Friday, August 31, 2007

don’t worry..be happy

Life is too short to worry…don’t worry..be happy!!

Aku tertawa membacanya, satu pagi dihari kerja. Setelah mendung dan hujan jadi bagian hari hariku seminggu ini, sms seorang sahabat dipagi hari kerja itu sungguh menghibur.

"Lu kemaren berantem sama Mbak A? suaranya keras betul? Kedengaran kemana mana" Tanya seoran laki laki teman sekantor. "Yup"jawabku pendek. Sedikit menyesal. Aku lagi bete. Aku memang out of control!!

"Jangan begitu, Aku tau kamu care sama project itu. Mba A juga care. Aku juga kok. Kita semua care, Jangan sampai berantem lah," katanya dengan nice.Aku terdiam. Kata katanya menusuk, dalem banget!!. Aku ingat, saat itu si A –meninggalkan ruanganku nyaris menangis. Sedang aku sendiri meradang penuh kejengkelan.

Hari berikutnya satu siang di jam kantor, aku melihat si A sedang diskusi di ruangan laki laki tadi. Aku sebetulnya ragu. Tapi ah, aku harus bereskan ini sebelum berlarut larut. “Hai Mbak, Sorry about yesterday ya.” .kataku sambil berdiri di depan pintu

Perempuan itu kaget !!. Kayanya dia tidak terbiasa berbahasa English. Aku mengulangi kata kataku sambil melangkah masuk “ Maaf buat yang kemarin, don’t take it personally, ok” . Syukurlah perempuan itu tersenyum dan bilang “ nggak pa pa” Aku memeluk pundaknya dan bilang“ sedikit friksi di kerjaan, biasalah..sorry ya..jangan dimasukin hati”

Perempuan itu jadi salah tingkah, tapi untung dia balik memelukku hangat. Laki laki pemilik ruangan itu mengalihan pandangan dari computer dan berkomentar “ Nah gitu dong..gue bangga sama lu Mbak” Kami tertawa bersama.

Well, Meminta maaf, siapa bilang mudah? Tapi aku mikir jangka panjang , aku butuh relationship yang baik demi kinerja teamwork kami. Regardless siapa benar dan salah soal friksi kemarin, aku membuang gengsi ku jauh jauh. Aku meminta maaf.

Meminta maaf siapa bilang enteng?? Memaafkan siapa bilang gampang? Tapi dari semua itu –bagiku-yang paling sulit adalah me-LUPA-kan. Karena melupakan berarti bisa meminta maaf dengan penuh kesungguhan dan memberikan maaf dengan tulus. Uhm, andai aku bisa. seharusnya aku bisa, tapi mengapa sulit terwujudkan?? Mengapa banyak hal tetap menempel erat di ingatan, melekat kuat di hati. Menjadikanku terus larut dalam sakit hati, dan terbenam dalam kesedihan panjang tak berujung Ugh!! betapa menyebalkan!!

*halah* udah deh, life is too short to worry … I do my best to be happy

No comments: