
Sekali shalat di Masjid Quba adalah sama dengan satu kali umrah.

Berikutnya kami mengunjungi Jabal Uhud yang terletak 5 km dari kota madinah. Di lembah gunung ini pernah terjadi perang Uhud antara kafir Quraisy dan penduduk madinah. Disinilah dimakamkan para syuhada yang gugur saat perang Uhud.

Seperti umumnya tempat wisata, disitu banyak banget pedagang. Aku membeli obat obatan yang khas. Rumput Fatima dan kurma hijau yang dikeringkan, semacam jamu yang konon bisa jadi obat infertilitas.


Kami cuma mampir sejenak untuk sedikit berfoto foto
Kunjungan kami terakhir adalah pasar kurma letaknya di area perkebunan kurma. Uniknya disini semua jenis kurma boleh dicipi secara gratis. Sepuasnya. Halal..halal…begitu para pedangan menyuruh kita mencicip. Yang haram adalah kalo kita gnantongin di saku buat dibawa pulang he..he..

Salah satu sabda nabi tentang kurma adalah sebagaimana diriwayatkan muslim
Barangsiapa makan kurma ajwa tujuh butir pada pagi hari , dia akan selamat dari racun dan guna guna pada hari itu.
Yang dimaksud dengan kurma ajwa atau kurma nabi adalah kurna yang bibitnya pertama kali ditanam oleh Rasulullah. Warnanya lebih gelap, less sweet dan lebih liat. Harganya juga relative mahal 80-60 real perkilo.
Hampir semua anggota rombongan membeli kurma. Sebab Madinahlah produsen kurma terbaik. Kurma bisa dibeli dalam bentuk curah yang ditimbang perkilo, lalu dikemas dalam plastic. Ada juga yang sudah di pack dalam kardus cantik yang praktis cocok buat oleh oleh.
Ada juga yang sudah diolah menjadi makanan yang manis manis kenyal. Aku dan ayah tidak melewatkan kesempatan membeli kurma itu. Nggak banyak sih cuma 3-4 kg dengan berbagai varian. Sekedar buah tangan untuk keluarga di indonesia
Hari semakin siang. Kami segera kembali ke hotel. Pukul 11 bis kami sudah sampai kembali di depan hotel.
No comments:
Post a Comment