Satu pagi di Mekah. Pukul 4.30 aku sudah mengelar sajadah di masjidil Haram. Karena waktu udah mepet, kami mengambil shaf di area Sai lantai dua. Dibagian depan, lokasi B , rute safa marwah diisi jamaah laki laki. Ayah disana.
Di bagian belakang dilokasi A , rute marwa safa diisi jamah perempuan, dan aku berada disitu bersama banyak perempuan Turki. Bangladesh. India. Pakistan dan masih banyak lagi.
Tiba tiba seorang nenek turki yang tinggi besar di shaf belakangku. Berdiri tegak dan berseru seru “haram.. haram…” sambil menunjuk laki laki –satu satunya laki laki yang menyempil dalam kelompok perempuan kami itu. Dia dengan tenang duduk disisi istrinya di shaf didepanku. Mereka orang Indonesia.
Karena hanya pasangan suam istri itu dan aku yang orang Indonesia disitu, aku mengamit bapak yang sedang membaca Quran itu sambil berbisik “ pak..disuruh pindah..”
Bukannya menurut, bapak itu malah membentakku “ Kenapa ?!”
Halah ?? kok malah marah ?? aku berusaha menelan kekesalan. Hah!! Enak aja mbentak mbentak orang. Keinginan untuk menegur baik baik menguap seketika.. Aku memilih tidak memperpanjang. sutralah!!
Aku menoleh ke nenek turki yang tadi berseru seru haram dan bilang “sorry I cant help.. he doesn't want to move". Nenek turki yang masih berdiri dengan galak mengangkat tangan dan mengucapkan “ wallahualam…”
Ternyata bukan cuma si nenek turki yang annoying dengan keberadaan bapak Indonesia yang menyempil ditengah tengah shaf rombongan kami yang perempuan. Ibu Bangladesh disebelahku juga menegurnya dalam bahasa English yang mudah dimengerti. Namun si bapak tea terus menggeleng. Dia tetap membaca quran tanpa mau pindah.
Setelah itu masih ada beberapa perempuan lain yang menyuruh dia pindah. Pakistan. Thailand. India. Tapi dia tetap tidak bergeming. Ugh!! Sebagai orang sebangsa, aku malu banget melihat tingkah bapak itu. Apa bapak itu nggak risi liat (maaf) pantat perempuan India tungang tingging sholat sunnah didepannya ??
Menjelang adzan Subuh. Seorang askar berpakaian seragam coklat coklat lewat berpatroli. Nenek turki yang galak dibelakangku segera memanggil askar laki laki itu sambil menunjuk bapak Indonesia di depanku…haram..haram…katanya. Askar itu mendekat lalu menyuruh bapak itu pindah. Bapak Indonesia itu tetap membaca quaran sambil mengeleng gelengkan kepalanya. Duh ?? sebagai orang sebangsa. Aku malu manget meliat kelakuan bapak itu. Askar kok dilawan??
Askar itu tak kehabisan akal, dia segera memanggil atasannya. Seoarang laki laki arab yang lebih senior, berpakaian gamis putih dan kifayeh merah mendekat. Tanpa basa basi dia merebut alquran yang sedang dibaca bapak itu, lalu menarik tangan si bapak untuk berdiri. Si bapak berdiri dan dengan paksa diseret keluar dari shaft perempuan.
Aku melongo...hah?! Waduh ?? tegas bener ?? Hampir semua perempuan disitu menarik nafas lega..”ok..ok…the problem is over now.." bisik perempuan Bangladesh disebelahku. Satu tempat kosong yang ditingalkan Bapak itu , langsung diisi 2 perempuan Pakistan. Kalo sholat berdempet dengan sesama perempuan kan ngga pa pa…kalo dempetan ma laki-laki..ih..haram dong..
Yang masih terlihat bingung hanya perempuan istri bapak tadi yang masih tertingal di shaft kami. Waaah kemana tuh si bapak pergi? Kelihatan banget dia takut terpisah dengan suaminya, makanya tadi ambil tempat sholat bersisian. Dari jauh aku melihat bapak tadi bingung. mau sholat dimana?? Adzan sudah terdengar, sholat subuh segera akan dimulai, tapi tidak ada sejengkalpun tempat tersisa. Hm, coba dari tadi nurut disuruh pindah. Pasti nggak akan sampai berlarut larut gini kan?? Ah, sutralah. Aku sudah harus bersiap untuk sholat.
So?? Jika ada orang yang berseru “haram.haram”..pada kita. Marilah kita instropeksi diri. Apakah yang salah dengan diri kita. Apakah yang salah dengan pemahaman kita selama ini. Jangan pura pura budeg. Jangan tidak perduli Karena jika askar turun tangan, anda pasti disuruh pindah dengan paksa…move..please move….
Seorang perempuan teman sekamar dimadinah- namun kami tidak sekamar lagi di mekah sharing dengan lembut lembut“ kalau saya sudah berada di rombongan perempuan tapi masih ada laki laki sholat dibelakang saya, saya persilahkan dia pindah lho mbak Tari…”
Waah hebat betul si Mbak ? “ trus ? kalo dia nggak mau pindah ?” tanyaku
“ ya saya yang ngalah pindah. Dari pada sholat saya nggak sah karena depan laki laki ?”
Glek!! Aku tercekat. Waaah..Hebat betul si mbak…
No comments:
Post a Comment