Saturday, February 10, 2007

Jeddah – Sebuah Kota Transit

“You know what ??All the luggages already jejer di lorong kamar kita!!” kata seorang teman sekamar antusias. Tak lama datang petugas dari perusahaan cargo yang menimbang koper jamaah agar sejak awal sudah ketauan mana yang over dari 35 kg.

Hal ini untuk mengantisipasi supaya nggak repot nantinya di bandara. Untung satu rombongan kami tidak ada yang overweight. Koper koper besar itu berangkat H-1 darihari terakhir kami di Mekkah, dan langsung di kirim ke airport King Abdul Aziz-Jeddah.

Pada hari H-setelah tawaf wada kami harus menunggu berjam jam di lobby dan tepi jalan depan maktab tanpa kepastian-uhm, again and again. Seorang Bapak sampai marah-marah hebat “Kami ini manusia, bukan kambing!! Jangan perlakukan begini!!” Nah Lho?!

Menunggu berjam jam tanpa kepastian adalah hal yang sering harus dijalani selama perjalanan haji. Kalo saat itu aku nggak ikutan complain, itu karena aku sudah tidak perduli!! Bodo amat lah…

Akhirnya menjelang dzuhur berangkat juga ke Jeddah. Sepanjang perjalanan aku lebih banyak diam. Ingatan akan banyak pengalaman di Madinah, Mekkah dan Armina melintas cepat.. Uhm… I‘ll miss it…. I’m very sure I’m gonna miss it…

Alhamdulillah, sesampainya di Jeddah kami ditempatkan di hotel bintang empat bernama Hotel Al-Adzar. Aku tidur sekamat berdelapan. Ah, sudahlah, toh cuma buat semalam.

Seusai magrib kami dijemput seorang teman dari adik ayah yang pernah bekerja di Jeddah. Mereka membawa kami berputar putar kota Jeddah dimalam hari.





Pastinya mampir pertokoan paling terkenal disitu yang disebut Balad.Dibanding Mekkah dan Madinah yang so peaceful , Jeddah memang lebih punya daya tarik duniawi. Gemerlap kota internasional.

Kami juga melintasi masjid qhisash, dimana tempat dieksekusinya hukum pancung, wow...

Kami mampir sebentar di Juga masjid terapung , yang maksudnya masjid yang menjorok kelaut merah. Saat melewati Ikea, mereka menawari kami mampir, tapi aku menolak..uhm..sulit menghindari godaan belanja di Ikea. Aku cukup realistis. Tak ada lagi tempa tersisa di travel bag jinjing kami.

Besoknya, sebetulnya jadwal ziarah rombongan kami untuk melihat lihat kota Jeddah. Namun karena sudah merasa cukup tadi malam, kami memutuskan tidak ikut. Agak siang dengan naik taxi kami-aku, ayah dan kakak tertua di kamarku- merencanakan mampir ke balad, namun kami kecele.Weeeiiiiks!! Ternyata balad tutup.

Oh, rupanya kalo hari jumat seperti saat itu, toko toko di disana baru buka setelah ashar. Kan ada sholat Jumat. Ya sutra, dengan naik taxi yang sama kami berputar putar sendiri di kota Jeddah. Lalu sedikit berfoto foto di tepi laut merah.

Jam 10.30 Hpku berdering “udah dekat belum ? kita sudah siap siap mau chek out” kata teman sekamar.
“Oh ya..ya..ini lagi on the way balik ke hotel”. Dalam limableas menit taxi kami sudah sampai di hotel..

No comments: