Tuesday, November 14, 2006

Menjemput Hidayah

Hari minggu kemarin adalah manasik terakhir kami. Terselip rasa malu...jika teringat saat Ayah mendaftar haji dua tahun lalu ditahun 2004.
"Bunda...Ayah udah daftar ONH buat kita berdua lho ya.."
Ayah yang memanage keuangan kami memang leluasa untuk melakukan itu.

Saat itu Ayah tidak menanyakan apakah aku sudah merasa terpanggil? Apakah aku sudah siap ? Ayah yang jauh lebih religius dariku emang rada memaksa diriku ikut berhaji. Menurutnya, kami -Insya Allah- mampu, dan Haji menjadi hal yang wajib bagi kami. Pada prinsipnya sih aku ok ok aja..

"Emangnya kapan berangkat?" tanyaku acuh tak acuh
"Katanya waiting list..perkiraan akhir 2006"
Ah, masih lama, pikirku. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri, dan aku kembali tenggelam dalam kesibukan pekerjaan.

Dua tahun berlalu cepat. Walau pada awalnya aku cemas akan kesiapanku pergi haji, tapi setelah mengikuti manasik pertama di bulan Agustus lalu, hatiku mulai terbuka...too late hah ? but better late than never…

Hidayah memang harus dijemput, begitu kata seorang teman. Uhm, rasanya kini saatnya bagiku untuk menjemput Hidayah Allah. Makanya aku lalu membaca buku agama dan aku baru menyadari Haji adalah ibadah yang begitu mulia, begitu banyak berkah dan ampunan, begitu luar biasa....Alhamdulillah kesadaran itu akhirnya datang juga tanpa dipaksakan.

Luruskan Niat, Bersihkan Hati, Ibadah Haji hanya untuk mengharap Ridha dari Allah. Berharaplah menjadi Haji mabrur...karena Allah menjanjikan Surga bagi para haji yang mabrur...Subhanallah..begitu luar biasa ya..Aku terus membaca dan membaca tentang keutamaan ibadah haji dan hal itu makin membuatku bersyukur...aku merasa beruntung..aku insya Allah segera punya kesempatan untuk itu..

Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaikka la syarikala labbaik...

Aku selalu saja berkaca kaca saat berlatih membaca talbiah.Aku beruntung. Aku bersyukur Ayah telah mendaftarkan kami untuk haji sejak dua tahun lalu...Aku bersyukur punya suami yang memberiku begitu banyak kebebasan, tapi tetap mampu membimbingku dijalan yang benar...Seperti bermain layang layang, Ayah tau kapan harus mengulur benang untuk memberiku kebebasan mengaktualisasikan diri, tapi juga tau kapan harus menarik benang kontrol agar aku tidak kebablasan...

"Ayah masih di singapore sampe tanggal 18..bunda yang jemput Ibu sama Papa di airport ya..pake aja sopir ma mobil ayah.."

"bisalah..insyaAllah Jumat Bunda nggak ada acara" Aku menyanggupi untuk menjemput mertuaku yang akan datang dari Jambi di bandara.

Keberangkatan kami insya Allah tinggal dua minggu lagi..sayangnya Ayah masih sibuk banget. Ayah masih harus ikut empat hari training di singapore. Duh ? itu kan cuma seminggu dari jadwal keberangkatan kami..Ugh!! Mepet banget sih??

Aku membuang perasaan cemas jauh jauh. Aku percayakan keselamatan Ayah kepada Allah. Karena Allah lah pemilik semua kehidupan.Aku memeluk Ayah yang masih sibuk didepan komputer, dan berbisik..

Uhm, thanks for being such a great husband, honey..I love you
I love you more, gorgeous

Honey, do you realize ??
Yup? What ?

We will have our anniversary* there.. in mecca..
I know..so we could ask Allah for always blessing our marriage ..our kids..our family..we'll ask directly at Baitullah...

wow..I'm touched...its wonderful opportunity..

Aku sungguh beruntung... Sudah seharusnya aku berhenti mengeluh dan lebih banyak bersyukur ... Allhamdulillah... Aku akan menjemput hidayahku dengan pergi berhaji bersama suami-insya Allah- akhir bulan ini...

* 12/12/93 - 12/12/06

No comments: