Sunday, June 18, 2006

Harga Sebuah Uban

“Seribu“ pertama Iqbal bilang begitu.
“nggak ah! duaratuslimapuluh aja” tawarku.
“Ye… kalo Ayah mau kasih lima ratus”
“Kalo Ayah kan rambutnya pendek banget. Jelas lebih susah. Penawaran terakhir deh. Tigaratus!!”
Iqbal bukan sedang menawar di warung. Dia sedang bernegosiasi.
Berapa harga sebuah uban ?
Ya, berapa ratus rupiah yang akan aku berikan, jika dia mau membantu mencabut uban di kepalaku. Dihitung perhelai. Dan kesepakatan terjadi diangka tigaratus rupiah per uban.

Dengan usia yang tidak lagi muda, rambutku sudah mulai beruban.
Besar keinginan untuk mengecat rambut dengan warna yang trendy, tapi Ayah tidak mengijinkan. Bunda tetap cantik tanpa harus mengecat rambut, begitu katanya. Sedikit uban, itu biasa. Bagian dari proses menjadi lebih tua, menjadi lebih bijaksana.

Tapi kalo banyak Uban, aku risi juga. Makanya aku merayu Iqbal untuk membantuku mencabut uban. Dengan janji aku akan memberinya extra uang, untuk setiap uban yang didapat.

“Udah enam ribu nih, Bun!!” seru Iqbal.
“eh,apanya ?” aku tersadar dari kantuk, saat Iqal mencabuti ubanku.
“Duapuluh uban kali tigaratus kan enamribu”.
“Emang uban Bunda dah habis?”.
“Belumlah!! Tapi makin lama makin susah nyarinya. Lagian Iqbal ada janji sama temen-temen buat main bola. Dilapangan dekat koperasi, Bun”
Dia menatap jam dinding dengan resah
Kuberikan uang sepuluh ribu.
“Kok lebih?”
“Buat beli minum di koperasi” kataku tersenyum.
“Asyik…!! “katanya sambil bergegas pergi main

Well, aku ingat, selagi kami anak-anak sampai remaja, Mamah lebih mengandalkan aku mencari uban, dibanding kakak dan adikku. Mungkin karena aku tak pernah menolak. Aku tidak keberatan, karena inilah saat kami mengobrol. Sambil terkantuk-kantuk menikmati semilir angin di teras rumah, Mamah mendengarkan segudang ceritaku.

Bukan cuman soal susahnya ulangan biologi (dulu Mamah ingin aku jadi dokter, tapi maaf Mah, aku tidak berminat), soal pertengkaranku dengan sahabat, tapi juga tentang cowo-cowo yang naksir aku :-)
Itulah sebabnya, aku tidak pernah bertanya pada Mamah
Berapa harga sebuah uban ?

No comments: