Wednesday, January 31, 2007

Keberangkatan ke Arafah- Perang Talbiah

Koper besar sudah dirapikan, dikunci dan disimpan dibawah tempat tidur. Travel bag kecil juga sudah beres dipack, siap buat perjalan ke Arafah. Sesuai himbauan, kami diharapkan membawa 3 stel pakaian, perlengkapan mandi dan makanan kecil. Semua itu adalah persiapan menginap 4 malam di Amina (Arafah Mina).

H-1 dari hari wukuf, sejak pagi jalan sudah macet. Sesuai sunnah Rasulullah sebagian besar jamaah berangkat ke mina untuk mabit (bermalam). Baru keesokan harinya menuju Arafah untuk wukuf. Khusus untuk jamaah haji Indonesia sudah diatur oleh depag, kami langsung diberangkatkan ke Arafah-ke tempat wukuf. Menginggat jumlah jamaah haji Indonesia yang sangat besar-memang terlalu riskan kalo mabit di mina. Lebih baik langsung mabit di Arafah. Menghindari resiko terlambat masuk Arafah untuk wukuf.

Sejak pagi jamaah dari beragam negara sudah berkain ihram, menungu di depan mahtab masing masing. Bersabar bersabar menunggu bis mereka datang. Aku dan Ayah masih sibuk hunting dari satu toko ke toko lainnya. Waaah kok roti tawar dimana mana habis ya ?? Akhirnya kami membeli roti seadanya, sedikit keju, sedikit biscuit dan pop mie.

Jam sepuluh ada bis parkir depan rumah kami, Semua orang sibuk bersiap. berganti baju ihram. Berniat ihram untuk haji secara masing masing, lalu turun. Pas mau naik bis kok ditolak ?? Padahal di bis-bis itu tercantum angka 7, nomer mahtab kami, lho piye tho ?? satu kloter di mahtab kami (450 orang) menunggu di lobby berdesakan. Tanpa kepastian (again and again) sabar sabar cuma itu yang bisa kami lakukan. Setelah lebih dari dua jam menunggu baru ada kepastian bahwa bis bis tersebut bukan jatah kloter kami. Dengan sabar kami kembali ke kamar.

Walau sudah jam dua ayah insist mengajak makan siang. Dengan ogah ogahan aku menurutinya. Sebab kupikir, kalo pas kita pergi makan bisnya datang piye ?? Wukuf-kan intinya haji, kalo kita tertinggal kan berabe. Tapi untung juga aku patuh pada ayah, siapa yang akan sangka untuk 45 jam kedepan itulah nasi terakhir yang kami makan.

Menjelang magrib baru deh bis mahtab kami-mahtab 7 datang lagi. Rupanya pengaturannya gini. Mahtab (seperti RT-RW gitu kali ya..) kami kan terdiri dari 9 kloter yang disebar dalam puluhan rumah yang berdekatan. Jadi yang tadi siang adalah betul bisnya mahtab tujuh. Tapi karena bukan jatah kloter kami ya kami nggak boleh masuk. Bukan jadwalnya. Uhm , pantes aja yang masuk kok orang orang dari rumah sebelah. Anyway..Alhamdulillah kali itu akhirnya kami naik juga ke bis. Walau tidak tertib sesuai rombongan. Kami semua terangkut.

Bis berjalan pelan menembus kemacetan. Aku melihat seliling, cuma beberapa wajah yang aku kenal. Uhm, kayaknya aku satu bis nih sama salah satu KBIH yang satu kloter dengan kami. Sesuai panduan saat manasik kami diharapkan membaca talbiah sepanjang jalan ke Arafah. Namun yang membuat kami merasa nggak sreg. Kok pemandu dari KBIH itu melafalkan talbiah dengan cara dinyanyikan ?? Jamaah KBIH itu juga mengikuti dengan kompak. Uhm, kayak Opick kalo nyanyi gitu lho.

Terus terang ayah dan aku merasa nggak pas. Iki piye tho ?? Masa Talbiah dinyayiin ? ? yang bener ajah ?? Aku kok malah jadi inget banyak sepupuku yang katholik saat mereka koor di gereja.

Ayah segera berbisik pada pak Karom kami-seorang laki laki betawi totok yang lulusan pondok pesantren- dan duduk dibangku depan ayah “Be..Babe..pigimane ini ??”
“Jangan diikutin dah, pak Eddy…kita baca talbiah yang biasa ajah” kata beliau.

Aku dan ayah bertukar pandang. Kami menyimak baik baik. Rupanya pak Karom beserta Istri bertabiah sendiri sesuai lafal talbiah yang biasa dengan sura pelan. Talbiah yang berlaku umum diseluruh dunia.

Aku dan ayah akhirnya berbuat sama dengan pak Karom. Lama lama rupanya teman teman haji mandiri yang ada di bis itu rupanya berbuat sama dengan kami. Berawal dari pelan pelan, lama lama menjadi semakin keras. Jadilah di bis kami terjadi perang talbiah. Yang didepan rombongan KBIH dengan mike dan speaker menyanyikan talbiah, sedang kami peserta haji mandiri yang dibelakang melafalkan talbiah apa adanya.

Labbaik Allahumma labbaik... labbaika la syarika laka labbaik... innal hamda.. wanni' mata... laka wal-mulk...la syarika lak...

Alih alih terharu, aku kok jutru merasa sebal. Soalnya pusing mendengar perang talbiah di bis kami. Akhirnya aku memilih diam. Merem. Berusaha tidur!!

Setelah satu jam, bis berhenti dipinggir jalan yang sepi. Kiri dan kanan cuma gurun kosong. Mana arafahnya ? kok nggak keliatan tenda, pikirku. Dengan PeDenya pembimbing KBIH di bis kami memimpin baca doa masuk arafah. Jamaahnya mengikuti. Aku dan ayah bertukar pandang. Come on mana Arafahnya ?? mana tendanya??

Ternyata feeling kami benar. Rupanya bisa kami nyasar!! Bis segera berputar dan kembali masuk ke pinggir kota mekkah. Astagfirullah al adzim . Aku benar benar nggak tau, kami nyasar karena di bis kami ada perang talbiah ?? atau karena sopir bis kami bingung ?? Maklum dimana mana memang terjadi penutupan dan pengalihan jalan. Konon ada 7 pilihan jalan bis dari Mekkah menuju Arafah yang cuma berjarak 21 km.. Itupun macet semua!!

Alhamdulillah setelah hampir tiga jam sampai juga kami di deretan tenda-tenda. Bis kami berhenti di pintu masuk mahtab tujuh.

Tenda tenda di Arafah dan Mina memang disesuaikan dengan no mahtab kami di Mekah.
Uhm kok nggak baca doa masuk arafah lagi ?? pikirku sengit kepada rombongan KBIH di bis kami.

Sampai di tenda, teman teman sekamar udah nyampe duluan. Baik banget mereka, aku sudah direservekan tempat. Pas satu sajadah. Bersebelahan persis dengan pembatas tenda petugas kesehatan. Its ok. its fine. Thank you so much...



Setelah sholat magrib dan Isya yang di jama akhir & di Qhasar, dibagikan box roti dan kue kering sadakoh dari orang saudi. Beberapa perempuan di tenda kami saling bertanya “nggak dapat nasi nih ?” Dijawab yang lain “adanya ini, makan aja bu”

Uhm, aku tidak terlalu minat. Aku segera berbaring tanpa makan apapun. Cape. Aku berusaha segera tidur, soalnya wukuf-inti dari haji-masih besok lho.

1 comment:

Anonymous said...

Assalamualaikum ww...

Mba..seneng banget baca cerita perjalanan hajinya...

Aq udah lama pengen bikin tulisan seperti ini..tapi blom dimulai-mulai juga ampe skarang ...

Haru...sampe meneteskan air mata...teringat perjalanan hajiku tahun 2010..