Sunday, January 14, 2007

Just Like Sister...

Perempuan Pertama.
Satu hari di bulan juni. Aku celingak celinguk di puskemas cilandak sambil membawa dokumen pendaftaran haji. Aku yang saat itu belum berjilbab dan hanya memakai kemeja lengan pendek, bertanya sopan pada seorang perempuan kutilang – kurus tinggi langsing- berjilbab yang juga menenteng dokumen yang sama.

“Maaf Mbak, mau ikut pemeriksaan kesehatan haji ya ?” tanyaku lugu
“Iya. Kok suaminya nggak ikut ?” tanya perempuan itu ramah
Dengan kikuk aku melirik suami perempuan itu yang juga hadir disana. Duh ? Ayah masih sibuk di kantor nih. Aku dan perempuan itu lalu ngobrol sebentar. Berbasa basi.

Manasik pertama. Aku bertemu lagi dengan perempuan itu. Kami seregu selama program manasik yang diadakan di kantor depag jaksel. Dia lebih tua setahun dibanding diriku. Dia direktur dan owner dari sebuah perusahaan PR. We have a lot chit chat about PR world, Image, event, Advertising, promotion and so on. In English of course…sebab perempuan pertama itu menguasai empat bahasa asing. Wow!!

Perempuan Kedua
“Jangan panggil Ibu. Panggil nama aja“ begitu kata perempuan kedua di mobil kami. Saat itu dia nebeng pulang dari acara buka puasa bersama rombongan manasik haji kami.
Aku dan Ayah bertukar pandang. Wah ? sulit juga menebak umur perempuan cantik yang berprofesi sebagai dokter gigi itu. Kami berbasa basi menanyakan tahun kuliahnya. Sedikit terkejut mendengar jawabannya. Rupanya dia sudah master. Dan Wah!! Ternyata dia lebih tua dibanding ayah!! Amazingly!! She look much much younger at her age. Ayah saling memanggil nama dengannya. Sedang aku memanggil Mbak.

Ibu ..eh si mbak dokter gigi yang cantik dan awet muda itu tinggal di perumahan exclusive dekat komplek kami. Kami seregu saat manasik. Ayah dan aku segera akrab dengannya karena tempat tinggal kami relatif dekat.

Perempuan ketiga.
Dari raut wajahnya keliatan sekali perempuan itu wong jowo. Kami seregu saat manasik. Ibu rumah tangga yang selalu tersenyum itu kalo berbicara halus sekali. Aku senang ngobrol dengannya sebab dia pandai berbahasa jawa. baik ngoko maupun yang kromo. Aku selalu berbahasa jawa dengannya..nggak perduli orang lain mudeng apa nggak dengan pembicaraan kami.

Tidak seperti diriku yang suka asal ngomong, Perempuan ini selalu hati hati dalam berbicara. Banyak tersenyum, lembut dan santun. Penampilannya jauh lebih muda dari usianya yang ternyata sedikit lebih tua dari ayah. Satu kesamaan diriku dan dirinya, kami sama sama baru memakai jilbab menjelang pergi haji.

Perempuan keempat.
“Bu Eddy ya ??” begitu sapa perempuan ke empat saat kami mulai masuk asrama haji pondok gede. Aku tertegun. Uhm. Waduh?? siapa ya? kok aku pangling ? Ingatanku bekerja keras. Oh ya..ya…dia adalah perempuan terakhir di regu kami. Calon doktor yang dinas di departemen kehutanan ini emang sibuk banget. Dia memang jarang hadir di akhir kegiatan manasik. Pantas saja aku nyaris lupa. Selama manasik aku nggak sempat ngobrol dengannya, cuma Ayah yang jadi karu (kepala regu) sering menelphon dia untuk urusan dokumen dan pernik pernik persiapaan pergi haji.

Kami berjabat tangan. Bercium pipi. Dari ayah aku tau dia anak IPB juga, angkatannya 5 tahun diatas angkatanku. Waaah senangnya punya teman satu almamater dalam satu regu.

Keempat perempuan itu adalah teman temanku satu regu saat manasik sekaligus teman teman sekamarku di madinah. Kami berbagi sebuah kamar hotel bintang empat yang cukup bagus. Lima buah spring bed, 1 kulkas, 1 televisi, 1 AC, 1 telp, 1 bathtubh, 1 meja dan 1 cermin besar jadi fasilitas disana. Walau harus berdesakan, tapi kami sama sama sangat bersyukur dengan kondisi tempat tinggal kami. Alhamdulillah. it’s beyond our expectation sebagai peserta program Haji Mandiri dari Depag.

Well, sudah sering aku berbagi kamar dengan banyak perempuan. Ketika kost dan tinggal di asrama di Bogor. Saat business traveling dan family day perusahaan. Tapi aku merasa ada yang istimewa saat berbagi kamar dengan keempat perempuan itu. Kenapa ? karena selama perjalanan haji ini semua orang berlomba lomba berbuat baik, demikian pula teman teman sekamarku itu. Kami saling menjaga perasaan orang lain, kami saling membantu, saling memberi, saling berlapang dada untuk segala kekurangan yang ada. Kebersamaan kami saat itu terasa begitu menyenangkan. Ah, andai di Indonesia kelak semua orang bisa bersikap begitu, kehidupan pasti terasa lebih indah…

Walau aku dan keempat perempuan itu boleh dibilang belum kenal lama. Tapi kami langsung akrab.“Waaah… mbak-mbak… sori ya aku paling berantakan nih “ kataku meminta maaf atas kemalasanku membereskan tempat tidur.
“ah..ngga pa pa..aku juga sori nih punya jemuran dendeng di kamar” kata perempuan kedua, si Mbak tertua sambil menunjuk jemuran underwear di sisi tempat tidurnya.

Kami tertawa bersama. Aku paling sering diingatkan karena sering tertawa paling keras. Kami lima perempuan muda dengan rentang usia yang dekat, 37-45 tahun. Kami seperti kakak beradik, kami melewati delapan malam tidur di Madinah bersama sama. Kami saling berbagi, kami saling perduli, Just like sister….waaah.ternyata enak buanget ya jadi adik bungsu he..he..he..

Aku pernah merasa risih. Teman teman sekamarku banyak memberiku sesuatu. Kalau makanan sih wajar. Tapi ini lebih dari biasa, mereka memberiku kerudung, daster, masker, sebotol minyak kayu putih, tasbih… Awalnya kupikir karena kondisi mereka lebih mapan dibanding diriku? tapi ah..masa sih?? rasanya bukan itu deh. Uhm Kenapa ya ? pikirku heran..

Tiba tiba aku teringat kata kata seorang teman yang sudah pernah pergi berhaji “jeng..nek sampeyan saiki kerep ngeke-ngekei karo wong, nang kono mengko sampeyan akeh diparingi karo wong liyo….”
Subhanallah !! aku merinding !! Aku cuma bisa banyak banyak berucap syukur. Alhamdulillah

Satu sore menjelang magrib dimasjid Nabawi aku menerima sms dari adik bungsuku. “tolong doakan.. Mbak Ary diopname. Biasa... asmanya kambuh”

Aku berkaca kaca. Mendokan kesembuhan seoarang kakak, seorang sister. Aku menyesali banyak kecemburuan dan pertengkaran saat kami kecil hingga berangkat dewasa. Aku mohon ampun pada Allah atas semuanya.

Jika aku bisa menyayangi teman teman perempuanku. Seharusnya aku bisa lebih menyayangi kakak dan adik kandungku sendiri. Love you, sis…both of you.!!

No comments: