Friday, September 22, 2006

Aku dan Pap Smear

A. Back to saat Bunda masih ngantor di kuningan.
"Tumben pake rok ?" tanyaku pada seorang senior. Aku heran. Rasanya tidak ada meeting istimewa hari ini. Seniorku itu, seorang perempuan menikah berumur diatas 40 tahun, dengan santai bilang. "Pulang kantor gue mau ke obgyn. pap smear. Pake rok, biar gampang kan?"
Ugh!! Aku langsung sakit perut. Aku cepat berlalu tanpa berkomentar

Pap smear. Aku pertama kali mendengar kata itu saat SMP. Belum sepopuler sekarang. Saat itu Mamah menjalani pap semar. Hasilnya ? Ada indikasi abnormal di leher rahim.... Mamah lalu menjalani operasi pengangkatan Rahim. Kami empat bersaudara dan saat itu sudah SMP dan SD. Bapak dan Mamah memang tidak merencanakan punya anak lagi.

Pap smear. Ugh!! Membayangkanya saja aku sudah sakit perut. Pap smear adalah procedure yang seharusnya dijalani perempuan yang menikah setahun sekali. Pap smear adalah cara dini mendekteksi kangker leher rahim yang merupakan peringkat kedua kangker terbanyak yang diderita perempuan, setelah kangker payudara tentunya. Jika perempuan aktif secara sexual- walau tidak menikah-juga seharusnya menjalani pap smear.

Saat artis Nita Tilana dying karena kangker leher rahim. Para Artis mengyelengarakan konser amal untuk menghimpun dana buat membantu pengobatannya. Beritanya masuk Kompas. Para feminis bekomentar sinis "Kenapa kalo yang sakit artis baru diadakan konsel amal ? Masih banyak perempuan lain juga butuh diperhatikan. Lebih bermanfaat kalo dana yang terkumpul dipkai untuk membiayai papsmear para istri tukang becak, istri pemuluang dan PSK. Mereka juga perempuan"

Aku membaca berita itu dengan miris. Ya, harus ada yang perduli akan hal ini, Supaya perempuan-perempuan yang hidup pas-pasan-dan asal-asalan-itu juga punya kesempatan pap smear.Mereka perempuan juga. Sama seperti kami.


B. Saat Konsultasi dengan Dokter Bambang
"Kapan terakhir pap smear?" begitu dokter Bambang ginekologku yang sudah sepuh tanya kemarin sore. Ugh!!Bunda merasa bego saat menyebut "lima hampir enam tahunlalu" Terakhir papsmear setelah aku melahirkan Aim.

Tak ada perubahan expresi di wajah dokter. Mungkin dia ngerti, pap smear memang bukan hal yang nyaman. Dengan datar beliau lalu bilang. "saya jadwalkan Ibu dikuret. pap smear dan observasi minggu depan. Opname semalam ya.."

Aku merinding. "Sejauh ini apa dugaan dokter?" Dokter mengamati print-out USG barusan.
"Dari USG sih terlihat ada penebalan lapisan yang harusnya luruh saat mens. Sepertinya ini tidak bisa luruh dengan sempurna, perlu dikuret. Makanya Ibu selalu mens sepanjang 2 minggu. seperti keluhan Ibu selama ini."

"Apa penyebab penebalan itu?" Aku curious. Ayah terdiam. Aku tau Ayah sebetulnya mulas -sakit perut-mendengar diskusi jeroan begini.
"Bisa macem-macem. makanya saya butuh preparat dari rahim Ibu untuk didiagnosa lebih lanjut."
"Kemungkinan terbaik apa? " Aku pengin tau.
Untung dokter Bambang sabar menjelaskan "cuma masalah hormonal."
"yang terburuk ?" Aku mendesak.
Dokter Bambang menjawab pendek. "kangker rahim". Gubrak!! Aku tercekat.

Aku belagak lugu, sedikit protes "Tapi dok, selain mens saya yang terlalu lama. Saya merasa sehat kok. Tidak ada keluhan apa apa"
Dokter Bambang tersenyum maklum."oh memang. kangker rahim stadium dini sulit dikenali karena memang tidak ada keluhan. Jika ibu mengeluh nyeri dan sakit umumnya sudah telat. sudah stadium 3 atau 4" Kata-kata dokter Bambang memang cuma menegaskan artikel kesehatan yang pernah kubaca. Nyeri dirahim adalah pertanda cancer stadium lanjut. Klop. Cocok. Pas dengan pemahamannku selama ini.

"saya belum pernah dikuret.sakitkah?" aku berterus terang.
"Tenang Bu. prosedurenya Bius total. Makanya harus opname. Juga supaya lebih mudah observasi." Well. Gimana lagi? Ayah dan aku setuju ini dilakukan sesegera mungkin.
"Besok periksa test lab awal..ini saya kasih pengantar. Senin kontrol kesini baca hasil lab. Selasa atau rabu kita ambil tindakan" Kami cuma bisa mengiyakan.

Dokter Bambang mengamati file kesehatanku. sedikit curiga."Ibu diet?"
Aku menggeleng. Aku sadar tanpa diet berat badanku terus menyusut akhir-akhir ini -walau tidak dratis. Aku sendiri heran kenapa."Hm, makanya lebih baik kita segera observasi"Dokter Bambang lalu menyudahi konsultasi kami.

Aku cemas. Ayah memeluk menenangkan.Hm, masih terlalu dini menyimpulkan apa yang terjadi. Masih butuh observasi panjang untuk menegakan diagnosa yang akurat.Kami sama sama berdoa semoga semua baik-baik saja...

2 comments:

ayah oolie said...

aku doain mudahan tidak ada yang serius ya Bin dan semua berjalan baik.. Amin

ok said...

hhhmm...bund' jd inget aku blm pap smear niih....