Friday, February 16, 2007

Asrama Haji Pondok Gede – Sebuah Akhir Perjalanan.

Pesawat Garuda kami mendarat dengan mulus di Sukarno Hatta jam lima sore. Meleset tujuh jam dari jadwal semula. Uhm, mudah mudahan nggak pake ceremony lagi, batinku.

Pintu pesawat dibuka, seorang perwakilan dari depag masuk dan mengucapkan selamat datang di tanah air. Kemudian seorang dari depag juga memimpin doa bersama. Yang aku heran, kenapa bapak itu menangis saat berdoa?

Well, kami adalah kloter haji regular yang pertama mendarat di Jakarta. Mungkin petugas dari depag itu teringat dan menyesali akan masalah catering di armina. Ah, sutralah. Untung acara ceremony diadakan dipesawat, jadi bisa cepat kelar.

Seperti yang sudah kami duga, kedatangan kami sudah disambut oleh banyak wartawan. Dengan adanya masalah catering armina kemarin , pastilah wartawan ingin mendengar dari kami sendiri bagaimana kondisi sebenarnya. Maklum kami kloter pertama haji regular yang mendarat di Jakarta.

Beberapa teman diwawancarai, uhm, untunglah semua itu tak berlama lama. Kami ingin segera sampai rumah. Dengan sepuluh bis kami dibawa ke pondok gede. Dua buah truk berjalan di depan kami berisi koper-koper besar jamaah. Uhm, welcome back to Jakarta.

Saat bis masuk halaman parkir asrama haji pondok gede banyak banget orang melambai lambai sampai pagar pembatas asrama. Ugh!! Tak sabar rasanya untuk segera bertemu dengan orang orang tercinta. Dengan cepat aku bisa melihat Bram dan Bapak dihalaman asrama…aku segera turun dari bis…aku menangis saat memeluk Bram..aku menangis saat memeluk Bapak…Haru dan senang tumpang tindih dihati..

Rupanya hanya Bapak dan Bram yang bisa masuk ke halaman asrama. Iqbal-Aim dan keluarga yang lain cuma bisa menunggu di tempat parkir. Setelah urusan koper semua beres, dengan memakai porter kami menuju mobil diparkir.

Waaaaah bahagianya bisa bertemu anak anak kembali!! Iqbal memelukku erat erat. Seakan tak ingin lepas. Kami menangis bersama. Aim ikut-ikutan juga memeluk, tapi dia tidak menangis. Ah Aim, Bunda kangen sayang…Berikutnya aku ganti memeluk Mamah. Kami menangis bersama...

Semua keluarga bergantian memeluk. Papa dan Ibu Mertua.. Adik adik suami. Adik bungsuku, Adik iparku dan Adik-adik ipar suami. Keponakan-keponakan juga ikut !! Aku senang sekaligus heran lalu bertanya “Semua komplit ya? kalian berapa mobil?” tanyaku. “empat” jawab tante Susi “dua dari cirendeu, dua dari condet”.

Masya Allah?! Kalo sepasang jamaah yang jemput ampe empat mobil gini, no wonder asrama haji pondok gede macet total!! Setelah menunggu hampir satu jam, baru mobil kami bisa bergerak keluar. Alhamdulillah. Sepanjang perjalanan pulang aku banyak bersyukur. Bahagia rasanya bisa berkumpul lagi ditengah keluarga dengan selamat.

Epilog-Sedikit sahabat, segambreng teman teman..

Waalaikumsalam, Bu Haji.. alhamdulillah sdh kembali dgn selamat, Kabar2i blm banyak. Minggu lalu bla..bla..bla (disensor..)
Wa'laikum salam, syukurlah selamet sampe rumah bla..bla.. (disensor juga..)
Aku tersenyum membaca dua sms dari sedikit sahabat yang kupunya. Senang rasanya bisa keep in touch lagi ma mereka.

Ass, mba, udh djkt?
hai Tan, udah balik dari hajj?
Udah pulang Bin ?
Lagi istirahat ya ?
Welcome home..he..he..kangen juga neh..
Elu kapan datang?
Gimana disana Bin?
Eh, kapan sampe Bin?
Lho si mbak, kapan pulangnya ??
Selamat datang di tanah air, mbak
Wah kangen lho.. kelas marketing sepi nih tanpa mbak..
I miss you... yes, I do (weiiiks!!)
Aku tersenyum lebar meladeni banyak sms dan dering telp yang bertubi tubi. Waaah seru rasanya sudah bisa kembali ditengah segambreng teman temanku..

No comments: