Tuesday, July 25, 2006

Hard to Say "No"

Back to jaman gue kuliah.
Heru pelupa. Aku benar-benar heran. Dia banyak janji ke orang. Tapi dia tidak bisa memanagenya. Aku termasuk orang yang suka kecewa. Aku tau dia selalu bermaksud baik.
Dia melakukannya tanpa sengaja. Tapi kalo terlalu sering. Menyebalkan sekali kan?!.

Pada suatau hari di awal Januari, aku memberinya sebuah agenda saku. Cukup kecil untuk dibawa kemana saja. Aku sendiri punya. Untuk mencatat jadwal janji dan tugas-tugasku.
Ini adalah satu hal yang kuteladani dari Eddy -yang well organized.

Dia menerima agenda itu tanpa terlihat antusias. Apakah dia tersinggung?
“kayaknya masalah Lu bukan cuman di agenda deh Ru”
“maksud Ibin ?”
“Lu terlalu baik sama orang. Gue liat Lu nggak pernah bisa bilang "nggak” kalo orang meminta tolong”
Heru mengangguk “memang” katanya
Aku panjang lebar ngomong, intinya “bilang "nggak" menurut gue lebih bagus dibanding "iya" tapi nggak bisa menepatinya”.
Heru mengeleng. “aku nggak mau ngecewain teman, Ibin”. Hm, Heru memang selalu helpful
“lho dengan tidak menepati kamu toh ngecewain juga”
“Paling tidak aku berusaha”
“Tapi Ru, Pada kenyataannya lu nggak bisa membagi waktu. Lihat … Lu hampir nggak punya waktu buat dirilu sendiri. Tugas-tugas lu. Kehidupanlu. Belajar deh bilang "nggak" itu penting kok” .
Dia terdiam cukup lama. Aku terus berusaha meyakinkan dia. Untuk belajar bilang “nggak”

Beberapa tahun berlalu. Kami sudah sama-sama lulus.
Heru bilang “nggak” padaku. Aku lupa soal apa.
Aku complain “tumben lu bilang Nggak”
“kan Ibin yang ngajarin”jawabnya enteng.
Aku cuma bisa nyengir. Sialan !! Senjata makan tuan

1 comment:

ayah oolie said...

like the saying Bin.. 'people change'.. it might be a slow or swift one, but your reasoning managed to get through me.. and i'm grateful you stood by me all those times..