Sunday, November 26, 2006

Labbaik Allahumma Labbaik...








aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah! aku datang memenuhi panggilan-Mu..
aku datang memenuhi panggilan-Mu, (Tuhan) yang tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu
Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan adalah kepunyaan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu...

================================================
.....aku titipkan orangtua dan saudara saudaraku... aku percaya Allah akan menjaga mereka...

Tuesday, November 21, 2006

Sebuah Surat Wasiat. Sebuah Bukti Cinta.

"Emang perlu buat wasiat ?" begitu Edwin tanya saat kami makan siang bareng.
“Dulu gue pikir juga nggak….. Tapi kita kan nggak pernah tau apa yang bakal terjadi kalo kita pergi haji“
“waaaah, kalo mikirnya gitu, kapan aja sebetulnya surat wasiat dibutuhkan…kita kan nggak tau apa yang bakal terjadi setiap hari. Lagian Bin, pergi haji jaman sekarang kan nggak beresiko tinggi seperti jaman dulu….”

Aku cuma tersenyum. Aku sadar. Masih banyak orang yang berpikir membuat surat wasiat sebelum pergi haji adalah hal yang berlebihan. Apalagi jika asset yang dimiliki tidaklah banyak.

Well, kalo aku kok mikir justru karena nggak banyak makanya perlu dibuat wasiat. Agar asset yang ditinggal bisa dimanage dengan lebih hati hati dan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Sehingga-insyaAllah- cukup untuk biaya sekolah mereka sampai universitas.

Dengan pengalaman sebagai broker rumah profesional. Aku tau untuk melikuid sebuah asset yang sudah ditinggal meninggal pemiliknya tidaklah mudah. Anak-anak yang belum dewasa tidak bisa bertransaksi. Mereka perlu diwakili seorang dewasa sebagai wali.

Masalahnya, jika tidak ada wasiat, penunjukan wali ini akan melalui proses pengadilan yang makan waktu panjang. Aku membuat wasiat sebetulnya untuk menyederhanakan hal ini aja sih. Sekedar shortcut. Aku menunjuk seorang wali untuk anak-anakku.

Uhm Memilih wali juga jadi hal yang sensitive. Ini masalah kepercayaan jangka panjang. Sulit juga memilih alternative yang ada. Tapi aku bersyukur tidak harus memilih yang terbaik dari yang buruk. Aku memilih yang terbaik dari yang baik-baik..

Air mataku mengalir saat aku mengumpulkan dokumen dokumen untuk pendukung surat wasiat seperti yang diminta kantor notaris. Satu demi satu. Copy KTP. Surat nikah. Kartu keluarga. Akte kelahiran anak-anak. Beberapa sertifikat. Beberapa BPKB. Banyak polis asuransi…dan penik pernik lain. Kuhapus airmataku. Uhm, kami memang tidak berharap hal buruk terjadi kok. Kami hanya berjaga jaga…

Sebuah surat wasiat. Bukanlah bukti paranoid. Justru aku merasa surat wasiat adalah bukti cinta kami pada anak anak. Agar mereka punya kepastian berkekuatan hukum yang insyaAllah dapat membantu mereka bertahan, jika ternyata kami memang ditakdirkan berpulang menghadap Allah saat pergi haji.

Berikutnya aku menelphon seorang adik ipar
“Mi…aku minta copy KTPnya papi dong”
“Waah baru diperpanjang…kan oktober kemarin habis”
“ya udah..sms aja data data yang ada di KTP. Copynya bisa nyusul”
“Buat apa sih Bunda ??”
“Dokumen pendukung surat wasiat”
“Ih Bunda !! Mami jadi merinding….”

Monday, November 20, 2006

Saat Laki Laki Menangis

Menangis adalah urusan perempuan. Perempuan menangis adalah lumrah. Laki laki menangis? lumrah juga jika masih balita...kalo udah SD masih menangis juga, namanya cengeng.

Cengengkah laki-laki dewasa yang menangis? Entahlah!! Yang aku tau mereka hanya menangis dikala tertentu.Hanya disaat moment istimewa yang mengetarkan hati. Menangis memang bukan milik laki laki.

Tapi...
dalam jalan kehidupanku aku melihat beberapa laki-laki istimewa dalam hidupku menangis.
Bapakku menangis saat putri sulungnya menikah...aku juga
Adikku menangis saat simbok pengasuh kami saat kecil meninggal....aku juga
Suamiku menangis saat sulung kami lahir....aku juga
Sahabatku menangis saat aku harus pergi....aku juga.
Temanku menangis saat perkawinanya kandas...hm, aku tak tahan mendengar curhatnya...aku juga.

Well, Aku pernah menangis bersama mereka. Para laki laki itu. Dalam haru...bahagia....sedih.
Just curious. Menangiskah mereka jika aku MATI?

Sunday, November 19, 2006

Andai Bisa Pamit Sebelum Mati..

Back to saat aku masih SMP
Mas Hari-salah satu keponakan Bapak akan menikah. Bapak membawa kami ke Blok M. Berbelanja baju baru. Aku paling rese. Tidak juga setuju dengan baju-baju yang dipilihkan."Masa segini banyak baju nggak ada yang cocok ??" Aku tetap cemberut dan menggeleng. Beliau tak sabar menghadapiku. Well, Aku memang lebih rewel dibanding Mbak Ary yang penurut. Aku sering membuat Bapak jengkel. Uhm, mengingat hal ini aku menyesal, sungguh!!

Kembali ke kini, lebaran tahun 2006
"Bunda kalo pake gamis kayak lepet "begitu adik kandungku bilang. Ya iyalah..kalo adik ipar mana berani bilang gitu sama aku ?? Tante Dian mengomentari gamis panjang biru tosca yang melengkapi jilbab yang kupakai dihari lebaran. Aku cuma nyengir. Aku tau aku memang nggak pantas pake gamis. Makanya Aku cuma punya satu gamis yang kubeli di satu butik. Cukup mahal, tapi awet dipakai melewati beberapa tahun lebaran dan banyak pengajian.

"Bawa gamis yang banyak" begitu saran seorang teman perempuan yang sudah berhaji. "praktis, tingal pake mukena dan kaos kaki, bisa langsung sholat deh.." uhm, saat itu memang aku minta advice apa aja perlengkapan yang sebaiknya dibawa pergi haji.

Ugh!! aku cuma punya satu gamis andalah. Buat beli lagi rasanya males banget...Mamahku tau itu. Makanya satu hari seusai lebaran beliau menelphon. "Bapak beliin Bunda gamis buat dibawa pergi haji...kesinilah...cobain muat apa nggak.."
Glek. Aku tercekat. Aku sudah lama menikah. Aku sudah lama jadi perempuan mandiri. Terselip rasa haru. Bapak masih membelikan ku baju baru.

Satu sore aku mampir ke condet sebelum kuliah. Mencoba tiga gamis yang dibeli Bapak : putih-hijau-coklat. Aku menahan haru saat mencobanya. satu demi satu. Aku tidak perduli apakah gamis itu cocok untuk postur tubuhku yang tidak lagi langsing. Aku tidak pusing soal apakah aku keliatan seperti lemper atau lepet. Aku menghargai apapun yang Bapak berikan..menyadarkanku, walau aku sudah lama mentas dan mandiri..Bapak selalu menyayangiku...

Dirumah, saat aku mengantung gamis gamis itu dilemari, aku berkaca kaca...aku teringat betapa banyak daftar dosaku kepada Bapak. Aku gadis kecil yang nakal. Aku gadis remaja yang sering protes. Aku perempuan muda yang sering membantah. Dan kini aku perempuan dewasa yang terlambat menyadari...alangkah panjang daftar kesalahanku pada Bapak...

Kali berikutnya di telp
"Akhir tahun gini, Eropa musim dingin lho" begitu kataku ada Mamah
"Iya, Kemarin Bram udah beli mantel, sekalian Bapak juga dibeliin" jawab mamah
Glek. Aku kembali tercekat. Aku sudah lama menikah. Aku sudah lama jadi perempuan mandiri, tapi aku tidak pernah membelikan Bapak baju, semahal overcoat yang dibelikan Bram. Well, kami tau... kami sadar..baju paling mahal pun tak akan mampu membayar semua jerih payah Bapak selama membesarkan kami. Yang Bram lakukan hanyalah memberikan kesenangan kecil di hari tua Bapak kami.

Tiga buah gamis. sebuah overcoat.Menjadi bukti, apapun yang telah kita lewati bersama, apapun yang telah kami jalani selama ini, kami adalah keluarga besar yang saling menyayangi...

Sabtu kemarin, H-10 dari insyaAllah jadwal keberangkatan kami untuk berhaji...Aku memeluk Bapakku erat erat. Aku menangis. Lebih keras dari saat aku akan menikah tahun 1993. Lebih hebat dari saat aku melepas Bapak pergi haji tahun 2001. Aku meminta maaf. Aku minta diikhlaskan atas semua kesalahan. Aku gadis kecil yang nakal. Aku gadis remaja yang sering protes. Aku perempuan muda yang sering membantah, dan kini aku perempuan dewasa yang terlambat menyadari...alangkah panjang daftar dosaku pada Bapak... aku menyesal.. hiks..hiks..hiks.. Ah, andai bisa pamit sebelum mati.. mungkin beginilah rasanya. Sediiiih buanget...

Bapakku tidak menangis. Beliau bilang "yo wis...sing tatag yo Nduk.." Uhm, Bapakku memang pribadi yang tegar.

Bram dan Bapak akan pergi untuk dua minggu kedepan. Mereka terbang ke eropa sabtu malam itu . Bram pergi menghadiri training di Finland, sekalian mengantar Bapak ke Berlin, untuk menengok adiknya yang sudah lama jadi warganegara Jerman. Menengok Oom Djuk di Berlin, memang sudah jadi impian Bapak sejak lama...

Berikutnya aku memeluk Bram, aku tak kuasa menahan tangis saat bilang "Kalau terjadi apa apa sama kami, aku titip anak-anak ya, Bram..." Bram yang pendiam Speechless. Papi cuma mengangguk dan memeluk Bunda erat erat. Ah, andai bisa berpesan sebelum mati..mungkin beginilah rasanya.Sediiiih buanget...

Aku dan Mamah melambai depan rumah Bram di condet. Mami dan Thara mengantar Papi dan Bapak ke bandara..
Have a productive training Bram... Have a pleasant trip Bapak... I love You...

Thursday, November 16, 2006

Sebuah kangen. Seekor kucing.

...Tiada yang salah
Hanya aku manusia bodoh
Yang biarkan semua ini permainkanku
Berulang ulang ulang kali...
(from Manusia Bodoh by Ada Band)

Andai boleh punya filosofi sendiri tentang kangen, aku kok merasa kangen itu kakak beradik , berkerabat, bersaudara dengan kecemasan..

eh, apa kabarnya ya..?? waah jangan jangan hal buruk terjadi nih??
eh, kok gue kangen ya..kenapa?? something wrong happened??
eh, Kok gue termimpi mimpi ya? apakah semua baik baik saja ??
semua pikiran jelek... semua bayangan buruk... memicu kangen
.....ugh!!..I just want to make sure everything oke..

Sebuah kutipan bilang, kecemasan - bisa diibaratkan sama seperti kursi goyang. Rocking Chair. Its give you something to do, but not bring you anywhere..

Kangen dan cemas bersaudara ...berkerabat ...sama sama menyiksa... and not bring you anywhere.. so what for?? wasting time.. you know..

Yup ..agree ..tapi itu kan kalo dipikir pake otak.
Kangen... sebagaimana juga cemas... adalah urusan hati.... sebuah suara berbisik begitu..

lha siapa suruh memilih diperbudak hati?? kalo hati bisa mengkontrol pikiran bersiaplah mengeong ....meong.. jadi kucing!! kucing yang nggak pernah mikir pake otak bahwa nyolong ikan asin itu beresiko digebuk pake sapu..gubraak...sakit euy!! duh? galak bener ya..

Capeklah nurutin kata hati yang bego dikuasai emosi...dan kalo isi kepala juga udah bete berdebat sama hati yang bodoh tapi sok tau... what should we do?? Well, berdoa adalah pilihan yang bijaksana..

Berdoa agar Allah membantu diri menjaga hati untuk tidak menjajah pikiran. Supaya hati menempati porsinya yang proper. Singkirkan semua pikiran jelek. Buang semua bayangan buruk. Hapus airmata...percayalah. yakinlah. semua akan baik baik saja.

So? berhentilah cemas. berhentilah kangen. berhentilah menangis.... coz its not bring you anywhere..unless you prefer become...a cat!! Meong :-)

Kini dan nanti...jika kangen tak jua pergi...berusahalah untuk saling mendoakan. Percayalah. Yakinlah. Semua akan baik baik saja...

Kantor Lama dan Penampilan Baru (2)

Siang itu aku kembali meluncur ke arah bunderan HI. Dulu aku selalu dibelakang kemudi hyundai setiap ke kantor itu. Tapi kali itu aku naik mobil ayah dan diantar seorang supir. Untung banget, soalnya kuningan dan sudirman merayap total!! weleeeh jadi ingat betapa dulu aku sering memaki kemacetan yang membuat frustasi ini..

Tante...?? waaah… pangling...!!
Hm, teman teman disini emang memanggilku tante. Menurut mereka aku terlalu fungky untuk dipanggi Ibu manager.
Walau tidak seheboh kantor lamaku yang dikuningan, teman teman lama di kantor Thamrin ini tetap surprise dengan penampilan baruku yang berkrudung.

Tante udah nambah belum?
Uhm, aku tau yang ditanyakan pasti soal anak, tapi aku menjawab dengan nyeleneh
Apanya ? Suami? masih satu tuh..kataku sambil nyengir lebar
Mereka tertawa Ih Tante udah pake jilbab masih juga ngaco
Masih belum sembuh...
Masih kayak dulu...
Begitu komentar teman teman.
Aku tertawa. Perubahan penampilan emang gampang, buat yang didalam justru yang sulit..

How do I look? begitu tanyaku pada mereka, menirukan iklan ponds yang sering muncul diteve
apik..apik..pantes kok...Tan..
Uhm, kantor lamaku yang di thamrin ini memang dominan non muslim, Aku yang datang dengan kerudung, alhamdulillah diterima dengan baik.

Insya Allah Gue mau pergi haji akhir november ini, Mohon maaf untuk kesalahan gue selama gue ngantor disini ya.
mereka mengerti dan mengucapkan selamat jalan

"Tante, ngga pamit kokoh ?? tanya seorang kakak kelas di IPB, teman se kost di darmaga, yang pernah jadi bossku disitu..
Ugh!! aku tau yang dimaksud kokoh adalah Bapak Managing Director disini. Seorang laki laki chinese yang punya karir tinggi diusia muda. Aku ragu. Ruangan ku dan ruang beliau dulunya bersebelahan. Sebetulnya aku tidak terlalu nyaman bertemu dengan Beliau. Dulu maupun sekarang....tapi well, okelah..

Aku bersyukur kali ini aku menghadap pak HW bukan buat diskusi proposal seperti dulu, aku menemuinya tanpa beban...kami ngobrol berbasa basi
Beliau bilang selamat jalan ya..
Aku bilang terimakasih..
Ibu finance director yang sedang diskusi diruangan beliau menambahkan pesan "jangan jadi haji tomat.."
"waah apaan tuh?"
"perginya tobat, pulangnya kumat.."
Kami tertawa bersama.

Satu jam berlalu cepat Aku senang bertemu mereka. Para profesional di industri FMCG yang dinamis...well..mereka teman temanku. Mereka pernah menjadi bagian dari hidupku...

Wednesday, November 15, 2006

Kantor Lama dan Penampilan Baru (1)

"Hai..Apa kabar non..?!! Bilangin Ibu dong...aku minta waktu ketemu..mau lebaran sama pamitan.." begitu kataku pada sekertaris ibu GM, ketika senin kemarin aku datang ke kantor lamaku di kuningan..

Teman teman lama satu persatu keluar menemuiku di reseption, tempat aku menunggu. Heboooh. Surprise... karena aku datang berjilbab...
emang lu udah sholat bener? lima waktu?
emang lu udah nggak suka ngelirik suami orang?
emang lu udah ngga suka dugem??
emang lu udah ngga suka marah marah??
Mereka menyebut satu persatu ke”badung”anku saat berkantor disitu
Aku tertawa keras bersama mereka…mengenang itu semua..

Sekeretaris boss kembali keluar
Mbak, Ibu tanya… pamit kemana?
Uhm.gue Insya Allah mau pergi haji..
Hah?! temen teman kembali berseru
Waah..hebat lu ya...
Kalo bukan istrinya pak Eddy kayaknya lu belum tentu pergi haji deh..
Aku tertawa mengiyakan. Teman teman lamaku rupanya masih ingat. Eddy-suamiku- emang religius.

Akhirnya Ibu GM bersedia ditemui. Uhm..long time no see her..
Aku segera menuju ruangan besar di pojok yang cukup familiar denganku, sebab kubik meja kerjaku dulu bersebelahan dengan ruang ini.

Mbak..maaf lahir batin...sekalian pamit nih..aku insya Allah mau berangkat end nov ini....
Ibu GM itu menerimaku dengan hangat. Well, Aku terharu. Bagaimanapun beliau punya kontribusi besar dalam perjalanan karirku. Sejak aku masih fresh gradute yang single, sampai jadi manager beranak dua. Kami ngobrol. Meng-update kabar anak anaknya.Ternyata mereka yang sudah kuliah.waaah ternyata kita sudah tuwir ya...padahal masih bisa kuingat beliau sedang hamil besar anak ketiga saat aku mulai bergabung disitu tahun 93.

Tidak seperti temen teman yang heboh. Beliau lebih calm. Kami berpelukan ringan sebelum aku pamit pulang.

Beberapa teman masih lanjut ngajak ngobrol dengan antusias. Aku senang melihat mereka.
"waah kalian makin gaya euy..!!" kataku. Penampilan teman temanku disitu emang cantik, modis, trendy dan glamour.
"Lu juga....kurus...langsing lagi"
Uhm, kalo dibilang-alhamdulilah- cantik mah udah biasa, tapi pake baju longar dan krudung gini dibilang langsing? Alhamdulillah banget...thanks, anyway..ngga percuma aku pake tas, stileto dan kalung panjang yang modis. Di kantor ini penampilan memang didewakan.

Aku mencoba serius..."Gue insya Allah pergi haji end nov ini...maaf ya buat semua salah gue selama kita berteman disini..."
Teman teman mengangguk " iya lah..ya..sama sama.."

"Mbak titip namaku, panggil ya supaya aku bisa pergi haji"
"Aku juga nitip Bubin, supaya cepet dapat jodoh"
"Lho? jadi nggak boleh ketuker nama ngedoainnya nih..bisa berabe kalo salah.." kataku kembali becanda. Kami tertawa bareng. Uaaah..pipi ampe pegel ketawa mulu!!

"Bin..doain gue bisa lebih sabar ya" kata sales manager yang dulunya satu teamwork denganku. Aku ingat kami pernah melewati banyak tawa dan tangis bersama. Tekanan pekerjaan dan tuntutan sales, makes us closed each other..so I know..sabar adalah hal yang langka disini.

"sama sama Mbak..aku juga masih perlu banyak belajar sabar" kataku tersenyum bersimpati.
Satu jam berlalu cepat. Senang rasanya bertemu mereka. Perempuan perempuan karir yang cantik, modis dan sangat memperhatikan penampilan... Well..mereka teman temanku. Mereka pernah menjadi bagian dari hidupku...

Tuesday, November 14, 2006

Menjemput Hidayah

Hari minggu kemarin adalah manasik terakhir kami. Terselip rasa malu...jika teringat saat Ayah mendaftar haji dua tahun lalu ditahun 2004.
"Bunda...Ayah udah daftar ONH buat kita berdua lho ya.."
Ayah yang memanage keuangan kami memang leluasa untuk melakukan itu.

Saat itu Ayah tidak menanyakan apakah aku sudah merasa terpanggil? Apakah aku sudah siap ? Ayah yang jauh lebih religius dariku emang rada memaksa diriku ikut berhaji. Menurutnya, kami -Insya Allah- mampu, dan Haji menjadi hal yang wajib bagi kami. Pada prinsipnya sih aku ok ok aja..

"Emangnya kapan berangkat?" tanyaku acuh tak acuh
"Katanya waiting list..perkiraan akhir 2006"
Ah, masih lama, pikirku. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri, dan aku kembali tenggelam dalam kesibukan pekerjaan.

Dua tahun berlalu cepat. Walau pada awalnya aku cemas akan kesiapanku pergi haji, tapi setelah mengikuti manasik pertama di bulan Agustus lalu, hatiku mulai terbuka...too late hah ? but better late than never…

Hidayah memang harus dijemput, begitu kata seorang teman. Uhm, rasanya kini saatnya bagiku untuk menjemput Hidayah Allah. Makanya aku lalu membaca buku agama dan aku baru menyadari Haji adalah ibadah yang begitu mulia, begitu banyak berkah dan ampunan, begitu luar biasa....Alhamdulillah kesadaran itu akhirnya datang juga tanpa dipaksakan.

Luruskan Niat, Bersihkan Hati, Ibadah Haji hanya untuk mengharap Ridha dari Allah. Berharaplah menjadi Haji mabrur...karena Allah menjanjikan Surga bagi para haji yang mabrur...Subhanallah..begitu luar biasa ya..Aku terus membaca dan membaca tentang keutamaan ibadah haji dan hal itu makin membuatku bersyukur...aku merasa beruntung..aku insya Allah segera punya kesempatan untuk itu..

Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaikka la syarikala labbaik...

Aku selalu saja berkaca kaca saat berlatih membaca talbiah.Aku beruntung. Aku bersyukur Ayah telah mendaftarkan kami untuk haji sejak dua tahun lalu...Aku bersyukur punya suami yang memberiku begitu banyak kebebasan, tapi tetap mampu membimbingku dijalan yang benar...Seperti bermain layang layang, Ayah tau kapan harus mengulur benang untuk memberiku kebebasan mengaktualisasikan diri, tapi juga tau kapan harus menarik benang kontrol agar aku tidak kebablasan...

"Ayah masih di singapore sampe tanggal 18..bunda yang jemput Ibu sama Papa di airport ya..pake aja sopir ma mobil ayah.."

"bisalah..insyaAllah Jumat Bunda nggak ada acara" Aku menyanggupi untuk menjemput mertuaku yang akan datang dari Jambi di bandara.

Keberangkatan kami insya Allah tinggal dua minggu lagi..sayangnya Ayah masih sibuk banget. Ayah masih harus ikut empat hari training di singapore. Duh ? itu kan cuma seminggu dari jadwal keberangkatan kami..Ugh!! Mepet banget sih??

Aku membuang perasaan cemas jauh jauh. Aku percayakan keselamatan Ayah kepada Allah. Karena Allah lah pemilik semua kehidupan.Aku memeluk Ayah yang masih sibuk didepan komputer, dan berbisik..

Uhm, thanks for being such a great husband, honey..I love you
I love you more, gorgeous

Honey, do you realize ??
Yup? What ?

We will have our anniversary* there.. in mecca..
I know..so we could ask Allah for always blessing our marriage ..our kids..our family..we'll ask directly at Baitullah...

wow..I'm touched...its wonderful opportunity..

Aku sungguh beruntung... Sudah seharusnya aku berhenti mengeluh dan lebih banyak bersyukur ... Allhamdulillah... Aku akan menjemput hidayahku dengan pergi berhaji bersama suami-insya Allah- akhir bulan ini...

* 12/12/93 - 12/12/06

Monday, November 13, 2006

Doakan Saja...

Satu sore di IPMI
"hai Mbak..gue pikir siapa" begitu kata Reza saat ketemu dikoperasi IPMI
"Lho si mbak toh? waaaaah mendadak jilbab nih!" begitu seru Wafa
Dwiya yang religius berucap "alhamdulillah".
Yang lain bilang pangling. Heran. Ngga nyangka...

Waaah nggak bisa ngajak Mbak ke embassy…score…front row…lagi neeeh
Aku cuma nyengir saat teman teman mengabsen tempat tempat dugem yang kukenal
Yaaa nggak berani nawarin rokok lagi deh…Ups!!

Ela bertanya Heran “Ini pake jilbab seterusnya ? apa dalam rangka lebaran doang?” Aku cuma bilang “doakan saja”

Dewi terbelalak kaget. Big surprise. Gubraak!! nyaris pingsan. Dia speechless agak lama. Aku cuma berbisik "doakan saja"

"sejak kapan lu merasa siap berjilbab?" tanya Dewi
"siap? Kalo ditunggu siap mah ngga akan pernah siap, Wie...Bismillah aja deh..mudah mudahan semua jadi lebih baik"
So guys..please understand…if she’s change” begitu Dewi bilang pada temen temen.
Aku tersenyum dan mengangguk. Doakan saja please…Pake jilbab atau kerudung membutuhkan commitment... its not only about cover ur hair.. u should show the good attitude as well.

Memang, umumnya orang memperbaiki diri dulu baru merasa siap berjilbab. Agar lebih pantas dan ngga malu maluin. Tapi aku sebaliknya, aku niat berjilbab agar kedepannya bisa jadi pribadi yang lebih baik..at least ngurangi dosa berikutnya deh..doakan saja..

Hm, jadi pribadi yang lebih baik emang ngga mudah. Aku masih aja cuek kalo ngomong. Spontan dan ngga dipikir panjang kalo bicara. Seperti saat dikelas accounting itu Galih berkomentar "waaah saiki aku kudu nyeluk Ibu Bintari ki...ben luweh sopan.."

hah Ibu ?? tuwir bener?? tetap panggil mbak aja doooong?!! aku sebal dan tak kuasa menahan ucapan "sampeyan durung nate diwalang sandal yo??"

ups!! detik berikutnya aku sadar aku salah. Walau Galih cuma ketawa dan ngga marah.... He knows I dont mean that..just kidding ... tapi aku sendiri malu dengan kata kataku....

Astagfirullah aladhzim..aku memang masih perlu banyak sabar dan bebenah diri...doakan saja ya..



Apendix-Satu sore di kantor Bintaro

Setelah basa basi panjang. Update kabar seusai libur lebaran. Mbakyu Yanti kembali berbisik, mengusir bosen ditengah meeting yang menjemukan, ngajak guyon…
Jeng sampeyan wis ruh singkatan SMS sing anyar??”
“Sing endhi maneh ??…wis akeh tho ??”
“SMS = Selangkah Menuju Selingkuh”
Aku tertawa tertahan, takut ditegur pak Ahmad euy…lagi meeting kok cekikikan??
Hush ngawur kowe…” bisikku tajam.
Waaaaah jeng Bintari saiki nganggo jilbab wis gak pantes ngomong soal selingkuh yo ??” kata Yanti-seorang katolik yang taat- menggodaku
Uhm, gitu ya ?? lets see then

Saturday, November 11, 2006

Catatan Habis Lebaran - Kepatuhan & Ketaatan

Ibin2 : Eh, Lu udah pake jilbab kan ?
Wido : udah
Ibin2 : kok avatar YM lu masih pake tank top ??
Wido : Habis nggak ada avatar yang pake krudung he..he..
Ibin 2 : he..he.. ok, besok jadi ketemuannya ??
Wido : Citos ya Bin…jam 12..
Ibin2 : ok, CU tomorrow

Well, Siang itu sebulan sebelum ramadhan kemarin, Wido-seorang teman SMP yang punya gelar lurah Citos- ngajak makan siang bareng buat ngobrol. Ngebahas kesibukan apa yang produktif, buat kami yang berstatus pengacara. Saat ketemu, aku rada pangling melihatnya berjilbab. Aku sendiri pake kaos lengan pendek pas badan yang nyaman...uhm..mungkin aku punya selusin kaos begini :-)

Lu tau Ratih Sang? tanya Wido

Ya iyalah...sebagai pembaca setia Gadis dimasa 70-80 pastinya gue tau Ratih Sanggarwati. Perempuan ngawi yang finalis pemilihan Putri Indonesia versi majalah Gadis. Cantik pandai dan berprestasi. Dengan postur kutilang -kurus tinggi langsing, Ratih Sang sempat ngetop sebagai model, dimajalah maupun catwalk. Beberapa tahun terakhir aku tau dia sudah hijrah. Dia berjilbab.
Aku mengangguk cepat "Gue pernah meeting ma dia"

Aku lalu bercerita tentang pertemuanku yang berkesan dengan Ratih yang sudah berjilbab saat datang ke dikantorku di bilangan kuningan. Saat itu meeting preparation event belum usai, dan dia minta break untuk sholat. Aku tak pernah bisa melupakannya, sebab saat itu ada perasaan malu menohok di dada. Waaah andai aku bisa memprioritaskan sholat dibanding kesibukan kantor, seperti dia..

Wido- ganti berbagi. "Gue pergi haji bareng dia awal 2006 kemaren"
Wido lalu lanjut bercerita.”ada kata kata Ratih yang berkesan ke gue”... dia sharing- mengutip kata kata Ratih Sang yang kurang lebih begini :

Bayangkan jika mbak Wido punya anak, nggak nurut perintah mbak Wido. apakah mbak Wido akan mengabulkan permintaannya -beli mainan misalnya - begitu juga dengan Allah.

Allah sudah memerintahkan berjilbab bagi perempuan Muslim, kalo kita menolak, nggak nurut, apakah Allah berkenan mengabulkan doa doa kita. permintaan kita, tobat kita, menerima amal ibadah kita ?? kepatuhan.ketaatan. adalah hal yang dibutuhkan..agar permintaan kita didengar. dan insya Allah dikabulkan...

Ups !! Aku merinding. Merenungkan kata kata Ratih Sang yang diulang Wido kepadaku. Kata kata yang membuat Wido yakin berjilbab sepulang haji di awal 2006. Kepatuhan. Ketaatan.Kata kata itu terus terngiang ngiang dikepala..teringat Mamah, Ibu Mertua. seorang kakak, seorang adik. seorang adik ipar, dua orang adik suami. Mereka semua sudah berjilbab.

Ugh!! batinku masih saja berperang. antara keinginan berjilbab atau tetap merasa nyaman, tampil apa adanya seperti kini. Antara menjadi perempuan yang lebih baik atau tetap mempertahankan Aku yang sekarang. Dengan berjilbab, aku yakin aku harus banyak berubah.Padahal aku nyaman dengan diriku sekarang. Hati kecilku terus saja berdebat, antara kepatuhan pada Allah dan perubahan kelakuan yang drastis. Aku takut tak bisa mengenali diriku sendiri. Aku takut jadi orang lain....

Uhm. kalo kutunggu aku siap untuk berjilbab, entah kapan hidayah itu akan tiba, masalahnya apakah umurku cukup panjang untuk itu?? Kepatuhan. Ketaatan. Masih terus terngiang-ngiang.

Aku berpikir ulang, merenung...aku memang nyaman dengan diriku kini. Aku baik baik saja kok. Tak ada yang salah dengan diriku kini. Tapi Well, itu kan kalo penilaian dunia yang dipakai sebagai patokan. Jika ukuran akhirat yang digunakan ? waaah, betapa panjang daftar dosaku...

Aku berpikir ulang, merenung...kalo nggak sekarang, kapan lagi kita bebenah ? mengkoreksi diri. Menjadi lebih baik emang sulit. Emang butuh waktu. Tapi kalo nggak segera dimulai, apakah maut mau menunggu ?? Well, rasanya aku tidak perlu menunggu siap, sebab -aku tau- aku tak akan pernah siap....aku berniat berjilbab justru untuk membantuku menemukan diriku yang lebih baik

Sampai akhirnya, setelah lebaran usai aku mengirim sms pada seorang sahabat yang udah lama encourage me untuk berjilbab.
Gue mulai pake jilbab sejak lebaran, doakan bisa istiqomah ya…
Alhamdulillah, selamat dan semoga selalu istiqomah
Uhm..thanks Fan…

Special thanks buat Wido, untuk berbagi tentang kapatuhan dan ketaatan pada Allah...
Uhm, teringat Mamah, Ibu Mertua. seorang kakak, seorang adik. seorang adik ipar, dua orang adik suami. Mereka semua sudah berjilbab....senang rasanya, aku bisa seperti mereka...

ki-ka : Bunda-Tante-Mami

Friday, November 10, 2006

Catatan Habis Lebaran - Musim Ujian

"so class..for halalbihalal meeting we will have presentation from group 5... and I will give you a brief for final exam preparation.."
Uhm..nobody had payed full attention on Mr Warry announcement at the last sesion in the end of ramadhan. Everybody not have enough consentration....we're in the lebaran mood..already..

Hari berganti minggu dengan cepat. Lebaran identik dengan Mudik. Sirahturahmi. Upik Abu. Krisis pembantu. Seminggu usai lebaran saatnya kuliah terakhir accounting dan selesainya first term kuliah OM. Minggu Ini sampailah musim Ujian, yang bertepatan dengan musim Ujan :-D

Mid term exam Operational Management hari selasa. Berbelas case dibaca ulang...duh? banyak hitungan direview lagi. kenapa begini kenapa begitu ? waaaah kok ngga nempel dikepala juga?? Minum lem UHU dulu Bun..supaya nempel pelajarannya..begitu kata Iqbal :-D

Aih, sudahlah..siap ngga siap toh ujian datang juga..sedikit yang membuat tenang..open book. open laptop. 30 menit sebelum ujian mulai kelas kembali sibuk...Ngapain??! ngaktifin Bluetooth :-D

Gubraaak!! nyaris pingsan baca soal yang semua related to ALL case that we had discussed in the class. Duileh?? siapa yang sanggup kuasai case sebanyak itu dengan detail?? seisi kelas mengeluh..susah!!

well, Gimana lagi ? soal udah didepan hidung, dan waktu gak mau nunggu dikerahkan deh tuh semua ajian dan ilmu soal six sigma. balanced scorecard, ISO....dipilah pilah ampe detail deh casenya stermon mills, southwest airline, AT&T, Toyota, Toshiba, Natural Blend, ACC vs DJC and so on...dihitunglah capacity, flesibility, process, effisiency Oh No!!..kita berpacu dengan waktu yang terbatas..

Galih pertama keluar..waduh?!! bikin yang lain minder...

Ugh!! Kagak nyangka euy..dosen OM kami yang babyface dan fullsmile (*halah* jangan-jangan ini yang bikin gue rajin kuliah OM) kalo bikin soal ujian mauuut...aku ngga yakin dapat bagus. aku merasa jawabanku dangkal.....tapi satu hal yang perlu disyukuri.... satu ujian dah lewat :-D

Cuma selang sehari. Kamis kemarin final exam for Managerial Accounting. Diskusi di kelas, aku banyak ngga mudeng. Belajar sendiri apalagi. Samimawon buntunya. ..sutralaaah. Toh open book dan open laptop ini :-D

Begitu soal dibagi, seorang teman yang jago IT langsung me search file dikomputernya pake software khusus. "chapter 26" begitu bisik bisk yang beredar. "case 26-5.." kata satu cewe yg duduk didepanku. Segera kubuka text book accounting yang setebal bantal. duh? ternyata bener soal ujian itu ada dibuku. cuma diganti nama company dan pelaku bisnisnya..waaah lega deh...

Seisi kelas saling bertukar senyum penuh arti. Semua orang menatap layar laptopnya dengan penuh konsentrasi. duh? Andai Mr Warry tau betapa sophisticatednya kelakuan kelas kami dalam menghandle ujian...well.. just thanks to technology then :-D

What is your recomendation ? Why ? cuma sebaris pertanyaan tapi analisanya hampir 4 halaman, lengkap dengan itungan profit, asset related cost, lost sales, cash flow, invenntory cost...uih!! 3 jam kelar juga...

Ali pertama kelar. No wonderlah.dia emang pendekar dikelas accounting...yang lain maklum deh

Malam sudah larut di IPMI, tapi kami masih chit chat di lobby..
Duh? senangnya sabtu ini gak ngumpul bikin tugas ya...
Jangan lupa baca buku marketing stategy buat selasa..!! kataku mengingatkan
duh si mbak? break dulu nape??

Ok deh...bye Rizki..daaag Wafa..take enough rest Reza....Have a Great Weekend Guys...

Sunday, November 05, 2006

Catatan Habis Lebaran - Krisis Pembantu

Pak, maaf saya belum bisa floortime. masih krisis pembantu
begitu sms yang kukirim ke kantor sepuluh hari setelah lebaran. Walau pekerjaanku fleksible tapi kami tetap punya commitment untuk memenuhi jadwal floortime alias piket dikantor.
Ok, selamat "melantai"
begitu reply dari pak Ahmad, seniorku di kantor. Aku nyengir.

Krisis pembantu. Terjadi dimana mana seusai lebaran. Apalagi saat si upik abu alias oshin, sudah harus kembali Ngantor. Panik. Itu yang biasanya terjadi kalo sang pembantu tak juga kembali sesuai janji.

Senewen. begitu juga yang aku rasakan. Telp sudah berdering. SMS sudah minta dijawab
"Bin, buat kuliah accounting besok casenya yang mana ya??"
Gue belum liat lagi, tanya temen segroup lu deh..

" Mbak, Tugas accounting case'e sing endi?"
gurung moco !! aku seh mumet urusan pembantu.

Baca case accounting mana sempat...Tugas marketing belum disentuh blas. Mid ujian OM tinggal minggu depan. Final Exam Accounting dah didepan mata. Duh ?? Apa yang harus kulakukan ?? tanganku hanya dua ?? *halah* upik abu banget deh..

Aku nggak sabar dan datang ke sebuah yayasan penyalur pembantu langanan di cipete. Waduh ? disana persis pasar malam. banyak perempuan muda seliwar seliwir. Tiga petugas administrasi melayani telp yang terus berdering dan tamu yang mengalir datang.

"Mbak, saya cari Sintawati dari lampung, udah dateng belum ? Dia janji pulang balik selasa dan saya diminta jemput disini. Udah kamis gini kok belum ada kabar ??" katku to the point.

"Bu, saya udah lama disini, kalo pembantu bilang mau balik, belum tentu bisa dipegang omongannya!!" kata Raras-petugas administrasi.

Aku mulai tak sabar. Emang gue Bego ?? Gue juga tau perempuan yang berstatus pembantu itu minim pendidikan. manalah mereka peduli soal commitment, profesionalisme, dan loyalitas.

Aku dan petugas administrasi itu berdebat panjang. Intinya, aku minta kejelasan atas status sinta yang baru tiga bulan lalu jadi pembantu kami, mereka terus ngomong berbelit belit. Aku out of control...

"Ibu jangan marah marah sama saya dong. Ibu liat sendiri disini sibuk banget. Bukan cuma Ibu yang butuh pembantu" Untungnya si Raras lebih sabar dariku.

"ok, saya tunggu sampai minggu " kataku mengalah dan pulang hampa tangan.

Krisis pembantu.Terjadi dimana mana seusai lebaran. Teman kuliah, teman sekantor, Adik Ipar, Teman-teman perempuan yang lain, mengeluhkan hal yang sama. yayasan penyalur pembantu sibuk, panen raya dari jasa mendistribusikan perempuan dari kampung itu kerumah yang membutuhkan.

Ugh!! Aku bete. Malas banget harus mencari pembantu baru yang sesuai dengan kebutuhan di rumah...dan lagi..badan udah pegel linu, kuku tangan udah pada patah nih, seminggu lebih jadi upik abu alias Oshin.

Di penghujung minggu, Leha datang dari kampung. Aku bisa sedikit lega. Cuma Sinta yang meleset. duh ? kapan ya nyari pembantu baru ?? Kuliah sudah menanti. Ujian sebentar lagi. Jadwal floortime harus ditepati...

"Mpok. besok datang ya" aku kembali menelphon Mpok Salmah, perempuan betawi yang tinggal deket rumah.
"Kenape neng ??"
"Biasa. Bantu cuci baju ame strika"
"oh? iye dah...besok saye dateng"

Thank you Mpok...appreciate that...*halah*..emang mpok Salmah ngerti ??

Friday, November 03, 2006

There is someting about Heru

Aku melambai. Heru mendekat ke meja kami. Aku dan Eddy lalu ngorol bareng Heru di kantin Sapta. Nge-update kabar. Chit chat. Ngobrol enteng. Ugh! Aku jadi inget kejadian berbelas tahun silam di Darmaga itu.

Seperti fim box office yang dibikin sequel nya, remake, retake..whateverlah...Selasa kemarin, aku kembali melambai. Heru yang datang bersama juniornya-Uli, mendekat ke meja kami. Aku bukan cuma sama Eddy. Kami juga bersama dua junior- Iqbal dan Aim.

Kejadian kedua ini lakonnya tetap sama tapi settingnya beda. Siang itu aku mengundang Heru makan siang bareng di Pizza Hut Bogor Indah Plaza. Pizza Hut emang favorit anak-anak sih. Eddy mempelopori obrolan...

Ini si kecil manggilnya apa ? Mama Papa atau Bapak Ibu?
Ayah.
Ayah sama siapa ?
Bunda.
Oh ?? sama dong.
Iya.

Aku membatin dalam hati. Kedua laki laki itu emang sama sama dipanggil Ayah oleh para junior, tapi setauku mereka berbeda. Secara teori, Eddy yang ENFJ pastinya ngga sama dengan Heru yang ISTJ. In real life… the difference is more complicated…yup...I guess

Uhm, ngga pernah terbayangkan setelah berbelas tahun lewat momen itu bisa berulang kembali. Kami meng-update kabar . Chit chat dan ngobrol enteng lainnya. Masih seperti kejadian dulu, Eddy yang talkative- lebih dominan dan me-lead topik obrolan , tapi waaah yang bikin meriah justru para junior itu !! Celoteh dan kelakuan mereka bikin rame makan siang bareng kami kali itu. Aku cuma bisa nyengir melihat kehebohan mereka. Anak-anak- cowo pula- emang ngga pada bisa anteng…

“Udah ?? pada minta balon sana gih” kataku pada anak-anak setelah mereka kelar makan.
“Gue heran. Pizza Hut ini perusahaan balon yang kasih pizza ?? atau perusahaan Pizza yang kasih balon sih ??" kata Eddy becanda. Kami ketawa.

Begitu dapat balon, waaaah udah deh Aim langsung main pedang-pedangan balon sama Uli. Anak-anak emang gampang banget membaur. Mereka masih begitu innocent untuk tidak memilih milih teman. Begitu juga dengan diriku dulu. Walau banyak yang bilang Heru aneh. ..Freak...Weirdo… Nerd…. Uhm, the fact is he’s one of the best friends of mine…

People Change…and I guess Heru also changed, even though I don’t know how much he had changed…..

Since I knew him at that wonderful old days, I just followed my intuition for guessing many things about Him …its not easy you know…but truly... It’s challenging to have a good friend like him…although up to this time…I still need guessing… just like in the old days that we had been through many moment together...

Never mind…its ok…because the most of all…there is something about Heru that I believe remain the same. He’s the same Heru that always remind me to be patient and encourage me to think positively

Uhm, I actually understand about that such things , Ru…but in the daily life, I often disregard about it..over and over...that’s why I’m so grateful …you keep remind me..for always.

Well, satu jam berlalu cepat. Masih banyak urusan nih…. Kami masih mau mampir ke rumah sepupu di Bogor, Heru juga harus segera balik ke kantor. Thanks for coming Ru…nice to see you,Uli…take care..

Wednesday, November 01, 2006

A House with Happiness

A house
should be clean enouhg to be healtly
Should be dirty enough to be happy

Begitu poster yang tertempel di dinding salah satu rumah di Bona Indah yang pernah aku handle pemasarannya. Aku tersenyum membacanya. Setuju!!

Back to dua belas tahun lalu. Saat aku dan ayah belum punya anak dan pembantu kami sedang mudik lebaran "Kok ngepelnya gitu ? mana bisa bersih?!" Ayah complain keras.
Aku naik pitam. Badan udah capek semua masih juga diprotes ?? Ugh!! kubanting gagang pel. "Ya udah !! kalo nggak suka sama cara gue ngepel. Lu ngepel aja ndiri deh !!" Aku berseru sebal lalu masuk kamar. Meninggalkan tugas mengepel yang belum kelar.

Ayah emang bukan perfectionist, tapi dia punya standard yang lebih tinggi soal kerjaan rumah tangga. Dia mengepel lebih baik dari Bunda. Dia mencuci baju lebih bersih. Dia mensetrika lebih rapi. Dia lebih apik, dia lebih rajin beberes. Ayah emang lebih care urusan kerjaan rumah tangga dibanding diriku.

Waktu terus berjalan. Anak-anak lahir. Kerjaan rumahtangga semakin banyak dan complicated. Apalagi saat mereka masih bayi. Kalo pembantu dan babysitter mudik saat lebaran. Ugh!! rasanya kiamat kecil. Kami kewalahan. Ayah dan aku berbagi tugas, nyuci popok yang segunung, membuat bubur, memasak nasi tim, menjerang dot dan botol, menyuapi, mengendong, menidurkan, mandiin bayi. ngeberesin mainan. Weleeeh!! rasanya nggak ada habisnya. 24 jam sehari rasanya kurang. Untungnya dengan berjalannya waktu Ayah sudah lebih santai. Dia emang masih suka ngomel kalo rumah kotor dan berantakan, tapi nggak sekeras dan sesering dulu.

Waktu terus berjalan. Kami semakin dewasa. Anak-anak semakin besar. Setahun sekali kami melewati hidup tanpa pembantu karena mereka mudik lebaran. Aku dan Ayah sudah jarang bertengkar soal kerjaan rumah tangga. Semuanya dinikmati aja. Nggak pa pa sedikit kotor. Its ok a litte bit messy. Yang penting kami happy... I love you, honey...

Monday, October 30, 2006

Catatan Lebaran - Reuni Dua Sahabat

Saat lebaran kemarin, di rumah mamah condet aku menemukan kembali fotoku berdua Evelyn. Aku ingat foto itu dibuat saat ulangtahunku, kami makan di KFC Baranangsiang. Jadul banget, jaman kami kuliah dulu. Foto itu dibingkai dalam frame kecil berbentuk hati-yang diberikan Evelyn sebagai hadiah ulang tahun untukku...ugh..miss her so much!!

Pada hari sabtunya..
"Siang Tante, Uhm..bener ini rumah mamanya Arief?"
"Betul, ini dari siapa?
"Bintari...mereka lebaran ini ke Jakarta ngga tante ??
"ada..ada sebentar ya..."

Sambil menunggu mereka dipanggilkan aku membatin, ugh!! kenapa baru nyambung sekarang ?? Kemaren kemaren memang aku mencoba telp ke rumah mama Arief di pasar Minggu, tapi baru kali ini ada yang ngangkat, biasanya masuk voicemail.
"Hallo ? Ibin ??"
"Evel !! kok ngga bilang-bilang ke jakarta ??" seruku.
Evelyn ketawa.
"kapan datang ?"
"udah dua minggu"
Tuh kan ?!! udah dua minggu, dan mereka nggak kasih kabar.
"kapan pulang ?"
"Besok !"
Gubrak!! aku nyaris pingsan."Gue pengin ketemu, ntar sore gue kesana deh" aku insist.
"sore kita mau pergi. Malem aja, jam 8 udah dirumah kok"
"Ok. Jam delapan"
Ugh!! Sudah lama aku kangen ma Evelyn, setahun ini aku bener-bener lost contact ma dia. Evelyn emang hobby gonta ganti nomor handphone. Adalah suatu kebetulan aku masih menyimpan no telp rumah Arief yang pernah dikasih beberapa tahun silam.

Malam itu kukebut mobil ke pasar minggu. Mumpung Jakarta sepi. Hm, can't wait to see you...
Evelyn dan Arief. Waaaaaaaah seneng banget ketemu mereka!! Mereka menemaniku ngobrol sambil momong si kecil Icha dan Dimas. Kalo Tio dan Iwang mah udah besar, udah bisa maen sendiri. Melihat kerepotan mereka mengurus 4 anak - 2 masih batita dan rewel- membuatku maklum kalo mereka nggak sempat kontak diriku tahun ini. Kunjungan sebelumnya sih kami masih sempat bertukar halo halo via telp walau ngga juga kopidarat.

Kami mengabsen kabar teman-teman. Banyak kejutan. Maklum mereka emang ilang dari peredaran. Aku memandang Evelyn baik baik..duh dia masih kayak dulu!! Sabar. santun. senyum senyum doang... ih, aku jadi malu masih aja tertawa keras.

Setelah anak anak tidur kami lebih leluasa ngobrol. Ngebahas jaman kuliah dulu. Sebetulnya aku sering bareng Evelyn, tapi kok ada aja kejadian yang aku nggak tau...hm, remind me anything about Erfan...
"lho, dulu Evel sama Erfan kan suka ke tempat kost Ibin"
Masa sih ? Erfan gitu ? kok gue nggak inget blas ya ??
"Hm, gue cuma inget Erfan suka duet ma Dewi di sunda karya."
Aku Evel, Dewi dan Watiek emang suka ningkrong di kost Dewi sambil nunggu juice yang dipesan di Yunani, depan Sunda Karya..duh?! jadi kangen...

"lu dulu norak banget deh punya sepatu kembar ma Watiek.." aku mengingatkan
"masa ? kok Evel lupa ya?
"iya!! belinya aja gue inget. di pasar anyar..."
Aku tertawa. Evelyn cuma senyum senyum geli!! Evelym ma Watiek emang kayak kembar kembir.Thompson and Thomson dari serial TinTin. Kemana mana berdua...

"Evel inget waktu Dahnial diceburin kolam habis expo mekatani ??"
"Ibin inget waktu kita naik gunung gede ?
"Evel inget waktu cewe sekelas kita rujakan di tempat kost gue ??
"Ibin inget waktu Mas tertunda wisuda gara-gara main kartu di sapta ??"

Banyak moment dibahas. Banyak nama disebut. Banyak kenangan terlintas. Lagi. Hm, Kita memang pernah melewati masa 5 tahun penuh tawa yang luar biasa. Aku menerawang. Ugh!! jadi kangen...

Sebelum pulang aku sempatkan berpamitan.Aku akan pergi Haji. Aku meminta ketulusan mereka untuk memaafkan semua kesalahanku. Aku nyaris menangis saat mengucapkannya...5 tahun berbagi kebersamaan, bukan waktu yang pendek...dan aku sadar aku bukan orang yang nice. Aku ngga sabaran dan kadang mnyebalkan!!

"Doakan ya..kami pulang selamat..." pintaku
Evelyn mengangguk dan tersenyum "ya..iyalah.."
Duh?? Dia masih seperti teteh Evelynku yang dulu. Sahabatku yang sabar, santun, dan murah senyum. ih, aku jadi malu.

Malam sudah begitu larut. Kukebut mobilku pulang dari pasar minggu. Mumpung Jakarta sepi. Malam itu aku kembali bermimpi. Mimpi yang sama. Tentang masa penuh tawa yang luar biasa....Ugh!! jadi kangen...

Saturday, October 28, 2006

Potret Perempuan Saat Lebaran

"Susiii..panggil mbakmu... minta bantu bantu disini.." begitu yang suka dibilang ibu mertuaku kalo kami lebaran di Jambi. Well, Susi nggak punya kakak perempuan kalo ada perempuan yang dipanggil mbak. Pasti yang dimaksud adalah aku-sang kakak ipar. Hih! padahal kami sebaya...

Hm, biasanya beberapa hari menjelang lebaran ibu mertuaku yang jago masak memang sibuk banget. semua perempuan yang available dirumah besar itu dikumpulkan di dapur untuk membantu. Aku mantu sulung dan dua anak perempuan yang saat itu masih lajang. Kami bukan cuma masak ketupat, sayur nangko, rendang dan opor ayam... tapi juga tekwan dan mpek mpek makanan khas palembang.

Selain homemade kue kue kering. Ibu mertuaku, perempuan melayu-dari Riau kepulauan itu juga masih telaten bikin kue tradisional sumsel misalnya maksuba dan kue delapan jam..ugh !! melihat bikinnya aku dah neg duluan soalnya banyak banget gula, telur bebek, susu kental manis yang dipake. rasanya maniiiiis banget!! tapi kue ini awet tanpa butuh pengawet. nggak perlu masuk kulkas bisa tahan lebih dari 1 minggu. Entah bagaimana rahasia resepnya..

Aku yang paling bego urusan masak emang nggak bisa bantu banyak. Paling motong motong sayur dan ngupas bumbu doang. Susilah tangan lanan Ibu dalam acara masak akbar di dapur type 20 itu....aku cuma andalan untuk...cuci piring...

Tahun demi tahun berganti. Menantu perempuan Ibu bertambah dua, untungnya ada yang jago masak. Perempuan palembang yang jadi menantu kedua itu handal bikin mpek mpek dan tekwan. Sebagai menantu sulung sih tetap aja aku kudu jaim, setor muka, bantu bantu didapur. bagian icip icip... weiks!! enak betul ya..

Menantu bertambah, pastinya cucu juga semakin banyak kan?? Ibu lebih senang mengurus cucu cucu. Beberapa tahun belakangan aktifitas dapur tidak seheboh sebelumnya. Kegiatan masak akbar disederhanakan, maksuba dan kue delapan jam ditiadakan. Cihui!! soalnya aku nggak sabar bikin kue kok ampe delapan jam. Ngapain? makannya cuma butuh sekian menit kok...he..he..

Well, lebaran di daerah emang lebih terasa dibanding lebaran di jakarta. Tua muda saling berkunjung, dan itu bukan cuma salaman depan pintu tapi lengkap dengan minum coke dan icip-icip kue lebaran. Belum lagi kalo ketupat dan tekwan Ibu masih available, waaaaaaah semakin bertumpuklah cucian piring kami :-)

Lebaran di Jambi memang lebih meriah. lebih berkesan. Rumah besar di Sipin itu mendadak rame jika ayah bersaudara lengkap berkumpul. Sebagai perempuan jawa sejati (*halah*) berbagi moment lebaran bersama ipar ipar yang orang Jambi, Palembang. Padang, dan satu urang Sunda memang memberikan warna berbeda pada jalan hidupku.

....Allahua Akbar...Allahua Akbar...Walillah Ilham...

"Mbak kami minta ketupatnya... bawa balik yo..kami dak bikin. cuma bedua oom dirumah. manolah kami telap bikin ketupat." begitu tante Susi bilang "rendang samo sayur nangko sih ado.."
"kami jugo dak bikin dak..beli bae " sambung si bungsu Nana.
Aku mengangguk. "yo.. iyolah bawa bae.... "
well, aku toh juga memesan ketupatku.

Senin kemarin Susi dan Nana beserta suami dan anak-anak mereka berkumpul dirumah cirendeu. Sebagai kakak sulung, mereka lah tamu perdana "open house" (*halah*) di rumah kami.

Ibu mertuaku di Jambi menangis saat ditelp....mengingat si sulung dan dua anak perempuan tidak mudik tahun ini...beliau pasti merindukan kami. Acara masak memasak di Jambi bisa jadi kurang lengkap tanpa hadirnya kami bertiga. Hm, potret perempuan saat lebaran, emang nggak jauh dari urusan dapur :-)

minal aidin wal faidzin. maafkan lahir dan batin...

Friday, October 27, 2006

Catatan Lebaran-Reuni kecil di Sumedang

Mengingat Kalis. Aku selalu berkaca kaca.
Andi bilang "Emang sedih inget dia, tapi kalo lu dah ketemu, lu akan lihat betapa tegarnya dia. Lu akan tau dia baik-baik saja"

well, dari sms smsnya sih dia emang "kedengaran" tabah, sabar dan tawakal. Tapi yeah, seperti yang pernah kubilang, sms cuma sebaris text tanpa emosi.

No, bukan!! Bukan aku nggak yakin dia baik baik saja seperti yang dibilang, Andi, Edwin dan Mulat yang pernah kesana- tapi justru aku ingin melihat sendiri, aku ingin bisa meneladani "kekuatan" yang dia punya.

Kesempatan itu akhirnya datang juga saat Andi menelphon dihari lebaran
"Bin, kapan Dahnial ngajak ke sumedang??"
"Uhm, belum ada kabar lagi. dia masih sibuk lebaran kali"
Hm, aku sendiri nggak optimis bisa pergi. Sumedang jauh. Aku nggak mungkin nyetir ndiri.
"Lynda ngajakin kesana. Lebaran gini, sedihlah kalo nggak ada yang negokin. Kalo temen-teman nggak bisa juga. Kita tetap pergi kok"

Aku tercekat. Sedikit malu. Lynda saja perduli. Kenapa aku yang sekelas saat kuliah, yang seregu saat praktikum, yang sering nebeng mobilnya, yang sering ke dalurung, yang sering ngobrol bareng, tidak berusaha menjenguknya??
"Gue telp Danial deh..ntar gue kabari" kataku pada Andi.

Akhirnya walau yang confirm cuma bertiga. Aku, Andi dan Dahnial. kami sepakat berangkat pagi dan langsung ketemu di sumedang. Aku, ayah dan anak-anak duluan sampai, begitu Andi dan Lynda tiba kami langsung ke tempat Kalis.

Bertemu Kalis. Aku kembali berkaca kaca. Kutahan airmataku agar tak tumpah. Dia kelihatan baik baik saja sih, tapi entah kenapa aku tetap sedih. Baru sebentar kita berkabar kabari. bel berbunyi "saya kumpul buat absen ya..nanti saya balik" katanya bergegas pergi dari ruang tempat berkunjung. Sepeninggalnya aku menangis!!

Sebetulnya aku malu sama Lynda dan Andi tapi duh?!! susah banget untuk tidak menangis. Tidak pernah terbayangkan aku akan menemui seorang teman yang sekelas saat kuliah, yang seregu saat praktikum, yang sering memberiku tebengan mobil, yang sering ketemu di dalurung, yang sering ngobrol bareng...disitu!!

Aku cepat-cepat menghapus airmataku saat Kalis kembali. Aku balik tersenyum dan pasang tampang manis, padahal duh? kesedihanku seakan tak berujung...mengingat dua anaknya yang persis sebaya dua anakku!! Mereka masih terlalu kecil untuk memahami kerumitan ini..

Saat diluar, kita tidak memperhatikan hal-hal kecil. Tapi disini lain. berbulan-bulan saya nggak bisa liat bulan. soalnya kan malam-malam ngak boleh keluar...waktu ramadhan, saya pergi ke masjid buat terawih, baru saya bisa melihat bulan lagi, saya menangis...

Aku terdiam. Berpikir. Pernahkah aku bersyukur, akan kesempatan melihat bulan? terselip kesadaran baru untuk bersyukur atas karunia Allah, sekecil apapun itu...

Saya percaya pertolongan Allah pasti datang. Kalo dipikir sudah jelas saya disini, tapi boss saya dikantor terakhir masih percaya sama saya dan mau membantu...

Aku tertegun. mengingat-ingat. Pernahkan aku punya keyakinan begitu besar akan datangnya pertolongan Allah ?? terselip rasa malu...

Saat Dahnial kelar ngobrol sama Kalis, aku sempatkan duduk disampingnya buat ngobrol berdua."Sing penting, Jaga kesehatan baik-baik, ya Lis.." aku berpesan. Kami ngobrol sebentar. Nggak lama bel absen kedua kembali berbunyi. Wah, ternyata udah dua jam berlalu tanpa terasa. Kami pamit.

Andi menyalami Kalis. Dahial dan Ratih berikutnya. Aku jadi yang terakhir. Kalis mengenggam tanganku erat-erat. Aku menatap Kalis baik-baik. Aku memandang lurus kedua matanya dalam dalam. Dia tersenyum. Tidak ada kesedihan disana. Aku melihat keikhlasan yang luar biasa...Ah, andai aku bisa seperti dia...hm, rasanya aku masih perlu banyak belajar...

Aku berjalan dibelakang punggung Andi. Aku tak berani menengok kebelakang. Aku tak mau Kalis tau....aku kembali menangis...

"Gue juga sedih, Bin...tapi gue berusaha kuat...." Begitu Andi bilang sebelum kami berpisah untuk pulang. LP depan alun alun itu menjadi saksi reuni kecil kami di sumedang...

Hidup ini, memang terkadang getir...tapi aku bersyukur punya teman-teman yang saling perduli. Aku bergegas ke masjid agung Sumedang, tempat Ayah dan anak-anak menunggu...

Wednesday, October 25, 2006

Perbedaan Hari Lebaran itu Rahmat

"lebaran pastinya kapan?" begitu bunyi sms Herry dari Jambi
"Pastinya ? 1 SYAWAL lah" jawab Ayah menggoda adiknya persis.
"maksud kami, senin apo selaso ??"
"kami ikut senin, entah orang lain"


Hari kuliah terakhir, aku buka puasa semeja dengan Haryanto.
"Kamu lebaran kapan, Har ?"
"Senin"
Aku mengangguk. "sama"
"Tapi istriku selasa. ikut pemerintah" sambung si Har.
Aku pasang tampang heran. Hm, Jadi inget cerita Hans Christian Andersen yang kubaca jaman kecil, judulnya "Ayah selalu benar". Tapi aku nggak berkomentar.


Satu siang diminggu terakhir ramadhan, aku ngobrol sama Andi.
"Lu lebaran kapan, Ndi ?"
"Gue sih ikut pemerintah. selasa. Lu kapan Bin...senin ?"
"Kalo ada yang lebih cepat dari senin...minggu misalnya- gue ikut itu deh.."kataku becanda
Andi tertawa "Wah..boleh juga...mahzab mana tuh ??"

Idul Fitri Tahun ini emang dirayakan dalam 2 versi hari. Ada yang merayakan hari senin, ada yang selasa. Koran dan milis rame membahas. Pada intinya mereka bilang. Jangan dibesar-besarkan.Perbedaan ini adalah Rahmat.

Well, aku nggak punya cukup ilmu untuk membahas perbedaan ini sebagai rahmat, tapi aku bisa merasakan ini adalah rahmat saat aku menelphon seorang kenalan mamah yang jago masak.
"kak Narsih..lebaran kapan?"
"saya selasa Mbak Bin..."
Uhm aku jadi sedikit ragu. tapi tetap kubilang
"maaf banget nih kak, tapi bisa nggak ketupat, rendang dan opor ayam pesanan saya dimasak minggu.soalnya saya lebaran senin, minggu malam saya jemput pesanan saya, boleh?"

"Oh kebetulan Mbak Bin, sebagian yang pesan memang minta makanannya siap minggu karena mau lebaran senin. Saya malah senang karena bisa masak dua kali, minggu buat yang lebaran senin, senin buat yang lebaran selasa. Jadi nggak sekaligus..kewalahan juga soalnya..."
Ups. Aku lega. Ternyata lebaran 2 versi memang rahmat.

Juga saat hari minggu pagi aku bertanya pada Mpok Salma, perempuan betawi dekat rumah yang beberapa tahun terakhir jadi freelance nyuci baju dirumah kalo pembantu pada mudik lebaran
"Lebaran kapan Mpok ? senin apa selasa ??"
"saya mah ngikut pemerintah neng....Selasa. Emang nape ??"
"Jadi besok masih bisa datang nyuci ?? kalo kita sih besok lebaran"
Well, biasanya Mpok Salma emang nggak datang nyuci bertepatan dengan hari pertama dengan kedua lebaran.
"Iya dah saya datang...saya pan belon lebaran"
Ups. Aku lega. disaat aku pastinya sibuk beberes, manas-manasin makanan dan sholat ied, masih ada yang bakal take care cuci baju kami.

Hm, lebaran dua versi memang Rahmat, paling tidak untuk urusan makanan dan cucian baju kami yang segunung :-D

Monday, October 23, 2006

Selamat Idul Fitri




Selamat Hari Raya Idul Fitri 1427


Taqobbalallaahu minnaa wa minkum
Shiyamanaa wa shiyamakum..
Minal 'Aidin Wal fa'idzin..
Semoga Seluruh Amal Ramadhan Kita
Diterima Disisi Allah SWT




Saturday, October 21, 2006

Kenangan Ramadhan jelang Lebaran

Ramadhan tahun ini, beberapa minggu lalu aku menerima sms dari Papi
*Bunda istirahat dirumah ngapain aja?
*leyeh leyeh.. baca baca... ngeblog
*wah !! kerjaan gue jadi nambah dong
*maksudnya? ih apa hubungannya, pikirku
*baca blog
Aku tertawa keras. Walau pendiam tapi adikku itu emang suka becanda.

Ramadhan gini. Back to jaman kita masih SD. Sekolah memberikan libur panjang. ngapain aja selama libur dan berpuasa? Yang paling berkesan buatku adalah main karambol bareng.

Kami empat bersaudara nyaris sebaya. Main karambol adalah hal yang ideal. Pas banget.Mbak Ary dan Bram versus aku dan Dian. Atau mbak Ary dan Dian versus aku dan Bram.

Seru!! karena team yang kalah harus siap dibedakin pake tepung kanji pelicin papan karambol. Wah!! teras rumah jadi putih semua deh. Sayangnya aku lupa siapa paling jago diantara kami berempat. Kayaknya berimbang deh..ya iyalah.. kami empat bersaudara yang nyaris sebaya.Kami melewatkan libur puasa dengan banyak tertawa.

Ramadhan gini, saat Mamah mulai sibuk nyiapin kebutuhan lebaran, aku ingat Mamah akan memberi kami berempat tugas rutin. Apaan tuh? mengupas kacang tanah buat bikin kacang bawang. Jaman kami usia SD dulu emang kacang tanah dijual bersama kulit arinya. Belum tersedia kacang yang putih bersih tanpa kulit ari seperti kini.

Simbok memasukan 3 ato 5 kg kacang yg masih berkulit ari itu ke baskom besar.Menyiram dengan air panas. Didiamkan sebentar dan setelah air jadi hangat, adalah tugas kami berempat untuk memisahkan kulit ari yang sudah lunak dari butir butir kacang itu. Satu demi satu. Ugh!! bosen banget!! Tapi kan nggak enak ati kalo nolak..makanya kami kerjakan juga sambil mengobrol atau nonton teve bareng.

Pada akhirnya kalo satu demi satu dari kami menyerah dan mundur dari acara mengupas kacang, toh masih ada simbok yang membereskan urusan kacang bawang itu..ugh!! I miss her...miss her so much...hiks..hiks..

Ramadhan menjelang lebaran gini. Back to saat Mbak Ary dan aku udah kuliah. Bram dan Dian masih SMA. Kami iseng bikin kompetisi diantara kita berempat. ..adu beken...adu populer.Duh? asal banget deh!! gimana tuh?

Terserah kita mau kirim berapa banyak kartu lebaran. Tapi yang jadi ukuran kemenangan adu beken dan populer ini adalah siapa yang menerima kartu lebaran terbanyak.Hayo! ih, konyol ya??

Hasilnya tak terduga. Bram- satu satunya cowo diantara kami berempat justru menerima kartu lebaran terbanyak. Kami bertiga geli sendiri, ternyata cewe emang lebih telaten kirim kartu lebaran, sedang cowo lebih banyak nerima doang. Weiks?!! enak betul?? Bram adalah contoh nyata untuk hal itu.Tapi Hey?!! bisa jadi Bram, cowo pendiam yang super pintar itu- memang paling beken, paling populer dari kami berempat. Gubrak deh!!

Ramadhan menjelang lebaran tahun ini. Hari ini. Aku ke condet. Tidak buat main karambol. Bukan buat mengupas kacang. Apalagi mengulang kompetisi adu beken yang konyol. Aku ke condet karena mamah mengundang buka puasa bareng. Bertepatan juga dengan ulang tahun Papi Bram...

Add another candle on Your birthday is not make you older..it just makes your life brighter..
Happy Birthday Bro..

Friday, October 20, 2006

Kepastian Yang Kutunggu - By GIGI

"How's ur girlfriend ?" Aku iseng bertanya pada cowo disebelahku saat kuliah accounting belum dimulai.
Dia terlihat muram. "well, we're just friends now"
Hm, bukan berita bagus. Aku jadi merasa bersalah menanyakannya.

Cowo itu mengeser duduk lebih dekat dan mulai curhat. Berbisik-bisik... bla..bla..bla.. aku kan.....(terdiam cukup lama) kangen..
*halah* ngomong kangen aja kok susah banget ?? Aku tertawa.
Dia agak tersinggung "kok ketawa sih mbak?" ups!! aku menyesal.
"Hm habis diusia segini. kamu kok masih ribet ngurusin begituan ??" Banyak orang seusianya sudah jadi Bapak. Yang ini masih aja pusing urusan pacar. "Aku sih stabil mbak, tapi dia..well, don't know..." Aku menatapnya lekat-lekat. Aku berusaha jadi pendengar yang baik.

"Good evening class!!" Wah!! Pak Warry sudah hadir dikelas.
Konsentrasiku terbagi. Dia masih juga curhat dengan suara pelan, dan berakhir dengan kalimat "Aku cuma pengin kepastian .."
Aku melihat kedepan kelas, group 3 bersiap presentasi, kelas accounting segera dimulai. Aku cuma bisa tersenyum bersimpati. Aku tak berkomentar, aku percaya dia bisa menghandlenya...

Hih!! Jadi inget lagu terbaru GIGI (album next chapter) yang berikut...

Kepastian Yang Kutunggu

di bawah sinar bulan purnama
ku merenung

saat terpisah yang ku jalani
bersamamu


keindahan dalam bercinta
tidaklah mudah

cinta membutuhkan ketulusan
dan pengorbanan


satu keagungan cinta
tak terpadamkan
mengapa semua ini harus terjadi

reff:
tanya hatimu benarkah dirimu
masih mencintai aku
bukankah dulu kau mau menunggu
pernyataan cinta dariku

tanya hasratmu benarkah dirimu
masih membutuhkan aku
bila tak berubah bicara padaku
kepastianlah yang ku tunggu

Thursday, October 19, 2006

BeTe

Hari ini hari BeTe....kurang tidur..pms nggak kunjung kelar..anak sulung selalu membantah, adiknya terus menuntut ..baca bahan kuliah accounting ngga mudeng juga..template blog ancur...giliran piket tapi kantor sepi kayak kuburan.Ugh lengkap sudah!! Dunia kecilku seakan berhenti berputar. Semua jadi menyebalkan!!

Kalo lagi gini..semua jadi merembet kemana mana.. senewen.. frustasi.. pusing!! Nyetir di tol rasanya melayang. Pikiran nggak focus. Penginnya nangis terus. padahal nggak jelas juga nangisin apa. Sumpek aja!! Tampang udah kayak langit mendung...nggak ada senyum tersisa..

Banyak yang bilang bete ato tidak soal pilihan. lha kalo bisa milih bahagia terus ya jelas gue milih itu, sayangnya nggak semua hal berjalan sesuai harapan kan?? banyak keinginan nggak terwujud sesuai yang diminta. rasanya naif banget bilang gue happy soal itu semua!!

Sabar. Ikhlas. Sudah sering nasehat begitu kudengar. Well... aku kan gak mungkin "mendadak religius". Mendadak sabar. Mendadak ikhlas. Sabar dan ikhlas tidak semudah membalik telapak tangan. Lagian semua itu emang betul kalo logika kita yang bicara... tapi saat ini, bete ini. Emang urusan hati.

Akal sehatku seakan berhenti. STOP. Aku seperti sebuah komputer yang hang. Nggak bisa mikir. Yang aku bisa rasakan hanyalah airmataku terus mengalir...sepanjang jalan tol Bintaro yang sepi...sumpek aja!!

Sebuah Potret Lebaran

Lebaran sebentar lagi. Anak-anak udah libur sekolah. Minggu depan kantor cuti masal. Teman-teman mudik. Pembantu pulang kampung. Lebaran sebentar lagi. Walau repot tapi lebaran adalah moment istimewa. Setahun sekali.

Surprise!! kemarin siang aku menerima sms dari sumedang, bunyinya
Apa kabar bu ?
Aku terkejut. Tumben sms dari sumedang datang siang-siang? apakah dia sudah bebas?? Aku membalas dengan antusias "dimana nih??"
Sayangnya, SMS berikutnya masih seperti kemarin dan kemarin. sidang ditunda habis lebaran. doakan saja. salam buat teman-teman....duh? harapan yang sempat terlintas menguap dengan cepat, aku menangis.

Walau berikutnya aku mengetik kata-kata menghibur tapi air mataku mengalir deras. Well, itulah hebatnya sms. Tidak ada emosi yang terbaca lawan bicara disana. Jadi walau aku tulis yang sabar ya..tapi aku sendiri menangis.

Lebaran sebentar lagi. Ketupat, rendang, opor ayam sudah dipesan. Kue-kue sudah diorder. Anak-anak sudah punya baju baru. Ya iyalah..lebaran sudah tinggal seminggu lagi. Sedih membayangkan seorang teman akan berlebaran tanpa keluarga. Tanpa siapa-siapa. Mungkinkah ketupatnya tahun ini terasa sama dengan tahun tahun sebelumnya?

Kalo minggu lalu aku mendengar banyak antusiasme akan mudik, semangat berlebaran dikampung halaman, bersama orang tua, dan kakak adik - khas banget lebaran di Indonesia. Hari ini aku membayangkan sebuah potret yang lain. Sebuah lebaran di tempat yang lain. Ugh!! potret kehidupan manusia memang tak semuanya berwarna cerah. Ada juga yang buram abu-abu.Seperti potret seorang teman yang saat ini jauh di sumedang.

Gema takbir belum lagi terdengar. Lebaran memang masih minggu depan. Aku cuma bisa berdoa smoga dia bisa menjalani lebarannya kali ini dengan ketabahan sebesar gunung. Aku menginggat sepasang orangtua di Bandung, dua orang kakak di Bogor dan dua orang anak di BSD. Potret lebaran mereka tahun ini, tidaklah secerah tahun tahun sebelumnya....

Wednesday, October 18, 2006

Nggak ada lu nggak rame !! -sebuah reuni

"sebelum gue mudik, kapan nih buka puasa bareng ?" begitu rabu sore menjelang magrib Erfan tanya via telp.
Ugh! aku sebetulnya dah malas woro-woro. Tapi sayang juga sih kalo Ramadhan kali ini lewat tanpa buka puasa bareng temen-temen kuliah saat di bogor. Soalnya udah jadi tradisi tiap tahun.

"Gue sih kapan aja bisa. Lu ?" kataku tanpa terlalu antusias.
"Jumat besok aja. Gue ada buka puasa bareng tempat lain, tapi bisa gue kalahin deh"
duh ? woro-woro cuma dalam dua hari ? mepet banget!! Tapi emang kapan lagi?? Minggu depan pasti temen-temen dah pada mudik.
"kalo yang datang dikit ?"
"nggak pa pa lah...yang penting ketemu"

Aku kembali teringat kata-kata Andi saat terakhir ngumpul. Kalo yang datang dikit toh ngobrolnya jadi bisa akrab. Nggak sendiri-sendiri. Hm, boleh juga sih..
"Citos. Jumat pulang kantor. Lu datang kan ? soalnya nggak ada lu nggak rame!!" kataku becanda.
Erfan ketawa keras, kayaknya dia geli mendengar kutipan iklan rokok yang kusebut barusan "ya..ya gue dateng"

Jumat itu, aku dan Mulat bareng dari Bintaro dan sampai di nandos@citos duluan. Kami cuma ngorder satu meja buat berdelapan. Paling segitu yang datang. Menjelang magrib satu-satu mereka muncul. Dahnial sekeluarga. Andi sekeluarga. Erfan datang belakangan. Sayang banget Djarot cancel last minute. Sedikit memang. Tapi persis seperti yang dibilang Andi. Justru lebih akrab.

Seru. Itu yang aku rasakan saat ngumpul bareng mereka. Obrolan yang didominasi Andi berjalan (*halah* pake berjalan, emang rapat DPR/MPR ??) meriah. Rame.Enteng.Menyenangkan.Si Andi emang teman ngobrol yang fun.

Betul Andi berubah banyak. Dia bukan lagi Andi yang kukenal saat kuliah bareng. Kalo dia lagi sharing, kok rasanya jadi "mendadak filsuf". Walau kadang nyelekit juga, tapi kami menangapinya dengan tertawa.

Kita nggak banyak ngabsen kabar temen-temen. Udah basi, udah garing ah... kita lebih banyak sharing. Diskusi, soal kehidupan masing-masing. Sedikit pribadi memang, tapi its fine. Paling tidak menambah wawasan masing-masing kami soal warna kehidupan. Lagian Ini bukan diskusi yang pelik dan serius, ini moment sharing yang light dan penuh tawa.

Hm, aku memandang teman-temanku itu baik-baik. Satu demi satu. Mulat. Dahnial. Andi. Erfan. Aku berusaha menyelaraskan ingatan dengan kenyataan yang ada di meja nandos@citos malam itu. Beberapa potong kenangan melintas cepat. Beberapa moment sebelum dan sesudah kami lulus kembali terbayang. Aku membatin, dulu Andi pernah bilang gini, Danil pernah bilang gitu.Aku tersenyum. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal yang telah berubah...

Yang luarbiasa, satu hal yang tidak berubah walau berbelas tahun telah lewat... keBERSAMAan dengan mereka selalu menyenangkan!! Thanks for the great evening guys...thanks for coming...just remember ...nggak ada lu nggak rame!!

Keep smiling..keep shining
Knowing you can always count on me
For sure...thats what friends are for....

....sepanjang jalan pulang aku jadi ingat salah satu lagu favorit Erfan itu...

Tuesday, October 17, 2006

Hidup cuma mampir...Semua cuma titipan...

Sepenggal obrolan di YM...
Wido: besok pengajian di pondok indah libur
ibin2: kenapa??
Wido: mau pada datang ke pengajian Aa Gym di Masjid PI. Lu dateng aja..
ibin2: ok, thanks infonya...

Aa Gym. Selama ini aku hanya mengenalnya dilayar kaca. Seorang Dai. Juru dakwah yang memikat hati banyak umat...dan catet..bukan cuma muslim...aku pernah mendengar Big Boss di kantor ku dulu mengutip kata-kata Aa Gym dalam acara buka puasa di kantor. Padahal beliau budha... amazing hah ?

Aku merasakan pesona Aa Gym sejak baru sampe ke masjid PI. Ugh!! susah sekali cari parkir buat si mumun yang imut. Dua kali muter gak juga ada tempat tersisa..akhirnya aku putuskan parkir di TR's pondok indah. Berpeluh dikit jalan kaki, soalnya siang itu aku bergamis panjang dan berjilbab :-)

Hidup ini cuma mampir. semuanya cuma titipan..Aam Gym mengingatkan.Hm, kata kata itu begitu berbekas dihati. Walau aku duduk dibarisan belakang. Aku berusaha menyimak baik baik kata kata sang Aa yang legendaris itu.

Kenapa marah dihina tetangga? Nabi yang Mulia saja sering dihina dan tetap sabar..sabar bu sabar..memangnya siapa kita? begitu Aa bilang. Well, majoritas hadirin saat itu emang Ibu-ibu yang semua berjilbab. Maklum saat itu emang hari dan jam kantor.

Duh? ada perasaan malu menohok didada..aku yang suka marah jika dimaki.....aku yang suka bete jika disepelekan...aku yang sebal jika diabaikan. nggak dianggap...emang gue siapa? Nabi yang mulia saja bisa sabar...kemana pergi rasa sabar milikku?

Hidup ini cuma mampir.....Ugh!! Betul banget. Hidup ini gak abadi. semua akan mati. Kehidupan di dunia ini cuma fana. Kehidupan kelaklah yang abadi. Kehidupan dunia adalah kesempatan mencari bekal untuk kehidupan berikutnya yang kekal. Sayangnya kita sering lupa soal itu...

Semuanya cuma titipan....duh? Iya sih...tapi menginggat dua buah hatiku yang lucu itu, rasanya kok aku tak bakal sanggup kehilangan mereka. Titipan berarti bukan milikku. Mereka milik-Nya. Aku tak punya kuasa apapun atas hidup mereka..Sayangnya kita sering nggak sadar soal itu...

Well, walau ceramah Aa Gym cuma sejam, tapi begitu membekas. Harus diakui aku jarang pergi pengajian. Harus diakui kini aku membutuhkannya. Agar aku selalu ingat bahwa hidup ini cuma mampir, semuanya cuma titipan...

Sepenggal obrolan di telp...
Bintari : Lu masih suka datang pengajiannya Arifin Ilham. Di depok ya?
Arya : Masih, Tapi ramadhan ini ditiadakan. Break dulu.
Bintari : uhm, nggak pa pa sih...tapi kalo udah aktif lagi gue diajak dong..sms aja..
Arya : Insya Allah ya...

Monday, October 16, 2006

Sebuah lagu dangdut tentang Mandul.

"Istri gue sensitive banget. Dia marah kalo gue nyanyi lagu mandul" begitu kata seorang sahabat yang jago nyanyi -hobby karaoke- dan sempat mengalami keterlambatan punya anak. 5 tahun bukan waku yang pendek.

Tadinya aku nggak tau lagu itu. Maklum itu lagu duet dangdut yang nggak terlalu populer. Sampai suatu saat aku mendengar lagu itu muncul di teve

Cintaku padamu tak akan pudar
Walau seumur hidupmu dalam kemandulan

Hm, rasanya nggak ada yang salah dengan lagu itu.Bagus aja. Kenapa musti marah ?
Aku lalu menyimak syair berikutnya yang dinyanyikan si cewe

Kurasa tiada sempurna kebahagian kita
Tanpa ada nya seorang putra penahan jiwa

Well, aku bisa memahami kekecewaan para istri mandul yang diwakili syair dangdut itu.Lagu dangdut. Memang selalu sederhana dalam berkata-kata. Apa adanya. Memang bener sensitive sih.

Apa sih Mandul? Infertile ? Obgynku -seorang dokter kandungan senior yang sudah berumur-mendefinisikan sebagai Jika pasangan menikah dan aktif secara sexual, dalam kurun waktu satu tahun pertama tidak juga hamil. Maka sudah bisa dikatakan mandul.

Hamil. Punya anak. Memang impian semua perempuan menikah. Seorang putra penahan jiwa, seperti pinta lagu dangdut tadi. Tapi kenapa ya di budaya kita, jika pasangan mandul, nggak punya anak, umumnya semua tudingan jatuh ke pihak perempuan. kamu mandul!! Kok Sedih betul jadi perempuan?.

Padahal mandul bukan melulu urusan perempuan. Banyak jug amandul yang disebabkan pihak laki-laki lho. Untung saja sekarang sudah umum diterapkan procedure baru. Yang pertama di periksa adalah pihak laki-laki. Jika laki-laki nggak bermasalah baru pindah ke perempuan.

Kenapa ? karena pemeriksaan laki-laki lebih sederhana dan murah. Berabe kan kalo si perempuan sudah menjalanai procedure macem-macem yagn menguras budget. Eh pada akhirnya baru ketahuan bahwa yang mandul di laki-laki. Menurutku sih ini prosedure yang adil.

Memang organ perempuan lebih kompleks. Kadangkala everything oke. sulit dicari sebab mengapa tidak juga hamil. Makanya untuk urusan mandul perempuan memang lebih care. Lebih sensitive. Suami Kawin lagi. Bercerai. Jadi hal yang merisaukan perempuan mandul.

No wonder sku melihat banyak perempuan melakukan apapun untuk mengatasi kemandulan. Berobat dokter atau alternative..Betul kemandulan Ada yang bisa teratasi dengan bolak-balik laparoskopis, tapi ada juga yang sampai opeasi bedahpun tidak ada solusi.

Obgynku pernah sharing beini "Jadi dokter kandungan membuat saya melihat dua sisi kehidupan. Bayak remaja tidak mau meneruskan kehamilan yang terlanjut terjadi. Sebaliknya banyak juga perempuan menikah yang rela keluar uang banyak untuk obat dan operasi, agar bisa hamil". Aku miris mendengarnya.

Jika kita percaya Jodoh, rejeki dan Mati ditangan Tuhan. Seharusnya kita juga yakin bahwa bahwa anak-anak itu adalah bagian dari rejeki. Betul manusia bisa berupaya untuk mengatasi kemandulannya, tapi pada akhirnya semua berserah kembali pada-Nya.

Jangan kau sedih jangan kau berduka
Mohon pad Nya dalam berdoa

Begitu sepotong syair penutup lagu dangdut tentang mandul yang kudengar di teve. Lagu dangdut. Memang selalu sederhana dalam berkata-kata. Jujur apa adanya.

Sunday, October 15, 2006

What Planet Are You From?

Udah lama gue pernah baca buku best seller "men from mars and women from venus"...ternyata quiz ini menawarkan opsi lain...hasilnya...bisa diliat dibawah ini..ternyata fun juga.




You Are From Mercury



You are talkative, clever, and knowledgeable - and it shows.

You probably never leave home without your cell phone!

You're witty, expressive, and aware of everything going on around you.

You love learning, playing, and taking in all of what life has to offer.

Be careful not to talk your friends' ears off, and temper your need to know everything.



How Open Are You?

Banyak yang bilang aku terlalu open. menurutku nggak juga sih...well, mungkin batasan open tiap orang berbeda ya...makanya aku coba quiz berikut.
dan hasilnya...bisa diliat dibawah ini...well, not bad at all kan ?



You Are 68% Open



You're a pretty open person - and you don't mind sharing the good, bad, and sometimes ugly.

And while sometimes you do catch yourself blabbing on, you usually exhibit restraint.

You're openness is quite refreshing, and it encourages other people to be open with you!


How Intuitive Are You?

Kadang aku punya mimpi yang jadi kenyataan. Kadang aku punya intuisi yang tepat. Aku punya six sense yang akurat. Makanya aku penasaran dengan quiz berikut.
Ternyata hasilnya..bisa diliat disini..




You Are 72% Intuitive



You are a very intuitive person. And luckily, your intuition is normally right.

You're wise enough to know that relying on intuition alone can be dangerous.

When your intuition seems really off, you tend to ignore it - and look at the facts instead.



Are You a Romantic or Realistic ?

Kadang aku berpikir. Apakah aku perempuan yang romantis atau realistis ??

Kalo aku romantis, kenapa aku selalu sinis pada film dan cerita yang happy ending? kenapa aku mencibir pada liryk lagu yang penuh kata gombal? Hai!! Hidup ini tidak semanis semua itu, sayang...!!

Kalo aku realistis, kenapa aku selalu berharap dan tersanjung jika ada yang memberiku bunga? Kenapa aku selalu mengingat setiap kata manis yang terucap? Well, ternyata hidup ini masih punya sesuatu yang indah kok...!!

Aku mencoba quiz ini dan ternyata jawabannya..... bisa diliat dibawah ini..Hm, kayaknya bener sih..wieks!! what do you think?




You are a Romantic Realist



Okay, so you fall in the middle.
You know that love isn't like a greeting card...
Yet you can always find a greeting card to describe your feelings.
You are the best of both worlds
Girly yet independent, dreamy yet serious.

Almost any guy can find balance with you.



Friday, October 13, 2006

Rejeki Udah Ada Yang Ngatur

"Rejeki mah udah ada yang ngatur" begitu kata tukang ojek di pangkalan ojek dekat rumah, menanggapi keluhan temannya "kenapa ya hari-hari ini sewa sepi". Aku tersenyum miris mendengar ucapan mereka. Saat itu aku sedang mencegat angkot ke pasar pondok labu. Disana susah parkir makanya aku malas bawa mobil. Mending merakyat. Naik angkot.

Pasar Pondok labu adalah pasar tradisional. ngapain ? survey market. Buat apa ? tugas kuliah marketing. Cek distribusi. harga jual. kondisi kompetisi suatu product dengan banyak band. Group kami memilih susu kental manis. Frisian flag. Indomilk, carnation, cap enak, cap nona, dst.

Visit pasar buat interview, cek harga dan distribusi bukan hal yang asing buatku yang punya pengalaman panjang di marketing. Hanya saja diluar tugas utama itu, aku prihatin melihat nasib para pedagang itu.

Pasar tradisional. Wet market. Hanya jadi preference buat product-product yang fresh. Daging. Ayam, Buah dan sayur-sayuran. Untuk product diluar yang fresh, sekarang orang memilih pasar modern. Hypermart banyak. Supermaket membanjir. Minimarket nyaris mengusur warung perorangan. Aku kembali miris.

Dari hasil ngobrol dengan para pedagang , terutama pemilik warung aku prihatin.
"Saya bisa jualan cuma kalo minimarket depan udah tutup neng"
"saya dulu bisa jual 12 karton sebulan neng..sekarang mah boro boro. 2 karton aja susah"
"saya nggak ngerti kenapa supermarket bisa jual murah ? pan saya dapat dari agennya juga dah mahal"

Aku tersenyum kecut. Modern market memang memotong jalur distribusi. Mereka langsung disuplay dari produsen. Produsen melayani karena mereka mengorder dalam jumlah besar. Karenanya modern market juga punya bargain power untuk minta discount yang besar ke produsen, makanya mereka bisa jual lebih murah dibanding toko kelontong karena mengejar volume yang besar. Supaya inventorynya berputar. Kan itu cuma berlaku buat product-product yang fast moving, untung yang slow moving sih tetep aja lebih mahal!! Dan sayangnya nggak banyak orang yang aware akan hal itu, consumer pikir lebih enak belanja di modern market. Bersih, lengkap, nyaman dan murah lagi. Tapi bagaimana masa depan pasar trasional dan toko kelontong ?? Ugh!! aku yang bertahun-tahun berkutat dengan pemasaran kembali miris.

Sebetulnya tidak masalah ada modern market, kalo tujuannya melengkapi bukan menghabisi tradisional market. Target marketnya beda. Positioningnya beda. Butuh aturan main yang jelas. Sekarang ini antar modern market saja sudah saling canibalisasi. Apa iya mereka pernah perduli sama nasib pedagang di pasar tradisional ??

Betul, rejeki udah ada yang ngatur. Semua di tangan Tuhan. Seperti yang dibilang tukang ojek yang kusebut diatas....tapi melihat realitas ketidakadilan itu hatiku menjerit. Aku melihat pasar tradisional semakin hari semakin lengang. Aku miris membayangkan bagaimana kelangsungan usaha para pedangan non product fresh di pasar tradisonal itu. Jika pengusaha modern outlet tidak perduli, seharusnya pemerintah perduli ...

Well, aku mungkin cuma bisa omong doang...buktinya aku pribadi juga selalu belanja di modern outlet, sebab nyaman, lengkap, bersih dan aku tau mana yang murah mana yang mahal....ugh!! aku memang cuma bisa ngomong doang...karena aku bukan siapa-siapa. Orang-orang di partai politik. Bapak Ibu di DPR-MPR. Pejabat-pejabat di Pemda itu yang seharusnya memikirkannya...

Apakah mereka juga berpikir sederhana seperti tukang ojek dekat rumah yang kusebut diatas? "rejeki udah ada yang ngatur, neng....mau kemana ? pondoklabu ? naik ojek aja neng, angkotnya lama. sepuluh ribu ya?" Aku menggeleng dan tersenyum miris.

Wednesday, October 11, 2006

Sebuah Kepergian di Bulan Ramadhan

Dering telp tengah malam atau pagi buta umumnya bukan tentang kabar baik. Makanya aku berdebar saat subuh tadi telp berdering di rumah. Telp dari Condet. Mamah menangis mengabarkan, kakaknya meninggal.

Duh ? padahal baru saja kemarin malam seusai magrib mamah menelphon
"Bunda, besok pagi nemenin mamah negok bude Ani bisa ?"
"Bisa...Eh,Bude kenapa ?" tanyaku heran
"Barusan yu sum telp tadi pagi Bude nggak sadarkan diri dan langsung dibawa mas Arif ke RSPPertamina. Sekarang di ICU."
Hm, Rumah Bude Ani memang cuma bersebrangan dengan RSPPertamina. Kaget juga sih, kok tiba-tiba masuk ICU ? Ah, besok toh kita akan menengok kesana.
"Iyalah.. Besok kita kesana pagi pagi ya Mah.." Aku mengkonfirmasi.

Belum sempat kami menengok, hari ini subuh tadi mamah menerima telp dari Mas Arif sepupuku-Bude Ani telah tiada jam 4.30. Kami berduka.

Papi bilang Bude dimakamkan jam 10. Aku bergegas pergi sendiri karena Ayah ke Surabaya. Ini jam berangkat kantor, pasti macet. Seperti kuduga jalan merayap sepajang Pondok Indah Radio Dalam. Sambil menyetir aku mengingat kembali Budeku itu. Seorang perempuan cantik yang fasih berbahasa belanda. Beliau selalu hadir jika mamah mantu. Ikut sibuk sejak acara siraman dirumah,Ijab di masjid sampai resepsi di gedung. Sejak mbak Ary sampai terakhir adikku Bram.

Aku mulai menghitung. Mamah 7 bersaudara-beliau nomor 6, dengan meninggalnya Bude An diusia 72, mereka kini tinggal ber-3. Hm sedih betul ? Sepanjang jalan yang padat merayap air mataku mengalir mengingat kebaikan dan perhatian Bude An kepada keluarga besar kami.

Di depan jenasah Bude aku tak kuasa menahan tangis. Dalam balutan kain kafan putih beliau terlihat cantik seperti masa hidupnya. Aku berdoa untuknya. Semoga Allah mengampuni dosanya, menerima amal ibadahnya dan menempatkan beliau di surga yang abadi.

Aku menghampiri mas Arif yang sembab karena banyak menangis. Aku kembali berkaca-kaca saat memeluk mas Arif dan berbisik "sing tabah yo Mas.." Mas Arif cuma menggangguk "terimakasih dik Bin" Well, mas Arif sangat dekat dengan mamanya, dia pasti sangat kehilangan karena dia anak tunggal, apalagi Pakde Hamid -papanya-sudah meninggal beberapa tahun silam. Aku cuma bisa mendoakan Allah memberikan kekuatan pada sepupuku itu.

Bapak, Papi dan Mami cuma sebentar melayat. Mereka harus kekantor. Aku dan mamah menunggu sampai Dzuhur untuk mengantar Bude sampai ke makam. Mas Arif kembali menangis saat memberikan sambutan. Duh? Ini benar-benar moment yang menyedihkan buat kami.

Kematian pasti datang. Kapanpun itu. Siapa yang menduga Bude An akan pergi dengan begitu tiba-tiba. Seorang tamu berbisik menghibur Mas Arif, "Kita semua sayang tante An, tapi Allah lebih menyayangi beliau sehingga memanggil tante An duluan." Mas Arif mengganguk tanda mengerti. Duh ? Aku terenyuh. Di bulan ramadhan yang penuh berkah ini, kami merelakan kepergian seorang perempuan, seorang Ibu, seorang kakak, seorang adik, seorang Bude, seorang tante yang kami sayangi. Allah telah memanggilnya berpulang.

Rumah tua dan besar di jalan Leuser itu akan lengang sepeninggal Bude An. Aku tak bisa bayangkan betapa sepi hari hari mas Arif yang masih single berikutnya. Selamat jalan bude An....Smoga tabah mas Arif. Kami berdoa untukmu.Innalillahi wa innalillahi rojiun..

Selesai pemakaman di TPU Tanah Kusir Mamah bilang "udah Mamah didrop di pangkalan taxi aja." Mamah tidak ingin merepotkanku mondar mandir. Aku memang lebih dekat untuk pulang.
Hm, aku memandang mamahku baik-baik, betul beliau memang terbiasa naik taxi kemana mana, tapi mengingat mas Arif baru saja kehilangan ibunya, sedapat mungkin aku ingin berbuat baik pada ibuku....Well, kita tak akan pernah tau, aku atau mamahku yang akan duluan berpulang menghadap Allah SWT.

Aku menyetir karimunku masuk ke pinto tol veteran Bintaro. Aku menangantar Mamah pulang ke condet...I love you, Mom....

Friday, October 06, 2006

Lebih Bersyukur di Sisa Ramadhan

Setelah melewatkan seminggu penuh kecemasan akhirnya sampai juga hari kamis yang ditunggu. Hari kamis jadwal praktek dokter Bambang di RSPI. Aku diagendakan baca hasil patologi dan pap smear. Jam lima teng aku sudah diruang tunggu poli kebidanan, dapat no satu. Biasanya dokter praktek jam lima tapi karena ini ramadhan, kata suster dokter Bambang mulai habis berbuka. whatever...terserah deh, daripada aku cemas sendirian di rumah aku lebih nyaman duduk disitu.Berbagi cerita dengan perempuan2 hamil yang antri menunggu dokter yang lain, saat itu ada 4 dokter praktek pararel.

Menjelang magrib Ayah udah sampai jadinya kt sempat berbuka dan sholat dulu dimushala lt2, jam 7 baru dokter Bambang datang pastinya dari RSPPertamina, beliau memang bukan dokter tetap di RSPI.
"Bagaimana hasil papsmearnya. dok?"
Dokter membuka map fileku yang sudah setebal bantal. no wonderlah.hampir 12 tahun aku jadi pasien dokter Bambang.
"normal nih.masalah ibu memang bukan dileher rahim tapi dirahimnya"
"maksudnya?"
Dokter mengambil hasil patologi.membaca baik baik. " endometrial hyperplasia tapi nggak ganas"

syukurlah. Alhamdulillah. Aku senang mendengar kata nggak ganas.
"Apakah bisa dikoreksi? hiperplasia itu?"
Dokter bambang mengeleng." rahim normal 7 cm. hyperplasia ini membuat rahim ibu 9 cm. volumenya membesar kan, hal ini bikin ibu akan mens selama 2 minggu, seterusnya"

Hm, aku ingat kutipan artikel kesehatan berikut:
The endometrium is the tissue lining the uterus. When the endometrium becomes unusually thick it is called endometrial hyperplasia. Hyperplasia may cause profuse or extended menstrual bleeding.

"Bahayakah?"
"yang saya concern ibu harus jaga jangan sampai HB terlalu rendah. Anemia terjadi kalo bleeding terlalu banyak"
Ayah speechless. Dia emang gak tahan kalo udah urusan bleeding.
"wah? cek HB kan musti di lab dok"
"Memang. Lakukan rutin. minimal harus 11. Kalo sampai 9 segera kedokter jangan sampai drop 7 kayak kemaren. nggak perlu surat pengantar dari dokter. Datang aja ke lab prodia terdekat bilang mau cek HB."
ugh! ribet bener ya?

"apa nggak ada solusi lain?" aku mendesak
Dokter menatapku baik baik "angkat kandungan..tapi itu nggak simple" Berikutnya dokter menjelaskan prosedur dan rumitnya operasi itu.
Oh No!! Definitely Not!! Aku tercekat. sekiranya ada yg ganas pun aku nggak rela rahimku diangkat!! apalagi gak ganas gini...ganti aku yang mengeleng cepat "nggak dok..saya masih pengin punya anak"
"coba kita USG dulu...silahkan"

Dokter menerangkan dilayar USG kondisi rahimku yang abnormal krn hyperplasia itu. well. aku nggak mudeng dengan tampilan dilayar itu . Aku percaya aja deh. dokter Bambang kan emang expert soal begituan.

Sekembalinya ke meja dokter memandang kami-aku dan ayah serius "dengan kondisi ini, terus terang saya sampaikan...sulit buat hamil. Apalagi usia ibu hampir 40 ya. Tapi kehamilan semuakan atas kehendak Allah ya Bu. kalau memang Allah menghendaki semua masih bisa terjadi, ya Pak"

Aku tertegun, melirik Ayah. Dia udah gelisah.Nggak nyaman denger diskusi jeroan gini. Aku menganti topik konsultasi soal jadwal menstruasi yang berhubungan dengan rencana pergi haji.
"Datang aja kesini 2 minggu sebelum berangkat. nanti saya resepkan obat penunda haid. Tapi yang penting koreksi HBnya dulu. pergi haji butuh fisik yang kuat ya Bu. Emang dokter yg periksa kesehatan calon haji gak komentar soal HB ibu?

"saya udah liat lagi filenya, dok. HB saya saat itu 8.5 dan saya dinyatakan sehat"
"saya dua kalinya dok, HB saya 15" ayah membandingkan.
"wah HB atlit itu.Hati hati juga pak..musti tetap olahraga menghindari darah terlalu kental" Wah, Ayah juga baru tahu soal itu!! Setelah sedikit berkomentar pada ayah, dokter kembali menatapku."kalo menurut saya dibawah 11 itu nggak sehat Bu.pusing.lesu.cepat capai.karena kurang asupan oksigen"

Dokter mengkuliahi aku soal fungsi dan pentingnya sel darah merah. Aku manggut manggut serius padahal itukan basic banget. Nggak perlu sekolah kedokteran untuk tau itu. Aku bertanya sedikit penasaran "apa boleh saya rutin minum sangobion?"
"Boleh.tapi ada efek sampingnya. Konstipasi. Makanya dibantu dengan rajin makan buah dan sayur ya bu.." Ayah nggak bertanya blas. Dia emang cuma datang buat menemaniku. Dokter lalu meresepkan aku sangobion

Aku merasa cukup lama berkonsultasi, 30 menit sudah berlalu.Kami segera bilang terimakasih dan keluar ruang praktek paling kiri itu.wah..masih banyak pasien yang mengantri.

Hm. aku bersukur tidak ada yang ganas. Aku tetap bisa mempertahankan rahimku walau kecil kemungkinan bisa hamil lagi, dan selama itu dipertahankan aku harus bersiap pada anemia. Well, mudah-mudahan ini bisa kujalani dengan baik, karena toh aku sempat membayangkan yang lebih serius dari itu.

Allah pastinya tau secara kejiwaan aku begitu fragile, begitu labil secara emosi. Makanya Allah hanya memberiku peringatan sebatas yang aku mampu jalani. Allah memang maha mengetahui.

Kamis kemarin-bolos kuliah accountingku yang tiga kali berturut-mengakhiri semua kelelahan mental yang kualami 2 minggu ini. Menghapus airmata cemas yang sering tumpah. Akhirnya aku punya kepastian akan apa yang aku hadapi.

Berikutnya aku akan berusaha memanfaatkan sisa ramadhan ini sebaik baiknya. Untuk lebih bersyukur atas semua rahmat yang selama ini diberikan-Nya. Bersyukur bahwa walau aku "bandel" aku tetap mendapat kasih sayang Allah SWT. Pastinya ini salah satu berkah Ramadhan untukku.
Alhamdulillah, betapa beruntungnya aku!!