know..banyak airmata tumpah..banyak kepedihan mengores dalam dihati..soulmate bukan harga mati..jika tak ada lagi harapan tersisa..butuh keberanian untuk dump it out!! Soulmate bukan lagi hal yang berarti...

Well, satu hal yang aku percaya, sebagaimana pernikahan..perceraian adalah juga takdir Allah.. karena perceraian adalah bagian dari rahasia besar Allah atas hamba-Nya.. tentang rejeki, jodoh dan mati.

Hidup ini akan terus berlanjut sayang..with or without soulmate..just hang on, Sis..karena pasang surut kehidupan..masihlah panjang...

Sunday, March 25, 2007

Take Decision. Why So Hard ??

Cemas. Sebagaimana hukum negara mengharuskan ada sepasang laki laki dan perempuan saat pernikahan. Hukum negara juga mengharuskan ada sepasang laki laki dan perempuan datang menghadap pengadilan agama saat proses perceraian. Itu prosedur standard yang harus dipatuhi.

Cemas. Itu yang dirasakan. Kuatir apa yang sudah diplanning.... diputuskan.. berubah semua.. entahlah.. mungkin masih ada cinta tersisa.. mungkin masih ada rasa sayang yang memanggil untuk kembali.. entahlah aku tak tau... bagaimanapun aku cuma penonton drama kehidupan ini..

Aku lunak. Aku netral. Its all up to you sis...take the decision and live with that..whatever it is.. I know its hard..important decision in our life never gonna be easy.. coz you should live with that 'ntil the rest of your life...

Aku cukup lunak...walau Ayah sudah berseru, nyaris berteriak TAKE DECISION !! jangan plin plan.. berpikirlah logis.. jangan cuma egois turutin perasaan ndiri.. kalo sekarang harus berkorban.. berkorbanlah demi keluarga besar... karena dulu... sebelumnya.. keluarga besar telah berkorban untukmu..

Aku sudah sangat lunak... walau airmata ini tak henti menetes mengingat Mamah yang terus mengurung diri di kamar.... isi kepala ini bisa mengerti kekerasan hati Bapak yang didukung penuh Papi dan Ayah... namun tetep sih hatiku terus bertanya.. laki laki..tidakkah mereka punya perasaan??

Take decision memang hard kalo pake perasaan. Karena yang namanya perasaan itu datang dan pergi. Pasang dan surut. Jadi putuskanlah pake logika.. calculate your decision.. plan your future.. sebagaimana kita berhitung satu tambah satu sama dengan dua. Pikirkan untung ruginya sebagaimana kita mengkalkulasi nett profit adalah revenue minus cost of good minus expense..

Take decision memang hard kalo atas nama cinta. Karena cinta dan logika seringkali tidak se-iya sekata. Seringkali me-lead kita pada keputusan yang berbeda. Pada akhirnya membuat kita menempuh jalan hidup yang tak sama..

Hey?!! Jangan sok tau soal calculate the future...we never know what wil be happen..!! You right. Tepat . Betul. Makanya aku meng-sms padanya, "Banyak banyaklah berdoa supaya Allah beri kekuatan untuk mengambil keputusan.. karena cuma Allah yang mampu membolak balikkan hati dan perasaan manusia" uhm, mungkin saja perceraian juga takdir Allah..karena bagian dari rahasia besar Allah tentang jodoh, rejeki, dan mati..

"Bunda, rabu jam tujuh pagi aku dijemput ya..." begitu pintanya
"Ok, nanti kalo supir dah ngedrop anak anak sekolah...gue jemput..."
Well, next wednesday I'll pick her up...to take one important decision in her life. may be the biggest one... could be the hardest one..

Kahlil Gibran bilang " Jika cinta memanggilmu..datanglah..walau jalannya terjal berliku" Weiks!! Aku cuma mencibir. Sudah lama aku cuma mencibir...

Friday, March 23, 2007

Sedih Tak Berujung..

“Mami, dicari Bunda tuh…”
“Lho?? Kenapa ? Ada apa dengan Bunda?”
“Uhm, kayaknya sedih tak berujung…” begitu kata Papi pada istrinya

“Bunda, Ikut kelas yoga yuk?” ajak Mami, adik iparku itu
“Aerobik?”
“Berenang?”
Aku bilang thanks. Aku menolak semuanya...

Akhirnya aku prefer ikut ayah pergi massage di Bersih Sehat Pondok Indah. Pijat. Membuang jauh kepenatan tubuh karena kurang tidur, tapi tetap menyisakan keletihan pikiran...Well, namun at least acara pijat ini membuatku lebih baik. I feel less miserable di akhir longweekend kemaren.

Tapi ternyata kesedihan belumlah berujung, saat kamis pagi Mbak Ary menelphon dengan panik dari palembang “kowe ora nang condet?”
“Lho ?? ngopo ?”
“Mamah gerah”

Ugh!! Kenapa mbak Ary yang jauh justru bisa tau lebih dulu?? Pasti deh Bapak yang memberitahu. Aku kembali menangis. Aku minta sopir menyiapkan mobil, lalu meluncur ke condet.

Rumah condet sepi. Mamah di rumah sendirian, karena Bapak pergi mengajar Aku sempat menggoda Akbar yang sedang disuapin oleh babysitternya, nonggo dirumah mamah. "Nengokin Uti juga ya sayang ??" Akbar-junior kedua Papi, yang belum lagi genap dua tahun- ketawa ketawa gembira. Ah, anak anak memang seakan tak kenal duka.

Alhamdulillah, kondisi mamah tidak seburuk bayanganku saat mbak Ary menelphon.
Wis tho Mah, ojo dadi pengalih…”
“Aku ki pengin ngunek ngunek ke wong…tapi ora tekan”..
Uhm, ya..Mamahku itu emang selalu jaim. Maki maki. Manalah pernah??
Yo wis tho..ojo dipikir nemen nemen..

Mamahku lebih banyak diam. Hah!! Aku sendiri capek membahas masalah yang itu itu juga. Aku mencari topik obrolan lain yang lebih enteng. Ringan dan lucu. Soal anak anak, kegiatan kantor dan kuliahku. Untunglah Mamah mau ikut tertawa...

Walau ingin, tapi aku tidak bisa berlama lama. Lewat tengah hari aku sudah sampai rumah. Saat hendak merebahkan tubuh penat ini buat bobo siang, Mbak Ary meng-sms “piye kondisi Mamah?” Kami lalu bertukar sms panjang Jakarta-Palembang...dan ini membuatku kembali menangis…

Kejadian kamis kemaren. Menyisakan diriku sebuah pertanyaan besar tak terjawab. Kapan semua ini akan berakhir?? Kapankah kesedihan ini akan berujung…??

Monday, March 12, 2007

Daddy Always Right

Ke Citos. Biasanya undangan untuk datang ke Citos selalu kusambut dengan antusias. Bayangan akan hangout sama teman. Chit chat sambil ngopi ngopi pastilah menyenangkan.

Tapi tidak kali itu. Rabu malam itu aku menyetir karimunku ke citos dengan galau. Aku bersabar menembus macetnya TB simatupang seiring bubarnya pertandingan persija di stadion lebak bulus. Lautan warna orange dimana mana.

Lambatnya laju mobil membuat pikiranku melayang beberapa tahun silam. Sebuah penyesalan mengores panjang. Please forgive me Bapak. I’ve against your concern few years ago….and now ..I know that you right…Uhm, you're always right..for many thing…almost for everything…

Ugh!! ...I hate that…I hate the fact that my dad is always right!! ...You know why ? coz I always argue with him. Against him. For many things. Almost for everything. Just realize I’m nothing compare to him…his concern is always damn RIGHT !!

Teringat cerita HC Andersen yang kubaca jaman kanak kanak . Ayah selalu benar. Seorang ayah selalu benar. Walau butuh beberapa tahun untuk membuktikannya. Pada akhirnya Bapakku selalu benar.

Kini, walau jauh dilubuk hati kecilku masih mempertanyakan apakah ini keputusan yang benar, namun semua suara dikiri kanan sudah mencapai kata sepakat. Bulat. Mantap. Semua itu demi kebaikan bersama. Semua ini agar tak ada lagi yang terluka. Luka lama yang masih berbekas. Janganlah ditambah dengan luka baru.

Jangan menangis, pintaku. Padahal aku sendiri menangis berkepanjangan
Yang tegas dong..jangan plin plan !! seruku. Padahal aku sendiri tak tau apakah aku bisa tegas jika pilihan itu datang padaku.
Relakan..Ikhlaskan…kataku. Padahal aku sendiri belum tentu bisa ikhlas dan rela jika kejadian ini tiba padaku.

Memang menasehati, memberi input. Memberikan support. Adalah hal mudah. Menjalaninya adalah bagian yang tersulit. My daddy knows that..so that’s why he’s not only talk…he’s take care everything…back to the old days….when our Daddy always take care everything for his four kids… the kids that already grown up now…but we couldn’t deny the fact that we still need our Daddy opinion and support…coz you know what ? My daddy..Our daddy.. is always right…

HP ku berdering.“Aku dah sampai citos” kata Dian
“Aku masih cari parkir “ kataku.
Malam itu Bapak memang memintaku mendampingi Dian bertemu dengan seorang pengacara di citos.

Uhm, adik bungsuku yang dulu manja. Adik bungsuku yang dulunya dimanja. Kini harus bertahan menghadapi pasang surut kehidupan. Don’t worries Sis..coz we have a great Daddy. A Daddy who always have a right decision. A Daddy who always wish for our happiness.... Just hang on…Sis..karena pasang surut kehidupan masihlah panjang.

Aku menggandeng adikku di citos usai sesi konsultasi. Walau heran aku bersyukur.. tak ada lagi airmata yang tumpah. Uhm, I proud with you sis…

“gue traktir Baskin Robin yuks..” kataku. Makan ice cream bareng barangkali membuat kami lebih baik, pikirku.
“nggak ah…pulang aja” pintanya.

Ya sudahlah. Whatever you want. Whatever you wish for… just want to tell you that I always love and care with you.. sis….

Maafkan kami Mamah..impian akan potret keluarga besar yang sempurna..ternyata bukan milik kita. Please forgive us Bapak...harapan akan hari tua yang tenang dan damai..ternyata tak mudah terwujudkan..

Sunday, March 11, 2007

A Bridge for the Bride

Ayah terkejut saat mendengar prahara terjadi di rumah Barbie. Dia terdiam cukup lama. Walau dalam keseharian suamiku itu selalu terlihat cheerful, dia shock juga. Aku tau diatas segalanya, pasti dia concern soal perasaan bapak. Kami menghabiskan banyak malam dengan berdebat... berdiskusi... adu pendapat....eventhough end up with no conclusion..

Aku mengingat kembali pasang surut hidup kami. Betul kami kini sharing banyak tawa. Betul kami kini berbagi kebahagiaan bersama. Namun semua itu tidaklah instant. Sudah banyak masa sulit kami lalui. Masa penuh pertengkaran dan airmata. Teriakan. Bentakan....yang sering membuatku berpikir untuk angkat koper dan menangis pulang..."Bunda jangan menangis." Iqbal yang saat itu masih kecil memeluk aku yang menangis seru."Iqbal takut Bunda pergi nggak kembali".Uhm, akhirnya aku memilih bertahan. Aku tetap tinggal.

Dan kini, aku sebetulnya nggak habis pikir kenapa keluarga besar kami mendukung sebuah perceraian.Pertanyaan itu selalu kutanyakan pada suamiku... berulang kali... berulang ulang kali, sampai ayah sebal.
"Ayah nggak mendukung perceraian!!"
"halah...ngga percaya" kataku dengan tampang masam.
"Ayah cuma mendukung apapun yang bapak putuskan"
Aku terdiam. Berbeda dengan aku yang sering beda pendapat dengan Bapak. Ayah memang selalu mendukung Bapak. Untuk hal kecil dan besar. Untuk apapun!! Uhm, No wonderlah. Ayah memang lebih memahami Bapak dengan baik.

Sudah lama memang aku dan Bapak tidak bisa klik... pas... nyambung. Sudah sejak aku remaja sering terjadi friksi, kesalahpahaman dan pertengkaran. Bapak tidak bisa memahami diriku... jalan pikiranku....Vice versa!!

Karenanya aku bersyukur saat ada seorang laki laki yang bisa klik sama Bapak dan pas sama diriku. Aku beruntung pada akhirnya aku menikah dengannya, karena laki laki itu, suamiku itu kemudian jadi jembatan diantara kami. Diantara aku dan Bapakku sendiri.

Aku tau aku dan Bapakku sama sama bukan pribadi yang mudah. Namun Ayah bisa menjembatani kami. Well, rasanya inilah sebab mengapa aku memilih bertahan..aku tak sanggup kehilangan keduanya sekaligus... dengan bertahan... aku berusaha mempertahankan cinta keduanya. Ayah bukan cuma seorang suami buatku. Ayah bukan cuma seorang menantu buat Bapak. Ayah adalah jembatan antara aku dan Bapakku...

On my wedding day…I'd knew that my Dad....finally find someone... who become.. a bridge for the bride....


Saturday, March 10, 2007

Seorang kakak. Seorang teladan

Aku dan kakakku tidaklah dekat. Sejak dulu seperti itu. Sejak kecil begitu. Namun saat saat begini, aku butuh kakak perempuanku untuk berbagi concern.

Menangiskah dia ? Tidak!! Kakakku itu memang mewarisi ketegaran Bapak. Membuatku tak habis pikir. Mengapa aku masih jua menangis?

Aku melihat Bapak sabar. Mamah tawakal. Sesuatu yang tidak terbayangkan olehku sebelumnya. Well, bertambah lanjutnya usia mereka. Membuat orang tuaku semakin sabar dan tawakal. So? Mengapa aku masih juga menangis?

Kakakku religious. Rasanya paling religious diantara kita berempat. Jadi aku bertanya, ingin mendengar pendapatnya. Dia sharing beberapa hal. Beberapa hal yang cukup mengejutkanku. Walau kakakku sangat religious. Dia mendukung keputusan akhir Bapak kami. Uhm, aku maklum. Aku mengerti. Kakakku memang anak kesayangan beliau. Jadi? kenapa aku masih juga menangis?

Entah mengapa. Entah kenapa. Selain adikku yang jadi lakon utama drama kehidupan kali ini- aku juga jadi sering menangis. Aku menangis di telp. Aku menangis di kamar. Aku menangis saat menyetir....Ugh!! Mengapa airmata ini tak jua kering?

“aku terbang ke Jakarta deh” begitu kakakku bilang via telp Jakarta-palembang

“kapan?” tanyaku. Semakin cepat semakin baik, pikirku

“ya nanti aku atur anak anak supaya bisa ditinggal dulu. Aku sekalian mau nengok si Ayuk..” Uhm punya empat anak memang sangat menyibukkan kakakku itu.

Aku senang kalo kamu datang , Mbak. Aku senang andai aku bisa belajar. Tentang sabar, tabah, ikhlas dan tawakal. Aku ingin bisa berhenti menangis. Aku ingin bisa berhenti menyesali. Untuk apapun yang telah terjadi.

Aku tau aku sadar. Aku bukan model yang patut diteladani. Aku sangat emosional. Untuk urusan begini aku kurang rasional. Padahal adikku butuh panutan yang ideal. Tentang sabar, tabah, ikhlas dan tawakal. Well, kami bersyukur kami beruntung ..kami masih punya seorang kakak yang patut jadi teladan..

Jadi? kapan datang Mbak? ..miss you already…

Friday, March 09, 2007

A Man With Three Sisters

That man with three sisters is my brother. Seorang laki laki yang berpikir dalam diam, terlalu pelit berkata banyak..namun selalu siap untuk segala support yang dibutuhkan..

That man is the only brother that we have..three sisters..with three different problem..sudah banyak airmata yang tumpah dalam pelukannya..sudah banyak tangis yang disandarkan di bahunya..eventhough he's always look so calm...I know he has concern about all his sisters

Its not easy become a brother for three sisters..its hard to please three women with three different personality..Ummi yang sensitif, Bunda yang emosional dan tante Di yang naif..

We count on you Bro..saat kehidupan tak sedang bersahabat..saat kenyataan tak sesuai harapan..kami butuh sebuah pelukan..kami butuh sebuah pengakuan..bahwa kami masih pantas disayangi..

We count on you Papi..karena kami selalu butuh sebuah pelukan yang mewakili perasaan yang tak sering terucap that the four of us are love and caring each others..forever..and always..

A man with three sisters. He is the only brother that we have. He is the man who always has a big warm hug..the hug that help us to relief pain of life..usually it works for me..makes me feel better..much better...thank you..

Thursday, March 08, 2007

Sebuah Rumah Untuk Pulang...

Aku sangat berkesan sangat mendengar narasi begini di discovery channel "Alangkah anehnya cara ikan ini memelihara anaknya di dalam mulut...tapi sesungguhnya makhluk yang paling aneh adalah manusia..karena memelihara anaknya sampai berpuluhtahun..."

Well, jadi orangtua adalah tugas yang tak pernah selesai. Walau tubuh tua telah penat dan butuh istirahat namun orangtua tak akan pernah kuasa menolak anak anak yang datang dengan berurai airmata...

Hari gini..hidup memang tak sesederhana jaman orangtua kita muda dulu..hari gini gitu lho..semua hal serba rumit, serba complicated..dan orangtua kita cuma bisa memandang perubahan jaman ..dari balik jendela sebuah rumah..

Saat kebebasan sudah begitu didewakan..saat kebahagiaan harus diupayakan...saat pasang surut kehidupan datang dan pergi..orangtua kita cuma bisa mendoakan..dari balik jendela sebuah rumah...

Bertahan untuk bahagia..berusaha tetap tersenyum dan tertawa..bersyukur atas apa yang kita punya ternyata ada batasnya...Ada satu titik dimana kita harus jujur pada diri sendiri..dan mengetuk pintu sebuah rumah yang selalu siap menerima kita pulang.

Sebuah rumah untuk pulang..sebuah rumah yang selalu siap menerima kita beserta semua salah dan hal buruk yang telah terjadi..sebuah rumah yang jadi pelabuhan akhir..saat pasang surut kehidupan menyudutkan diri pada sedikit asa tersisa...

"Aku sudah usahakan yang terbaik " begitu Bapak bilang.
Aku mengangguk cepat. Betul. Bapak sudah usahakan yang terbaik untuk kami. Jika kenyataan tak sesuai harapan, pastinya Allah punya rencana besar yang lain...

"Aku ki selalu benar, Nduk" begitu Bapak berkata.
Aku kembali mengangguk. Tepat. Bapak selalu punya pertimbangan yang benar soal kami. Jika kami mengabaikannya, pastinya karena intusisi kami tidaklah setajam beliau..kami belumlah sebijaksana beliau...

"Aku tidak menangis, Nduk...tidak perlu menangis " begitu Mamah berucap. Aku menahan airmataku baik baik. Jika aku terus menangis, aku akan terus membebani mereka dengan airmata...

Sebuah rumah untuk pulang..yang mampu mengubur dalam rasa kecewa, yang mampu memaafkan kelalaian masa lalu, dan bisa tetap tabah menerima kedatangan kami..walau kami pulang dengan berurai airmata...

Terimakasih Mamah..Thanks so much Bapak..untuk selalu mencintai kami..apa adanya..Hidup ini memang terkadang getir..dan kami akan selalu bersyukur memiliki..sebuah rumah untuk pulang...sebuah keluarga untuk kembali

Friday, March 02, 2007

Catatan Banjir - Tergenangnya Rumah Barbie

Gorgeous… sampe dimana ?! dimana mana jalan udah tergenang…selalu ambil kanan terus… hati hati nyetirnya “ begitu kata Ayah via telp, satu malam seusai aku kuliah dihari kamis.

Ternyata betul! Malam itu hujan turun dengan derasnya. Seakan tumpah dari langit. Sepanjang Kalibata-pasar minggu-TB simatupang-Lebak bulus- Cirendeu sudah beberapa tempat tergenang. Banyak mobil mogok. Banyak motor menepi di pinggir jalan. Hari sudah nyaris tengah malam. Namun jalan masih rame dengan kendaraan.

Aku berdoa dan berdoa sepanjang perjalanan. Rem mobilku tak lagi pakem jika basah menerjang genangan air yang cukup tinggi. Wiperku terus menghapus derasnya air hujan yang jatuh dikaca. Aku mematikan AC, memacu karimunku pulang menembus banjir. Sungguh aku sangat cemas jika mobilku mogok dijalan. Alhamdulillah, dibawah hujan deras cirendeu..aku sampai juga dengan selamat dirumah.

Jumat paginya, aku sempat kecewa karena speedyku drop. Namun setelah melihat di teve..aku benar benar tertegun. Semua channel menyiarkan berita yang sama. Banjir dimana mana.

Telp berdering “ Bunda.. liat di teve…rumahku kebanjiran!!” begitu adik bungsuku berseru di telp. Hey? Serius nih ?? Saat menelphon itu Dian dan suaminya sudah mengungsi di hotel sejak kamis malam. Meninggalkan rumah mereka yang kebanjiran.

Aku membayangkan rumah adikku yang terletak di perumahan keluarga muda di Bekasi. Adikku biasa menyebut rumahnya sebagai rumah Barbie. Rumah itu memang dicat pink, purple, fushia, persis seperti warna rumah boneka Barbie. Dan kini, rumah Barbie itu kebanjiran setinggi pingang.

Keluarga di condet juga meng-update kabar. Untunglah disana baik baik saja. Mamah dan aku mengabsen kondisi rumah keluarga besar yang lain...

Sabtu malam Dian kembali menelphon dari hotel. Berbagi cerita . Melaporkan pandangan mata. “Jumat siang aku nengok rumah naik perahu karet… seru juga… dimana mana supermarket diserbu.. bahan makanan habis buat persediaan… mobil mobil tetangga banyak yang kerendam … service derek harus waiting list… nggak punya baju bersih..terpaksa deh beli.. ”

Astagfirullah.. sungguh miris aku mendengarnya. Aku menginform berita seorang sepupu kami menangis karena rumahnya kebanjiran setinggi dada. Adikku itu lalu bilang “Kenapa musti menangis? Aku nggak nangis kok... ini memang musibah bersama"

Uhm, sebuah rasa malu menohok didada. Aku tidak yakin aku tidak menangis jika rumahku kebanjiran, apalagi sampai setinggi pinggang. Ternyata adik bungsuku itu bisa memberiku teladan berharga, untuk bersabar saat menghadapi musibah.

Well, walau dari cara mendadani rumahnya adikkku terkesan childish namun aku sadari dia sekarang sudah jadi perempuan dewasa. Rumah Barbie itu telah banyak berjasa merubah adik bungsuku itu. Dari seorang perempuan yang manja, menjadi perempuan muda mandiri yang berpikir dewasa.

Berita di teve terus menyiarkan soal banjir dimana mana. Aku melihat wajah wajah letih anak anak dipenampungan pengungsi banjir. Basah kedinginan. Kesulitan mendapatkan makanan. Uhm, aku tidak yakin aku tidak menangis jika anak anakku dalam kondisi demikian.

Sebuah perahu karet melintas dalam gambar televisi. Membuatku teringat kembali pada Dian. Adik bungsuku yang dulunya manja, adik bungsuku yang dulunya dimanja. .sekarang harus berjuang menghadapi banjir Jakarta.. uhm..take care sis..

Thursday, March 01, 2007

Aku Menangis

Sudah sejak minggu lalu, aku menangis dan menangis. Semuanya berawal saat komputerku mulai ngadat. Susah di- start up. Dan aku benar benar panik saat satu hari di minggu lalu komputerku benar benar nggak bisa di start up. Power sih hidup, tapi nggak bisa masuk ke system. Mulailah aku menangis…

Hiks..hiks..Aku membayangkan banyak file yang ada di harddisku. Aku nggak punya backupnya Hiks..hiks. Seminggu berikutnya aku mengupayakan apapun yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan komputerku. Minta tolong orang lain, tepatnya. Karena aku emang nggak fasih untuk urusan software dan hardware. Aku cuma end-user doang.

Sejak aku berhenti bekerja formal setahun lalu, computer ini adalah salah satu hiburanku. Dengan koneksi internet yang tersedia, aku seperti punya jendela kecil disatu sudut rumahku. Aku bukan saja bisa browsing kemana saja…tapi aku juga bisa berbagi sapa dengan teman temanku via YM, dimanapun mereka berada.
Morning Galih…udah bikin tugas belum ??
Hoi..apa kabar Nto…?!
Nadia, udah betah di kantor baru??

Komputer ini juga media bagi teman teman yang mencariku, yeah aku memang online nyaris tiap hari. Teman teman menyebutku "Lurah YM"
“Mbak…dah siap presentasi ntar malem?”
“Bubin…aku dah kirim bahanya ya…please check”
“Hai Bin…apa kabar?”
Makanya aku merasa kehilangan banget, saat jendela kecilku itu cuma menampakkan layar hitam gelap. Blank…

Bermula ketika punya PC dirumah sekitar tahun 1999, aku kembali mengali hobby masa mudaku. Menulis. Tentang apa saja. Di sela sela kesibukanku sebagai working mom. Walau sedikit-aku masih menyempatkan diri menulis. Dan aku semakin produktif menulis saat sudah berhenti kerja formal. Rasanya tiada hari tanpa menulis. Uhm, aku memang terbiasa menulis diary saat remaja.

Selain menulis. Sejak aku kuliah lagi awal tahun lalu, aku sangat mengandalkan computer ini saat membuat tugas tugas kuliah yang segambreng, menyimpan file bahan kuliah, mempersiapkan presentasi. Semua!! Segudang hal yang mendukung kuliahku sepanjang setahun lalu.

Harddisk computer ini juga aku percayakan untuk menyimpan foto foto yang aku download dari kamera digital. Terutama foto foto terbaruku.

And now, setelah seminggu berusaha, berupaya. Aku bersyukur komputerku bisa beroperasi lagi TAPI aku kehilangan banyak file. Satu folder bernama “Bunda” yang memang “gue banget” ikut gone. Dan itu yang membuatku terus menangis dan menangis. Hiks..Hiks…rasanya sulit merelakannya. File file itu tidak tergantikan dengan uang.. you know…

Aku tau aku mungkin berlebihan. Aku toh tetap bisa hidup tanpa file file itu. Aku toh tetap bisa tidur, makan, jalan jalan dan beraktivitas lain tanpanya. Tapi sungguh aku merasa, ada bagian besar dari komputerku ini yang hilang dan tak kembali. Tak tergantikan. Sebuah folder bernama "Bunda" yang “gue banget” membuatku terus menangis…hiks..hiks

Kenapa nangis aja sih?
Sedih hiks… file-fileku hilang..hiks..hiks
Kayak ditinggal mati aja…apa perlu dibacain yassin?
Aku tersenyum tipis.
Foto foto kita waktu pergi haji kemarin..semua hilang. Apa Ayah nggak sedih?
Ya..mungkin kita emang disuruh pergi kesana lagi. Gimana ?
Aku kembali tersenyum. Ah, Ayah.. thanks for cheer me up.
Namun entah sampai kapan kesedihan ini akan berakhir.

Sunday, February 25, 2007

Jangan Pernah Berubah - Sebuah Reuni

“Jangan pernah berubah “begitu kata Erfan.


Saat itu dia menangapi komentarku soal kelakuan Edwin “Kita tuh dah pada tua , tapi kok kelakuan masih kayak jaman kuliah dulu sih?”


Saat reuni @citos minggu lalu, Aku, Mulat, Edwin dan Erfan memang datang paling dini. Tepat waktu. Kami ngumpul di satu sudut nyaman @bilie chick café.

“Jangan pernah berubah lah..saat ngumpul ma teman teman lama gini..nggak perlu jaim. Cape!! tiap hari udah jaim” sambung Erfan lagi. Aku menatap Erfan baik baik. Well, emang reuni, hang out bareng temen lama gini adalah saat menyenangkan untuk berbagi tawa, berbagi kenangan masa muda. Escape from daily routine or could be life’s pain. Jangan pernah berubah, begitu harapan Erfan.

Aku nyengir. “Jangan pernah berubah? kayaknya ngingetin gue sama sesuatu deh?” tanyaku mengoda. Erfan merespon cepat. “Marchel. Favorit gue.”

Aku mengangguk. Aku juga ingat lagu itu. Lagu yang pernah kukirim ke 1212 sebagai NSP gift buat Erfan

Jangan pernah berubah..selamanya kan kujaga dirimu
Seperti kapas putih dihatiku..tak kan kubuat noda..

Berikutnya Dahnial datang disusul Andi. Djarot datang kemudian. Seru!! Semua orang tertawa mendengar joke Andi dan Dahnial. Ledek ledekan terus digelar. Ugh!! Kita emang nggak berubah. Masih aja seperti jaman kuliah dulu dan dulu. Becanda. Tertawa. Cela celaan. Semua problem dan kepahitan hidup seakan menguap pergi.

Kalis datang paling akhir. Padahal dia bintang tamu utama reuni kami kali ini. Ledek ledekan semakin seru!! “Mas minta daftar menunya dong..buat temen kita yang baru graduation nih” Kami terbahak. Kalis cuma nyengir.

Aku yang duduk disebelah Kalis bilang “ Ayo dong Lis..sharing ..sharing..” kataku menyemangati Kalis buat angkat bicara. Kalis masih seperti yang kukenal dulu dan dulu. Pelan berbicara dan santun dalam berkata kata. Dia berbagi cerita soal kehidupannya di sumedang.

Seriuskah kami menyimak ? Nggak tuh..Danial dan Andi semakin gencar meledek. Kami terbahak bersama. Senang rasanya melihat Kalis bisa kembali tertawa bareng ditengah tengah kami. Jam sembilan Djarot pamit duluan pulang. Bye Djarot…take care..

Satu jam kemudian berlalu cepat. Kami tak bosan bosannya saling meledek dan becanda. Berbagi tawa, sharing tentang kini dan kenangan masa muda. Jam sepuluh segera tiba. Makan malam sudah tandas. Bill sudah dibayar. Namun malam belum larut buat citos. Kami merasa sayang untuk berpisah pulang.

Aku kembali menatap Erfan. Jangan pernah berubah, Uhm, kayaknya susah deh Fan. People change. I do believe in that. Mungkin lebih tepat. Apapun, bagaimanapun kita berubah.. perasaan ini… kebersamaan ini jangan lah pernah berubah.

Mulur beberapa menit dari pukul sepuluh. Reuni kami usai. Kini saat nya back to the daily routine or could be life’s pain. Pergi reuni memang selalu menyenangkan. Mengingatkan diriku bahwa aku selalu punya teman dan sahabat yang saling perduli.

Erfan mengantarku sampai mobil. Untungnya parkir mobil kami dekat. Kami berjabat tangan. Aku memandangnya lekat lekat. Membatin, Perasaan ini. Persahabatan ini. Jangan pernah berubah Fan..coz I think everything just fine. Kami saling melambai.

Today is Erfan Birthday… Uhm, Happy Birthday Fan…