Thursday, January 25, 2007

Move ...please move (3)


Seminggu sebelum hari arafah. Masjidil Haram semakin penuh. Shaf semakin acak adul. Susah banget mencari tempat di mana laki laki bisa sholat tertib terpisah dari perempuan. Banyak banget pasangan suami istri sholat bersisian. Indonesia. Malaysia. Turki. Iran. China. Maroko. Sama saja. Sami mawon.

Ayah semakin frustasi, dan akhirnya satu saat setelah kami sholat Isya di Haram, dia bilang “Bun..Ayah nggak mau lagi ah sholat di Harom. Ayah mau sholat di masjid lain aja dekat mahtab"

What?!! Duh ayah ? kan sholat disini dijanjikan pahalanya banyak …” kataku mengingatkan.
“Bagaimana mau pahala banyak. kalo pahala satu aja belum tentu didapat karena sholatnya nggak sah ...karena ada perempuan di shaf depan ayah ?!” kata ayah kesal.
Aku bingung. Aku mulai menangis. Sebal!!
“ kalo Bunda insist sholat disini. Pergi aja sendiri “ begitu kata ayah tegas.

Aku tambah seru menangis. Frustasi . Astagfirullah al adzim. Disaat banyak teman di Indonesia mengimpikan pergi haji dan bisa sholat di majidil Haram yangmenjanjikan seratus ribu kali pahala. Kenapa kami yang sudah dimekah. Yang tinggal cuma satu setengah kilo dari masjidil haram justru gak mau sholat disitu??

Aku masih juga menangis. Aku tau ayah pasti menganggapku bodoh. Goblok. Bego. Udah tau aturan sholat seperti itu tapi kok masih ngeyel. Susah menerima kebenaran.

Aku masih juga menangis. Aku merasa ayah arogan. Sombong. Merasa dirinya paling benar. Intuisiku.... Perasaan ku bilang, pasti ada sesuatu yang kami belum ketahui. Jamaah masih berjubel di masjidil haram dan terus bertambah setiap hari.

Mungkin banyak diantara mereka yang sekedar mengejar pahala tanpa tau aturan sholat yang benar tetap berlaku di harom. Tapi aku yakin, pasti diantara mereka juga banyak yang memahami aturan sholat dengan baik. Pasti diantara mereka juga banyak yang mengalami dilema seperti aya, namun kenapa mereka tetap sholat di haram ?? Pasti....pasti.. ada alasan tersendiri yang ayah dan aku belum tau.

Aku masih juga menangis di tangga pintu keluar masjidil haram. Frustasi tapi speechless. Bagaimana aku harus menjelaskan sesuatu yang aku sendiri tidak tau… aku yakin pasti ada alasan yang kuat.. pasti ada alasan yang baik kenapa jamaah lain tetap sholat disitu.. pasti ada alasan yang kita belum tau…

Ayah sebal melihatku tak kunjung diam menangis. Dia menghampiri askar berpakaian coklat yang ada didekat kami. Ayah menceritakan concenya dan bertanya “what should I do ?”
Askar yang tidak bisa English itu nggak ngerti dengan ucapan ayah, namun sepertinya dia kasihan melihatku menangis. Si askar muda itu lalu mengajak ayah menghadap seniornya. Aku ditinggal sendirian di pintu masjid sambil tetap menangis.

Menurut cerita Ayah. Ayah diantar pada seorang laki laki arab. Dia tidak berseragam coklat seperti askar pertama tapi memakai gamis putih dan kifayeh merah. Laki laki itu keliatan well educated dan bisa berbahasa English dengan fasih“what can I do for you brother…”
Bla..bla..bla..ayah menceritakan concernya dan bertanya “what should I do ?”

Askar itu menjelaskan dengan bahasa English yang lancar bahwa pemerintah Saudi pun concern dengan keadaan ini. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menghimbau melalui buku petunjuk jamaah haji dan umrah yang dibagikan di bandara. Buku itu diterbitkan dalam banyak bahasa. Termasuk bahasa Indonesia. Jumah askar memang mencapai ribuan orang. Tapi tetap tidak memadai untuk mengatur dan menertibkan sejuta lebih jemaah yang memadati masjidil harom agat mematuhi aturan shaft sholat yang benar.

“So ? what should I do then..?” kejar ayah.

Askar itu lalu memberi input pada ayah. Anggaplah ini keadaan DARURAT carilah tempat sholat yang sekiranya cukup aman dari perempuan. Jangan tengok kiri kanan. Focus saja di sajadah. Anggap saja kiri kanan dan depan anda tak ada perempuan sholat. "Just stay focus on your sajadah…"begitu askar itu menegaskan.

Alhamdulillah. Ayah merasa mendapat pencerahan. Ayah segera banyak banyak beristigfar, lalu mengucapkan terimakasih pada askar tersebut. Sebelum ayah berlalu, askar senior itu bertanya “ by the way..why your wife crying ??

Oh ?? Rupanya askar muda berseragam coklat tadi bilang bahwa istri ayah menangis.
Ayah menjelaskan bahwa diriku-istrinya insint sholat di masjidil haram, sehingga kami berselisih paham.

Askar itu tersenyum maklum.. ” Your right brother….but your wife is also right..if you still have any concern..dont hestitate to visit my office “ kata laki laki arab itu sambil menunjuk satu ruangan di sudut masjidil harom. Ayah mengucapkan terimakasih lagi sambil memeluk erat sang askar "syukron..syukron katsiron

Ayah menemuiku di tangga pintu masuk dan menceritahan pemahaman barunya. Alhamdulillah, aku bersyukur!! Allah telah memberikan pencerahan pada kami melalui dua orang askar di majidil haram.

Ayah lalu masuk kembali kedalam masjid. Menghadap kabah dan berdoa. Memohon ampun dan beristigfar atas kejadian barusan. Aku mengawasi dari jauh… aku melihat.. ayah menangis penuh sesal…. Ayah orang yang keras-nyaris nggak pernah nangis. So, kalo dia sampai menangis.... well, aku yakin dia benar benar menyesalinya…

Uhm begitulah, ilmu memang selalu harus ditambah. Agar kita punya pemahaman yang lebih mendalam pada suatu hal. Jangan segan bertanya. Jangan segan berbagi. Jika Ini demi kebaikan kita bersama.

No comments: