Wednesday, January 24, 2007

Pelajaran Dari Sebuah Niat Baik.

Ayah sudah duduk rapat di shaf bersama banyak laki laki dari beragam bangsa. Ujug ujug seorang Pakistan tua memaksakan diri nyempil diantara ayah dan sebelah ayah. Ayah merasa annoying. Nggak pake permisi.. nggak pake punten... kok nyelonong aja??
are you speaking English ? tanya ayah.
yeah..ya..” jawab Pakistan tua itu
Ayah lalu memberitahu sebuah kisah nabi-in english off course- kisah itu bunyinya sebagai berikut:

Ada sebuah riwayat dari Abdullah bin Basrm dia berkata, ada seorang yang datang dan melewati pundak pundak orang pada suatu hari jumat ketika Nabi sedang berkhutbah, maka Nabi bersabda, "duduklah, engkau sudah menggangu dan terlambat”
(dikutip dari buku sejarah masjid Nabawi – by Muhammad lyas Abdul gain)

Pakistan tua itu merasa cerita itu adalah teguran baginya. Dia segera pindah ke shaf belakang yang masih longgar. Ayah iseng menengok kebelakang, melihat kembali kearah orang itu. Sekedar mengechek. Hah ? kok Pakistan tua itu menangis ? tersinggungkan dia ?

Perasaan ayah nggak tenang. A little bit guilty. Ayah sudah berniat untuk menemuinya dan meminta maaf seusai sholat. Ketika sholat sudah usai, belum juga ayah sempat berpindah tempat. Ternyata orang Pakistan tua itu sudah datang menghampiri ayah bersama temannya. Bla..bla..bla mereka ngomong berdua sambil menunjuk nunjuk ayah. Ekspresinya sih gembira. Ayah heran. Waah apa sih maksudnya ??

Tapi ayah ikut senang saat Pakistan tua itu menyalami dan memeluk ayah sambil bilang “thank you..thank you..” Teman nya yang satu juga ikut-ikutan menyalami Ayah. Alhamdulillah ayah bersyukur. Mungkin bapak Pakistan itu tadi menangis menyesali perbuatannya menganggu shaf orang lain, dan berterimakasih ayah telah mengingatkannya.

Well, begitulah. Ayah memang tidak pernah segan menegur, mengingatkan orang lain, jika semua itu demi kebaikan bersama. Namum pernah juga ayah mendapat pelajaran-kena batunya!! saat sakit batuk ayah benar benar kehilangan suaranya.

Kenapa kata dokter ?” tanyaku
“pita…suara...bengkak..” kata ayah susah payah
Aku tersenyum maklum. “banyak banyak istigfar deh yah.. ayah kan sering menegur.. mengingatkan jamaah lain. Siapa tau ada yang nggak terima. Sekarang kayaknya Allah memberi ayah istirahat bicara. Banyak banyak deh beristigfar…” aku kembali megningatkan

Ayah tertegun. Uhm, keliatannya ayah baru menyadarinya.
Pasti dia berusaha mengingat kata katanya kembali…
“jangan pake sandal di dalam masjid pak..”
take off your shoe please..this is masjid…”
“jangan wudhu dari tong minum zam zam bu..bikin becek lantai..”
move please move…women cannot sholat in front of man..”
“jangan melawan arus bapak…Ibu!! Bahaya !!
(saat tawaf banyak rombongan KBHI masuk putaran dengan melawan arus)
“Baca doa kok teriak teriak sih pak ? bukannya kalo memohon kita harus lemah lembut ?
(saaat ritual sai memang banyak KBHI membaca doa bersama sambil jalan dan berseru seru persis kayak orang demo di bunderan HI)

Ayah segera beristigfar... Astagfirullah al adzim. Well, sebuah niat yang baik, memang tak selalu bisa diSAMPAIkan dan diTERIMA dengan baik.

No comments: