Thursday, August 10, 2006

Another Chance to Change

Entah dari mana datangnya. Minggu lalu aku menemukan kembali diaryku saat aku SMA. Wow it had been a long-long time ago. Diary itu nyaris berumur 20 tahun!! Penasaran, aku membacanya sepintas.

Aku nyengir. Ampun!! Betapa innocentnya aku dulu. Aku tertawa. Gila !! betapa noraknya gue dulu. Ck..ck..masa sih gue dulu seperti itu ??

People Change. Begitu orang bilang. Seorang sahabat menambahkan it might be a slow or swift one . No wonder saat reuni SMP seorang teman heran menyadari aku begitu ceriwis. “Seinget gue lu dulu pendiem dan serius”. Seorang teman lain yang satu SMP dan lanjut ke SMA yang sama denganku mengklarifikasi. “Ya… tapi di SMA dia rame kok…tetep serius, tapi rame!!”. Aku tersenyum mengingatnya.

Aku kembali membaca diary lamaku. Kali ini aku membacanya dengan sungguh sungguh. Aku takjub dengan tulisanku sendiri. Sederhana tapi berisi banyak hal detail. Wow. Padahal saat setelah bekerja , aku tidak lagi perduli soal detail . Assistenku yang mengurusnya. Wah, Ternyata aku berubah banyak.

Aku berubah. Kusadari itu. Aku sadar aku bisa berubah.

Tapi betul aku masih saja suka ceroboh , dan careless, pada diriku dan barang-barang milikku sendiri. Tapi itu bukan berarti aku tidak bersyukur atas diriku dan barang-barang itu.

Aku cuma butuh kesempatan. Butuh lebih banyak waktu untuk berubah. Aku juga ingin jadi pribadi yang lebih baik. Menjadi teladan yang lebih baik buat anak-anak kita. So Honey...please don’t get mad to me all the time. Just give me another chance to change...
Airmataku bergulir. Sedih. Hm, Aku tidak yakin, aku seburuk yang telah terucap.

1 comment:

Anonymous said...

aduuuh jadi malu, gak bermaksud gitu kok.

What I have said was not meant bad, I just lost my patience looking at your lovely car being tortured.

"She" deserved better treatment :)

beste!