Thursday, June 22, 2006

The Smiling Papi

prolog
a new expatriate asked to Ayah “So, He is your brother in law ? You married with his sister ?” Ayah simply said “yup”
“I wanna ask something”
“Yes please…whats up?”
“Why He never smile ?”
Ayah speechless.

Well, aku jadi inget kejadian tiga tahun lalu, satu hari di bulan June.
“Bapak minta Ayah kasih sambutan” begitu Ayah bilang. Aku terkejut!! Bapak akan merayakan ulangtahunnya minggu depan. Restoran Handayani sudah di booking. Dan Bapak minta Ayah-menantunya-untuk kasih kata sambutan ? nggak salah nih ??

Aku segera menelphon Bapak untuk negosiasi.Berusaha menawar. “Mending – Papi yang kasih sambutan. Ayah baca doa aja ? gimana ?”usulku. Papi adalah adikku persis. Untung Bapak setuju. ”Atur saja deh” begitu Bapak bilang.

Hari H tiba. Papi memberikan kata sambutan. Mengucapkan terimakasih pada semua saudara-saudara yang sudah hadir, diulang tahun Bapak ke 65. Tumben Papi banyak tersenyum. Sharing joke dan tawa.Bukan seperti kesehariannya yang selalu serius dan terkesan arogan

Aku lega. Papi bisa tampil hangat bersahabat, didepan seluruh keluarga besar. Tidak jaim seperti yang dikhawatirkan Bapak sebelumnya.

Sejak kecil adikku itu memang selalu serius. Dalam banyak hal. No wonder prestasinya di sekolah, terbaik diantara kami berempat. Dia selalu berpikir dalam diam. Terlalu pelit berkata banyak.

Hm, sepertinya Bapak memang menaruh banyak harapan dipundaknya. Karena dia Anak laki-laki bapak satu-satunya

Mewujudkan Harapan yang besar. Menjadi kebanggaan orang tua memang bukan hal yang mudah. Sejauh ini Papi mampu untuk itu.
Hanya saja Papi terlalu serius melakoninya. Aku ingin dia bisa lebih rileks. Lebih banyak tersenyum. Aku berharap dia bisa menjadi "The Smiling Papi", sebab aku percaya pada when you’re smile. Everybody in the world would smile with you.

Keep smiling Bro, I Love you !!

No comments: