Thursday, January 11, 2007

Asrama Haji Pondok Gede – Sebuah Awal Perjalanan

Hari senin itu peugeot kami penuh sesak melaju di tol TB simatupang menuju asrama haji pondok gede. Seorang supir. Ayah Bunda . Abang Aim. Uti dan Kung Jambi. Bagasi mobil penuh dengan 2 koper besar dan 2 travel bag kecil berlogo garuda indonesia. Begitu sampai 2 koper besar segera diserahkan ke loket Garuda. Setelah berpamitan dengan penuh airmata di tempat parkir, kami masuk ke halaman asrama. Menuju aula yang sudah disiapkan dengan pasitas duduk satu kelompok terbang (kloter)

Disesuaikan dengan kapasitas pesawat, satu kolter terdiri dari 450 orang. Sejak manasik berlangsung 450 orang itu terbagi dalam 10 rombongan @ 45 orang – disesuaikan dengan kapasitas satu bis. Setiap rombongan diketuai seorang karom. Aku dan ayah masuk dalam rombongan I yaitu rombongan kec. Cilandak sesuai alamat KTP kami. Rombongan 2 kec Jagakarsa, Rombongan 3 kec. Tebet, Rombongan 4 pasar minggu. Rombongan 5 sampai dengan 10 disii 2 kelompok bimbingan Ibadah haji (KBIH) bernama Dian Mahri dan Imam Bonjol. Semuanya berasal dari Jakarta selatan. Alhamdulillah tahun ini kloter satu jakarta memang menjadi rejeki kantor depag Jakarta Selatan.. Kami segera duduk sesuai dengan rombongan masing masing.

Setelah sedikit ngaret dari jam 8 yang dijanjikan. Acara dimulai dengan briefing singkat. Kami lalu dipanggil satu demi satu buat antri cek kesehatan akhir. Petugas di pintu keluar memberikan kupon makan dan kartu penempatan kamar di asrama. Aku segera mendapat giliran untuk cek kesehatan.
“HB Ibu rendah sekali ?” begitu kata dokter muda itu padaku. Di dokumen kesehatan tercantum angka 7 untuk HB ku
“saya udah test lagi. terakhir test 13”
Dokter itu tidak begitu saja percaya. Dia mengambil senter dan memeriksa mataku. Anemia. Memang bisa dilihat dari kondisi bola mata.
“Bawa obatnya ?” tanya dokter itu lagi
Aku mengangguk. “sangobion ? cukup ?”. Gantian dokter itu yang mengangguk.

Well, salut buat depkes yang berkerjasama dengan depag mengadakan pemeriksaan akhir calon jemaah haji. Para dokter itu berkerja teliti. Hati hati dan tidak asal asalan. Bukan cuma nenek kakek yang sepuh dan ringkih yang diprioritaskan. Yang muda muda seperti kami juga diperhatikan. Setelah selesai diperiksa kami langsung duduk di bis.

Kesabaran mulai diuji. Kami harus menunggu lama di bis yang gerah karena pemeriksaan kesehatan berjalan lama. Well, hari masih pagi. Aku masih fresh dan punya motivasi tinggi untuk bersabar. Aku duduk dalam diam. Setelah satu rombongan lengkap diperiksa bis kami meluncur ke gedung tempat kami menginap.

Satu kamar empat belas orang !! begitu kondisi asrama haji pondok gede. Tujuh buah tempat tidur tingkat mengisi kamar yang aku tempati. Semua kamar berkapasitas sama. Jamaah laki laki dan perempuan ditempatkan dalam kamar terpisah. Kamar mandi terletak di ujung lorong. Aku tidak tau persis, tapi rasanya ada sekitar 10-12 kamar mandi yang digunakan seluruh jamaah-baik laki laki atau perempuan dalam satu lantai. Dengan kondisi yang begitu sederhana aku berusaha bersyukur, rombongan kami ditempatkan di lantai satu. Alhamdulillah, nggak perlu repot naik tangga.

Sambil menunggu rombongan lain masuk kamar , kami istirahat -leyeh leyeh dikamar. Sebagian teman teman yang bosen dikamar melewatkan waktu dengan berjalan jalan seputaran asrama. Melihat lihat barang barang yang dijual disana. Jadi jangan terlalu kuatir jika lupa membawa tasbih, atau ada pernik pernik perlengkapan yang masih kurang. InsyaAllah bisa dibeli di asrama kok, cuma jangan banyak banyak-Repot bawanya- soalnya koper besar sudah diserahkan duluan diloket Garuda sejak kami datang.

Setelah Makan siang dan sholat dzuhur di masjid asrama dilanjut dengan leyeh leyeh lagi menunggu ashar. Karom dibantu Karu (ketua regu) sibuk membagi gelang identitas untuk masing masing anggota regu. Setelah sholat ashar usai diadakah pemeriksaan obat. Semua obat yang dibawa harus dideklare dan ditulis di dokumen kesehatan. Kami harus sabar mengantri agar bapak dan Ibu dokter kloter kami bisa mengecek dan menandatangani dokumen tersebut.

Apakah semua obat lewat begitu saja ? well, aku awam soal obat obatan, tapi aku tau saat itu tidak semua obat lolos dan boleh dibawa. Jika dokter tidak mengijinkan kita harus rela meninggalkannya.

Bagaimana dengan isi koper ?? Jika kita mematuhi briefing tentang apa apa yang boleh dimasukan dalah koper insyaAllah nggak ada masalah. Tapi jika pada akhirnya nama kita dipanggil pake pengeras suara untuk datang ke counter garuda, its mean kita harus membawa kunci koper kesana, membuka koper dan membuang apa apa yang mencurigakan. Untung saja dalam rombongan kami hanya satu orang yang dipanggil.

Seusai sholat magrib dan isya di masjid , saat kami kembali diaula sudah disediakan makan malam untuk seluruh rombongan. Setelah itu kami kembali antri untuk pembagian living cost dan pasport. Antrian segera mengular dan petugas sibuk bekerja membagikan uang real, dokumen dan majalah tentang panduan haji.

Sesuai informasi saat manasik, kita akan menerima uang 1500 real yang dipakai untuk biaya hidup di Saudi. Cukupkah ? well, sebetulnya cukup tidak cukup mah tergantung gaya hidup kita. Buat makan aja sih cukup. Tapi kalo kita butuh ngelaundry, beli pulsa telp, naik angkot/taxi dan beli oleh oleh sebaiknya bawa uang lebih. Bawa berapa ?? well, kembali kepada gaya hidup kita. Seorang teman yang bawa extra money 1000 real juga habis…yang bawa 1000 dollar juga habis. Yang penting kudu siap berapa pun yang dibawa bisa saja habis semua.

Hari sudah pukul sembilan saat kami bersiap untuk tidur. Penerbangan kami dijadwalkan jam 7.00 besok pagi, tapi katanya kita diminta siap jam 2 dinihari. Tanpa banyak bertanya aku berganti daster yang nyaman dan mulai berbaring..

Aku dan teman teman sekamar berusaha tidur, tapi ugh!! Susah banget!! semua posisi sudah dicoba. Tengkurep-telentang. Miring kiri miring kanan Tetap ngak bisa merem. Kenapa ? gerah !! semua orang banjir keringat. Kamar yang tanpa AC itu cuma dilengkapi dengan kipas angin. Tanpa mengeluh – kami berusaha memejamkan mata sebisanya . Sejak jam dua belas satu demi satu kami bangun dan bersiap mandi, ganti baju yang sudah disiapkan di travel bag.

Rasanya aneh, jam satu malam nasi dan lauk pauk lengkap sudah disiapkan di aula. Alhamdulilah, rejeki jangan ditolak, walau bingung - ini dinner apa breakfast -kami segera makan. Tepat jam dua, sepuluh rombongan kami masuk dalam sepuluh bis yang parkir dihalaman. Semua serba tertib. Rombongan 1 masuk bis 1, rombongan 2 masuk bis 2 dst. Setelah semua rapi kesepuluh bis meluncur ke bandara Sukarno Hatta.Di dalam bis dibagikan boarding pas untuk setiap jamaah oleh petugas Garuda. Sirene mobil dan motor polisi yang mengawal rombongan kami meraung raung memecah kesunyian malam. No wonder kloter kami sampai di bandara menjelang subuh. Sejauh ini aku salut dengan pelayanan departemen agama.

Terminal haji di bandara terlihat rapi bersih dan wangi oleh bunga segar yang ditata dengan apik. Uhm, maklum keberangkatan kloter kami akan dilepas oleh RI2 Yusuf Kala. Setelah adzan subuh terdengar kami bergantian sholat di 2 mushola yang terdapat dalam terminal haji bandara. Sebelah kiri untuk jamaah laki laki, sebelah kanan untuk jamaah perempuan. Memang kamar kecil sedikit dan kapasitas mushola terbatas tapi Asal kita mau tertib antri, semua bisa sholat kok.

Menunggu dengan sabar sambil terkantuk kantuk. Itulah yang kami lakukan. Alhamdulillah semua jamaah kebagian duduk. Satu demi satu pejabat pemerintah datang melewati kami. Mentri agama. Gubernur Banten. Sampai akhirnya pejabat yang ditunggu –RI2 Yusuf Kala.

Acara ceremonial berlangsung cepat- sedikit sambutan-lalu Yusuf Kala menyalami beberapa perwakilan dari kami. Akhirnya satu demi satu kami berjalan diatas karpet dan dibawah lampu sorot kamera wartawan menuju pesawat Garuda yang akan menerbangkan kami ke Saudi Arabia. Alhamdulillah sejauh ini semua lancar sesuai harapan..

3 comments:

ayah oolie said...

in perfect details.. still amazes me!

Anonymous said...

ewisalam kenal..........ditunggu cerita haji lainnya.

Anonymous said...

maaf tadi salah ketik, ewi...nya seharusnya g ada.yg betul
"Salam kenal.....ditunggu cerita haji lainnya"