Ngapain bawa sajadah ? Berat!! Udah beli aja disana!! “ Begitu Ayah bilang saat aku mengepack koper besar jamaah Haji kami. Aku nurut.
Hari kedua di Madinah, aku membeli dua sajadah berdesign corak sama. Yang coklat buat ayah, sedang untukku aku memilih warna maroon –one of my favorit colour. Sajadah buatan Turki itu lumayan mahal dan bermutu bagus.
Satu sore di Masjidil Haram. Aku sedang menunggu waktu sholat ashar sambil memandangi sajadahku . Sajadah maroon made in Turki yang lumayan mahal, namun aku puas. Sajadah ini benar benar nyaman untuk alas sholat. Sudah banyak airmataku yang tumpah diatas sajadah itu saat sholat di Madinah maupun di Mekkah. Well, pastinya sajadah ini akan jadi kenang kenangan yang berharga sepulang kami ke tanah air. Sungguh aku menyayangi sajadah itu.
Tak lama seorang India tua datang. Dengan gayanya yang arogan dia duduk dan mengelar sajadahnya disebelahku.
Bla..bla..bla ..dia mengajakkku ngobrol dalam bahasa urdu.
Aku nggak ngerti . Hey?!! What is she talking about ?
Aku cuma senyum senyum sambil bilang..”Indonesia..I’m from indonesia”
Perempuan tua itu memegangi sajadahku. Keliatannya dia mengaguminya. Bla..bla..bla dia terus nyerocos. Aku berusaha menjelaskan…”I bought this in madinah…made in turkey…” Ugh..entahlah dia ngerti apa nggak ya?.
Yang membuatku shock, berikutnya dia nyerocos..bla..bla..bla..namun tangannya memberikan bahasa isyarat… Dia memegang sajadahku lalu memegang dirinya. Kemudian dia memengang sajadahnya kemudian memegang lenganku. What?!!
Aku tidak bisa pura pura bego untuk mengingkari kenyataan bahwa dia bermaksud minta tukeran sajadah. Change!! MasyaAllah!! Sajadah turki maroon kesayanganku ??! Dituker dengan sajadah belel miliknya ?? Uhm..uhmm..aku berpikir keras.
Aku merasa aneh, baru saja aku membatin betapa aku menyayanggi sajadah ini..lho kok ujug ujug perempuan India tua ini datang memintanya ?? Apa maksudnya ? Akankah ketulusanku diuji ??
Jadi walau isi kepalaku menjerit jerit tak rela,…hey?! That’s my favorit sajadah..the maroon one...the expensive one!! tapi hati kecilku mengingatkan.. jika orang minta sesuatu…. ikhlaskan… Apalagi ini dia tidak minta sajdahku..dia minta tuker!! Walau sungguh mati aku nggak berminat akan sajadahnya.
Akhirnya seusai sholat aku memberikan sajadahku pada perempuan India tua itu untuk di barter dengan sajadahnya. Uhm, aku belum sepenuhnya merelakannya. Aku menangis saat bercerita pada ayah. Hiks..hiks..sajadah maroonku.. sudah banyak airmataku tumpah disitu..sajadah itu akan jadi kenang kenangan berharga kalo kita pulang ke Indonesia… hiks hiks…but now… it’s gone…
Ayah mengingatkanku. “Hush!! Kalo ngasih orang tuh yang ikhlas…jangan ditangisin.
Jangan sampai gara gara Bunda nggak ikhlas…Bunda akan kehilangan lebih besar….”
Ugh!! Aku segera teringat beberapa lembaran dollar, uang extra kami yang masih tersimpan rapi dalam koper dibawah tempat tidurku. Duh ? Bagaimana jika Allah menegurku dengan membuat uang itu ketlingsut?? Astagfirullah al adzim. Tidak sepantasnya aku menyesali. Tidak sepantasnya aku memberatinya. Itu cuma sebuah sajadah kok !! Aku toh bisa membelinya lagi. Aku cepat cepat menghapus airmata dan kembali tersenyum manis pada ayah. Weiks!!
Kejadian itu mengajarkan dan mengingatkan ku untuk tidak perlu menyayangi satu benda mati secara berlebihan. Mungkin ada orang lain yang lebih membutuhkannya. Relakan!! Ikhlaskan!! Dengan begitu insyaAllah- Allah akan memberi lebih.
No comments:
Post a Comment