Friday, October 06, 2006

Lebih Bersyukur di Sisa Ramadhan

Setelah melewatkan seminggu penuh kecemasan akhirnya sampai juga hari kamis yang ditunggu. Hari kamis jadwal praktek dokter Bambang di RSPI. Aku diagendakan baca hasil patologi dan pap smear. Jam lima teng aku sudah diruang tunggu poli kebidanan, dapat no satu. Biasanya dokter praktek jam lima tapi karena ini ramadhan, kata suster dokter Bambang mulai habis berbuka. whatever...terserah deh, daripada aku cemas sendirian di rumah aku lebih nyaman duduk disitu.Berbagi cerita dengan perempuan2 hamil yang antri menunggu dokter yang lain, saat itu ada 4 dokter praktek pararel.

Menjelang magrib Ayah udah sampai jadinya kt sempat berbuka dan sholat dulu dimushala lt2, jam 7 baru dokter Bambang datang pastinya dari RSPPertamina, beliau memang bukan dokter tetap di RSPI.
"Bagaimana hasil papsmearnya. dok?"
Dokter membuka map fileku yang sudah setebal bantal. no wonderlah.hampir 12 tahun aku jadi pasien dokter Bambang.
"normal nih.masalah ibu memang bukan dileher rahim tapi dirahimnya"
"maksudnya?"
Dokter mengambil hasil patologi.membaca baik baik. " endometrial hyperplasia tapi nggak ganas"

syukurlah. Alhamdulillah. Aku senang mendengar kata nggak ganas.
"Apakah bisa dikoreksi? hiperplasia itu?"
Dokter bambang mengeleng." rahim normal 7 cm. hyperplasia ini membuat rahim ibu 9 cm. volumenya membesar kan, hal ini bikin ibu akan mens selama 2 minggu, seterusnya"

Hm, aku ingat kutipan artikel kesehatan berikut:
The endometrium is the tissue lining the uterus. When the endometrium becomes unusually thick it is called endometrial hyperplasia. Hyperplasia may cause profuse or extended menstrual bleeding.

"Bahayakah?"
"yang saya concern ibu harus jaga jangan sampai HB terlalu rendah. Anemia terjadi kalo bleeding terlalu banyak"
Ayah speechless. Dia emang gak tahan kalo udah urusan bleeding.
"wah? cek HB kan musti di lab dok"
"Memang. Lakukan rutin. minimal harus 11. Kalo sampai 9 segera kedokter jangan sampai drop 7 kayak kemaren. nggak perlu surat pengantar dari dokter. Datang aja ke lab prodia terdekat bilang mau cek HB."
ugh! ribet bener ya?

"apa nggak ada solusi lain?" aku mendesak
Dokter menatapku baik baik "angkat kandungan..tapi itu nggak simple" Berikutnya dokter menjelaskan prosedur dan rumitnya operasi itu.
Oh No!! Definitely Not!! Aku tercekat. sekiranya ada yg ganas pun aku nggak rela rahimku diangkat!! apalagi gak ganas gini...ganti aku yang mengeleng cepat "nggak dok..saya masih pengin punya anak"
"coba kita USG dulu...silahkan"

Dokter menerangkan dilayar USG kondisi rahimku yang abnormal krn hyperplasia itu. well. aku nggak mudeng dengan tampilan dilayar itu . Aku percaya aja deh. dokter Bambang kan emang expert soal begituan.

Sekembalinya ke meja dokter memandang kami-aku dan ayah serius "dengan kondisi ini, terus terang saya sampaikan...sulit buat hamil. Apalagi usia ibu hampir 40 ya. Tapi kehamilan semuakan atas kehendak Allah ya Bu. kalau memang Allah menghendaki semua masih bisa terjadi, ya Pak"

Aku tertegun, melirik Ayah. Dia udah gelisah.Nggak nyaman denger diskusi jeroan gini. Aku menganti topik konsultasi soal jadwal menstruasi yang berhubungan dengan rencana pergi haji.
"Datang aja kesini 2 minggu sebelum berangkat. nanti saya resepkan obat penunda haid. Tapi yang penting koreksi HBnya dulu. pergi haji butuh fisik yang kuat ya Bu. Emang dokter yg periksa kesehatan calon haji gak komentar soal HB ibu?

"saya udah liat lagi filenya, dok. HB saya saat itu 8.5 dan saya dinyatakan sehat"
"saya dua kalinya dok, HB saya 15" ayah membandingkan.
"wah HB atlit itu.Hati hati juga pak..musti tetap olahraga menghindari darah terlalu kental" Wah, Ayah juga baru tahu soal itu!! Setelah sedikit berkomentar pada ayah, dokter kembali menatapku."kalo menurut saya dibawah 11 itu nggak sehat Bu.pusing.lesu.cepat capai.karena kurang asupan oksigen"

Dokter mengkuliahi aku soal fungsi dan pentingnya sel darah merah. Aku manggut manggut serius padahal itukan basic banget. Nggak perlu sekolah kedokteran untuk tau itu. Aku bertanya sedikit penasaran "apa boleh saya rutin minum sangobion?"
"Boleh.tapi ada efek sampingnya. Konstipasi. Makanya dibantu dengan rajin makan buah dan sayur ya bu.." Ayah nggak bertanya blas. Dia emang cuma datang buat menemaniku. Dokter lalu meresepkan aku sangobion

Aku merasa cukup lama berkonsultasi, 30 menit sudah berlalu.Kami segera bilang terimakasih dan keluar ruang praktek paling kiri itu.wah..masih banyak pasien yang mengantri.

Hm. aku bersukur tidak ada yang ganas. Aku tetap bisa mempertahankan rahimku walau kecil kemungkinan bisa hamil lagi, dan selama itu dipertahankan aku harus bersiap pada anemia. Well, mudah-mudahan ini bisa kujalani dengan baik, karena toh aku sempat membayangkan yang lebih serius dari itu.

Allah pastinya tau secara kejiwaan aku begitu fragile, begitu labil secara emosi. Makanya Allah hanya memberiku peringatan sebatas yang aku mampu jalani. Allah memang maha mengetahui.

Kamis kemarin-bolos kuliah accountingku yang tiga kali berturut-mengakhiri semua kelelahan mental yang kualami 2 minggu ini. Menghapus airmata cemas yang sering tumpah. Akhirnya aku punya kepastian akan apa yang aku hadapi.

Berikutnya aku akan berusaha memanfaatkan sisa ramadhan ini sebaik baiknya. Untuk lebih bersyukur atas semua rahmat yang selama ini diberikan-Nya. Bersyukur bahwa walau aku "bandel" aku tetap mendapat kasih sayang Allah SWT. Pastinya ini salah satu berkah Ramadhan untukku.
Alhamdulillah, betapa beruntungnya aku!!

No comments: