Tuesday, August 22, 2006

Just The Way You're

Aku dan seorang teman di IPMI ngobrol dikelas sebelum kuliah mulai. Aku cerita soal konser Lionel Richie yang kutonton bulan lalu. Kami jadi membahas banyak lagi-lagu lama. Temenku itu- seorang cowo single yang 6 tahun lebih muda dari aku bilang gini “Mbak, gue paling suka lagu Love you just the way you are. Pas banget sama gue ma cewe gue!!”Aku tertegun.

Hey !! kamu belum menikah. Kamu belum mengerti love you just the way you are- mencintaimu apa adanya- bukan hal yang sederhana. Tapi saat itu aku nggak minat sharing sama dia. Aku malas kalo dibilang sinis. Jadi ? Sutralah :-) kami lalu membahas hal lain.Market Stucture. Oligopoly. Monopolistic. All about Managerial Economic :-)

Saat aku masih kuliah di Bogor, seorang sahabat yang berkepribadian unik bilang gini. “Aku memang seperti ini! Terima aja apa adanya!!”
Aku menatapnya lekat-lekat. Berusaha menebak yang tersirat. Aku menerterjemahkan ucapannya sebagai …mau syukur…nggak mau ya udah!!

Aku ingat saat itu aku membatin dalam hati “hm ya udah, nikah aja sama nyokap lu” Well, menurutku memang cuma seorang Ibu yang bisa love you jsu the way you are.

Dua orang menikah karena merasa nyaman satu sama lain. Betul. Itu modal dasar. love you Just the way you’re ? belum tentu.

Tidak ada seorang pun di dunia ini perfect. Dua orang yang sama-sama imperfect menikah. Hidup bersama. Sharing banyak hal. Tetap minta diterima Just the way you’re ? rasanya impossible.

Namanya sharing. Berbagi. Bersama. Pasti ada gesek. Pasti ada friksi. Dan lalu ada pihak yang minta dimengerti for the sake of just the way you're tadi? Dengan alasan itu, dia tidak mau berubah? Rasanya itu egois.

Seperti pisau menajamkan pisau. Saling mengasah.Supaya dua-duanya tajam. Bermanfaat. Berguna. Itulah pentingnya saling memperbaiki. Tidak nyaman? Memang.... Tidak merasa diterima apa adanya? Memang.... Tapi jika kedua belah pihak mengerti bahwa ini demi kepentingan hubungan mereka dan anak-anak-misalnya. Mereka akan mau berubah. Menyesuaikan diri satu sama lain.

Seperti menyusun kepingan puzzle yang tidak pas. Jika sudah diputar kiri kanan, dibolak balik. Tidak pas juga. Perlu diadakan koreksi. Revisi. Dipotong. Dibubut. Dikikir. Apapun itu. Supaya puzzle bisa fit di tempatnya. Rumit? Memang !! Tidak mudah ? Memang !! Dan pastinya menguras emosi. But I took this as a challenge :-)

Aku sudah menjalaninya. 12 jalan 13 tahun bersama ayah.
Sorry ya, Aku kok nggak percaya pada love you just the way you’re . Menurutku (again) cuma seorang ibu yang bisa love you just the way you’re tea. Aku tau karena sekarang aku merasakan hal itu pada anak-anakku. Senakal apapun mereka . Apapun yang mereka perbuat.
I always love u just the way you’re, son…

No comments: