Sunday, February 25, 2007

Jangan Pernah Berubah - Sebuah Reuni

“Jangan pernah berubah “begitu kata Erfan.


Saat itu dia menangapi komentarku soal kelakuan Edwin “Kita tuh dah pada tua , tapi kok kelakuan masih kayak jaman kuliah dulu sih?”


Saat reuni @citos minggu lalu, Aku, Mulat, Edwin dan Erfan memang datang paling dini. Tepat waktu. Kami ngumpul di satu sudut nyaman @bilie chick café.

“Jangan pernah berubah lah..saat ngumpul ma teman teman lama gini..nggak perlu jaim. Cape!! tiap hari udah jaim” sambung Erfan lagi. Aku menatap Erfan baik baik. Well, emang reuni, hang out bareng temen lama gini adalah saat menyenangkan untuk berbagi tawa, berbagi kenangan masa muda. Escape from daily routine or could be life’s pain. Jangan pernah berubah, begitu harapan Erfan.

Aku nyengir. “Jangan pernah berubah? kayaknya ngingetin gue sama sesuatu deh?” tanyaku mengoda. Erfan merespon cepat. “Marchel. Favorit gue.”

Aku mengangguk. Aku juga ingat lagu itu. Lagu yang pernah kukirim ke 1212 sebagai NSP gift buat Erfan

Jangan pernah berubah..selamanya kan kujaga dirimu
Seperti kapas putih dihatiku..tak kan kubuat noda..

Berikutnya Dahnial datang disusul Andi. Djarot datang kemudian. Seru!! Semua orang tertawa mendengar joke Andi dan Dahnial. Ledek ledekan terus digelar. Ugh!! Kita emang nggak berubah. Masih aja seperti jaman kuliah dulu dan dulu. Becanda. Tertawa. Cela celaan. Semua problem dan kepahitan hidup seakan menguap pergi.

Kalis datang paling akhir. Padahal dia bintang tamu utama reuni kami kali ini. Ledek ledekan semakin seru!! “Mas minta daftar menunya dong..buat temen kita yang baru graduation nih” Kami terbahak. Kalis cuma nyengir.

Aku yang duduk disebelah Kalis bilang “ Ayo dong Lis..sharing ..sharing..” kataku menyemangati Kalis buat angkat bicara. Kalis masih seperti yang kukenal dulu dan dulu. Pelan berbicara dan santun dalam berkata kata. Dia berbagi cerita soal kehidupannya di sumedang.

Seriuskah kami menyimak ? Nggak tuh..Danial dan Andi semakin gencar meledek. Kami terbahak bersama. Senang rasanya melihat Kalis bisa kembali tertawa bareng ditengah tengah kami. Jam sembilan Djarot pamit duluan pulang. Bye Djarot…take care..

Satu jam kemudian berlalu cepat. Kami tak bosan bosannya saling meledek dan becanda. Berbagi tawa, sharing tentang kini dan kenangan masa muda. Jam sepuluh segera tiba. Makan malam sudah tandas. Bill sudah dibayar. Namun malam belum larut buat citos. Kami merasa sayang untuk berpisah pulang.

Aku kembali menatap Erfan. Jangan pernah berubah, Uhm, kayaknya susah deh Fan. People change. I do believe in that. Mungkin lebih tepat. Apapun, bagaimanapun kita berubah.. perasaan ini… kebersamaan ini jangan lah pernah berubah.

Mulur beberapa menit dari pukul sepuluh. Reuni kami usai. Kini saat nya back to the daily routine or could be life’s pain. Pergi reuni memang selalu menyenangkan. Mengingatkan diriku bahwa aku selalu punya teman dan sahabat yang saling perduli.

Erfan mengantarku sampai mobil. Untungnya parkir mobil kami dekat. Kami berjabat tangan. Aku memandangnya lekat lekat. Membatin, Perasaan ini. Persahabatan ini. Jangan pernah berubah Fan..coz I think everything just fine. Kami saling melambai.

Today is Erfan Birthday… Uhm, Happy Birthday Fan…

3 comments:

Anonymous said...

Never change ... we look the same person ...ha.ha...
Keep cheerfull and still sick.
Welcome home my friend ... Kalis Ragamulu ...

Anto aka Tony said...

Sirik gue!
Kapan ya gue bisa ikut ngumpul.
Sorry Erfan, gue lupa ultah loe. Padahal udah diingetin ama Ibin. Hee hee...dasar pikun gue.

harta-karun-kehidupan said...

Bin, kemasan luar boleh berubah lahhh... namanya juga tambah tua.
Tapi di dalemnya, sifiatnya, bawaannya... emang pada ga berubah ya....
Thx buat semuanya, membuat saya 'merasa diterima'.... berharga banget!