Monday, January 29, 2007

Sebuah Titipan Doa. Sebuah Amanat

"Doain gue ya.. supaya bisa segera pergi haji…” begitu kata Erfan saat pamit dari acara walimatu safar dirumahku.
“you…top of my list “
kataku spontan. Kami tertawa bareng
Well, dari sedikit sahabat dan segambreng teman temanku, nama Erfan pastinya top of my list

Aku tau tidak semua orang nyaman menitip doa, seperti saat aku pamit pada Arief dan Evelyn seusai lebaran. Evelyn udah mikir mikir “ Uhm..nitip doa apa ya ??” Namun Arief menukas..” nggak usahlah..malah bikin berat si Ibin..nitip doa kan amanat…” Saat itu aku cuman tersenyum. Aku tau titipan doa emang amanat.

Sungguh aku tidak keberatan. Banyak teman dan saudara menitipkan doa. Ada beberapa yang sampai ditulis dikertas dan diberikan kepadaku sebelum berangkat. Tapi kebanyakan sih cuma dilisankan… panggil nama gue ya..supaya bisa pergi haji.. itu yang paling sering dikatakan.

Mungkin yang mereka tidak tau aku mencatat nama nama mereka. Well, titipan doa adalah sebuah amanat. Aku berusaha untuk tidak mengabaikannya. Aku mencatat nama nama mereka dan doa doa titipanmereka dalam sebuah buku kecil.

Buku kecil itu selalu ada dalam tas dokumen, jadi pasti ikut kemana pun aku pergi. Disana aku banyak punya waktu untuk berdoa, dan aku merasa egois jika hanya berdoa untuk diriku dan selalu untuk diriku. Jadi selain berdoa untuk anak anak dan keluargaku, orang tua dan saudara saudaraku, mertua dan ipar iparku.. kadang aku juga membuka buku kecilku. Buku daftar titipan doa dan nama sedikit sahabat serta segambreng teman temanku..

Seorang teman sekamar bilang “..sebelum berangkat aku justru nanya ke temen temen..hayo ..hayo ..siapa mau titip doa.. “
“Trus? banyak yang nitip doa ?? tanyaku
“Ada kejadian lucu waktu aku umroh dua tahun lalu..pas aku tawarin nitip doa, ada temen yang bilang.. ya nanti aku email… begitu emailnya sampe dan di print.. ternyata lima halaman …waaaah panjang banget doanya “ kata temanku itu sambil tertawa geli
“Trus ?? kamu bacain ??” tanyaku lagi
“Ya iyalah.. bagaimana pun titipam doa lebih mudah dibanding titipan beli barang kan ??”

Weiks!! Aku jadi inget barang barang titipan teman teman yang belum sempat kubeli. Kubuka catatanku . .Parfum “X” ..hand body “ Y” . Waduh ?? kapan nyarinya ?? Ayah kan allergy banget kalo diajak belanja..

Betul, sebuah titipan doa adalah sebuah amanat. Aku berdoa untuk mereka. Semoga Allah mengabulkan harapan mereka…. saudara-saudara, sahabat sahabat dan teman temanku. Amin.

Epilog- Saat harapan tidak sesuai dengan kenyataan

Di saat-saat akhir berkemas koper sebelum berangkat aku membaca sepotong kertas. Titipan doa yang ditulis sendiri oleh seorang teman. Aku membacanya baik baik. Wow.. its very touching ..you know… Aku menyimpan kertas itu dalam koper lalu meng-sms temanku itu..

“Gue terharu baca doa lu, Semoga Allah meridhoi dan segera memberikan jodoh yang tepat buat kamu….You ‘re a nice person ..you know
Dia membalas smsku“Amin Ya Rabbal-alamin Terimakasih Mbak.."

Saat aku kembali dari tanah suci aku bertanya padanya seusai kuliah kami usai
How’s your girl ? any luck ? Gue udah bacain doa lu disana lho.."
Thanks Mbak, But I don’t even see her for long time..” jawabnya datar.
Uhm, Keliatannya nggak sesuai harapan nih. Kami melambai dan berpisah di tempat parkir.

Dari balik kemudi mobil, aku mengawasi cowo-temanku itu dari jauh. Uhm, jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, kita harus tetap berpikir positif. Berbaik sangka. Mungkin Allah punya rencana lain untuk kita.

Semoga temanku itu mengerti, bahwa orang yang kita cintai belum tentu orang yang kita butuhkan untuk membina keluarga bersama. Mudah-mudahan dia memahami bahwa Allah maha tau, siapa yang lebih tepat dan terbaik buat hamba-Nya.

Well, Semoga Allah meridhoi dan segera memberikan jodoh yang tepat buat temanku itu. He’s a nice person… you know…

No comments: