Thursday, March 08, 2007

Sebuah Rumah Untuk Pulang...

Aku sangat berkesan sangat mendengar narasi begini di discovery channel "Alangkah anehnya cara ikan ini memelihara anaknya di dalam mulut...tapi sesungguhnya makhluk yang paling aneh adalah manusia..karena memelihara anaknya sampai berpuluhtahun..."

Well, jadi orangtua adalah tugas yang tak pernah selesai. Walau tubuh tua telah penat dan butuh istirahat namun orangtua tak akan pernah kuasa menolak anak anak yang datang dengan berurai airmata...

Hari gini..hidup memang tak sesederhana jaman orangtua kita muda dulu..hari gini gitu lho..semua hal serba rumit, serba complicated..dan orangtua kita cuma bisa memandang perubahan jaman ..dari balik jendela sebuah rumah..

Saat kebebasan sudah begitu didewakan..saat kebahagiaan harus diupayakan...saat pasang surut kehidupan datang dan pergi..orangtua kita cuma bisa mendoakan..dari balik jendela sebuah rumah...

Bertahan untuk bahagia..berusaha tetap tersenyum dan tertawa..bersyukur atas apa yang kita punya ternyata ada batasnya...Ada satu titik dimana kita harus jujur pada diri sendiri..dan mengetuk pintu sebuah rumah yang selalu siap menerima kita pulang.

Sebuah rumah untuk pulang..sebuah rumah yang selalu siap menerima kita beserta semua salah dan hal buruk yang telah terjadi..sebuah rumah yang jadi pelabuhan akhir..saat pasang surut kehidupan menyudutkan diri pada sedikit asa tersisa...

"Aku sudah usahakan yang terbaik " begitu Bapak bilang.
Aku mengangguk cepat. Betul. Bapak sudah usahakan yang terbaik untuk kami. Jika kenyataan tak sesuai harapan, pastinya Allah punya rencana besar yang lain...

"Aku ki selalu benar, Nduk" begitu Bapak berkata.
Aku kembali mengangguk. Tepat. Bapak selalu punya pertimbangan yang benar soal kami. Jika kami mengabaikannya, pastinya karena intusisi kami tidaklah setajam beliau..kami belumlah sebijaksana beliau...

"Aku tidak menangis, Nduk...tidak perlu menangis " begitu Mamah berucap. Aku menahan airmataku baik baik. Jika aku terus menangis, aku akan terus membebani mereka dengan airmata...

Sebuah rumah untuk pulang..yang mampu mengubur dalam rasa kecewa, yang mampu memaafkan kelalaian masa lalu, dan bisa tetap tabah menerima kedatangan kami..walau kami pulang dengan berurai airmata...

Terimakasih Mamah..Thanks so much Bapak..untuk selalu mencintai kami..apa adanya..Hidup ini memang terkadang getir..dan kami akan selalu bersyukur memiliki..sebuah rumah untuk pulang...sebuah keluarga untuk kembali

No comments: